공유

Part 3

last update 최신 업데이트: 2023-10-14 16:28:51

"Mama itu sama sekali enggak faham bagaimana cara kamu mengatur uang, Kiara. Padahal semua uang yang dititipkan Raksa sudah Mama kasih semuanya sama kamu."

Aku yang sudah berdiri di depan pintu terkaget mendengar suara Mama dengan nada yang lumayan tinggi pada Kiara.

Padahal sebelumnya belum pernah.

Tapi syukurlah, ternyata Mamaku bukan mertua yang jahat seperti di novel-novel ataupun serial drama yang sedang ramai.

"Maafkan Kiara, Ma. Kiara tidak bisa menjadi istri yang baik."

Kiara duduk bersimpuh di kaki Mama, dia mungkin tidak enak hati atas sikapnya belakangan ini. Apalagi tadi Mbak Eri juga menanyakan perihal hutang padaku.

Sejak kapan Kiara berubah seperti ini?

"Lalu kamu kemanakah uang-uang yang Mama kasihkan?"

"Padahal Mama malah suka memberikan uang lebih padamu, Kiara. Karena Mama tahu kalau susu Della sangat mahal."

Kini Mama mulai mengontrol emosinya lagi.

"Maafkan aku, Ma," lirihnya lagi.

Mama membuang napas kasar. Sepertinya kali ini sudah tidak bisa berbuat apapun. Apa yang bisa aku lakukan agar Kiara mau bicara?

"Mama sudah lelah mendengar permintaan maafmu, Kiara. Bukan ini yang Mama inginkan, tapi jawaban atas uang-uang yang selama ini Mama dan Raksa kasih?"

Kini napas Mama kembali naik turun.

"Ayolah Kiara, katakan saja yang sebenarnya. Aku dan Mama tidak akan marah jika kau mau berterus terang," ucapku melangkah masuk mendekat ke arah mereka.

Tubuh Kiara malah terlihat gemetar, dia sepertinya tidak menyangka kalau aku sudah pulang.

"Ada apa? Katakan saja."

Bukannya menjawab, Kiara malah terduduk lemas dan kembali menangis.

Benar kata Sultan. Aku harus mencari tahu penyebab dibalik perubahan sikap Kiara dari keluargaku dan juga keluarganya. Karena setelah menikah, Kiara memang tinggal bersama Mama dan adik perempuanku. Tapi aku tahu dari dulu mereka sangat menyayangi Kiara.

Entah bagaimana dari keluarga Kiara sendiri. Karena aku belum begitu lama mengenal semuanya. Bahkan setahuku, kakak kandungnya pun pernah menaruh hati pada Kiara.

***

"Sebaiknya kita tengok Ibu dan Bapakmu di kampung, ya?" ajakku pada Kiara. Dia langsung mengentikan aktivitas melipat bajunya.

Tubuh yang baru saja terlihat tenang, kini mulai kembali gemetar.

Ketika menangkap perbedaan reaksi dari tubuhnya, aku yakin dibalik sikap Kiara ada ikut campur keluarganya.

Dugaan Sultan benar.

"Bu-buat apa, Mas?" tanyanya terbata.

"Tidak apa. Tapi bukankah sebagai anak dan menantu yang baik kita harus melihat keadaan mereka?"

"Itu tidak perlu, Mas. Mereka bisa hidup dengan tenang tanpa kehadiranku."

"Apa maksudnya?" Aku semakin yakin ketika mendengar perkataan Kiara barusan.

Hidup dengan tenang tanpa kehadiran Kiara? Bukankah seharusnya sebagai orangtua tetap mengontrol anak-anaknya meskipun sudah menikah? Sepertinya aku harus diam-diam pergi ke rumah Ibu dan Bapak di kampung.

.

Brakkk

Tanpa sengaja, aku hampir menabrak seorang wanita yang hendak menyebrang ketika akan berangkat ke kantor.

Bergegas aku segera turun.

"Maaf, apa Mbak tidak apa-apa?"

Dia hanya mengangguk.

"Apa ada yang sakit?"

Lagi-lagi dia tidak bicara. Hanya menggelengkan kepalanya saja. Kuperkirakan usianya lebih beberapa tahun dariku. Tapi wajahnya terlihat awet muda fan sangat cantik.

Astagfirullah.

Ingat Raksa kamu punya istri yang lebih cantik.

”Ya, sudah. Kalau begitu simpan uang ini baik-baik."

Aku mengeluarkan beberapa lembar uang padanya. Lama dia mengulurkan tangannya untuk mengambil. Namun, aku segera meraihnya.

"Maaf, saya harus segera berangkat kerja."

Tanpa menunggunya bicara, aku kembali melajukan mobil ke kantor. Sesampainya di parkiran, mataku hanya fokus mencari mobil Sultan.

"Ada apa?"

Seseorang menepuk pundakku dan ternyata itu Sultan.

"Maaf Pak, aku mencarimu untuk membicarakan masalah menyangkut perubahan istriku."

