Share

Bab 6

last update Last Updated: 2023-10-14 16:31:47

Jasmin.

Wanita masa lalu yang sangat aku cintai. Tepatnya, kita berdua saling mencintai. Namun dia tiba-tiba menghilang dan dinyatakan sudah meninggal.

”Jangan bicara sembarangan!" Mama mulai menaikkan nada bicaranya.

”Aku serius, Ma. Aku melihatnya dengan kedua mataku sendiri. Hanya saja..."

"Hanya saja apa?"

Hatiku terlalu sakit ketika sebuah perpisahan yang tidak diharapkan itu terjadi secara tiba-tiba. Bagaimana bisa, malamnya aku dan Jasmin masih bersama untuk mempersiapkan pernikahan esok.

Tapi esoknya tepat di hari pernikahan terjadi, mempelai wanita mendadak berubah menjadi kakaknya yaitu Kiara.

Ingin aku membatalkan, tapi Mama memaksaku untuk bertahan hingga acara pernikahan selesai.

"Apa kamu masih mencintainya?" Mama menatapku tajam dari atas.

"Cinta itu bukan sebuah permainan, Ma. Tapi entah kenapa aku sulit untuk menjaga hati dan perasaanku."

"Tapi apa kamu yakin kalau wanita itu adalah Jasmin?" tanya Mama lagi.

"Aku sangat ya–"

Prang

Suara pecahan beling yang cukup keras membuatku mengentikan perkataan dan bergegas ke keluar kamar.

"Kiara!!"

Aku dan Mama terkaget mendapati Kiara duduk bersimpuh dengan pecahan mangkuk dan piring.

Astagfirullah. Apa dia mendengar kita sedang membicarakan Jasmin?

"Ya ampun, Ara. Kamu kenapa?" Aku langsung menghentikan tangannya yang hendak meraih pecahan beling.

Namun Kiara malah menepis tanganku.

"Stop, Kiara. Jangan bersikap kekanak-kanakan."

"Bicaralah, sayang. Mama akan selalu mendengarmu," bisik Mama di telinga Kiara dan memeluknya erat.

Kuakui Kiara memang lebih dekat dengan Mama. Dia pun mulai terisak dalam pelukan.

"Mama!!!"

"Iya, Mama di sini sayang."

Beberapa kali Kiara memanggil Mama dengan nada yang menyedihkan. Seolah Mama adalah Mama kandungnya. Padahal orangtua Kiara masih lengkap.

"Raksa, bawa Kiara ke kamarnya!"

"Kita ke kamar ya, Ra," tawarku, sekaligus memaksa.

Diam. Hening.

Tidak ada satu kata pun yang ia ucapkan. Kini di antara kita hanya ada kebisuan.

"Jangan diamkan Mas, Ra. Mas mohon," pintaku sambil menggenggam kedua tangannya dan menciuminya.

Air mata kembali merembes di pipinya.

"Sayang."

"Apa kau masih mencintai Jasmin, Mas?"

"Untuk apa bertanya begitu?"

Aku berada dalam dilema jika dihadapkan dengan pertanyaan soal cinta. Karena meskipun cinta pada Jasmin masih ada, tapi dia juga yang sudah mencoreng nama baik keluargaku.

Berbeda dengan Kiara.

Meskipun cintaku padanya tidak sebesar pada Jasmin, tapi dialah penyelamatku ketika Jasmin memilih pergi dari pernikahan. Dialah yang menjadi penerang dalam gelap malamku.

"Jawab saja, Mas."

"Mas sangat mencintaimu."

Jawabanku singkat, tapi mampu membuat Kiara tenang dan memelukku erat.

"Aku mau Mas berjanji akan selalu berada di sisiku bagaimanapun keadaannya."

"Mas janji akan selalu ada untukmu, Ra."

**

"Ada hasil?" Sultan tiba-tiba muncul. Mungkin dia baru selesai memarkirkan mobilnya. Sama sepertiku.

"Banyak."

"Seperti?"

"Jasmin masih hidup. Tapi dengan wajah yang berbeda."

"Apa kau yakin itu Jasmin?"

"Orang-orang memanggilnya begitu."

"Lantas Kiara?"

"Dia belum mau mengatakan alasan permasalahannya. Hanya saja dia sudah mulai mau bicara."

Belum sempat aku mempertemukan Kiara dengan istri Sultan, alhamdulilah dia sudah mau buka suara.

"Apa kau masih mencintai Jasmin?" tanya Sultan.

Kenapa semua orang memberikan pertanyaan yang sama.

Tentu saja tidak.

Mana mungkin aku mau mencintai wanita yang sudah meninggalkanku, dimana harga diri sebagai seorang lelaki?

"Tidak."

"Jangan sampai. Ingat, dia adalah wanita yang ingin merusak hidupmu. Cintailah Kiara, dialah yang selama ini sudah menyelamatkan hidupmu," pesannya yang kuacungi dua jempol.

