Share

Bab 4

last update Last Updated: 2023-05-25 13:05:59

Hari terus berlalu, karena kesibukannya mengurus usaha baksonya, Abdul sudah lupa tentang rencananya untuk segera mencari istri.

Apalagi saat ini dia sedang fokus dengan anak cabang baksonya, yang baru buka.

Ditempat lain, Mayang tampak tengah sibuk, mempersiapkan dirinya, yang hendak kuliah, di sebuah Universitas ternama, yang ada di kota.

"Ingat Nduk, kamu harus bisa menjaga diri kamu, jangan mau dekat-dekat dengan yang namanya laki-laki, apalagi kalau miskin" nasihat bu Retno, mewanti-wanti putrinya..

"Kamu tahu ndak, itu si Dini, anaknya juragan beras yang tinggal di dekat kecamatan, dia itu sekarang sudah berhenti kuliah nya" ucap bu Retno. 

"Lah, kenapa to bu? bukannya si Dini itu belum selesai ya, kuliah nya?" tanya Mayang tampak heran.

"Ya gimana mau lanjut, wong dia itu sekarang lagi ngidam!" jawab bu Retno tampak semangat menceritakan aib anak saingannya.

"Masa sih bu?" tanya Mayang, tampak terkejut.. 

"La yo bener to, berita ini sudah bukan rahasia lagi!! makanya kamu sibuk sama hp terus, gak pernah keluar rumah" ucap bu Retno, tampak mencebik.

"Yang jelas, kedua orangtuanya, pasti sekarang ini sangat malu, karena kelakuan anaknya" ujar bu Retno lagi, tertawa puas.

"Oh iya, si Fitri dimana Bu? mau aku suruh beresin tas pakaian aku" tanya Mayang, kepada sang ibu.

"Gak tahu, mulai pagi gak keliatan batang hidungnya" jawab Bu Retno, celingukan.

"Ti!!! Sitiiiii!!!" teriaknya, memanggil bu Siti.

"Ada apa Ndoro??" tanya bu Siti, terlihat tergopoh-gopoh, menghampiri majikan nya.

"Si Fitri kemana? dari tadi kok tidak keliatan!" seru bu Retno, tampak melotot.

"Ooh, hari ini Fitri tidak bisa bantu-bantu saya Ndoro, soalnya mau melengkapi surat-surat masuk kuliah nya" jawab bu Siti.

Mayang dan Ibunya seketika melotot, mereka tak percaya, jika ternyata Fitri juga akan kuliah. 

"Ladalahhhh, gak salah kamu?? wong kere saja pakai kuliah!! daripada buat kuliah, mending buat perbaiki rumah kalian tuh, yang sudah mau ambruk!!" ejek Bu Retno terlihat merendahkan..

Mayang juga tampak menatap tak suka ke arah pembantunya itu.

"Memangnya Fitri kuliah di mana Bik?" tanya Mayang, merasa penasaran.

"Fitri kuliah di Gajahmada Yogyakarta Ndoro, kebetulan, Fitri dapat beasiswa" jawab bu Siti, pelan.

"Haahhh??!!" Mayang terlihat sangat terkejut.

"Memangnya Fitri ambil jurusan apa?" tanya Mayang lagi, karena dirinya saja tidak lolos ujian masuk di sana.

"Kata Fitri, dia masuk di Fakultas Ekonomi, saya juga tidak tahu, jelasnya bagaimana" ucap bu Siti, tampak sedikit bingung untuk menjelaskan.

Mendengar Fitri masuk ke Fakultas Ekonomi, hati Mayang seketika panas.

Karena untuk masuk ke jurusan itu, otaknya harus benar-benar encer.

Sedangkan dirinya sendiri, akhirnya memilih kuliah di Universitas swasta, karena ujian masuknya lebih mudah.

Itu pun, dia mengambil jurusan Ilmu Komunikasi, karena menurutnya tidak akan terlalu repot dan memusingkan dalam mempelajari materinya.

Melihat perubahan wajah pada putrinya, Bu Retno juga ikut gusar.

"Huh!!! miskin aja belagu, tahu begitu, waktu itu kita jodohkan saja si Fitri sama tukang bakso yang lamar kamu" ketus bu Retno kesal.

"Sudah sana! kamu beresin perlengkapan Ndoro Mayang!" perintah bu Retno kesal. 

