Suara burung mengejutkan dinar, ternyata sudah pagi, dan untung saja hari ini dia tidak ada kelas, dinar mengusap matanya dan rupanya dia tertidur didapur.
Dinar bergegas masuk ke kamar ayahnya, dan semua sama saja tidak ada ayahnya disana, dia beranjak pergi mandi dan akan melihat-lihat disekeliling rumah, untuk mencari ayahnya.
Dinar berjalan menghirup udara segar disela pepohonan rimbun didepan rumahnya, ahh begitu segar dan menenangkan, dinar berjalan mengelilingi sekitaran rumahnya, jauh dan semakin jauh dari rumah, tapi tetap tidak ada tanda-tanda ayahnya, dia mulai putus asa dan melangkah dengan tidak semangat.
Dia pergi ke bukit tempat dia biasanya duduk dan bersantai, dan dinar sangat kaget pohon apel yang kemarin berbunga lebat sudah menjadi buah yang merah dalam semalam, dinar terdiam sangat lama.
"ya tuhan...apa ini? Kemarin aku disni masih bunga, kenapa sekarang buah nya sudah matang?" dinar berseru keheranan.
Dia mendekati pohon itu, dan berencana memanjatnya, karena dia ingin membuktikan perkataan ibunya didalam mimpi waktu itu.
Perlahan dia mulai naik, dan terus naik rasanya pohon itu sangat tinggi hingga dinar kelelahan dan belum juga sampai kepuncak pohonnya, karena semalam di juga kurang tidur jadi badannya memang terasa agak lemah dari biasanya, dia berusaha kuat naik dan terus naik sampai tangannya tidak kuat lagi berpegngan, serasa akan jatuh, dinar mencoba melihat kebawah, dan tanah tidak terlihat lagi, ternyata pohon ini sangat tinggi gumamnya dalam hati.
Tapi karena dinar yang tidak terlalu pandai memanjat jadi dia merasa tidak sanggup lagi untuk naik keatas dan dia urungkan niatnya berusaha untuk turun kembali, tapi apa yang terjadi tak diduga dinar terpeleset dan terjatuh, dinar berteriak keras sekali, jatuhnya sangat cepat dan tanpa dinar sadari dia jatuh direrumputan tinggi, dan dia heran kenapa dia baik-baik saja tanpa ada lecet maupun luka sedikitpun.
Dia bangun dan melihat kesekelilingnya, sambil mengernyitkan dahi memeriksa kembali, dia tidak mengenal tempat itu, itu tempat yang berbeda dari tempat tadi sebelum dia memanjat pohon, tempat itu berada dibelakang rumah mewah yang sangat besar.
Dinar tak henti keheranan dan bertanya-tanya sebenarnya apa yang telah terjadi? Dinar sangat bingung dan juga tidak tau harus berbuat apa, tapi dalam kebingungannya terdengar suara memanggil namanya.
"dinar..kamu dimana? Apa kamu disana?" suara nyaring perempuan mengagetkan dinar,
"Siapa yang memanggilku? Ini suara perempuan, bagaimana dia bisa tau namaku" ucap dinar
Dinar menoleh kebelakang, dia melihat seorang gadis memakai gaun pink tengah berlari dari rumputan tinggi diujung sana.
"dinar, kamu kenapa lari cepat sekali, kamu meninggalkan aku" sungut perempun itu
Dinar ternganga dan tanpa bisa berkata apapun, karena ini semua membuatnya bingung dan tidak tau harus berbuat apa.
"kenapa kamu diam? Aku capek ngikutin kamu lari,"! perempun itu memandang dengan kesal
"maaf..apa kamu mengenalku? Aku tak mengenalimu, kita ada dimana?" tanya dinar
"ya tuhan...dinar ini aku raccel, masa kamu lupa ingatan dalam sesaat? Dari tadi aku mengejarmu, tapi kamu larinya sangat kencang, apa sih yang kamu cari?" dia menjawab dengan nada yang sangat kesal
"oh...aku minta maaf karena berlari," dinar hanya menjawab dengan singkat, dia masih bingung sebenarnya dimana dan apa yang terjadi, tapi dia diam saja dan mulai bertanya pada perempuan itu.
