Home / Thriller / DIA ATAU DIA / Bab 1: Di ambang perubahan

Share

DIA ATAU DIA
DIA ATAU DIA
Author: itzjane

Bab 1: Di ambang perubahan

Author: itzjane
last update Last Updated: 2025-02-03 10:30:00

Rin berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya yang tampak begitu biasa. Pagi itu, seperti hari-hari lainnya, ia siap berangkat ke sekolah. Namun, sesuatu terasa berbeda, seakan dunia sedang menantinya untuk melakukan sesuatu besar. Tapi Rin tidak tahu apa yang akan terjadi, atau bahkan mengapa ia merasa begitu.

Aidan, sahabatnya sejak kecil, selalu ada untuknya. Mereka seperti dua sisi mata uang yang tak pernah terpisahkan. Rin tahu betul bahwa Aidan selalu ada, menyokongnya tanpa perlu diminta. Aidan bukan hanya sahabat, tapi lebih dari itu, dia adalah seseorang yang selalu memahami dirinya tanpa kata-kata. Bahkan ayah Rin menyukai Aidan, sering kali menyebutnya sebagai calon menantu yang ideal.

Namun, Rin tak pernah melihat Aidan lebih dari sekadar sahabat. Ia terlalu terbiasa dengan kehadiran Aidan, dan perasaan itu tak pernah berkembang menjadi sesuatu yang lebih. Meski Rin tahu Aidan menyimpan perasaan terhadapnya, dia memilih untuk mengabaikan perasaan itu, karena ia tak ingin merusak hubungan mereka yang sudah begitu baik.

Hari itu, Rin dan Aidan bertemu di depan sekolah seperti biasa. Aidan tersenyum lebar, senyum yang selalu membuat hati Rin merasa tenang. Mereka berbicara tentang ujian yang akan datang, tentang rencana liburan sekolah, dan segala hal yang tampaknya biasa. Namun, Rin tak bisa menghilangkan rasa gelisah yang menghinggapi hatinya.

“Ada apa, Rin? Kamu tampak berbeda hari ini,” Aidan bertanya dengan cemas, memperhatikan ekspresi wajah Rin yang sedikit tegang.

Rin tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. “Nggak apa-apa, Aidan. Mungkin cuma sedikit lelah,” jawabnya, meskipun dia tahu itu bukan alasan yang benar.

Di saat itulah, Rin tidak tahu bahwa hari itu akan menjadi awal dari segalanya. Ia tidak tahu bahwa keputusan yang ia buat pada hari itu akan mengubah hidupnya selamanya.

Setelah sekolah, Rin pergi membeli-belah bersama adiknya. Mereka berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan besar di kota, menikmati waktu luang sebelum kembali ke rumah. Rin tidak tahu bahwa saat itu, hidupnya akan berubah dalam sekejap mata.

Tiba-tiba, seseorang menariknya dengan keras, membuatnya kehilangan keseimbangan. Dalam kebingungannya, Rin merasa seperti ditarik ke dalam kegelapan. Suara-suara yang tidak jelas terdengar di sekelilingnya. Dalam waktu singkat, ia merasa dirinya terperangkap di dalam mobil yang melaju kencang.

Adiknya, yang berada di sampingnya, berteriak dan berusaha melawan, tapi semuanya terjadi terlalu cepat. Rin tidak bisa mengingat apa yang terjadi setelah itu. Hanya ada rasa takut yang terus menguasai dirinya, dan dunia di sekelilingnya terasa begitu asing dan tidak nyata.

Ketika akhirnya ia terbangun, Rin mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang sangat berbeda. Ruangan itu gelap, hanya diterangi oleh cahaya samar dari lampu kecil di sudut. Tubuhnya terasa lelah, namun ia tidak merasa sakit. Sebuah pintu terbuka, dan seorang lelaki tampan masuk ke dalam ruangan.

Lelaki itu memiliki rambut hitam legam yang sedikit panjang, dan matanya berwarna coklat gelap. Aura misteriusnya begitu kuat, dan Rin merasa seolah-olah ia berada di hadapan seseorang yang sangat berbahaya.

“Selamat bangun,” lelaki itu berkata, suaranya dalam dan penuh kekuasaan. “Kamu tidak perlu takut. Kami tidak akan menyakitimu, hanya... menunggu.”

