Cops And School! (Indonesia)

Cops And School! (Indonesia)

last updateLast Updated : 2021-02-14
By:  SalsAthenaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
13Chapters
2.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Rynee akhirnya mengganti namanya menjadi Choi Cha Soo setelah ia dikeluarkan dari sekolahnya di Amerika dan memilih untuk pindah ke Korea Selatan. Ibu dan Ayahnya memilih berpisah dengan Raynee saat ia dikeluarkan dari sekolah. Kehidupannya berubah 180 derajat setelahh pindah. Culture Shock yang dialami dirinya terus mengganggunya selama itu tetapi Doyoung, teman barunya di Korea memilih berteman dekat dengannya bahkan mereka menjadi sahabat yang tidak pernah berpisah dan selalu satu sekolah sampai SMA sekarang ini. Tiba-tiba ada anak baru di sekolah Rynee yang sekaligus pelatih wushu baru di asramanya. Penyesalan Rynee begitu besar setelah mengenal anak baru itu. Perkenalan mereka justru membawa bencana dan membuat Doyoung begitu membenci anak baru itu.

View More

Chapter 1

Prologue

Seorang perempuan muda menyusuri selasar rumah sakit dengan senyum semringah dan hati yang berbunga-bunga. Kabar gembira yang ingin disampaikan pada sang suami telah membuatnya lupa kalau ia sedang menyusuri lorong remang.

Aktifitas pelayanan masyarakat sudah ditutup setengah jam yang lalu. Beberapa orang karyawan dan nakes yang ia lewati bersiap-siap pulang ke rumah. Bahkan beberapa lampu telah dimatikan. Sambil bertegur sapa, ia terus melangkah hingga sampai di muka pintu kantor suaminya yang menjabat sebagai direktur di satu rumah sakit itu. Sebelum memegang gagang pintu, terlebih dahulu ia menghirup oksigen kuat-kuat, berharap bisa membuat suaminya terkejut dengan kedatangannya. 

“Surprise!!” teriaknya. 

Namun siapa sangka, sebuah pemandangan yang telah membuatnya seperti mendadak kehilangan roh. Matanya membelalak selebar mungkin, seakan bola di dalamnya ingin keluar. Sepasang manusia tersentak, lalu saling salah tingkah sambil merapikan pakaian mereka. Sang laki-laki berdiri mendekatinya.

"Wahda, kenapa ke sini? Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya? Ingin memberi kejutan ya? Wah aku benar-benar terkejut," seru Bagus panik sambil meraih tangan istrinya. 

Mata Wahda mengejap, matanya masih tak beralih dari seorang perempuan yang ia kenal sebelumnya. 

Wahda menarik tangannya. Seketika matanya memerah nanar. "Apa yang kalian lakukan di sini?"

"Bukan begitu, Wahda. Kami cuma membicarakan tentang pekerjaan," jawab Bagus terbata-bata. "Iya kan, Angel?"

"Iya, Wahda. Kami cuma membicarakan pekerjaan. Jangan salah paham," jawab Angel sedikit gugup.

Wahda menatap wajah perempuan cantik yang tidak memperlihatkan rasa berdosa. Meski hanya tangkapannya beberapa detik, ia yakin dengan penglihatannya.

"Jangan salah paham? Siapa yang salah paham? Aku belum bilang apa-apa. Kalian saja yang menuduhku begitu."

Bagus bernapas lega. Ia kembali berusaha menarik tangan Wahda, tetapi kembali gagal. 

"Perkataan dan sikap kalian semakin menjelaskan bahwa apa yang kulihat tadi tidak salah," tukas Wahda. 

Bagus tersentak, tetapi ia berusaha tenang. "Wahda, aku tidak mengerti apa maksudmu?"

"Jangan mengelak lagi. Penglihatanku tidak salah, ucapan kalian menguatkannya.  Kalian telah tertangkap basah. Jujur saja, kalian telah berbuat khianat di belakangku, iya kan?" tuding Wahda dengan diusahakan datar,  padahal dalam dadanya bergemuruh hebat. 

