Seminggu acara ospek telah dijalankan dan sebagai penutup kegiatan maka akan diadakan acara malam keakraban di GOR kampus agar para mahasiswa baru semakin akrab dengan para mahasiswa senior di kampus itu.
Acara malam itu juga bertujuan untuk memperkenalkan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di kampus tersebut. Setiap organisasi mengirimkan beberapa perwakilan untuk tampil di acara pentas seni malam itu.
Saat malam tiba.
Pukul 18.00 Sarah kembali berangkat menuju kampus untuk mengikuti malam keakraban. Disana dia bertemu dan berkumpul dengan mahasiswa mahasiswi yang nantinya akan menjadi teman sekelasnya.
Sarah saling berkenalan dengan yang lainnya.
Di jurusan Teknik hanya ada 6 perempuan termasuk Sarah dan 34 laki-laki. Jurusan ini memang tak banyak menerima mahasiswa karena memang masih baru dan program percontohan di kampus itu. Dengan kata lain, Sarah dan teman-temannya adalah angkatan pertama di jurusan tersebut.
Sarah berkumpul dengan teman sekelasnya. Disana ternyata juga ada teman-teman satu SMA dengannya hanya saja berbeda kelas makanya Sarah tidak terlalu mengenal mereka dan baru akrab setelah menjadi teman satu jurusan.
Para mahasiswa berkumpul di dalam GOR kampus. Sebuah bangunan untuk menggelar turnamen berbagai cabang olahraga antar jurusan maupun antar kampus yang dilengkapi dengan tribun mengelilingi arena pertandingan di dalam ruangan tersebut.
"Acaranya meriah ya." kata Linda teman sekelas Sarah sambil menikmati musik yang sedang dimainkan.
"Iya." jawab Sarah singkat.
Semua mahasiswa bersorak dan bertepuk tangan melihat berbagai penampilan dari senior mereka.
Sarah yang tidak terlalu suka keramaian, dia langsung mundur dan keluar ruangan lalu duduk di tepi taman depan GOR.
"Kamu ngapain sendirian disini?" terdengar suara laki-laki yang kemudian membuyarkan lamunan Sarah.
"Eh.. Kak Nuril. Itu kak Sarah merasa pusing. Di dalam terlalu ramai jadi Sarah kesini untuk mencari angin segar." jawab Sarah dengan senyum canggung di wajahnya.
"Oohh begitu rupanya." ujar Nuril sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Keduanya lalu mengobrol berdua dan menjadi semakin akrab.
"Jadilah temanku. Aku akan menjagamu seperti menjaga adikku sendiri." kata Nuril dengan penuh ketulusan.
"Eh..." Sarah menatap Nuril dengan pandangan seakan tak percaya.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang menatap mereka berdua.
"Kak Nuril disini rupanya. Acara sudah mau selesai nih." kata gadis berambut ikal yang merupakan salah satu panitia pelaksanaan ospek.
"Oh iya. Kita masuk ke GOR lagi yuk. Aku mau memberi sambutan penutupan." ujar Nuril sambil menggandeng tangan Sarah.
Sarah merasa canggung dengan perlakuan Nuril. Dia lalu melepaskan genggaman tangan Nuril dan berjalan mengikuti Nuril dari belakang.
Dian, gadis yang memanggil Nuril tadi hanya bisa menatap tajam ke arah Sarah. Dia tidak menyukai perlakuan Nuril pada Sarah pasalnya Dian sejak dulu telah menaruh hati pada Nuril namun tak pernah mendapat tanggapan. Dian merasa Sarah adalah saingannya untuk mendapatkan cinta Nuril dan dia harus disingkirkan dari kehidupan Nuril.
