Beranda / Romansa / DENDAM LUKA LAMA / 142. Saya Suaminya 3

Share

142. Saya Suaminya 3

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-03 14:26:45

Erlangga duduk di bangku logam agak jauh dari Bu Endah. Dia sedikit membungkuk dengan kedua siku bertumpu di pahanya. Apa yang ditakutkan ternyata terjadi.

Saat seorang perawat keluar ruangan, spontan mereka bertiga berdiri. Erlangga selangkah lebih maju. "Sus, bagaimana dengan pasien yang mengalami pendarahan bernama Vania?"

Perawat itu tampak memandangnya heran. Kemudian memperhatikan Pak Setya dan Bu Endah. Gadis berseragam itu tampak bingung. Sepertinya dia juga baru lulus dan bekerja. "Bukankah Bapak dan Ibu ini yang keluarganya pasien?"

"Saya suaminya pasien!" Erlangga nyaris berteriak karena emosi.

Membuat gadis itu terkesiap. "Mohon maaf, masih ditangani dokter, Pak. Silakan ditunggu dulu."

"Nah, begini kan enak jawabnya," ujar Erlangga.

Perawat itu mengangguk ketakutan. Dengan perasaan takut, ia melangkah pergi.

"Kamu kasar ya ternyata." Bu Endah berkata sinis sambil menatap tidak suka pada Erlangga.

"Saya hanya ingin memastikan istri saya baik-baik saja, Bu. Dia dalam tek
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (24)
goodnovel comment avatar
PiMary
Good job Er....
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
eeee anak aja ya kalian mau bikin nama dok Vania jelek..gak Bakaln bisa lah sang suami pasti pasang badan buat Vania..tu suaminya dah nongol bakal kesemsem liat mas Erlangga km nina
goodnovel comment avatar
Yeyeh Masriah
ya semoga saja besok sesuai dengan keinginan saya ya kak hehehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • DENDAM LUKA LAMA   145. Kutunggu Orang Tuamu 3

    Bu Endah terdiam. Hatinya ingin menahan, tapi logika tahu bahwa anaknya memang ada tanggung jawab untuk internship-nya. Jujur saja ia jadi dilema dan serba bingung. Tidak rela Vania kembali pada Sagara, tapi anaknya sudah terlanjur hamil."Mampir ke rumah dulu. Ada yang harus kita bicarakan." Suara Bu Endah kali ini lebih tenang daripada kemarin. Membuat Vania pun lega. Semalaman Bu Endah memang sudah memikirkan. Tidak ada pilihan lain selain membiarkan putrinya tetap bersama Sagara. Apalagi Vania sudah hamil. Ia tidak ingin cucunya pisah dengan salah satu orang tuanya. Sekecewa apapun, akhirnya ia harus memaksakan diri berdamai dengan keadaan yang ada.Bukankah Vania bilang kalau keluarga Sagara menerimanya dengan baik.Namun disaat dirinya bisa legowo, justru suaminya yang terlihat keberatan. Padahal dua hari yang lalu, saat dirinya marah dan mengamuk, Pak Setya malah terlihat menerima. Bukankah ini membingungkan? Ia yakin pasti ada sesuatu yang disembunyikan.Akhirnya Vania dan Er

  • DENDAM LUKA LAMA   144. Kutunggu Orang Tuamu 2

    Bu Endah mengamati suaminya yang tengah menyetir. Sang suami kebanyakan diam sejak kedatangan Vania hari Sabtu. Seolah tak mampu bersuara. Tadi malam juga tidur lebih awal setelah pulang dari menemani Vania di rumah sakit. Biasanya Bu Endah akan mengerti kalau suaminya kecapekan.Namun kali ini ia merasakan sesuatu yang janggal. Suaminya terlihat sangat gelisah dan kebingungan. Padahal kalau ada masalah tentang putri mereka, Pak Setya tidak akan tinggal diam. Tapi kali ini seolah tanpa tindakan apapun."Pa, aku heran sama Papa sejak Vania pulang. Kenapa diam saja? Biasanya kalau menyangkut Vania, Papa paling depan bicara, paling keras melindungi. Sekarang kenapa seperti nggak berdaya," akhirnya Bu Endah membuka suara.Pak Setya menarik napas dalam-dalam. "Vania sudah terlanjur hamil, Ma."Bu Endah diam. Jawaban yang baginya memang masuk akal. "Jadi kita harus merestui pernikahan mereka?""Entahlah, Ma." Pak Setya kebingungan. Rasa takut dalam dadanya membelit semakin erat. Takut aibny