Emosi Bagus mulai terpantik. "Jadi kamu ke sini tanpa pemberitahuan hanya untuk memata-mataiku? Oke, memang benar. Apa yang kamu lihat itu benar. Sekarang puas?!"

Wahda tertawa ngilu. "Bukannya merasa bersalah, kamu malah menuduhku. Asal kamu tahu, aku ke sini untuk kasih kejutan, tapi apa yang kudapatkan?!" ucap Wahda mulai bergetar. Pertahanan dirinya hampir roboh. 

Sekilas Bagus terlihat rasa bersalah, tetapi egonya terlanjur tinggi. 

Wahda menghela napasnya. "Ini pertama kalinya kamu membentakku. Jadi inilah wajah aslimu?” 

Ia menundukkan pandangannya, sambil menghalau cairan yang mau tumpah di kelopak matanya. “Jadi selama ini kamu menyembunyikan wajah aslimu dariku?” 

Bagus tergagap. “Tapi bukankah selama ini aku telah bersikap baik padamu? Apakah itu tidak cukup?”

“Cukup, andai sekarang aku tidak melihat kenyataan pahit ini,” sahut Wahda dengan sekuat tenaga menahan gejolak yang hampir meledak.

“Wahda, aku ….” Bagus merasakan mulutnya bungkam. Apapun perkataannya, pasti terlihat buruk akibat kelengahan sesaat. 

“Semua telah terjadi. Kamu tidak mungkin menggabungkan kami keduanya 'kan?”

Angel merangsek maju. “Wahda, ini tidak seperti apa yang kamu pikirkan. Aku tidak bermaksud untuk menghancurkan rumah tanggamu.”

“Lalu kamu mau seumur hidup tanpa status?” telak Wahda. 

Angel membuka mulutnya, tetapi tidak ada suara yang keluar. 

“Gus, sekarang ambillah keputusan. Kamu pilih aku atau dia?”

Bagus meraih tangan Wahda. “Wahda, mari kita pulang. Kita bicarakan baik-baik, dengan kepala dingin.” 

Wahda menarik tangannnya. “Kepala dingin bagaimana? Hasilnya tetap sama kan? Kamu tidak sanggup melepaskannya. Meski sekadar membohongiku saja di depannya kamu tidak sanggup, karena itu akan menyakitinya. Iya kan?”

“Wahda? Oke, aku salah. Beri kesempatan satu kali lagi, ya,” bujuk Bagus.

Wahda menyungging sebelah bibirnya. “Lima tahun kita bersama, kamu masih tidak sanggup berpaling darinya. Lalu aku harus memberimu waktu berapa tahun lagi? Enam, tujuh atau sepuluh tahun?” Wahda tertawa. “Tidak mungkin aku menyiakan-nyiakan waktuku untuk sesuatu yang tidak pasti. Kalau begitu, bebaskan saja aku.”

“Wahda, please, kita harus pikirkan ini baik-baik, oke.”

Angel mendeham. “Kalau begitu aku keluar dulu. Kuharap kalian bisa baikan lagi.”

“Tunggu, jangan beranjak sedikitpun dari sini!” titah Wahda dengan tatapan tajam. Angel terdiam. Wahda beralih ke arah Bagus. 

“Pikirkan bagaimana lagi? Begini saja, sekarang aku minta, tinggalkan dia, berhenti dari pekerjaan ini. Kamu cukup praktek di rumah saja. Gimana?” tawar Wahda.

“Bagaimana mungkin. Wahda, kuharap kamu mengerti keadaanku. Aku baru saja menaiki jabatan ini. Jabatan impian banyak dokter, bagaimana mungkin kamu menyuruhku berhenti begitu saja?!”

“Kalau begitu, ceraikan saja aku!” tukas Wahda. 

Bagus tersentak. Seketika darahnya kembali mendidih. “Mengapa? Mengapa kamu seperti tidak memahamiku? Kamu tahu bagaimana perjuanganku sampai di titik ini, dan sekarang menyuruhku berhenti begitu saja. Mengapa kamu memojokkanku seperti ini?"

“Jadi aku harus bagaimana? Membiarkan kalian terus berhubungan di sini?’

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Lusia
lanjut. semangat
2021-02-04 21:50:55
1
13 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status