"Tidak usah panggil Pak. Kita masih belum memasuki waktu kerja," ucapnya sedikit keberatan.

"Baiklah."

"Jadi apa yang sudah kau temukan?"

"Aku curiga kalau yang ada dibalik semua ini adalah keluarganya," jawabku geram. Tanpa sadar tangan ini mengepal kuat.

"Kau yakin kalau orangtua dan adik-adikmu menyayangi ibu dari anakmu?"

"Aku sangat yakin, apalagi Mama juga sering memberikannya tambahan uang untuk membeli susu."

"Apa kau sudah melihat kebenarannya?"

"Sudah cukup yakin!" jawabku mantap.

"Baiklah. Aku akan mengatur pertemuan istrimu dan Sinta, istriku. Dia adalah wanita yang pintar mengambil hati orang lain. Terutama wanita," ucapnya terkekeh.

Aku belum pernah melihat Sultan tersenyum, tapi tiap kali dia menceritakan istrinya, dia bahkan mulai tertawa. Aku jadi penasaran bagaimana rupa dari istrinya.

***

Hari ini aku pulang kerja lebih awal. Sengaja untuk bisa bersama Kiara lebih lama. Karena aku tahu, Mama juga seorang wanita karir. Tidak selamanya bisa menemani Kiara dan Della.

Ketika pulang, Mama dan adikku tidak ada di rumah. Hanya Della yang sedang meminum susu dari botol.

Terdengar gemericik air dari kamar mandi, mungkin Kiara sedang mandi.

Kurebahkan tubuh yang letih ini di samping putriku. Baru saja akan terlelap, getar ponsel yang kencang terasa sangat menganggu.

Ternyata berasal dari ponsel Kiara.

Segera kusentuh layarnya, terkunci.

Kumasukkan hari pernikahan kita, tapi gagal.

Kelahiran Della, juga gagal. Tapi entah dari mana ide ini muncul, aku masukan kembali tanggal dan bulan kelahiran Della dengan terbalik dan berhasil.

Mataku melotot membaca pesan yang entah dari siapa.

[Aku minta uang sepuluh juta. Kalau tidak, maka bersiaplah untuk kemurkaanku!]

Suara gemericik air mulai terhenti, aku pun menyudahi melihat ponselnya. Tidak lupa untuk menyimpan nomor orang yang tidak tahu malu ini.

Siapa dia? Beraninya meminta uang pada istrimu.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 27 Tamat

    Mama menatapku dengan tajam setelah beberapa hari kepergiannya. Kini kita duduk berhadapan, benar-benar membuat diri ini canggung. Sekaligus merasa bersalah, takut kalau Mama akan segera mengetahuinya."Jelaskan apa ini!" ucap Mama tegas, sama sekali tidak ada tanda-tanda marah. Namun, jantungku malah berdetak tidak menentu."Apa, Ma?" tanyaku pura-pura tidak mengerti.Mama mengerahkan ponselnya yang berisikan deretan pesan di aplikasi chatting berwarna hijau.'Asslamu'alaikum, Ma. Maaf kalau Kiara baru bisa menghubungi Mama. Kejadian baru-baru ini sangat membuat Kiara terpukul, Ma. Kiara minta maaf kalau selama ini tidak bisa menjadi menantu Mama yang baik dan terima kasih atas segala yang sudah Mama berikan untuk Kiara. Termasuk segenap kasih sayang dan cinta Mama.''Ma, ternyata Kiara tidak bisa menjaga cucu Mama dengan baik. Karena Della sudah meninggalkan kita semua tepat ketika Mama pergi dari rumah karena urusan pekerjaan, tapi Mama tidak perlu khawatir, ya. Karena Della di mak

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 26

    "Assalamu'alaikum."Suara salam kembali terdengar setelah Kiara dan Jasmin pergi. Kali ini tubuhku langsung bercucuran keringat.Tentu saja karena aku tahu siapa yang baru saja mengucapkan salam itu.Mama.Bagaimana jika dia bertanya tentang Kiara Della? Apa yang harus aku katakan? Kupikir semuanya akan berjalan dengan mudah. Tapi ternyata tidak seperti jalan tol."Bukannya jawab salam, kamu malah nyelonong begitu saja. Enggak sopan!" kesalnya ketika aku malah berjalan semakin cepat ketika mendengar koper Mama memasuki rumah."Em, enggak, Mah.""Kamu kenapa, sakit?" tanyanya sambil mengeluarkan beberapa paper bag dari dalam koper."Ini semua hadiah untuk anak perempuan Mama tercinta dan yang besar ini untuk cucu Mama yang paling cantik!" serunya sambil bernyanyi-nyanyi kecil.Baru saja beberapa detik, Mama pun langsung berjalan ke arah tangga. Sudah kupastikan kalau Mama pasti bermaksud untuk bertemu dengan dua orang yang baru saja disebutnya.Bagaimana jika Mama tahu Kiara, gadis yan

