Share

Part 16

Aku menekan bel pintu dari balik pagar, rumah besar itu. Ibu keluar dengan mengenakan daster lusuhnya yang sudah hampir tak layak dipakai. Dia terlihat lebih rapi dan bergaya saat bekerja di rumah makan Padang waktu itu.

"Sarah?" Dia melihatku dari sela-sela pagar, kemudian setengah berlari ingin lekas-lekas membuka gemboknya.

Dia kemudian memelukku. Erat sekali. Terdengar bunyi tarikan ingusnya yang menandakan kalau dia sedang menangis. Akupun juga merasakan hal demikian. Rasa rindu yang teramat sangat.

"Ibu terlihat kurus. Ibu sakit?" Aku memegangi bahunya.

"Ah, tidak. Ibu baik-baik saja." Ibu celingak-celinguk melihat sekelilingku.

"Ada apa, Bu?" tanyaku heran.

"Kau tidak membawa barang-barangmu kemari?"

"Apa yang Ibu katakan? Sarah hanya ingin menjenguk Ibu dan Dara." Terlihat guratan kekecewaan di wajahnya.

"Masuklah. Kita bicara di dalam."

Aku memperhatikan sekeliling rumah. Tak ada siapapun selain Ibu. Aku duduk di kursi sebuah ruangan tempat Ibu sedang menyetrika.

"D
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status