Mohon dukungan like dan komennya yaa teman😊
Hari-hari berlalu.Saat semester 3, Sarah memutuskan untuk pindah tempat kos dengan teman-teman sekelasnya. Sedangkan Okta sudah terlebih dulu pindah ke tempat kos yang lebih dekat dengan kampusnya.Di tempat kos baru, Sarah tinggal sekamar dengan Olivia, mahasiswi junior dari jurusan Manajemen. Sarah berkawan baik dengan gadis perawakan kurus, dan rambut lurus panjang sepinggang itu."Mbak semester ini kamu dapat beasiswa lagi?" tanya Olivia"Iya liv, lumayan buat bayar uang kuliah semester depan." tukas Sarah dengan suara terdengar sedang bahagiaTiap semester Sarah selalu mendapatkan beasiswa karena prestasinya yang bagus. Sedangkan untuk biaya hidup dia dibantu oleh sepupunya Indri. Hari-hari berlalu terus seperti itu.Saat ini Sarah sudah semester 6 dan tahun depan diperkirakan akan lulus kuliah."Mbak semester depan waktunya kamu magang ya?" tanya olivia pada Sarah yang sedang mengerjakan tugas kuliahnya."Iya liv. Ini ak
Esok harinya, Sarah pergi ke kampus untuk mengajukan proposal magangnya pada kepala jurusan untuk ditandatangani.Setelah selesai dengan urusan penandatanganan berkas, Sarah lalu bergegas mengirimkan proposal magangnya ke salah satu perusahaan pembangkit listrik yang lokasinya masih di Jawa Timur.Sebagai ketua kelompok magang, Sarah bertanggungjawab untuk mengurusi proposal pengajuan tersebut.Tiga hari berlalu. Sarah masih menunggu informasi dari perusahaan pembangkit tersebut mengenai pengajuan proposal magangnya.Tiba-tiba..."Kring..." ponsel berdering.Nomor tak dikenal terpampang di layar ponselnya. Sarah lalu bergegas mengusap tombol hijau di layar ponselnya untuk menerima panggilan tersebut."Halo, selamat pagi." ujar Sarah."Iya selamat pagi. Saya dari perusahaan XYZ ingin menginformasikan mengenai proposal magang yang anda kirimkan tempo hari." suara lelaki di seberang sana."Iya pak. Lalu bagaimana? Apakah pr
Malam hari, di kamar kosnya Sarah kembali memikirkan perkataan Olivia untuk memiliki pacar.Akhirnya iseng-iseng Sarah membuka aplikasi WeChat di ponselnya. Dia lalu memilih menu 'teman sekitar' untuk mencari teman yang lokasinya berdekatan dengannya.Karena tidak ada yang menarik baginya, Sarah lalu meletakkan ponselnya di meja dan dia beranjak tidur.Sesaat ketika Sarah hendak memejamkan mata tiba-tiba..."Ting" sebuah pesan diterima.Dengan perasaan penasaran, Sarah lalu membuka pesan tersebut.Sebuah pesan dari orang tak dikenal."[Hai boleh kenalan?]" isi pesan tersebut.Sarah lalu membuka profil pengirim pesan tersebut. Sebuah foto pria terpajang disitu. Seorang lelaki berbadan kekar dengan perut sedikit buncit berkulit putih berambut cepak memakai kaos berwarna orange dan celana jeans navy sedang berdiri disamping motor Kawasaki Ninja 125 berwarna hitam."[Maaf ini siapa ya?]" tanya Sarah."[Kenalin nama ak
Setiap hari Sarah melakukan rutinitas kuliahnya sambil melakukan persiapan program magangnya di pulau Bali.Sarah pun juga semakin intens berkirim pesan dengan teman barunya yang bernama Ivan. Semakin hari mereka semakin dekat dan saling mengenal kepribadian masing-masing.Ivan semakin tertarik dengan Sarah karena kepribadiannya yang asyik dalam berteman.Hingga suatu hari mereka sepakat untuk bertemu. Ivan memutuskan akan berkunjung ke tempat kos Sarah.Malam harinya.'Bruum Bruumm' terdengan suara knalpot motor Kawasaki Ninja yang sedang berhenti di depan kos sambil memainkan stang gas motornya.'Ting' suara ponsel Sarah berbunyi. Ternyata pesan tersebut dikirim oleh Ivan "[Aku sudah di depan]" isi pesan tersebut.Tanpa membalas pesannya Sarah langsung bergegas menuju pagar kosnya karena dia tak ingin teman barunya itu menunggu terlalu lama.Sarah melihat keluar pagar dan mengedarkan pandangannya ke sekitar lalu dia menemukan