"Ngomong-ngomong kita ada dimana? Apakah kita bisa kembali saja?" tanya dinar
"ya ini kan dibelakang rumahmu, kamu pertanyaannya aneh, ayo kita kembali kerumah" ajak raccel dan menarik tangan dinar dengan cepat
Dinar hanya mengikuti saja, dan sampai dipintu samping dinar ragu apakah boleh memasuki rumah ini atau tidak, dia melihat kesekelilingnya, semua halaman dipenuhi mawar merah, sangat indah. Dan itu membuat dinar tenang walau sesaat. Saat akan masuk kerumah semua orang yang berseragam itu menundukkn badannya saat mereka memasuki rumah. Dan dirumah itu sangay luas dan sangat indah dengn perabotan yang mewah. Dinar berjalan dengan menatap sana sini, sampailah diruangan makan dinar tau karena disitu ada meja makan besar dengan 10 kursi dengan hidangan lengkap diatasnya.
"sebenarnya tempat apa ini? Semua makanan ini terlihat sangat enak" seru dinar dalam hati
Raccel tiba-tiba mengejutkan dinar lagi, "ayo duduk, bentar lagi tuan harsaw akan datang"kata raccel dengan lembut
Dinar berfikir siapa lagi itu tuan harsaw katanya dalam hati, sungguh aneh semuanya terasa ikut jamuan makan para petinggi negara. Dinar diam saja dengan semua pertanyan didalam hatinya. Tidak berselang lama dia melihat seorang sudah agak berumur dengan rambut putih penuh uban melewati pintu dan menuju tempat duduk yng diujung sana. Dengan senyuman yang khas.
"selamat siang kakek" sahut raccel
"selamat siang sayang...kalian darimana saja, kakek sudah menunggu dari tadi" katanya dengan lembut
"maaf kakek ini tadi lagi ngikutin dinar ke kebun belakang katanya dia lihat kelinci besar, tapi malah dia ninggalin aku" kata raccel dengan nada manjanya.
"ah, ap benar dinar? Kamu jangan seperti anak kecil lagi kakek cemas dengan kamu kalau terus seperti anak kecil" sahut kakeknya
Dinar kaget dan hanya tersenyum saja tanpa menjawab ocehan raccel dan kakek itu, banyak pertanyaan yang harus dia tanyakan pada raccel nanti setelah acara makan ini selesai .
Semua telah berkumpul didermaga kecil pulau itu, semua sangat tertata rapi disana, tampak sederhana tetapi sangat indah untuk dipandang. lunar mengeluarkan mutiara dari mulutnya dan tentu mencucinya dulu sebelum memberikannya pada dinar, dinar sangat gugup memegang mutiara yang sangat berharga itu, dia sebenarnya tidak tega tetapi ini satu-satunya cara agar bisa bertahan lebih lama untuk menemui ayah dan ibunya. dinar mulai menelan mutiara itu, semua baik-baik saja awalnya, setelah beberapa menit berlalu dada dinar bersinar seperti ada sesuatu yang melewati dadanya, dinar merasa sesak dan berpegangan pada tiang dermaga karena merasa dadanya sangat panas "apa kamu baik-baik saja?" tanya lunar cemas karena belum tentu mutiara miliknya akan cocok ditubuh dinar "ya, aku baik-baik saja, tetapi dadaku terasa panas" jawab dinar masih menahan sesak didadanya "nak apa kau yakin akan pergi?" tanya kakek khawatir melihat cucunya itu "yakin kek, k
Semua seakan terdiam dan seakan menyetujui akan hal itu, semua bubar terkecuali miana kakak nya sang raja, dia tertegun dan mencari kesana kemari, dia mencari dion yang dia anggap anaknya "kakak, ada apa? apa yang kamu cari?" tanya raja duyung pada kakak nya itu "apakah kau tak melihat anakku? ataukah dia belum datang?" tanya miana sambil melihat kesana kemari "uhm kakak, aku minta maaf karena dia meninggal saat ingin memberikan obat untukmu, tapi jangan khawatir kak kami menguburnya dengan baik" ucap raja gelagapan menyembunyikan kenyataan "apa?? kenapa kau tak memberitahuku dari tadi?" tanya miana histeris dan menangis "maafkan aku, aku hanya tidak ingin membuatmu memikirkan itu, sedangkan kamu belum pulih" ujar raja menunduk "bagaimana bisa begitu? dia menjagaku selama ini, ayahnya juga yang menyelamatkan aku waktu itu, meskipun dia bukan anak kandungku tetapi dia jadikan aku seperti orangtua kandungnya" jawab miana yang tak henti m
