“Hallo Tuan Garcia,” sapa Jack.“Aku tak mengira akan bertemu dengan putra Daniella.” Tuan Garcia meminta Jack dan Falcon untuk duduk.“Aku sudah mendengar apa yang menimpa ibumu. Tak mengira bahwa dia akan tewas sehari setelah pertemuan kami. Bagaimana aku bisa membantumu mengungkap kejadian itu?”“Maaf jika sebelumnya saya ingin tahu apa hubungan Anda dengan mommy?” tanya Jack.Tuan Garcia menghea napas panjang dan menghembuskannya dengan berat. Dia melangkah ke rak buku di belakang meja kerjanya. Menarik sebuah laci dan mengeluarkan sebuah kotak usang. “Ini semua tentang aku dan ibumu. Kau boleh melihatnya.”Jack mengambil kotak dan membawanya ke pangkuan. Setelah penutup dibuka, Terlihat banyak foto buram disimpan di sana. Namun, Jack tetap dapat mengenali bahwa itu adalah foto-foto ibunya selagi muda, bersama pria muda yang terlihat mirip Tuan Garcia.Menyadari pandangan Jack yang berganti-ganti antara foto dan dirinya, Tuan Garcia tersenyum. “Ya, itu fotoku dengan Daniella,” teg
Jack terus memikirkan orang-orang yang mungkin membunuh ibunya sehubungan dengan pinjaman uang Tuan Garcia. Alangkah anehnya sikap mommy tentang uang itu. Jika memang untuk pembayaran hutang bank, kenapa tidak langsung ditransfer ke rekening bank pembayaran yang sekarang dipegang Jack?“Apa mungkin uang itu untuk pihak lain?” gumam Jack.“Maksudmu, ibumu punya utang lain?” tanya Falcon.Jack terdiam. “Apa mungkin?” Jack sendiri tak dapat mempercayai pemikiran itu.“Bagaimana kalau ternyata mommy diancam atau diperas orang?” Jack menoleh pada Falcon yang juga sama terkejutnya.“Akan kuselidiki hal ini lebih lanjut!” janji Falcon.“Kita mampir di kantor polisi untuk menyerahkan bukti ini pada Wyatt,” ujar Jack.“Baik.”Mobil meluncur melintasi jalan antar negara bagian. Falcon menyetir dengan konstan. Dia sudah menghitung waktu tiba mereka tidak akan meleset jauh dari petang hari.Di kantor polisi, Wyatt ternyata tidak berada di tempat. Jack meneleponnya untuk bertanya. “Kau di mana? Ak
Dini hari itu, semua pengawal Jack memeriksa sekeliling kebun, mencari jika ada orang tak dikenal menyusup masuk ke tanah itu. Sementara Tom, ditemani Jack memeriksa sepotong kebun anggur yang mereka tunggu masa panennya.Tanaman anggur itu basah oleh sesuatu. Tom membauinya dan menggeleng lesu. “Ini bahan kimia, Jack. Kebun ini kembali diracuni. Persis dengan hari itu saat aku memeriksa kebun yang di sana. Dalam dua hari, semua tanaman menguning.“Berarti pesawat tadi yang menjatuhkan racun ke kebun kita. Apakah waktu itu juga diracuni dari pesawat?” tanya Jack.“Aku tidak tahu tentang pesawatnya. Tapi saat pagi aku mencium aroma bahan kimia yang kuat. Lalu semua tanaman mati bergitu saja,” jelas Tom.“Mungkin kalian hanya tidak mendengar suara pesawat kecil karena tertidur nyenyak,” duga Jack. Tom mengangguk.“Apa kau masih bisa menyelamatkan semua tanaman ini?” tanya Jack. Tom menggeleng lemah.“Maafkan aku, Jack. Meskipun kita siram semua tanaman dan racunnya tak tercium, siapa ya
Jack menimbang sejenak ajakan ayahnya. “Aku tidak tahu ini baik atau tidak. Pria tua itu sudah melemparku keluar rumah!” Jack merujuk pada kakeknya.“Kita bertemu di luar,” tawar ayahnya.“Kapan?” tanya Jack.“Hari Minggu ini. Nanti kukirim alamatnya.”“Oke!”Sambungan telepon itu terputus. Jack hanya memandangi ponselnya. “Apa yang ingin dibicarakannya? Setelah sekian tahun berlalu. Kenapa baru sekarang dia meneleponku? Bagaimana dia mendapatkan nomorku?” pikirnya.Mobil mereka akhirnya sampai di markas besar para tentara. Jack disambut oleh Hunter di pintu masuk.“Apa ada hal baru?” tanya Jack.“Selalu ada hal baru di sini.” Hunter tersenyum. Keduanya berjalan menuju ruang kerja Jack.Hunter dan Nyonya Smith sudah menyusun semua laporan kerja mereka di meja Jack. Jack langsung duduk dan membaca semua laporan. Nyonya Smith masuk mengantarkan minuman untuknya.“Oh … dana sudah turun? Apakah sudah kalian teruskan pada kontraktor yang akan merenovasi?” tanya Jack.“Begitu ijin dana turu
