Share

Part 2

last update Last Updated: 2023-10-14 16:28:19

"Dari siapa ini?"

Kutatap wajahnya dengan penuh rasa benci.

"Katakan!"

Kiara masih tetap diam. Dengan keras, aku mencengkram kedua bahunya. "Cepat katakan?"

"Warung depan, Mas," jawabnya lirih.

"Kenapa kau bisa punya hutang sebanyak ini? Bukankah aku seringkali memberikanmu uang yang banyak?"

Aku benar-benar hilang kendali, bagaimana bisa Kiara punya hutang sebanyak ini ke warung depan. Bikin malu.

"Aku hanya pesan perlengkapan Della, Mas," lirihnya tidak masuk akal.

"Apa katamu? Perlengkapan Della?"

"Iya, Mas."

"Kau pikir aku akan percaya setelah beberapa hari aku kasih uang sebanyak sepuluh juta?"

Suaraku menggema di ruangan ini.

Emosiku memuncak.

"Kau tahu aku kerja keras bahkan tidak kenal lelah untuk memberikan uang yang banyak padamu, hah? Apa kau tahu?”

"Tapi apa yang kudapatkan?"

Kiara hanya terdiam sambil terisak. Air mata yang jatuh buliran, kini sudah tumpah. Tapi aku tidak peduli.

"Maafkan aku, Mas," lirihnya.

Hanya itu kata-kata maaf yang bisa aku dengar, tidak ada kata lain yang keluar dari bibirnya.

Aku mencoba untuk menarik nafas dalam-dalam menguasai diri. Percuma rasanya. Semarah apa-apa pun aku, itu tidak akan ada pengaruhnya bagi Kiara. Menurutnya mungkin kepercayaanku tidak penting.

"Ini, bayar semua hutang yang kau punya!"

Kukeluarkan beberapa gepok uang, sekitar lima juta rupiah.

"Apa kau ikhlas, Mas?" tanyanya menatapku ragu.

"Apa kau peduli aku ikhlas atau tidak?"

Dia kembali menunduk.

"Maafkan aku, Mas," lirihnya lagi.

Lagi-lagi kata itu yang aku dengar. Membosankan.

"Sudahlah. Sana pergi dan lunasi hutang-hutangmu."

Kiara mengambil uang yang kutarun kasar ke atas tempat tidur. Baru berjalan beberapa langkah, dia kembali berbalik dan menatap Della.

"Biar aku yang menjaga Della, kau pergi saja."

Mungkin dia khawatir mengenai Della. Nampak seulas senyum di bibirnya setelah mendengar perkataanku.

Bergegas dia pergi keluar.

Aku juga memutuskan untuk mandi. Setelahnya membawa Della keluar kamar untuk membuatkannya sebotol susu formula.

.

Emosiku kembali naik ketika melihat dus susu yang biasa ditaruh di rak sebelah kanan kosong. Sama sekali tidak ada.

Padahal aku masih ingat betul membelinya beberapa puluh dus, bahkan aku sampai dapat hadiah koper.

"Mama."

Aku berjalan ke arah kamar Mama dan mengetuk pintunya.

"Ada apa?"

"Apa Mama tahu dimana Kiara menyimpan susu?"

"Ditempat yang biasa, kok," jawabnya males. Tapi ada raut takut yang aku tangkap.

"Mana mungkin, Ma. Baru saja aku lihat tak itu kosong."

"Masa sih?"

"Iya, Ma."

"Nah, itu tuh yang paling Mama tidak suka dari Kiara. Dia itu suka bersikap seenaknya."

"Mas, ini susunya," Kiara datang terpogoh-pogoh dengan dua dus susu diperlukannya.

Tanpa bicara, aku langsung mengambilnya. Takut aku akan kembali terbawa emosi.

***

"Raksa, bisa kamu ke ruangan saya?" Pak Sultan mendekat ke arah meja kerjaku.

"Ada apa, Kak? Apa aku boleh tahu apa yang akan kalian katakan?" Reyhan tersenyum ke arah Pak Sultan yang menatapnya datar.

"Jangan pernah ikut campur urusan kakakku!" teriak seseorang dari lorong.

Meskipun aku belum mengenalnya, tapi yang kutahu dia juga adalah adiknya pak Sultan yang berprofesi sebagai dokter.

"Jangan ikut campur!"

Reyhan memasang wajah tidak suka pada dokter itu.

"Kata-kata itu harusnya ditujukan padamu. Dasar manusia tidak tahu diri!" ucap Reyhan terbawa emosi.

Biasanya sikap Rey ini sangat diam dan sering becanda. Tapi ketika berhadapan dengan adiknya Pak Sultan yang satu ini, dia selalu saja emosi.

