Share

BAB 8. OLEH-OLEH

Aku tertegun menatap mereka yang kini ada di depanku. Ya, mereka ....

Tampak Mas Bagus berdiri berdampingan dengan seorang perempuan muda yang usianya mungkin sebaya denganku. Lalu di belakangnya ada ibu mertuaku bersama perempuan paruh baya yang sepantaran dengannya.

Aku diam dan masih memindai mereka satu persatu.

"Kenapa diam saja, cepat sambut adik madumu!" Ucapan Bu Tata bagai petir yang menyambar.

"Apa, adik madu? Apa aku tidak salah dengar? Jadi kalian ...." Aku tidak melanjutkan kata-kata, kualihkan pandangan pada laki-laki yang sampai saat ini masih sah menjadi suamiku.

Mas Bagus tampak salah tingkah. Dia mengusap leher bagian belakang berkali-kali dan tidak berani menatapku sedikit pun. Gigiku gemeletuk dengan tangan yang refleks mengepal, bahkan kini tanganku bergetar menahan amarah.

Dasar laki-laki. Meskipun Mas Bagus kemarin mengatakan kalau dia terpaksa menuruti keinginan ibunya. Tapi tak bisa ku pungkiri, hati ini tetap sakit sekali saat dia dan ibunya pulang membawa ol
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status