Rin mencoba bangun, tetapi tubuhnya terasa kaku. "Siapa... siapa kamu? Kenapa saya di sini?" tanyanya dengan suara yang hampir tidak terdengar.

Lelaki itu tersenyum tipis, namun senyum itu lebih terasa seperti sebuah ancaman. “Nama saya Luca. Saya hanya seorang pengantar pesan, dan kamu... akan menjadi bagian dari permainan yang lebih besar dari yang bisa kamu bayangkan.”

Rin merasa dunia di sekelilingnya berputar. Bagaimana bisa ia berada di sini, jauh dari rumah dan keluarga, tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang dimaksud Luca dengan "permainan yang lebih besar"?

Namun, apa yang lebih membingungkan lagi adalah perasaan yang mulai muncul di dalam dirinya. Meskipun Luca adalah sosok yang asing dan menakutkan, ada sesuatu dalam dirinya yang membuat Rin merasa tertarik. Mungkin itu hanya karena ketakutan dan kebingungannya, namun perasaan itu muncul begitu kuat.

Di tengah kebingungannya, Rin berpikir tentang Aidan. Apakah dia akan mencari Rin? Akankah dia datang untuk menyelamatkannya? Rin tahu Aidan selalu siap untuk melindunginya, tetapi kali ini, situasinya berbeda. Ia berada di tempat yang jauh dari semuanya, jauh dari Aidan.

Namun, di tengah semua ketidakpastian ini, Rin tahu satu hal: hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Dunia yang dia kenal kini berubah, dan keputusan yang harus diambil akan menentukan arah hidupnya selanjutnya. Akan kah dia memilih kembali ke kehidupan lamanya, atau mengikuti jalan yang penuh bahaya bersama Luca?

Setengah jam berlalu sebelum pintu ruangan itu terbuka lagi, kali ini dengan lebih keras, membuat Rin terkejut. Seorang lelaki lain, yang lebih muda, masuk dengan wajah yang tampak serius. Wajahnya tidak terlalu tampan, tetapi ada ketegasan dalam ekspresinya.

“Rin, kan?” lelaki itu bertanya, memastikan nama Rin.

Rin mengangguk, meskipun hatinya berdebar-debar. "Siapa kamu? Kenapa saya di sini?"

Lelaki itu menatapnya sejenak, lalu duduk di kursi di dekatnya. “Nama saya Marco. Saya hanya bekerja di sini. Kamu mungkin akan diberitahu lebih banyak nanti.”

Rin merasa sedikit terkejut mendengar kata ‘kerja’. Sepertinya Luca dan Marco bukan hanya orang biasa, tetapi mereka terlibat dalam sesuatu yang lebih besar, yang melibatkan dunia yang sangat berbeda dengan yang dia kenal.

“Apakah saya akan dibebaskan?” Rin bertanya, suara penuh harapan.

Marco menggelengkan kepala dengan lambat. “Tidak semudah itu, Rin. Situasi kamu tidak semudah itu. Luca mungkin akan memberitahumu lebih banyak nanti.”

Rin menggigit bibirnya, berusaha menahan air mata yang mulai menggenang di matanya. Ia mencoba mengingat kembali kehidupan biasa yang dulu ia jalani, ketika semuanya terasa aman dan terkendali. Kini, ia hanya bisa terjebak dalam ketidakpastian yang menakutkan.

“Ada sesuatu yang bisa kamu lakukan untuk membantu dirimu sendiri,” lanjut Marco dengan suara yang lebih lembut. “Bersikaplah tenang. Jangan melawan. Itu satu-satunya cara agar mereka tidak melihatmu sebagai ancaman.”

Rin merasa bingung. Melawan? Bagaimana ia bisa tidak melawan? Namun, apa yang bisa ia lakukan? Dia hanya seorang gadis muda yang terjebak dalam situasi yang sangat tidak ia pahami.

Saat Marco beranjak untuk pergi, Rin merasakan hatinya semakin berat. Apa yang harus ia lakukan? Dia tahu bahwa situasi ini jauh lebih berbahaya daripada yang bisa ia bayangkan. Namun, di saat yang sama, ada perasaan yang semakin kuat—perasaan bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar ancaman dan ketakutan ini. Ada sesuatu yang memanggil dirinya untuk mencari tahu lebih jauh.

Hatinya berpacu cepat, pikiran mengenai Aidan, sahabat lama yang selalu ada untuknya, terus menghantui. Apa yang akan dilakukan Aidan? Apakah dia akan mencarinya? Akankah Aidan datang untuk menyelamatkannya?