"Sudahlah, jangan bertengkar. Bukankah kalian adik kakak?" Aku mencoba untuk menengahi ketika Pak Sultan hanya diam.

"Dia tidak pantas menjadi saudaraku," Dokter itu terlihat sangat kesal.

"Apa kau pikir kau pantas?" tantang Rey.

"Cukup! Rey kau harus tahu posisimu!" bentak Pak Sultan.

Aku cukup dibuat kaget dengan suara Pak Sultan sama Rey. Bukankah dia adik yang biasanya selalu disayangi? Sebenarnya siapa yang adiknya Pak Sultan?

"Kamu pergilah dulu, nanti kakak menyusul," bisik Pak Sultan pada dokter yang hanya mengangguk itu.

Sementara aku mulai masuk ke dalam ruangan Pak Sultan.

"Ada apa, Pak?"

"Apa kau sudah berbaikan dengan istrimu?"

Pertanyannya membuatku terdiam. Sejak kapan ia suka mencampuri urusan orang lain?

"Sejauh ini sudah, Pak," jawabku berbohong.

"Syukurlah. Ingat, jangan sia-siakan dia yang mau berjuang bersamamu. Karena kau tidak tahu sebanyak apa laki-laki diluaran sana yang menginginkan kau secepatnya bisa melepaskan istrimu," ucapnya lagi.

Tapi aku sama sekali tidak mengerti dan hanya mengangguk.

Dering chat aplikasi hijau terdengar keras.

"Lihatlah! Siapa tahu ada hal penting."

Kuambil ponsel yang ada di saku celana. Ada sebuah pesan dari Mbak Eri, kakak pertamaku yang membuatku geram.

[Segera lunasi hutang istrimu, kalau tidak Mbak akan mengadukannya kepada Mas Hermawan.]

Hutang? Sejak kapan Kiara suka berhutang? Sepertinya Kiara sudah berani bermain rahasia di belakangku!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 27 Tamat

    Mama menatapku dengan tajam setelah beberapa hari kepergiannya. Kini kita duduk berhadapan, benar-benar membuat diri ini canggung. Sekaligus merasa bersalah, takut kalau Mama akan segera mengetahuinya."Jelaskan apa ini!" ucap Mama tegas, sama sekali tidak ada tanda-tanda marah. Namun, jantungku malah berdetak tidak menentu."Apa, Ma?" tanyaku pura-pura tidak mengerti.Mama mengerahkan ponselnya yang berisikan deretan pesan di aplikasi chatting berwarna hijau.'Asslamu'alaikum, Ma. Maaf kalau Kiara baru bisa menghubungi Mama. Kejadian baru-baru ini sangat membuat Kiara terpukul, Ma. Kiara minta maaf kalau selama ini tidak bisa menjadi menantu Mama yang baik dan terima kasih atas segala yang sudah Mama berikan untuk Kiara. Termasuk segenap kasih sayang dan cinta Mama.''Ma, ternyata Kiara tidak bisa menjaga cucu Mama dengan baik. Karena Della sudah meninggalkan kita semua tepat ketika Mama pergi dari rumah karena urusan pekerjaan, tapi Mama tidak perlu khawatir, ya. Karena Della di mak

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 26

    "Assalamu'alaikum."Suara salam kembali terdengar setelah Kiara dan Jasmin pergi. Kali ini tubuhku langsung bercucuran keringat.Tentu saja karena aku tahu siapa yang baru saja mengucapkan salam itu.Mama.Bagaimana jika dia bertanya tentang Kiara Della? Apa yang harus aku katakan? Kupikir semuanya akan berjalan dengan mudah. Tapi ternyata tidak seperti jalan tol."Bukannya jawab salam, kamu malah nyelonong begitu saja. Enggak sopan!" kesalnya ketika aku malah berjalan semakin cepat ketika mendengar koper Mama memasuki rumah."Em, enggak, Mah.""Kamu kenapa, sakit?" tanyanya sambil mengeluarkan beberapa paper bag dari dalam koper."Ini semua hadiah untuk anak perempuan Mama tercinta dan yang besar ini untuk cucu Mama yang paling cantik!" serunya sambil bernyanyi-nyanyi kecil.Baru saja beberapa detik, Mama pun langsung berjalan ke arah tangga. Sudah kupastikan kalau Mama pasti bermaksud untuk bertemu dengan dua orang yang baru saja disebutnya.Bagaimana jika Mama tahu Kiara, gadis yan