semua orang mulai pergi meninggalkan tempat itu, semua wakil pergi dan wakil dion tetap tak terlihat dari tadi, tapi mereka mendengarkan apa yang tuan harshaw katakan, semua bubar dengan cepat, dan hanya dinar dan kakek yang masih tertinggal disana."kakek, kenapa kakek berbohong padaku selama ini?" ucap dinar tampak sedih memandangi kakek yang sedari tadi merangkul raccel"maafkan kakek nak, semua demi kebaikan kamu, mereka semua masih aman dan tinggal dipulau terpencil yang jauh dari sini, kamu ingat kan waktu itu kakek menyuruhmu pergi pertemuan kesebuah pulau, nah pulau itulah yang seharusnya kau tuju" ungkap kakek penuh penyesalan"aku ingin bertemu dengan mereka kek, kita akan kesana kan?" tanya dinar"aku tidak yakin" ucap kakek sambil memandang raja duyung"nak, aku tidak bisa lagi menolongmu kali ini seperti waktu itu, dan gelembung itu pastinya akan bereaksi dengan cepat, karena semua sudah tau kan rahasia kami" ujar raja duyung mulai mer
"kakek...akhirnya kakek datang,!" ujar raccel sambil berlari memeluk kakek yang tampak kelelahan, raccel menangis kecil sambil menatap tubuh kakek yang melemah itu, kakek juga membalas pelukan cucunya itu, dia sangat mencemaskan raccel selama ini dan tentu saja kali ini dia tidak ingin kehilangannya lagi,"apa maksud semua ini ayah? kenapa ayah mengenalnya?" ujar lunar menatap tajam pada ayahnya, dia sangat heran yang selama ini tidak pernah siapapun tau tentang hal ini. dan begitujuga dengan wakil lainnya mereka sangat takjub dengan duyung yang mereka tahu hanya dongeng itu."ayah akan menjelaskannya nanti padamu, sekarang biarkan saja mereka pergi" ujar raja pada lunar tampak tidak ingin menjelaskan apa-apa didepan semua orang"apa yang anda sembunyikan selama ini? aku saja tidak tau anda mengenalnya" sambung sang ratu menatap tajam kembali pada suaminya itu"jelaskan saja...aku sudah disini" ucap kakek sambil terus memegang raccel dirangkulnya
lunar tampak berjalan bergandengan dengan raccel, tampaknya mereka sudah berbaikan, melenggang mendekati suara keributan ayahnya "ada apa? kenapa sangat berisik" ujar lunar sambil menoleh kearah depan dan terkejut dengan apa yang dia lihat, begitu juga dengan raccel dia sangat terkejut, dinar sampai datang kesini pasti dia sangat mencemaskan raccel dan begitu juga kakek "dinar....syukurlah kamu menemukanku" ujar raccel berlari sambil memeluk tubuh dinar yang darit tadi mematung, wakil rayanpun tertegun dan menggeser badannya kebelakang, seketika keberaniannya menciut "raccel...apa mereka yang membawamu kesini?" tanya dinar menatap wajah saudaranya itu "tidak, ceritanya sangat panjang dinar, aku dibawa kesini oleh seseorang" ungkapnya "lantas bagaimana mereka semua ada disini?" tanya dinar penasaran "aku akan menceritakan itu nanti, apakah kakek baik-baik saja?" tanya raccel "ya, dia sangat mengkhawatirkanmu, dia ikut sebentar l
"hm...wakil rayan, apa mungkin ada orang didalam sana?" tanya dinar sambil berbisik mengintip dari balik pohon ara"kita tidak tau apa yang ada disana sebelum kita melihatnya sendiri kan, kalau begitu ayo kita masuk" ajak wakil rayan degan berani"baiklah...ayo" ujar dinar berlari sambil mengendap-endap kedepan, dan mendapatkan jalan untuk masuk kegedung itu, tapi tak disangka-sangka didalam ternyata sangat indah, sangat hidup, lampu hias berjejeran didinding, semua ruangan wangi bunga, tapi entah bunga apa itu dinar tidak tau karena selama ini dia banyak mencium mawar saja.mereka melewati banyak ruangan yang pintunya tertutup rapat, tidak ada satupun yang sedikit terbuka, mereka juga sangat takut untuk membukanya satu persatu"hm..tuan dinar, sebaiknya kita cari dibagian depan saja, diruangan depan pasti lebih lebar dan leluasa untuk kita melihat sekitarnya" ucap wakil rayyan"ide bagus, ayo kita maju" jawab dinarmereka sudah sampai