Share

Ke Salon

Author: Bastiankers
last update Last Updated: 2025-06-17 08:50:55

Dia mungkin salah melimpahkan semuanya sama Brian. Tapi, tidak apa, kan? Toh lelaki itu juga tidak memperjuangkannya. Semua yang diucapkan Brian hanya janji manis layaknya pejabat.

“Laki lagi?” Mbak Nurul dengan cepat duduk di samping Jena.

Jena yang tersentak kaget langsung berpura-pura memainkan kursor nya. “Engga kok. Ini lagi mikirin posternya.” CK!

Mbak Nurul tersenyum miring. “Halah! Dari tadi gue manggil, nggak disahutin. Pasti mikirin Brian, kan?” Telunjuknya berputar-putar di depan wajah Jena.

“Apa, sih?” Jena pura-pura mendelik. Kemudian, menopang dagunya lagi.

“Udah deh. Nggak usah bohongi gue. Gue tau kok. Lagian, kenapa nggak balikan aja?” Mbak Nurul ikut menopang dagunya.

Jena yang melihat itu langsung menurunkan tangannya sambil menghela nafas. Dia kemudian memandang Mbak Nurul. “Gue pengen jadi cewek kayak Lo, Mbak. Yang ngga gampang memberikan hati ke laki-laki.” Lalu, “Gimana, sih, caranya? Ajarin gue kek.”

Mbak Nurul mengernyit. “Alasannya? Kalau Lo masih cinta mah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • DIKEJAR DUDA KEREN   Terpukau

    “Wiiihh … ini teman gue?” Mbak Nurul membolak-balikkan tubuh Jena dengan antusias. “Cantik banget.”“Emang udah cantik dari sananya. Cuma dipoles dikit aja langsung berubah. Iya, kan?”sahut Bintang.“Emang sih, tangan Lo itu bagus. Mau buat apa aja jadinya bagus,”puji Mbak Nurul. Sekali lagi, dia memandangi Jena yang hanya tersenyum lebar saat ini. “Yakin banget gue kalau Brian bakalan kalang kabut liat Lo kayak gini. Gue aja pangling.”Senyum lebar Jena mendadak luntur. “Gue begini bukan karena dia, ya, Mbak.”Bintang tertawa kecil sebelum akhirnya pamit untuk melayani tamu VIP lain. Jena memperhatikan sosok Bintang yang telah masuk di ruangan yang tadi Jena tempati. Menjelaskan dengan tenang pada semua tamunya.“Cantik, kan?”Jena terkejut, namun akhirnya mengangguk. “Cantik banget.”Mbak Nurul mengangguk sambil menyeruput air mineral yang baru saja dibelinya. “Makanya Mas Iki nggak bisa move on. Orang mantannya cantik gitu …”Jena tidak sedang meminum atau memakan apapun, namun dia

  • DIKEJAR DUDA KEREN   Glow Up

    Melainkan, sedang berdiri menghadap fasad kaca yang memperlihatkan indahnya taman bunga. Mbak Nurul mengangkat telapak tangannya, “Sebentar ya, Mbak …” Jena berbalik saat mendengar langkah tergesa mendekatinya. “Taman kecilnya indah banget, ya, Mbak …” Kembali menoleh pada taman itu.Mbak Nurul geleng-geleng kepala. “Kerjaan teman gue itu. Suka banget ngumpulin bunga-bunga aneh.” Jena mengernyit. Bunga aneh, katanya? Mbak Nurul mendengkus. “Soraya Jenami, kita ke sini mau treatment. Bukan untuk lihat bunga-bunga aneh itu.” Lalu, Mbak Nurul segera menarik lengan Jena dan membawanya pada meja kasir. Setelah memberitahu bahwa Jena yang akan ditreatment, Mbak Nurul pergi begitu saja meninggalkannya sendirian. Jena diarahkan untuk duduk di sebuah kursi tamu, menunggu seseorang yang nantinya akan melakukan treatment untuknya. Jena menatap arlojinya saat sepuluh menit berlalu begitu saja. Kembali memandangi meja kasir hanya untuk melihat apakah seseorang yang dikatakan mbak-mbak itu sud

