2 minggu sudah berlalu itu artinya masa skorsing Nayla sudah selesai, dia sudah bisa masuk sekolah seperti biasa. Adit yang nyatanya hanya berpura-pura di skorsing waktu itu kini malah terkena karma. Dia ketahuan bolos lebih dari 1 minggu alhasil dia kini harus dihukum membersihkan perpustakaan selama 1 bulan penuh setelah pulang sekolah.
Nayla yang sedang duduk diam di bangku nya sambil mendengarkan lagu lewat earphone nya itu tiba-tiba dikejutkan dengan adanya selembar ke aku.
IKUT AKU. ADA YANG MAU AKU BICARAKAN DENGANMU
Seperti itulah tulisan yang ada didalam kertas itu. Michelle yang menjadi pelaku pengirim kertas itu beranjak berdiri didepan meja Nayla sebelum akhirnya berjalan keluar kelas diikuti Nayla dibelakangnya.
"Mau kemana mereka? Kita harus ikuti mereka," bisik Putri pada Dinda dan Nanda.
Michelle membawa Nayla
BRAK..."Hpku!" Adit menatap nanar ponselnya yang baru saja dilempar oleh Nayla. Untung saja Nayla melempar ponselnya di sofa coba kalau tidak? Adit sudah tidak tahu akan jadi seperti apa nasib ponselnya."Siapa sih yang membuat berita murahan seperti itu!! Yang benar saja!! Awas saja kalau aku tahu siapa yang membuat berita itu, dia tidak akan aku lepaskan!!" gumam Nayla dengan aura wajah seramnya."Kenapa? Aku melempar ponselmu di sofa jadi kamu tidak perlu khawatir," lanjutnya kemudian sambil menatap tajam Adit yang saat ini menatapnya kesal.Adit menghela nafasnya kasar, disini yang jadi korban itu ponselnya, Harusnya dia yang marah kenapa malah Nayla yang marah? Benar benar gadis aneh, pikirnya."Kenapa kamu hanya diam?" tanya Nayla."Terus aku harus bagaimana? Membanting ponselmu seperti kamu membanting ponselku? Ckk kamu saja ti
Nayla menarik paksa tangan Nanda, membawanya ke tengah aula sekolah membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian hampir seluruh siswa disana Bahkan Samuel yang kebetulan ada di sekolah itu karena tengah mengurus surat kepindahan Michelle yang belum lengkap itu pun terkejut kaget melihat nya.Nanda kembali meringis sakit saat Nayla mendorongnya keras hingga jatuh terduduk dilantai."Nay kamu apa apaan sih?" teriak Dinda."Kalian semua akan tahu siapa perempuan ini yang sebenarnya.""Apa maksudmu? Hiks salahku apa sih Nay sampai kamu sejahat ini," sahut Nanda sambil menangis.Nayla yang melihat Nanda menangis pun hanya bisa tersenyum smirk "Cih berpura pura lah sesuka hatimu tapi kali ini kamu akan benar benar habis.""Kalian semua! Aku akan membongkar semua rahasia wanita ini yang sama sekali tidak kalian ketahui," teriak Nayla membuat
Samuel tidak bisa berhenti mengingat obrolan Nayla dan Adit diatap sekolah tadi siang. Bayangan mereka saat tertawa lepas tadi benar-benar tidak bisa hilang dari ingatannya.Selama ia mengenal Nayla,ini pertama kalinya gadis itu bisa tertawa lepas semenjak dirinya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Nayla.Nayla terlihat sangat bahagia bersama Adit dan Samuel sangat tidak menyukai fakta itu."Arrghh!!" Pria itu melempar dengan keras ponselnya keatas ranjang. Nayla dan Adit benar benar membuatnya sangat frustasi."Aku tidak bisa membiarkan mereka bersama. Tidak, aku tidak akan membiarkan itu semua terjadi. Maafin aku Nay, aku tahu aku egois tapi aku benar-benar tidak bisa melihatmu bersama pria lain.",,,,,,,,,,,,,,,"Bagaimana? Kamu suka dengan tempat ini?"Adit dan Nayla sedang bera
"Adit sialan! Gara-gara dia aku harus pulang jalan kaki!"Sejak tadi Nayla tidak bisa berhenti mengumpat. Hari ini dia terpaksa harus pulang jalan kaki karena kartu bus yang Adit kasih hanya bisa untuk 1x perjalanan. Ditambah hari ini dia juga ada jam tambahan yang membuatnya baru pulang pukul 8 malam.Sudah hampir 1 jam gadis itu berjalan membuat kakinya benar benar lelah sekarang. Ini bahkan baru setengah perjalanan mengingat jarak sekolah ke kontrakan nya itu cukup jauh. "Aku menyerah! Aku sudah tidak sanggup berjalan lagi," gumamnya lalu mendudukkan dirinya dipinggir jalan.Nafas Nayla terengah, dia benar-benar lelah dan juga lapar. Seharian ini dia bahkan belum makan sama sekali,hanya minum sekotak susu yang Adit kasih tadi pagi. Tidak usah bertanya kenapa dia belum makan, alasannya sangat sederhana. Karena dia tidak mempunyai uang sama sekali."Lepas! Lepaskan aku! T