***

Melihat Kiara yang sudah tenang dalam beberapa hari ini membuatku sangat lega. Meskipun menguras hampir seratus juta dalam jangka waktu dua minggu ini.

Bahkan susu pun selalu hilang.

"Ra, boleh Mas tanya sesuatu?"

"Boleh, Mas. Tapi aku tidak janji akan menjawabnya."

"Tentu saja. Kamu bebas untuk menjawab dan tidak."

Meskipun aku tipikal laki-laki yang baik, tetap saja sikap dingin tidak bisa aku jauhkan.

Meksipun perkataanku mengundang kebahagiaan, tidak ada bedanya dengan raut wajah sedih dan menyakitkan.

"Sebenarnya untuk siapa uang yang selama ini Mas kasih?"

Pertanyaanku berhasil membuat Kiara terdiam. Tapi matanya mulai berkaca-kaca.

Ada kesedihan yang dalam di jiwanya. Tapi aku sendiri tidak tahu apa itu.

Lama-lama air matanya mengalir deras dan aku sama sekali belum mendapatkan jawaban.

"Menangislah sepuasmu dan ceritakan jika ingin bercerita."

Aku membawanya dalam pelukanku. Namun tidak lama, dia mendongakkan kepalanya lembut.

"Apa Mas akan percaya kalau Jasmin yang meminta uang-uang itu?" lirihnya.

Bukan hanya kaget, tapi juga ada keraguan untuk mempercayainya.

Bagaimana mungkin Jasmin yang karirnya bagus memeras uang Kiara?

"Mas? Kau tidak percaya padaku?" Kiara bangkit dan mulai menjauh dari tubuhku.

"Perasaanku mengatakan kalau Mas masih mencintainya," ucapnya kecewa.

Ingin aku mengejarnya, tapi kaki ini seperti tertahan.

Sampai kedua kakiku terpaksa beranjak ketika mendengar dering ponsel Kiara berbunyi dan mengambilnya.

Ternyata sebuah pesan di aplikasi hijau.

[Ibu butuh uang untuk ke salon. Jangan lupa siapkan lima juta]

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 27 Tamat

    Mama menatapku dengan tajam setelah beberapa hari kepergiannya. Kini kita duduk berhadapan, benar-benar membuat diri ini canggung. Sekaligus merasa bersalah, takut kalau Mama akan segera mengetahuinya."Jelaskan apa ini!" ucap Mama tegas, sama sekali tidak ada tanda-tanda marah. Namun, jantungku malah berdetak tidak menentu."Apa, Ma?" tanyaku pura-pura tidak mengerti.Mama mengerahkan ponselnya yang berisikan deretan pesan di aplikasi chatting berwarna hijau.'Asslamu'alaikum, Ma. Maaf kalau Kiara baru bisa menghubungi Mama. Kejadian baru-baru ini sangat membuat Kiara terpukul, Ma. Kiara minta maaf kalau selama ini tidak bisa menjadi menantu Mama yang baik dan terima kasih atas segala yang sudah Mama berikan untuk Kiara. Termasuk segenap kasih sayang dan cinta Mama.''Ma, ternyata Kiara tidak bisa menjaga cucu Mama dengan baik. Karena Della sudah meninggalkan kita semua tepat ketika Mama pergi dari rumah karena urusan pekerjaan, tapi Mama tidak perlu khawatir, ya. Karena Della di mak

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 26

    "Assalamu'alaikum."Suara salam kembali terdengar setelah Kiara dan Jasmin pergi. Kali ini tubuhku langsung bercucuran keringat.Tentu saja karena aku tahu siapa yang baru saja mengucapkan salam itu.Mama.Bagaimana jika dia bertanya tentang Kiara Della? Apa yang harus aku katakan? Kupikir semuanya akan berjalan dengan mudah. Tapi ternyata tidak seperti jalan tol."Bukannya jawab salam, kamu malah nyelonong begitu saja. Enggak sopan!" kesalnya ketika aku malah berjalan semakin cepat ketika mendengar koper Mama memasuki rumah."Em, enggak, Mah.""Kamu kenapa, sakit?" tanyanya sambil mengeluarkan beberapa paper bag dari dalam koper."Ini semua hadiah untuk anak perempuan Mama tercinta dan yang besar ini untuk cucu Mama yang paling cantik!" serunya sambil bernyanyi-nyanyi kecil.Baru saja beberapa detik, Mama pun langsung berjalan ke arah tangga. Sudah kupastikan kalau Mama pasti bermaksud untuk bertemu dengan dua orang yang baru saja disebutnya.Bagaimana jika Mama tahu Kiara, gadis yan