Perlahan Sarah menaiki motor sport itu dengan berpijak pada footstep yang terdapat di bagian samping bawah motor."Sudah siap?" tanya Ivan"Sudah." jawab Sarah sambil membetulkan posisi duduknya.Sarah merasa agak canggung harus pergi berdua dengan Ivan karena sebelumnya dia tak pernah pergi dengan pria manapun. Selain itu, ini merupakan momen pertama bagi Sarah menaiki motor sport semacam itu.Dalam perjalanan mereka tak banyak bicara. Hanya terdengar beberapa obrolan ringan diantara keduanya."Kamu tak perlu takut. Aku gak akan culik kamu. Hahahah." ujar Ivan seraya bercanda dengan Sarah."Hehe kamu bisa saja." jawab Sarah sambil tersenyum kecut.Lima belas menit perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat yang telah diberitahukan oleh Olivia. Keduanya mengedarkan pandangan untuk menemukan sosok yang mereka cari."Teman kamu dimana? Kok tak ada siapapun disini?" tanya Ivan untuk memastikan keberadaan Olivia yang tak kunjung d
Ivan melajukan motornya dengan kecepatan 30 km/jam agar bisa menikmati suasana malam kota yang berhiaskan lampu jalan. "Kamu sering jalan-jalan kesini kah Sarah?" tanya Ivan "Pernah dulu dengan beberapa teman sekelas hanya sekedar nongkrong di taman kota untuk minum kopi." jawab Sarah Mereka melanjutkan perjalanan dengan sesekali diiringi obrolan diantara keduanya. Saat keduanya hampir tiba di tempat kos Sarah, Ivan lalu mengajak Sarah untuk makan malam. "Kita makan malam dulu ya. Aku tau tempat yang enak buat makan malam dan bisa ngobrol dengan nyaman disana. Kamu pasti juga lapar kan?" ujar Ivan. "Tapi kita sudah hampir sampai tempat kosku." jawab Sarah "Gak masalah cuma sebentar. Tempatnya dekat kok. Nanti aku antar kamu pulang segera setelah selesai makan dan ngobrol sedikit." bujuk Ivan "Tapi bener ya gak lama?" Sarah meminta Ivan berjanji. "Ok" jawab Ivan disertai senyum kemenangan. *** Sep
Sarah dan Ivan asyik mengobrol tentang kesibukan masing-masing, hobi, kesukaan, pengalaman dan sebagainya.Beberapa saat berlalu, pelayan lalu kembali datang dengan membawa hidangan yang telah dipesan oleh keduanya. Dua porsi roti bakar dan dua gelas cappucino frappe juga kentang goreng dengan taburan bumbu barbeque dilengkapi saos sambal bercampur mayonese telah dihidangkan di meja mereka."Selamat menikmati hidangan kami kak." ujar pelayan tersebut sambil tersenyum ramah lalu meninggalkan meja mereka."Makan dulu yuk." ajak Ivan sambil mengambil potongan roti bakar pesanannya."Hmm. Selamat makan." sahut Sarah.Keduanya menyantap makanan masing-masing sambil sesekali menyesap minuman yang terhidang di dalam gelas kaca.Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan roti bakar yang mereka pesan.Mereka tak langsung beranjak pulang meski pesanan roti bakar mereka telah habis. Minuman mereka masih tersisa separuh gelas. Keduanya sedikit demi
Sarah dan Ivan berjalan menuju tempat parkir untuk mengambil motor Ivan yang terparkir disana."Ivan..!!" terdengar suara wanita setengah berteriak sedang memanggil seseorang.Ivan pun memutar badan untuk melihat siapa pemilik suara yang telah memanggilnya.Pandangan Ivan terhenti pada seorang wanita muda berusia 25 tahun dengan perawakan tinggi berbadan langsing dan berkulit putih. Rambut panjang wanita itu terkuncir rapi di belakang kepalanya."Indri..!!" sahut Ivan dengan senyum lebar di wajahnya.Mendengar nama Indri disebut, dengan wajah gugup Sarah langsung menoleh untuk memastikan apakah itu sepupunya atau hanya nama yang sama."Syukurlah bukan mbak Indri. Nanti dikira aku gak kuliah dengan sungguh-sungguh kalau tahu aku pergi dengan lelaki seperti ini." Sarah merasa lega karena yang dijumpainya bukanlah Indri sepupunya.Indri datang menghampiri Ivan dan Sarah sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan keduanya.