Share

Nasehat Ibu

Terhitung sudah tiga hari Gu berbaring di rumah sakit. Sarah bolak-balik membawa baju ganti juga makanan. Tak apa baginya sedikit repot walau pinggang wanita berusia setengah abad lebih itu sakit. Ia senang, akhirnya ada yang membutuhkan bantuannya. Sedangkan Gu masih berputus asa di ranjang pesakitan. Merenungi semua yang telah menimpanya. Pikiran manusia yang luar biasa lemah menyebabkan apa yang menimpa dirinya tidaklah adil. Apalagi jika Gu melihat jika Ivan hidup bahagia bergelimang harta bersama istri dan keturunannya. Akan semakin menjadi penyakit di hatinya.

“Ayo, buka mulutmu, kau perlu makan,” pinta Sarah. Gu menurut saja, ia bagaikan seonggok kayu yang diberikan nyawa, tak ingin melakukan apa-apa lagi.

“Katakanlah sesuatu, Nak. Apa saja yang bisa membuatmu bahagia,” ucap Sarah. Ia membersihkan bibir Gu yang remahan rotinya jatuh.

“Dulu, aku memeriksa pasien yang terbaring lemah di ranjang. Sekarang akulah yang lemah. Miris sekali,” ujar Gu perlahan saja. Namun, cukup jel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status