  • DIKEJAR DUDA KEREN   Ke Salon

    Dia mungkin salah melimpahkan semuanya sama Brian. Tapi, tidak apa, kan? Toh lelaki itu juga tidak memperjuangkannya. Semua yang diucapkan Brian hanya janji manis layaknya pejabat.“Laki lagi?” Mbak Nurul dengan cepat duduk di samping Jena.Jena yang tersentak kaget langsung berpura-pura memainkan kursor nya. “Engga kok. Ini lagi mikirin posternya.” CK!Mbak Nurul tersenyum miring. “Halah! Dari tadi gue manggil, nggak disahutin. Pasti mikirin Brian, kan?” Telunjuknya berputar-putar di depan wajah Jena.“Apa, sih?” Jena pura-pura mendelik. Kemudian, menopang dagunya lagi. “Udah deh. Nggak usah bohongi gue. Gue tau kok. Lagian, kenapa nggak balikan aja?” Mbak Nurul ikut menopang dagunya.Jena yang melihat itu langsung menurunkan tangannya sambil menghela nafas. Dia kemudian memandang Mbak Nurul. “Gue pengen jadi cewek kayak Lo, Mbak. Yang ngga gampang memberikan hati ke laki-laki.” Lalu, “Gimana, sih, caranya? Ajarin gue kek.”Mbak Nurul mengernyit. “Alasannya? Kalau Lo masih cinta mah

  • DIKEJAR DUDA KEREN   Siluman

    “Nggak kasih ruang, Ki! Gue cuma kasihan sama dia. Mana udah malam.”Riski mengernyit heran. “Lo nggak pikir kalau dia mungkin aja punya teman di perusahannya? Kenapa dia nggak nebeng aja sama mereka? Kenapa harus sama Lo?”Brian tertegun. Otaknya ingin menyangkal semua tuduhan negatif itu. Tapi, dia juga mulai memikirkan ucapan Riski.“Itu masalahnya. Harusnya dari awal aja Lo udah cut-off semua tentang mantan Lo. Jangankan ketemu, kalau bisa Lo harus putus komunikasi sama dia.” Oh begitu, ya? Riski mengingat kembali tentang Jena yang selalu datang ke kubikelnya hanya untuk menanyakan kabar Brian. Jadi, “Sama satu lagi. Kalau bisa, mau Lo di mana aja, jangan putus komunikasi sama Jena. Walaupun Lo sibuk, kabari dia. Kasihan gue lihat-lihat.”“Gue kalau sibuk banget tuh malas banget ngangkat telpon,”gumam Brian.Riski menghela nafasnya. “Lo serius nggak sama dia?”“Serius. Gue serius. Makanya gue terima semua arahan Pak Ajri biar bisa naik jabatan dan gue bakal lamar dia.”Riski men

  • DIKEJAR DUDA KEREN   Yang Terjadi Malam Itu

    Kedua lelaki itu tengah duduk d smooking room untuk melepas penat selama pekerjaan. Asap kecil putih selalu dihembuskan dari bibir yang tidak tertutup rapat. Keduanya duduk sambil memikirkan nasib mereka.Beberapa orang keluar-masuk ruangan itu, namun keduanya belum beranjak meski sudah hampir setengah jam di sana.Tumben sekali Riski yang selalu bertanya apapun itu mendadak diam dan sibuk menyender di dinding. Tidak jauh berbeda dengan Brian yang juga menyenderkan punggungnya dan kepalanya menengadah, menatap langit-langit dengan pandangan menerawang. Tidak sadar bahwa rokok ketiganya itu sudah terlalu pendek.Riski menghisap rokoknya sekuat mungkin, lalu menghembuskan asapnya. Kemudian, rokok yang telah pendek itu dia injak sampai apinya mati. Menoleh pada Brian, “Gue lihat-lihat hubungan Lo sama Jena lagi nggak baik-baik aja.”Brian terkekeh, namun kemudian berdecak pelan. “Lagi break.” Riski tertawa kecil, dia meremahkan ucapan Brian karena menurutnya gerak-gerik keduanya bukan

  • DIKEJAR DUDA KEREN   Lift

    “Hai!” Jena balas melambaikan tangan saat lelaki itu sudah melewatinya jauh. Jena mengernyit sambil memerhatikan punggung yang sudah menghilang masuk ke dalam mobil.Dia mengangkat bahu, sebenarnya untuk apa juga mengurusi hal-hal tidak menguntungkan seperti itu. Jadi, Jena melanjutkan jalannya sambil menjinjing tas kecilnya. Namun, langkahnya melambat saat melihat seorang lelaki dengan kemeja putih dan dasi berwarna hitam, serta celana katun hitamnnya itu sedang bersandar di jok motor gede sambil memandangnya dari jauh.Jena menghembuskan nafasnya kasar sambil membuang muka. Kenapa, sih, harus ketemu dia lagi? Jena segera masuk saat pintu elevator telah terbuka. Dia tidak menyangka bahwa lelaki itu akan ikut masuk. Dan pintu elevator segera tertutup, seakan merestui keadaan yang tidak diinginkan itu.Jena membuang wajahnya ke arah lain. Berusaha setenang mungkin meski jantungnya berdegup tak karuan. Dia menoleh saat sesuatu yang berisik terdengar. Rupanya lelaki itu tengah mengetuk-

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status