Share

Bab 5 - Pengumuman Hukuman

last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-18 10:09:27

Jam 11.30 di ruang BK SMA Bakti Jaya.

“Maaf membuat kalian menunggu terlalu lama” ujar Silvianita dengan suara menggelegar.

Naga bergumam tidak jelas, “Kemana aja ini orang..”

“Saudara Naga?”

Naga terlonjak, “Ya?!”

“Saya tahu apa yang Anda pikirkan dan apa yang Anda katakan barusan.”

Silvianita menantang, “Mau Saya jawab?”

Naga terdiam berusaha semaksimal mungkin mempertahankan gaya cueknya yang kali ini terlihat dipaksakan, sementara yang lainnya melihat ke satu arah, yaitu wajah Naga.

“Saya anggap itu jawaban iya dari Anda. Baiklah, akan Saya jawab. Pertama, Saya ada urusan ke luar kota karena harus melayat saudara Saya yang meninggal dunia. Kemudian Saya pergi kaitannya dengan hukuman yang akan Saya berikan kepada kalian....”

Silvianita menyeringai lebar sambil memandangi wajah pasrah dari kelima terpidana kasus keterlambatan itu.

“Saya merasakan ada rasa penasaran yang besar dari kalian tentang hukuman ini. Benar begitu?” Silvianita seperti sedang memancing salah satu diantara mereka berlima untuk berbicara.

Kelimanya masih terdiam sambil melihat ke arah Silvianita dengan seksama.

Silvianita tersenyum aneh, “Tak usah kawatir, ini hukuman yang menyenangkan untuk kalian. Saya yakin, justru nantinya kalian akan berterimakasih kepada Saya karena telah memberikan hukuman yang cukup spesial ini.”

Fafa menggerak-gerakkan bibirnya, Silvianita menangkap dengan pandangannya.

“Langsung pada point-nya, begitu kan yang Anda mau saudari Refa Natasha?”

Silvianita seperti dapat membaca pikiran seseorang

Fafa menelan ludahnya dengan memasang wajah bodoh, selanjutnya Ia segera berkonsentrasi tanpa memikirkan hal negatif apapun.

“Hukuman yang akan Saya berikan kepada kalian adalah....”

Silvianita berhenti sejenak kemudian meneruskan kalimatnya, “Mengunjungi sebuah gua yang  telah Saya tentukan tempatnya. Gua itu bernama  gua Crystal, kalian  harus meneliti apa saja yang ada di gua tersebut dan sejarah terbentuknya gua itu. Setelah semuanya selesai, laporkan kepada Saya hasil dari penelitian kalian itu.”

Silvianita segera beranjak dari tempat duduknya, kemudian Ia pergi tanpa permisi sementara mereka berlima yang masih tidak percaya dengan hukuman aneh yang baru saja diberikan itu.

Lagi-lagi, Silvianita menyunggingkan senyuman aneh ketika melihat ekspresi kelima bocah yang sedang dalam kondisi tidak karuan itu, sebelum akhirnya menghilang dari balik pintu.

❖ ❖ ❖

Usai mendengarkan pengumuman tentang hukuman aneh itu, mereka berlima pulang ke rumah masing-masing dengan bentuk perasaan yang sama tetapi sisi pemikiran yang berbeda-beda.

Fafa berpikir, Silvianita sudah gila dan kehilangan akalnya.

Menurut Ome, Silvianita sudah kehilangan logika dalam berpikir sebagai seorang guru BK yang mempunyai prestasi bagus selama tujuh tahun belakangan.

Ocha berpendapat, Silvianita kehilangan taste-nya sebagai guru BK yang seharusnya memberikan hukuman wajar tentang satu hal yang disebut terlambat.

Tetapi lain halnya dengan Naga, Ia tidak sepenuhnya memikirkan hukuman itu, yang Ia pikirkan justru adalah bagaimana Silvianita mengetahui apa yang ada di pikiran dan apa yang Ia gumamkannya saat itu. Naga menebak-nebak sambil berguling-guling di atas tempat tidurnya, bahkan Ia berani menyimpulkan bahwa Silvianita memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain, setuju?.

Lain lagi dengan Atha, Ia justru memikirkan efek dari hukuman itu yang akan menyita waktu sekolahnya.

1 message received.

Tak perlu memikirkan hal rumit tentang hukuman yang Saya berikan. Nikmati saja, anggap sebagai liburan untuk merefresh pikiran kalian. Saya akan mengijinkan kalian untuk tidak masuk sekolah selama satu minggu, atau lebih dari waktu yang Saya tentukan.