Sebelum Rin bisa melanjutkan pikirannya lebih jauh, suara pintu yang terbuka kembali mengalihkan perhatiannya. Kali ini, Luca kembali memasuki ruangan dengan langkah penuh percaya diri.

Rin menatapnya dengan penuh pertanyaan, dan Luca, kali ini, tidak langsung berbicara. Dia hanya berdiri di sana, memandang Rin dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada kekuatan dalam dirinya yang membuat Rin merasa cemas sekaligus tertarik.

"Ini adalah bagian dari kehidupan yang belum pernah kamu temui, Rin," kata Luca akhirnya, suaranya lebih lembut, tapi tetap ada ketegasan yang tak terbantahkan. “Apa yang terjadi selanjutnya, hanya kamu yang bisa memutuskan. Pilihlah dengan bijak.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DIA ATAU DIA   Bab 24: Cinta yang kutemukan

    Rin berdiri di depan rumah Aidan. Tangannya gemetar, jantungnya berdegup kencang. Selama ini, dia selalu menghindari perasaannya sendiri. Tapi sekarang, dia tidak bisa lagi bersembunyi. Dia harus mengatakannya. Dia mengetuk pintu perlahan. Tidak lama kemudian, Aidan muncul di ambang pintu. Mata coklatnya yang teduh menatap Rin dengan penuh keterkejutan. "Rin?" suaranya serak, seolah tidak percaya Rin ada di sini. "Hai, Aidan..." Rin tersenyum kecil, tetapi hatinya berdebar tak karuan. Aidan terdiam sejenak sebelum akhirnya melangkah ke samping, memberi isyarat agar Rin masuk. Rin melangkah masuk ke dalam rumah yang begitu familiar. Tempat di mana dia menghabiskan begitu banyak waktu bersamanya dulu. Semua kenangan itu kembali menyeruak dalam pikirannya—tawa mereka, perbincangan panjang, perlindungan yang selalu Aidan berikan. Aidan berjalan ke dapur dan kembali dengan segelas air. "Kau kelihatan lelah," ujarnya sambil menyodorkan gelas itu. Rin mengambilnya, tetapi tidak

  • DIA ATAU DIA   Bab 23: Antara luka dan cinta

    Rin duduk termenung di tepi jendela, memandangi hujan yang turun perlahan. Di luar, jalanan basah diterangi lampu jalan yang temaram, menciptakan suasana yang sepi dan sendu—persis seperti hatinya saat ini.Pikirannya masih dipenuhi kata-kata Luca semalam. "Aku akan tetap di sini, menunggumu."Kenapa kata-kata itu begitu mengguncang perasaannya? Kenapa bayangan Aidan juga terus menghantuinya?Rin menarik napas dalam, mencoba menenangkan hatinya yang kacau. Tetapi sekeras apa pun dia mencoba, ada sesuatu yang terasa janggal. Sesuatu yang membuatnya gelisah.Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk. Rin tersentak dari lamunannya.“Rin, boleh aku masuk?” Suara Luca terdengar dari balik pintu.Rin menelan ludah. Setelah pernyataan cinta Luca semalam, ia merasa canggung untuk menatapnya lagi. Namun, menolak Luca juga terasa salah.“Masuklah,” jawabnya, mencoba terdengar biasa.Luca melangkah masuk dengan senyum lembut, tetapi matanya menyiratkan kekhawatiran. Dia berjalan mendekati Rin dan berdir

  • DIA ATAU DIA   Bab 22:pilihan yang membelenggu

    Malam semakin larut, dan Rin masih duduk di ayunan taman sekolah. Hembusan angin dingin menyentuh kulitnya, membuatnya sedikit menggigil, tetapi dia tetap di sana. Bukan karena dia menyukai udara malam, tetapi karena pikirannya terlalu penuh untuk membawanya kembali ke asrama.Bayangan wajah Luca dan Aidan bergantian muncul dalam benaknya. Kata-kata mereka terus terngiang-ngiang, seolah berusaha merebut ruang dalam hatinya. Rin memejamkan matanya, mencoba menenangkan diri. Namun, usaha itu sia-sia.“Apa aku terlalu egois?” gumam Rin pada dirinya sendiri.Dia merasa bersalah kepada keduanya. Luca, dengan tatapan matanya yang tulus dan senyum hangatnya, selalu ada di saat dia merasa kehilangan arah. Lelaki itu memberinya rasa aman, meski dalam kondisi yang jauh dari kata normal.Dan Aidan… sahabat kecilnya yang selalu melindunginya. Aidan tahu segalanya tentang Rin, mulai dari kebiasaannya yang aneh hingga mimpi-mimpi kecil yang pernah dia ceritakan saat mereka masih kecil.“Kenapa aku