Nayla, Adit dan juga Nanda sudah berada di kontrakan Nayla sekarang. Tadi dengan terpaksa Adit ikut dengan Nayla untuk membebaskan Nanda.Tidak mudah untuk bisa membawa Nanda keluar dari club malam tadi, banyak sekali penjaga yang berjaga disekitaran club bahkan mereka merupakan orang-orang yang bisa dibilang cukup ahli dalam berkelahi sedangkan Adit dan Nayla? Mereka hanya anak remaja yang tidak begitu pandai berkelahi terlebih Nayla.Namun akhirnya dengan kepintaran yang Adit punya, mereka berhasil menyelinap masuk kedalam club dan membawa Nanda pergi dari Sana. Sedikit bocoran saja, tadi Adit sedikit bermain pintar, dia menyalakan suara sirine polisi dari ponselnya membuat club malam itu seketika ricuh, dan pada saat itu juga dia dan Nayla masuk untuk membebaskan Nanda."Ekhem. Mau sampai kapan kita saling diam seperti ini? Ini bahkan sudah sangat larut," sahut Adit karena sejak tadi mereka
Berita tentang pertunangan Michelle dan Samuel sudah menyebar disekolah. Meskipun keduanya bukan selebriti tapi sosok Samuel sebagai anak dari donator terbesar disekolah ini membuat berita itu lumayan heboh. Jika kalian bertanya bagaimana berita itu bisa heboh? Itu karena Michelle menceritakan rencana pertunangannya dengan Samuel pada teman-temannya, Putri dan Dinda. Karena mereka termasuk orang yang heboh jadilah mereka meng-up berita itu di sekolah."Jangan lupa datang ya," ucap Putri memberikan undangan pertunangan Michelle dan Samuel pada teman-temannya sekelasnya."Chell, itu Nayla. Samperin nggak ?" tanya Dinda saat melihat Nayla sedang makan siang di kantin sekolah sendirian.Tanpa menjawab pertanyaan Dinda, Michelle langsung menghampiri Nayla begitu saja diikuti teman-temannya.Nayla yang melihat keda
Nayla menatap kesal sosok pria yang saat ini berdiri di depannya itu. Siapa lagi kalau bukan Adit, beberapa menit yang lalu keduanya bertemu di koridor sekolah. Saat Nayla berteriak memanggilnya, alih-alih berhenti atau menyapanya, yang dilakukan pria itu justru malah langsung mempercepat langkahnya mengabaikan panggilan Nayla. Nayla yang merasa diabaikan itupun mengejarnya sampai atap ke sekolah."Adit! Kamu tuli? Aku memanggilmu kenapa kamu malah pergi?!! Aish benar-benar menyebalkan!!" teriak Nayla kesal."Sudah?""Apa?""Kamu sangat berisik tahu tidak?" balas Adit dengan nada santai nya.Nayla melongo tak percaya mendengar ucapan Adit barusan. Apa katanya? Nayla sangat berisik? Astaga, kalau saja pria itu tidak mengabaikan panggilannya mungkin saja Nayla tidak akan marah-marah seperti ini."Kamu kenapa sih ?"
Cuaca malam ini cukup bagus, banyak sekali bintang yang berkerlipan membuat Nayla memilih untuk menatap bintang-bintang itu dari depan kontrakannya dari pada istirahat.Ngomong-ngomong Nayla sudah berpindah kontrakan. Pemilik sebelumnya memintanya untuk pindah ke atap karena kontrakan yang Nayla gunakan sebelumnya ingin digunakan sebagai gudang.Nayla sendiri menyejutui perpindahannya, toh tempat nya masih berada di satu bangunan yang sama. Hanya saja Nayla sekarang tinggal di bagian atapnya.Nayla merasa lebih nyaman tinggal disini, walaupun kontrakannya terbilang sedikit lebih kecil tapi dia sangat menyukai pemandangannya. Apalagi saat malam hari, dia bisa melihat bintang dan juga pemandangan malam disekitaran tempat tinggalnya."Kamu sedang apa?" tanya Adit yang mendapati Nayla duduk diam diatas bangku itu sambil melamun.Pria itu berjalan menghampiri Na