  • DENDAM LUKA LAMA   143. Kutunggu Orang Tuamu 1

    DENDAM - Kutunggu Orang Tuamu Dokter Nina memandang kaget pada sosok pria yang berdiri tegak di sampingnya. Tubuh tinggi, wajah tegas dengan garis rahang yang kokoh, dan mata hitam pekat yang menatap dingin dan tajam ke arahnya. "Siapa, Anda?" tanya Nina. "Sudah saya bilang kalau saya suaminya dokter Vania. Saya mendengarkan percakapan kamu. Sejak tadi bercerita buruk tentang istri saya." Erlangga memang duduk di bangku sebelah tempat duduk Raka dan Nina. Dia sedang menunggu pesanan teh hangat dan roti bakar yang diminta Vania. "Kapan dokter Vania menikah, bukankah pernikahannya gagal waktu itu? Mana buktinya kalau dia sudah bersuami." Nina berusaha membenarkan diri. "Siapa Anda? Apa hak Anda meminta bukti. Ini hal pribadi istri saya. Jangan ngomong sembarangan karena itu bisa jadi fitnah. Kalau memang tidak tahu sebaiknya diam. Karena tidak semua hal harus dipublikasikan." Erlangga bicara dalam satu tarikan napas. Ia sangat geram. Sejak tadi di dengar, perempuan ini meman

  • DENDAM LUKA LAMA   142. Saya Suaminya 3

    Erlangga duduk di bangku logam agak jauh dari Bu Endah. Dia sedikit membungkuk dengan kedua siku bertumpu di pahanya. Apa yang ditakutkan ternyata terjadi. Saat seorang perawat keluar ruangan, spontan mereka bertiga berdiri. Erlangga selangkah lebih maju. "Sus, bagaimana dengan pasien yang mengalami pendarahan bernama Vania?"Perawat itu tampak memandangnya heran. Kemudian memperhatikan Pak Setya dan Bu Endah. Gadis berseragam itu tampak bingung. Sepertinya dia juga baru lulus dan bekerja. "Bukankah Bapak dan Ibu ini yang keluarganya pasien?""Saya suaminya pasien!" Erlangga nyaris berteriak karena emosi. Membuat gadis itu terkesiap. "Mohon maaf, masih ditangani dokter, Pak. Silakan ditunggu dulu.""Nah, begini kan enak jawabnya," ujar Erlangga. Perawat itu mengangguk ketakutan. Dengan perasaan takut, ia melangkah pergi."Kamu kasar ya ternyata." Bu Endah berkata sinis sambil menatap tidak suka pada Erlangga."Saya hanya ingin memastikan istri saya baik-baik saja, Bu. Dia dalam tek

  • DENDAM LUKA LAMA   141. Saya Suaminya 2

    "Vania di mana, Mbak?" tanya Erlangga tak sabar karena di dalam sangat sepi. Ia hanya bisa melihat hand bag warna hitam milik istrinya ada di sofa ruang dalam."Barusan pergi, Mas. Saya dengar sepintas kayaknya ke rumah sakit."Erlangga terhenyak. Detak jantungnya meningkat drastis. Untuk apa ke rumah sakit? Prasangka buruk menjejali kepala. Keringat dingin membasahi pelipisnya."Mbak, kasih saya nomor Pak Setya. Cepat!"Dengan panik Mbak Mar masuk sebentar lalu keluar membawa kartu nama majikannya. "Ini, Mas."Disaat Erlangga menelepon, deringannya terdengar di meja ruang keluarga."Bapak nggak bawa ponselnya, Mas," ujar Mbak Mar."Minta nomernya Ibu, Mbak."Mbak Mar menyebut sederetan angka. Tapi beberapa kali dihubungi, tidak dijawab juga."Saya lihat ke dalam dulu, Mas. Jangan-jangan hapenya Ibu juga nggak dibawa." Mbak Mar masuk dan mencarinya di meja dekat televisi, di meja pojok ruangan, hingga ke kamarnya. Dan benda itu ada di meja rias. Dengan langkah tergesa, Mbak Mar kemba

  • DENDAM LUKA LAMA   140. Saya Suaminya 1

    DENDAM- Saya Suaminya Pak Setya seketika pucat pasi saat Bu Endah kembali duduk di sofa sebelahnya. Sementara Vania merasakan dada berdebar hebat dan perutnya menegang. Ia menarik napas panjang. Jangan sampai terjadi apapun pada anaknya. Kandungannya masih rentan. Meski sempat kalut dengan kehamilannya, tapi Vania tidak pernah terpikirkan untuk menghentikan. "Siapa perempuan yang kalian bicarakan?" Bu Endah memandang antara suami dan anaknya."Mbak Alina, Ma," jawab Vania yang membuat Pak Setya kaget dan semakin tegang. "Siapa Alina?""Kakaknya Sagara," jawab Vania sambil memegangi perutnya yang terasa semakin tidak nyaman. "Kenapa dengan perempuan itu?""Nggak apa-apa," jawab Vania singkat. Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada janinnya kalau terlalu terbebani mentalnya. Belum sanggup melihat mamanya hancur. Vania menarik napas panjang beberapa kali.Tidak terbayangkan bagaimana nanti, kalau semua terbongkar hari ini. Sementara mamanya masih terkejut dengan hubungannya bersama Erl

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status