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 25

    Perkataan yang keluar dari mulut Kiara sudah sangat keterlaluan. Tubuhku mendadak gemetar, takut jika harus berpisah dengannya."Kamu tidak boleh begitu, Kiara. Della masih membutuhkan kasih sayang orang tua yang utuh," ucapku mencoba untuk menenangkannya.Melihat penampilannya yang berantakan, aku bisa mengambil kesimpulan kalau dia sedang tidak baik-baik saja."Membutuhkan kamu bilang, Mas? Terus selama ini dimana kamu dimana, Mas?" teriaknya."Kamu bahkan sudah tidak pulang berhari-hari. Jangankan hanya sekedar menanyakan kabar, melihat Della saja kamu tidak pernah!" lanjutnya memaki.Ya, itu benar. Aku memang salah. Tapi bukan ini yang kuinginkan."Maafkan Mas, Kiara, maaf," lirihku memohon. Aku hanya berharap dia akan memaafkan aku dan kita kembali menjalani kehidupan seperti dulu lagi.Meksipun sekarang sudah ada kehadiran Sukma, tapi kau tetap istriku Kiara."Kau nikahi wanita yang bernama Sukma itu saja, Mas. Aku tidak berhak ada di Antara kalian. Ya, aku memang tidak seharusn

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 24 Mari bercerai, Mas!

    Aku terdiam ketika membaca pesan dari Hana, seorang resepsionis yang baru saja menjadi temanku beberapa hari yang lalu. Dia mengatakan kalau Mas Raksa, suamiku sedang ditunggu wanita cantik.Sebetulnya dia juga tidak berani mengatakannya, tapi sudah terlanjur janji padaku akan memberitahuku semua gerak-gerik Mas Raksa, terutama tentang masalah wanita.Mata ini menyipit ketika melihat foto seorang wanita cantik yang dikirimkan Hana, katanya dia baru saja mencari, suamiku.Kupikir wanita itu hanya sekedar teman atau rekan bisnis. Tapi ternyata tidak sesederhana itu.Ketika aku menunjukan foto tersebut pada Jasmin, dia langsung membungkam mulutnya dengan tangan."Aku akan menyerah untuk mengejar Raksa jika wanita itu masih mencoba untuk mengejarnya," ucapnya waktu itu."Kenapa?""Karena di hati Raksa, wanita itu sangat istimewa.""Apa aku tidak?" "Ayolah, Kiara. Kita sedang mengatakan kenyataannya, bukan hal-hal yang tidak penting."Setelah itu, aku tidak berani berkata apapun. Kupikir

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 23

    Badanku mendadak gemetar, lidah pun terasa kelu untuk bicara. Apa yang harus aku lakukan, padahal masalah Jasmin saja masih belum selesai. Bapak mertuaku juga masih menunggu kami jemput, bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?Jasmin menyadari kedatanganku, dia menatapku dari bawah sampai atas. Semoga saja dia tidak sadar dengan perubahan pada diriku."Bukankah kalau pulang biasanya mengucap salam?" ucapnya tiba-tiba, kupikir dia tidak akan bicara.Mendengar suara Jasmin, Mama dan Kiara langsung membalikkan tubuhnya dan menghampiriku."Kok kamu enggak bilang-bilang kalau sudah pulang, Mas?" tanya Kiara sambil mencium takzim tanganku."Em, iya, banyak pekerjaan," jawabku singkat dengan seulas senyum. Agar mereka tidak curiga kalau aku menyimpan sesuatu."Apa di kantor ada masalah?" ucap Mama menimpali."Tidak ada kok, Ma. Semuanya baik-baik saja."Aku berharap Mama dan Kiara tidak tahu kalau aku baru saja bertemu dengannya. Bisa bahaya kalau mereka sampai tahu."Yakin kamu, Mas?" Ja

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 22

    Tapi aku sama sekali tidak takut dengan wanita berumur. Sekali dorong saja, dia akan mengalami sakit yang amat.[Kata-kata itu, aku kembalikan padamu. Jangan lupa ingat umur!!!]Aku tersenyum sendiri setelah mengirimkan balasan, bisa kupastikan setelah ini dia akan semakin marah. Tapi aku tidak peduli.Mungkin dia baru sadar kalau tawanannya sudah berada di tanganku, eh, maksudnya ibu mertua.Wanita yang sudah berjuang antara hidup dan mati demi untuk membiarkan anaknya selamat dan melihat, betapa indahnya dunia ini.Tapi, sayangnya dia belum pernah melihat seperti apa rupa anak yang dilahirkannya. Apakah berjenis kelamin laki-laki atau perempuan dan bagaimana wajah dan tubuhnya. Bahkan sampai puluhan tahun lamanya.Sungguh keji orang-orang itu, dengan entengnya mereka melakukan hal seperti ini kepada manusia, yang bahkan hewan pun tidak layak diperlakukan seperti ini."Anakku!!" Ibu langsung berlari ke arahku, memelukku erat. Seolah kita sudah lama tidak bertemu dan saling melepas ri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status