Sore itu di ruang kerja Jack, Nyonya Smith sudah berdiri dari duduknya. Dia telah selesai dengan laporannya dan mendapat ijin pulang. Tinggat Hunter dan Jack yang ada di ruangan.“Apa masih ada yang lain?” tanya Jack.“Tak ada.” Hunter ikut berdiri. Pekerjaan mereka sudah selesai hari itu. Hasil dari keputusna hari ini mungkin baru akan terasa besok.“Berhati-hatilah, Jack. Mereka tak akan tinggal diam.” Hunter mengingatkan.“Hemm … kalian di sini juga harus berhati-hati. Bersabarlah. Aku ingin semua ini cepat berakhir, agar kalian bisa hidup lebih tenang,”ujar Jack.‘Jangan khawatirkan kami,” kata Hunter.“Aku yang mengajak kalian ke sini.” Jack bersikeras.“Baik, akan kukatakan pada mereka semua pesanmu.” Hunter tak ingin membantah.Jack pulang bersama dengan asistennya. Dia sedang menunggu pesan dari ayahnya yang mengajak bertemu tadi pagi. Tapi hingga petang, belum ada pesan masuk untuk mengatakan lokasi pertemuan mereka nanti. “apa dia berubah pikiran? Apa yang mau dibicarakannya
Jack dan ajudannya keheranan dengan kesimpulan yang dibuat petugas polisi yang memeriksa mereka berdua.“Apa Anda tidak mendengarkan pernyataan saya, bahwa mereka mengejar dan menembak kami lebih dulu? Kalau tidak, maka saya tidak akan membalas!” bantah Jack.“Itu kan pernyataan Anda saja. Semua harus dikonfirmasi lebih dulu dengan pihak lain yang Anda tuduh!” Polisi itu bersikeras. Dia bergerak mendekati Jack, untuk menahannya.Ned sang ajudan, segera maju menghalangi. “Jangan soba-coba! Kami mau petugas yang lebih tinggi dari Anda untuk memeriksa kasus ini!” ujarnya tegas. Dia jelas tidak mempercayai petugas polisi itu.“Itu bentuk penghinaan!” kata polisi itu marah.“Jenderal!” Hunter sudah tiba di sana dengan beberapa orang anggotanya dan juga pengacara.“Apa Anda baik-baik saja?” tanya Hunter.“Harusnya baik-baik saja, sampai petugas polisi ini ingin menahanku!” kata Jack sambil menggelengkan kepala. Hunter memperkenalkan pengacara yang dibawanya.“Ini Stefano Gerald. Pengacara y
Keesokan hari, polisi setempat mendapat laporan penemuan mayat tak dikenal dipinggir jalan. Melihat ada begitu banyak bekas suntikan di lengan dan sebuah alat suntik kosong di dekatnya, polisi dengan cepat menetapkan bahwa itu adalah kasus over dosis. Kasus lalu ditutup dan hanya akan disiarkan oleh televisi selama beberapa waktu, agar orang yang mengenalnya datang dan mengambil mayatnya di kamar jenazah.Di kantornya, Jack menyerahkan berkas rotasi jabatan pada Nyonya Smith. “Bisakah semua itu selesai sebelum makan siang?” tanya Jack.“Bisa!” Nyonya Smith mengangguk. Jack percaya bahwa wanita itu bisa. Dia sangat cekatan.Siang itu, Jack memeriksa kemajuan kerja kontraktor yang diajukan oleh Hunter. Dibawah pengawasan Wolf, semua berlangsung dengan cepat. Tak lama lagi para prajurit itu bisa beristirahat dengan tenang di barak.“Aku ingin segera menyelesaikan semua urusan di sini, agar kalian bisa mengambil libur beberapa waktu.”Hunter dan Wolf saling pandang. “Bagiku pribadi, Bera
Mandy meragu sejenak dan bertanya dengan wajah takut. “Apakah gaji saya akan naik, Jenderal?”Pertanyaan itu tak diduga Jack. Dia bertanya dengan serius. “Sejujurnya aku tidak tahu bagaimana pengaturan Nyonya Smith tentang gaji. Tapi, kalau boleh aku tahu, apa yang membuatmu khawatir soal besaran gajinya?”Jack melihat Nyonya Smith sudah memainkan tablet di tangannya. Jack membiarkan Wanita paruh baya itu mencari tahu besaran gajji Mandy.“Ayah saya sakit-sakitan. Sementara Ibu sudah tua. Adik saya masih kuliah. Jadi, praktis biaya hidup kami tergantung pada gaji itu. Jika berkurang, maka kasihan ibu saya untuk mencukupinya,” jawabnya dengan wajah makin menunduk dalam.Jack menghela napas mendengar keluhannya. Diliriknya Nyonya Smith yang tersenyum samar. “Bagaimana Nyonya Smith?”Wanita itu menunjukkan daftar gaji seluruh pegawai di markas besar itu. Sebagai sekretaris teringgi, dia punya akses untuk besaran gaji semua staf sipil dan militer.“Katakanlah padanya,” ujar Jack.Nyonya S