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 25

    Perkataan yang keluar dari mulut Kiara sudah sangat keterlaluan. Tubuhku mendadak gemetar, takut jika harus berpisah dengannya."Kamu tidak boleh begitu, Kiara. Della masih membutuhkan kasih sayang orang tua yang utuh," ucapku mencoba untuk menenangkannya.Melihat penampilannya yang berantakan, aku bisa mengambil kesimpulan kalau dia sedang tidak baik-baik saja."Membutuhkan kamu bilang, Mas? Terus selama ini dimana kamu dimana, Mas?" teriaknya."Kamu bahkan sudah tidak pulang berhari-hari. Jangankan hanya sekedar menanyakan kabar, melihat Della saja kamu tidak pernah!" lanjutnya memaki.Ya, itu benar. Aku memang salah. Tapi bukan ini yang kuinginkan."Maafkan Mas, Kiara, maaf," lirihku memohon. Aku hanya berharap dia akan memaafkan aku dan kita kembali menjalani kehidupan seperti dulu lagi.Meksipun sekarang sudah ada kehadiran Sukma, tapi kau tetap istriku Kiara."Kau nikahi wanita yang bernama Sukma itu saja, Mas. Aku tidak berhak ada di Antara kalian. Ya, aku memang tidak seharusn

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 24 Mari bercerai, Mas!

    Aku terdiam ketika membaca pesan dari Hana, seorang resepsionis yang baru saja menjadi temanku beberapa hari yang lalu. Dia mengatakan kalau Mas Raksa, suamiku sedang ditunggu wanita cantik.Sebetulnya dia juga tidak berani mengatakannya, tapi sudah terlanjur janji padaku akan memberitahuku semua gerak-gerik Mas Raksa, terutama tentang masalah wanita.Mata ini menyipit ketika melihat foto seorang wanita cantik yang dikirimkan Hana, katanya dia baru saja mencari, suamiku.Kupikir wanita itu hanya sekedar teman atau rekan bisnis. Tapi ternyata tidak sesederhana itu.Ketika aku menunjukan foto tersebut pada Jasmin, dia langsung membungkam mulutnya dengan tangan."Aku akan menyerah untuk mengejar Raksa jika wanita itu masih mencoba untuk mengejarnya," ucapnya waktu itu."Kenapa?""Karena di hati Raksa, wanita itu sangat istimewa.""Apa aku tidak?" "Ayolah, Kiara. Kita sedang mengatakan kenyataannya, bukan hal-hal yang tidak penting."Setelah itu, aku tidak berani berkata apapun. Kupikir

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 23

    Badanku mendadak gemetar, lidah pun terasa kelu untuk bicara. Apa yang harus aku lakukan, padahal masalah Jasmin saja masih belum selesai. Bapak mertuaku juga masih menunggu kami jemput, bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?Jasmin menyadari kedatanganku, dia menatapku dari bawah sampai atas. Semoga saja dia tidak sadar dengan perubahan pada diriku."Bukankah kalau pulang biasanya mengucap salam?" ucapnya tiba-tiba, kupikir dia tidak akan bicara.Mendengar suara Jasmin, Mama dan Kiara langsung membalikkan tubuhnya dan menghampiriku."Kok kamu enggak bilang-bilang kalau sudah pulang, Mas?" tanya Kiara sambil mencium takzim tanganku."Em, iya, banyak pekerjaan," jawabku singkat dengan seulas senyum. Agar mereka tidak curiga kalau aku menyimpan sesuatu."Apa di kantor ada masalah?" ucap Mama menimpali."Tidak ada kok, Ma. Semuanya baik-baik saja."Aku berharap Mama dan Kiara tidak tahu kalau aku baru saja bertemu dengannya. Bisa bahaya kalau mereka sampai tahu."Yakin kamu, Mas?" Ja

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 22

    Tapi aku sama sekali tidak takut dengan wanita berumur. Sekali dorong saja, dia akan mengalami sakit yang amat.[Kata-kata itu, aku kembalikan padamu. Jangan lupa ingat umur!!!]Aku tersenyum sendiri setelah mengirimkan balasan, bisa kupastikan setelah ini dia akan semakin marah. Tapi aku tidak peduli.Mungkin dia baru sadar kalau tawanannya sudah berada di tanganku, eh, maksudnya ibu mertua.Wanita yang sudah berjuang antara hidup dan mati demi untuk membiarkan anaknya selamat dan melihat, betapa indahnya dunia ini.Tapi, sayangnya dia belum pernah melihat seperti apa rupa anak yang dilahirkannya. Apakah berjenis kelamin laki-laki atau perempuan dan bagaimana wajah dan tubuhnya. Bahkan sampai puluhan tahun lamanya.Sungguh keji orang-orang itu, dengan entengnya mereka melakukan hal seperti ini kepada manusia, yang bahkan hewan pun tidak layak diperlakukan seperti ini."Anakku!!" Ibu langsung berlari ke arahku, memelukku erat. Seolah kita sudah lama tidak bertemu dan saling melepas ri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status