  • DIA ATAU DIA   Bab 21:Perasaan yang tak terucap

    Rin duduk di bangku taman sekolah, menatap kosong ke arah langit senja. Cahaya oranye keemasan membias di wajahnya, namun pikirannya melayang jauh. Sejak perpisahannya dengan Aidan, hatinya terasa kosong. Dia mencoba untuk tidak memikirkannya, tapi bayangan laki-laki itu terus muncul dalam benaknya.Luca yang duduk di sampingnya menatapnya dengan tatapan serius. “Kau sudah melamun sejak tadi. Apa yang kau pikirkan?”Rin tersentak dari lamunannya dan tersenyum kecil. “Tidak ada,” jawabnya singkat.Luca menghela napas, jelas tidak percaya. “Rin, aku bukan orang yang suka mendesak. Tapi, kau tahu kan? Aku selalu ada kalau kau ingin bercerita.”Rin menatap Luca. Mata biru kehijauannya berkilat lembut dalam cahaya senja, memberi kehangatan yang aneh di hatinya. Selama ini, Luca selalu menjadi tempatnya bersandar, memberikan kenyamanan yang dia butuhkan.Namun, ada sesuatu yang berbeda.Aidan.Nama itu muncul dalam pikirannya lagi. Rin menghela napas dalam, mencoba mengabaikannya.Luca tiba

  • DIA ATAU DIA   Bab 20: Janji yang tak terucap

    Angin malam berhembus lembut, membawa aroma tanah basah setelah hujan. Rin berdiri di depan Aidan, menatap matanya dengan penuh kebimbangan. Tangannya gemetar saat dia mencoba menggenggam jemari Aidan, seolah takut jika dia melepaskan, segalanya akan hilang begitu saja."Aidan..." suara Rin lirih, hampir tenggelam dalam hembusan angin. "Aku... aku tak tahu harus bagaimana."Aidan menatapnya dengan lembut, matanya penuh ketenangan yang selama ini selalu membuat Rin merasa aman. "Jangan takut, Rin," ujarnya, suaranya hangat seperti biasanya. "Aku di sini.""Tapi... bagaimana jika kita tak bisa bertemu lagi? Bagaimana jika semuanya berubah setelah ini?" Rin menggigit bibir bawahnya, menahan gemuruh di dadanya.Aidan tersenyum kecil, meskipun ada kesedihan di matanya. "Dengar, Rin. Tidak peduli seberapa jauh kita terpisah, hatiku akan selalu bersamamu. Kau tahu itu, kan?"Rin menatapnya lekat-lekat. Dia ingin percaya, sungguh. Tapi ada sesuatu dalam hatinya yang membuatnya begitu takut. S

  • DIA ATAU DIA   Bab 19: Luka yang tak terlihat

    Mobil melaju dengan cepat di jalanan sepi, hanya ditemani cahaya bulan yang samar-samar menyinari malam. Suasana di dalam mobil terasa hening, hanya terdengar deru mesin dan napas mereka yang masih memburu setelah kejadian tadi.Aidan duduk di kursi belakang bersama Rin, sementara Luca mengemudi dengan ekspresi serius. Luka di bahu Aidan masih mengeluarkan darah, tetapi dia tetap menahan sakit tanpa mengeluh.Rin menatapnya dengan mata yang penuh kekhawatiran. Dengan tangan gemetar, dia merobek sedikit ujung bajunya dan menekan luka Aidan agar pendarahan berhenti.“Aku baik-baik saja,” kata Aidan, meskipun wajahnya pucat.“Jangan berbohong,” Rin mendesis pelan. “Aku tahu kau kesakitan.”Aidan hanya tersenyum tipis, meskipun matanya menunjukkan kelelahan yang luar biasa. “Selama kau aman, itu sudah cukup untukku.”Hati Rin terasa diremas. Lelaki ini… selalu menomorsatukan dirinya, bahkan saat nyawanya sendiri dalam bahaya.Luca melirik ke kaca spion dan mendengus. “Kalau kalian mau rom

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status