Home / Romansa / DIKEJAR DUDA KEREN / Siapa Yang Datang?

Share

Siapa Yang Datang?

Author: Bastiankers
last update Last Updated: 2025-06-05 13:43:03

Brian mengusap-usap lengan perempuan itu. Menghirup aroma buah yang tercipta dari rambut Jena. Aroma Cherry?

Brian kembali menghirupnya. Tatapannya tertuju pada ponsel perempuan itu yang bergetar di ujung ranjang. Apakah Jena susah tidur sampai tidak mengambilnya?

“Mi … hp kamu tuh. Ada yang telepon mungkin ..”

“Hm …” Perempuan itu memutar balik tubuhnya agar bisa membalas pelukan Brian. Rupanya matanya sudah terpejam rapat. Jadi, Brian tidak mengucapkan apapun lagi selain membelai wajahnya. Menelusuri dengan jemarinya pada tulang hidung, bibir, dan rahangnya.

Brian kembali mengingat. Bagaimana tanggapan ibu Jena saat tahu anaknya sudah Brian nodai? Apakah dia terpaksa merestui?

Kalau benar begitu, Brian senang dengan keputusannya malam ini.

Tapi, … jika tidak?

Brian menghela nafasnya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Ah, tidak!

Brian pernah mendapat wejangan dari ayah Jena, kan? Maka dari itu, Brian mungkin bisa memanfaatkannya untuk kali ini.

Senyumannya muncul saat mata itu menger
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • DIKEJAR DUDA KEREN   Pukulan Bertubi-tubi

    'Dia yang datang ke sini.'Lama kedua mata itu menatapnya nyalang. Rahangnya mengeras, mungkin saja kalau tidak ada hukuman di dunia ini, Brian sudah mati. Dicekik, misalnya?Ibu Jena mengangguk. Namun, Brian tahu itu bukan gerak yang baik. Melainkan pertanda buruk. “Katakan, apa yang kalian lakukan semalam?”'Tidur, tentu saja.' Tapi, Brian bingung harus jawab bagaimana. Apakah setelahnya keajaiban akan dia dapati? Atau—“Katakan!” Cengkraman itu semakin kuat. “Haya hahu mihum …” Brian berbicara dengan mulutnya yang penuh. Cengkraman itu terlepas dengan kuat. Dan akhirnya, Brian bisa melegakan tenggorokannya dengan air putih. Sebelum akhirnya berbalik dan menjawab pertanyaan itu. “Kami … hanya tidur.” Ibu Jena mengernyit, dia tampak tidak percaya bahwa kedua orang dewasa itu hanya tidur. Jadi, “Tidak mungkin. Katakan yang sejujurnya!”Brian menelan salivanya. Sebelum dia menjawab, tamparan kembali melayang, namun kali ini dia bisa menghindar. “Kami benar-benar hanya tidur, Tante.”

  • DIKEJAR DUDA KEREN   Siapa Yang Datang?

    Brian mengusap-usap lengan perempuan itu. Menghirup aroma buah yang tercipta dari rambut Jena. Aroma Cherry?Brian kembali menghirupnya. Tatapannya tertuju pada ponsel perempuan itu yang bergetar di ujung ranjang. Apakah Jena susah tidur sampai tidak mengambilnya?“Mi … hp kamu tuh. Ada yang telepon mungkin ..”“Hm …” Perempuan itu memutar balik tubuhnya agar bisa membalas pelukan Brian. Rupanya matanya sudah terpejam rapat. Jadi, Brian tidak mengucapkan apapun lagi selain membelai wajahnya. Menelusuri dengan jemarinya pada tulang hidung, bibir, dan rahangnya. Brian kembali mengingat. Bagaimana tanggapan ibu Jena saat tahu anaknya sudah Brian nodai? Apakah dia terpaksa merestui?Kalau benar begitu, Brian senang dengan keputusannya malam ini.Tapi, … jika tidak?Brian menghela nafasnya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Ah, tidak!Brian pernah mendapat wejangan dari ayah Jena, kan? Maka dari itu, Brian mungkin bisa memanfaatkannya untuk kali ini.Senyumannya muncul saat mata itu menger