Satu pesan tersebut masuk di masing-masing ponsel Fafa, Ome, Atha, Ocha dan Naga.

“Ini pasti Bu Silvianita!” kelimanya kompak di tempat yang berlainan.

Yang lain merespon dengan ekspresi suram membayangkan apa yang akan mereka hadapi, sementara Naga bersorak sorai dan berteriak kencang-kencang menunjukkan kegembiraannya. Jelas karena selama satu minggu atau lebih Ia tidak akan bertemu dengan pelajaran-pelajaran yang membuat otaknya bebal serta tugas-tugas dengan deadline dan ‘porsi’ yang amit-amit.

1 message received.

Siapkan dari sekarang! Apa yang perlu dibawa dan dibutuhkan dalam perjalanan menuju kesana. Saya hanya berusaha mengingatkan kalian.Saya terlalu baik, kan?

Sebuah pesan muncul lagi di masing-masing ponsel mereka.

Naga melupakan luapan kegembiraannya beberapa detik yang lalu begitu membaca pesan itu. Mau tak mau, pesan kedua dari Silvianita itu membuat mereka semakin gelisah. Mereka bingung sendiri menyiapkan peralatan apa saja harus dibawa dan apa saja yang dibutuhkan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Crystalville : Hukuman, Doff dan Pintu Gerbang Crystalville   Bab 36 - Transformasi yang Sukses

    Mereka kembali ke Epidote dengan menggunakan Public Lazulite seperti saat mereka barangkat menuju Andalusite. Tetapi Public Lazulite kali ini sepi, tidak sepadat saat berangkat sore itu, rupanya orang-orang tua yang selalu menjadi langganan angkutan itu tak menyukai menggunakan Public Lazulite di malam hari. Mereka – para orang lanjut usia- itu mungkin saat itu sebagian besar sedang duduk di atas kursi malasnya, menonton televisi bersama cucu-cucu mereka atau bahkan sedang enak-enaknya beristirahat diatas kasur kamar tidur mereka yang empuk.Mereka bertujuh duduk di dua deretan kursi depan bagian Public Lazulite, Zinc terlihat mengantuk, Ia berkali-kali menguap.“Marca, Kau tahu sesuatu tentang figgy dan vivet de chloro?” tanya Fafa.Marca yang kala itu sibuk memakan snack kentangnya, menggeleng pelan, menandakan Ia tak mengerti apa yang Fafa tanyakan.Atha menambahkan, “Kami me

  • Crystalville : Hukuman, Doff dan Pintu Gerbang Crystalville   Bab 35 - Meracik Ramuan Bersama Beryl

    “Baiklah, sudah siap. Ada dua jenis ramuan yang akan kita buat untuk kali ini, masing-masing ramuan itu dibuat dalam lima botol. Ingat! Jangan sampai tercampur dengan bahan-bahan lainnya. Di meja yang sebelah sana, Aku, Naga dan Atha akan bekerja, dan di meja yang satunya Fafa, Ome dan Ocha mohon untuk bekerja sama dengan baik. Pembagian ini Aku lakukan untuk mengefisienkan waktu.” Nada bicara dan raut wajah Beryl berubah seketika, Ia tak lagi menampakkan wajah marahnya pada mereka berlima, justru tersenyum ramah kepada kelimanya.Enam orang itu dibagi menjadi dua tim kerja yang masing-masing melakukan project yang berbeda. Tim pertama terdiri dari Beryl, Atha dan Naga, mereka bertiga mengerjakan PHYSICAL Properties Formula, lalu team lainnya yang beranggotakan Ome, Fafa dan Ocha mengerjakan Capability of Properties Formula.Beryl memberitahu kepada mereka untuk selalu mengecek ke

  • Crystalville : Hukuman, Doff dan Pintu Gerbang Crystalville   Bab 34 - Laboratorium Unik Milik Beryl

    Beryl menyebut ruangan itu sebagai laboratorium pribadinya, laboratorium kebangganan lebih tepatnya. Namun kali ini Naga tak sepaham dengan Beryl, Naga lebih setuju ruangan itu disebut ruangan diskotik yang dipenuhi lampu yang berwarna-warni. Bola lampu yang dipasang berukuran sedang, tetapi efeknya sangat luar biasa, membuat seluruh ruangan itu dipenuhi kombinasi warna yang menurut Beryl sangat bagus, tetapi tidak di mata yang lainnya, terutama Naga.Beryl mengatakan, Ia selalu melakukan eksperimen formula dan ramuannya di dalam ruangan ini. Ia juga mengatakan bahwa mereka berlimalah satu-satunya orang-orang yang pertama kali diijinkan masuk ke ruangan itu dengan ‘sedikit terpaksa’ karena kondisi darurat. Sebelumnya, tak ada satu pun orang yang Beryl ijinkan masuk, walaupun itu Ibunya sendiri, Chrysoberyl. Beryl menyebut itu sebagai haknya, karena Ia memiliki privasi yang tidak boleh orang lain ketahui, terlebih jika hal itu berhubungan dengan pertaruhan karirnya di Kementer