Mayang yang tadi terlihat begitu antusias dan senang, karena besok akan berangkat kuliah, dan tinggal di kost. Tapi setelah mendengar tentang Fitri yang juga akan berkuliah, bahkan berhasil lolos di Universitas favoritnya, kini Mayang terlihat galau.

Gadis itu terlihat diam dan manyun di ruang tengah, sambil memainkan ponselnya.

Ia jadi begitu benci pada Fitri. Gadis yang bukan level derajatnya, tapi bisa melampaui nya. 

'Ini bener-bener menyebalkan!!!' gumamnya sangat kesal.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DIKIRA PEDAGANG BAKSO BIASA, TERNYATA?    Bab 34

    Waktu terus berlalu, Ustadz Ibrahim yang awalnya terus melakukan pendekatan pada Mayang, kini malah sedikit demi sedikit mulai menjauh.Padahal Rudi sudah mulai mengalah, karena ia merasa, mungkin Mayang akan lebih cocok bersama dengan Ustadz Ibrahim, yang alim itu.Semuanya berawal, kala itu ustad Ibrahim secara tidak sengaja, mendengar percakapan Mayang bersama sang ibu.Ustadz Ibrahim, yang ingin menjemput Raya bersekolah seperti biasanya, mendadak membeku di depan pintu rumah Bu Retno, saat dia secara tak sengaja, mendengar percakapan mereka."Aku ini tidak pantas untuk ustad Ibrahim Ibu..apalagi dulu aku pernah hamil di luar nikah dan menggugurkannya, bahkan juga sering berzina" ucap Mayang, saat sang ibu menanyakan tentang ustad Ibrahim, yang sering bertandang ke rumah mereka.Ustadz Ibrahim yang bersiap mengetuk pintu rumah itu, segera menurunkan tangannya, dan berbalik, bergegas pergi dari rumah Mayang.Sepanjang jalan menuju madrasah, pikirannya terus saja berkecamuk, dengan

  • DIKIRA PEDAGANG BAKSO BIASA, TERNYATA?    Bab 33

    "Aku mohon Mayang, kembalilah kepadaku" mohon Mahmudi sore itu, saat Mayang bersiap untuk berangkat menuju kedai bakso, tempat dia bekerja sekarang, setelah tadi pulang sebentar, untuk melihat ibunya, dan menyiapkan peralatan sekolah Raya, untuk belajar mengaji di Madrasah.Raya tampak ketakutan, takut di bawa pergi oleh ayahnya, yang selama ini tak begitu dekat dengan nya."Kenapa Mas? harus berapa kali lagi, kamu menyakiti ku?? aku sudah capek Mas, terus-menerus di khianati, dan di bohongi sama kamu.Aku juga sudah lelah, dengan semua perlakuanmu, yang selalu merendahkan aku" jawab Mayang dengan suara yang bergetar, karena menahan emosi yang selama ini terpendam."Aku pikir, menikah dengan orang yang jauh lebih tua sepertikamu, bisa melindungi dan membuatku nyaman. Tapi nyatanya apa yang aku dapat selama ini??" ujar Mayang lagi, kemudian menyeka air matanya, dari pipi tirusnya. "Aku mohon sayang, kali ini Mas sungguh-sungguh" tahan Mahmudi, mencekal lengan Mayang erat."Lepas Mas!!

  • DIKIRA PEDAGANG BAKSO BIASA, TERNYATA?    Bab 32

    Lima tahun telah berlalu....Desa Mekarsari kini menjadi lebih ramai, apalagi saat Abdul mendirikan sebuah Madrasah, tempat sekolah mengaji setiap sore di desa itu. Hal itu di sambut dengan sangat antusias oleh warga.Dengan menggandeng para pemuda dan tokoh agama, sekolah itu sudah berjalan selama kurang lebih 3 tahun lamanya.Muridnya yang awalnya hanya puluhan orang, kini sudah menjadi ratusan, karena dari desa-desa tetangga, juga banyak yang belajar mengaji di situ.Letaknya yang ada di sebelah rumah bu Siti, menjadikan rumah itu tak pernah sepi setiap harinya. Apalagi Abdul juga membuka cabang baksonya yang entah ke berapa, di dekat Madrasah nya itu.Fitri pun sekarang juga tengah hamil anak yang kedua, setelah Salman putra sulungnya berusia 4 tahun."Sayang, jangan terlalu lelah, ingat kandunganmu" peringat Abdul, saat istrinya itu masih saja membuat adonan kue-kue donat, yang akan ia bagikan untuk anak-anak mengaji nanti, di bantu oleh beberapa tetangga. "Aku kan cuma tunjuk