  • DIKEJAR DUDA KEREN   ONS

    Brian tidak mengindahkan tatapan sayu itu, tangannya tetap melucuti baju perempuan itu. Menyisakan dalaman tipis berwarna putih dan tali bra berwarna pink terlihat di pundaknya. Benar, kan? Brian mengangkat tubuh perempuan itu ala bridal style. Membawanya masuk ke dalam kamarnya. Merebahkan badannya di atas ranjang kesayangannya. Lalu, lelaki itu naik menghimpit tubuh mungil yang sudah dia lepaskan dalaman putihnya.Brian menelan salivanya saat melihat langsung bagaimana bra berwarna pink itu tampak menutupi sesuatu yang teramat indah di sana. Bulatannya sempurna, hingga tangan Brian tidak sabar untuk menyentuhnya. Otak Jena berisik, dia memakai tubuhnya yang diam saja dan mengikuti permainan Brian. Bahkan, bibirnya sesekali mendesah nikmat saat tangan Brian dengan jalangnya menyusup di dalam bra-nya. Jena, bisa melihat bagaimana lelaki itu menggilai buah dadanya. Meremasnya dengan sedikit kencang dan memainkan sesuatu yang membuat tubuh Jena gemetar. Jena menikmatinya?“Ah …” Desa

  • DIKEJAR DUDA KEREN   Merah atau Pink

    Perempuan itu langsung melepaskan ponselnya dan memberikan senyum manisnya. Dia mengulurkan tangan untuk menyambut kedatangan Brian di sisinya. “Sini peluk. Kamu ‘kan udah janji.” Pelukan hangat itu belum dibalas oleh Brian. Lelaki itu meninggalkan kesan yang tidak biasa. Sehingga pelukan itu akhirnya lengang. “Bi …? Kamu nggak suka, ya?”Brian menoleh. “Nggak suka apa?”“Sama kedatangan aku?” Tangannya terlepas dari tubuh lelaki itu. “Aku ganggu banget, ya?” Lalu, perempuan itu bangkit dan meraih tas kecilnya. “Aku bal—”Brian meraih pergelangan tangannya. “Mi … sini deh. Duduk dulu.”Jena akhirnya duduk tanpa menoleh sedikit pun.“Aku bukannya nggak suka. Aku suka kok sama kedatangan kamu—”“Terus? Kok wajah kamu kayak nggak senang gitu?” Perempuan itu menoleh singkat, lalu kembali menatap lurus. Sepertinya masih marah, ya?Brian menahan senyumnya. “Nggak, Mi. Aku hanya … mikir kamu datang malam-malam ke sini, apa orang tua kamu nggak marah?”Lihat, kan? Perempuan itu kembali berdir

  • DIKEJAR DUDA KEREN   Dia Datang?

    Semalaman dia menghabiskan beberapa botol wine untuk menangkan pikirannya, yang gundah gulana. Dia memilih meja paling pojok, yang jarang terlihat oleh beberapa pengunjung. Menatap seuntai kalung yang belum diberikannya pada perempuan itu. Alunan musik yang juga ikut mendebarkan dada itu menghentak-hentak. Seirama dengan gerakan beberapa orang yang sangat menikmati kehidupan mereka di sana. Namun, lelaki itu memilih untuk tidak bergabung. Karena memang dia hanya datang seorang diri.Sebuah elusan lembut terasa di pundaknya saat ia menunduk dalam. Membuatnya mendongak dan menatap tangan yang menjamah bagian dadanya. Gerakan tangan itu terhenti ketika dia menolak, “Saya tidak ingin diganggu. Kamu cari pengunjung lain saja.”Lalu, Brian meminum sisa wine yang tersisa sedikit itu. Sambil mensejajarkan botol-botol itu dengan rapih. Setidaknya ada tiga botol yang berhasil membuat kepalanya sedikit oleng. Lelaki itu tersenyum getir. Besok adalah hari pertemuan terakhirnya dengan perempuan

  • DIKEJAR DUDA KEREN   Gusar

    Wanita itu tertawa sinis. “Saya tidak akan merestui hubungan kalian.” Lalu, dia mendekat dengan telunjuknya yang mendorong dada Brian. “Tinggalkan Jena. Atau kamu akan lihat hidupnya menderita.” Suaranya terdengar pelan, namun penuh penekanan.Brian tidak mungkin mengorbankan Jena, kan? Tidak. Dia tidak ingin melihat perempuan itu menderita lebih banyak lagi. Jadi, mungkin dia akan mengambil jalan yang sedikit merusak egonya. Membuatnya memikirkannya berhari-hari. Dan akhirnya, Brian memutuskan untuk menyetujui proyek yang diberikan Pak Ajri di Kalimantan. Proyek yang menggabungkan beberapa perusahaan besar itu mungkin membutuhkan waktu lama. Paling cepat mungkin satu bulan, begitu yang didengar Brian. Meski satu bulan, tapi menurut Brian, waktu itu bisa membuat Jena menghapus perasaan padanya. Jadi, Brian mengambil proyek itu.Ada sekat yang membuat pernafasannya sedikit terganggu. Dia memandangi lekat-lekat walpaper yang dia nyalakan layarnya. Memandangi setiap inci wajah yang di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status