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 25

    Perkataan yang keluar dari mulut Kiara sudah sangat keterlaluan. Tubuhku mendadak gemetar, takut jika harus berpisah dengannya."Kamu tidak boleh begitu, Kiara. Della masih membutuhkan kasih sayang orang tua yang utuh," ucapku mencoba untuk menenangkannya.Melihat penampilannya yang berantakan, aku bisa mengambil kesimpulan kalau dia sedang tidak baik-baik saja."Membutuhkan kamu bilang, Mas? Terus selama ini dimana kamu dimana, Mas?" teriaknya."Kamu bahkan sudah tidak pulang berhari-hari. Jangankan hanya sekedar menanyakan kabar, melihat Della saja kamu tidak pernah!" lanjutnya memaki.Ya, itu benar. Aku memang salah. Tapi bukan ini yang kuinginkan."Maafkan Mas, Kiara, maaf," lirihku memohon. Aku hanya berharap dia akan memaafkan aku dan kita kembali menjalani kehidupan seperti dulu lagi.Meksipun sekarang sudah ada kehadiran Sukma, tapi kau tetap istriku Kiara."Kau nikahi wanita yang bernama Sukma itu saja, Mas. Aku tidak berhak ada di Antara kalian. Ya, aku memang tidak seharusn

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 24 Mari bercerai, Mas!

    Aku terdiam ketika membaca pesan dari Hana, seorang resepsionis yang baru saja menjadi temanku beberapa hari yang lalu. Dia mengatakan kalau Mas Raksa, suamiku sedang ditunggu wanita cantik.Sebetulnya dia juga tidak berani mengatakannya, tapi sudah terlanjur janji padaku akan memberitahuku semua gerak-gerik Mas Raksa, terutama tentang masalah wanita.Mata ini menyipit ketika melihat foto seorang wanita cantik yang dikirimkan Hana, katanya dia baru saja mencari, suamiku.Kupikir wanita itu hanya sekedar teman atau rekan bisnis. Tapi ternyata tidak sesederhana itu.Ketika aku menunjukan foto tersebut pada Jasmin, dia langsung membungkam mulutnya dengan tangan."Aku akan menyerah untuk mengejar Raksa jika wanita itu masih mencoba untuk mengejarnya," ucapnya waktu itu."Kenapa?""Karena di hati Raksa, wanita itu sangat istimewa.""Apa aku tidak?" "Ayolah, Kiara. Kita sedang mengatakan kenyataannya, bukan hal-hal yang tidak penting."Setelah itu, aku tidak berani berkata apapun. Kupikir

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 23

    Badanku mendadak gemetar, lidah pun terasa kelu untuk bicara. Apa yang harus aku lakukan, padahal masalah Jasmin saja masih belum selesai. Bapak mertuaku juga masih menunggu kami jemput, bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?Jasmin menyadari kedatanganku, dia menatapku dari bawah sampai atas. Semoga saja dia tidak sadar dengan perubahan pada diriku."Bukankah kalau pulang biasanya mengucap salam?" ucapnya tiba-tiba, kupikir dia tidak akan bicara.Mendengar suara Jasmin, Mama dan Kiara langsung membalikkan tubuhnya dan menghampiriku."Kok kamu enggak bilang-bilang kalau sudah pulang, Mas?" tanya Kiara sambil mencium takzim tanganku."Em, iya, banyak pekerjaan," jawabku singkat dengan seulas senyum. Agar mereka tidak curiga kalau aku menyimpan sesuatu."Apa di kantor ada masalah?" ucap Mama menimpali."Tidak ada kok, Ma. Semuanya baik-baik saja."Aku berharap Mama dan Kiara tidak tahu kalau aku baru saja bertemu dengannya. Bisa bahaya kalau mereka sampai tahu."Yakin kamu, Mas?" Ja

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 22

    Tapi aku sama sekali tidak takut dengan wanita berumur. Sekali dorong saja, dia akan mengalami sakit yang amat.[Kata-kata itu, aku kembalikan padamu. Jangan lupa ingat umur!!!]Aku tersenyum sendiri setelah mengirimkan balasan, bisa kupastikan setelah ini dia akan semakin marah. Tapi aku tidak peduli.Mungkin dia baru sadar kalau tawanannya sudah berada di tanganku, eh, maksudnya ibu mertua.Wanita yang sudah berjuang antara hidup dan mati demi untuk membiarkan anaknya selamat dan melihat, betapa indahnya dunia ini.Tapi, sayangnya dia belum pernah melihat seperti apa rupa anak yang dilahirkannya. Apakah berjenis kelamin laki-laki atau perempuan dan bagaimana wajah dan tubuhnya. Bahkan sampai puluhan tahun lamanya.Sungguh keji orang-orang itu, dengan entengnya mereka melakukan hal seperti ini kepada manusia, yang bahkan hewan pun tidak layak diperlakukan seperti ini."Anakku!!" Ibu langsung berlari ke arahku, memelukku erat. Seolah kita sudah lama tidak bertemu dan saling melepas ri

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status