  • DIKIRA PEDAGANG BAKSO BIASA, TERNYATA?    Bab 31

    "Selamat datang kembali di desa ini bu Siti" ucap para tetangga, sambil memeluk bergantian, berharap juga bisa mendapatkan keberkahan, dari para tamu Allah, yang baru kembali. Cukup lama para warga bercengkerama, mendengarkan cerita bu Siti, selama menjadi tamu Allah, dan berkunjung ke tempat-tempat bersejarah. Semuanya larut dalam ceritanya, bahkan ada yang sampai meneteskan air mata, karena juga ingin, bisa segera mendapat panggilan, supaya bisa segera berangkat ke Baitullah. Di penghujung acara, setelah semua para tamu mendapatkan makan, dan juga mencicipi air Zamzam, walau hanya sedikit, bu Siti meminta Abdul, untuk melantunkan doa, supaya semua yang hadir, juga bisa segera berangkat.Abdul kemudian membacakan doa, yang segera di amini oleh hadirin.Selesai doa, Yu Karsiyem dan kawan-kawan nya, di mintai tolong, untuk membagikan oleh-oleh, yang telah disiapkan, berupa sajadah, tasbih, dan minyak wangi. Dengan cekatan, oleh-oleh yang sudah di siapkan pun di bagikan kepada selur

  • DIKIRA PEDAGANG BAKSO BIASA, TERNYATA?    Bab 30

    Keberangkatan bu Siti dan anak menantunya, juga besannya, di iringi oleh para warga, yang juga hadir, untuk ikut doa bersama. Semua warga, mendoakan yang terbaik. Agar senantiasa selamat sampai tujuan, hingga kembali lagi ke rumah.Sebelum berangkat, tak lupa bu Siti menitipkan rumahnya kepada para tetangganya. Supaya tidak kosong dan sepi.******Dua minggu telah berlalu, pak Suryo dan Juminten, tengah cemas, menunggu pembagian keuntungan, yang telah di janjikan oleh pihak investasi. "Mas, kok belum cair-cair ya" ucap Juminten, sambil terus memeriksa ponselnya.Pak Suryo hanya diam, tak menyahut, karena pikirannya saat ini juga sedang kalut.Bagaimana tidak, uang di tangannya sudah semakin menipis, sawahnya juga sudah habis ia jual, menuruti perkataan Juminten, dan uangnya semua dia investasikan. Juminten tampak resah, sambil terus mengusap perutnya yang sudah membesar, karena sudah memasuki masa melahirkan. Di saat mereka tengah menunggu pembagian hasil itu, bu Retno datang ke r

  • DIKIRA PEDAGANG BAKSO BIASA, TERNYATA?    Bab 29

    Mahmudi meraup wajahnya kasar. Dia benar-benar merasa tertipu oleh Juragan Suryo. Karena waktu itu, katanya masih gadis, nyatanya sudah tak ber segel.Mau di kembalikan, sayang. Untung saja Mayang cantik, andai biasa saja, tentunya ia akan langsung minta ganti rugi, dan mengembalikannya."Ya sudah lah, mau bagaimana lagi, sekarang kamu harus selalu patuh pada perintahku!! supaya tidak rugi, aku sudah membayar maharmu dengan sangat mahal!!" ucap Mahmudi, kemudian melanjutkan aksinya lagi, dengan kasar.Tak di perdulikannya Mayang yang menangis kesakitan, dia benar-benar merasa sangat jengkel, karena sudah di tipu oleh ayah mertuanya. Semalaman Mayang di paksa nya, untuk terus melayaninya, tanpa mengenal belas kasihan, pada istri yang baru ia nikahi itu.***"Mana istrimu Di?? pagi-pagi kok belum keluar dari kamar?!!" decak bu Susan tampak kesal."Masih tidur tuh, di kamar" jawab Mahmudi, sambil membuat kopi di dapur.Bu Susan benar-benar murka melihat ini, sudah bayar mahar mahal, te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status