  • Crystalville : Hukuman, Doff dan Pintu Gerbang Crystalville   Bab 33 - Chord

    Mereka berlima sudah kembali berada di dalam ruangan kerja Beryl saat itu, rupanya Atha masih belum iklas meninggalkan museum itu dengan sejuta tanda tanya besar yang berputar-putar di atas kepalanya. Begitupun dengan yang lainnya, hingga saat Beryl menyuruh mereka berlima duduk pun, tak ada satu pun yang menuruti instruksi Beryl karena masih memikirkan apa yang mereka temukan dalam museum keluarga Beryl itu.“Duduklah...” ucap BerylBegitu mereka berlima sudah duduk di atas kelima kursi yang di sediakan oleh Beryl, Zinc dan Marca berjalan keluar dari ruangan Beryl, lalu menutup pintu ruangan Beryl dari luar.“Baiklah, kalian sudah siap?” tanya Beryl.“Untuk apa?” Mereka berlima balik bertanya pada Beryl yang sedang membereskan beberapa lembar kertas di atas mejanya.“Ah... Aku lupa! Kalian masih belum tahu rupanya? Em... mungkin nanti saja Aku jelaskan.” jelas Beryl sambil memasukkan kertas-kertas ke dalam laci mejanya.“Lepaskan dulu jubah kalian.” ujar Beryl lalu berjalan menuju rua

  • Crystalville : Hukuman, Doff dan Pintu Gerbang Crystalville   Bab 32 - Museum Keluarga Beryl

    Museum kecil. Sungguh dua kata itu tak sesuai dengan apa yang terlihat oleh mata, bahkan Marca pun meralat perkataan yang baru saja Ia lontarkan, Ia terpesona oleh museum itu sama seperti kelima manusia dunia atas lainnya, terlihat jelas sekali Marca pun baru pertama kali mengunjungi museum itu.Museum itu sama sekali tidak kecil, memang hanya sebuah ruangan, tetapi ruangan yang sangat luas dengan hamparan karpet biru gelap yang sangat luas, disertai dengan ornamen-ornamen kristal berwarna biru dan interior yang didominasi warna biru pula.Bagian depan museum itu tergantung foto-foto dalam frame besar berwarna perak, foto-foto itu merupakan foto keluarga Beryl yang secara turun-temurun menjadi Tabib kerajaan. Satu hal lagi yang baru mereka berlima ketahui adalah selain secara turun-temurun berprofesi mejadi Tabib kerajaan, keluarga Beryl ternyata juga sekaligus menjadi menteri di Kementerian Medical Of Crystalville.Tentu saja merupakan suatu tugas dan tanggung jawab yang tidak mudah,

  • Crystalville : Hukuman, Doff dan Pintu Gerbang Crystalville   Bab 31 - Beryl dan Chrysoberyl

    Mereka berlima hanya berjalan di belakang tanpa bersuara sedikitpun, sesekali terdengar suara batuk nenek tua itu dan suara snack kentang yang dikunyah Marca tanpa ampun.“Silahkan masuk!” ujar petugas itu setelah membuka pintu besar.Mereka berdelapan pun masuk ke dalam ruangan itu, nampak seorang laki-laki berkacamata bulat seperti kacamata Kakek Marca, berumur sekitar enam puluh tahun tengah duduk di kursinya sambil mencatat sesuatu. Petugas itu kembali menutup pintu dari luar dan pergi meninggalkan ruangan Beryl dengan segera.“Selamat sore Beryl, lama sekali tak berjumpa denganmu.” sapa Zinc sambil menjabat tangan Beryl.“Zinc Vesuvian, senang berjumpa denganmu lagi, silahkan duduk.” Beryl melepas kacamata bundarnya lalu berdiri menyambut Zinc dengan rombongannya. Tubuh Beryl pendek dan agak membungkuk, Ia memakai topi berbentuk kerucut berwarna biru dan kostum serba biru pula.Beryl mengamati satu per satu dari rombongan yang Zinc bawa, pandangannya tertuju pada seseorang yang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status