Share

Bab 3

Suara burung mengejutkan dinar, ternyata sudah pagi, dan untung saja hari ini dia tidak ada kelas, dinar mengusap matanya dan rupanya dia tertidur didapur.

Dinar bergegas masuk ke kamar ayahnya, dan semua sama saja tidak ada ayahnya disana, dia beranjak pergi mandi dan akan melihat-lihat disekeliling rumah, untuk mencari ayahnya.

Dinar berjalan menghirup udara segar disela pepohonan rimbun didepan rumahnya, ahh begitu segar dan menenangkan, dinar berjalan mengelilingi sekitaran rumahnya, jauh dan semakin jauh dari rumah, tapi tetap tidak ada tanda-tanda ayahnya, dia mulai putus asa dan melangkah dengan tidak semangat. 

Dia pergi ke bukit tempat dia biasanya duduk dan bersantai, dan dinar sangat kaget pohon apel yang kemarin berbunga lebat sudah menjadi buah yang merah dalam semalam, dinar terdiam sangat lama.

"ya tuhan...apa ini? Kemarin aku disni masih bunga, kenapa sekarang buah nya sudah matang?" dinar berseru keheranan.

Dia mendekati pohon itu, dan berencana memanjatnya, karena dia ingin membuktikan perkataan ibunya didalam mimpi waktu itu.

Perlahan dia mulai naik, dan terus naik rasanya pohon itu sangat tinggi hingga dinar kelelahan dan belum juga sampai kepuncak pohonnya, karena semalam di juga kurang tidur jadi badannya memang terasa agak lemah dari biasanya, dia berusaha kuat naik dan terus naik sampai tangannya tidak kuat lagi berpegngan, serasa akan jatuh, dinar mencoba melihat kebawah, dan tanah tidak terlihat lagi, ternyata pohon ini sangat tinggi gumamnya dalam hati.

Tapi karena dinar yang tidak terlalu pandai memanjat jadi dia merasa tidak sanggup lagi untuk naik keatas dan dia urungkan niatnya berusaha untuk turun kembali, tapi apa yang terjadi tak diduga dinar terpeleset dan terjatuh, dinar berteriak keras sekali, jatuhnya sangat cepat dan tanpa dinar sadari dia jatuh direrumputan tinggi, dan dia heran kenapa dia baik-baik saja tanpa ada lecet maupun luka sedikitpun.

Dia bangun dan melihat kesekelilingnya, sambil mengernyitkan dahi memeriksa kembali, dia tidak mengenal tempat itu, itu tempat yang berbeda dari tempat tadi sebelum dia memanjat pohon, tempat itu berada dibelakang rumah mewah yang sangat besar.

Dinar tak henti keheranan dan bertanya-tanya sebenarnya apa yang telah terjadi? Dinar sangat bingung dan juga tidak tau harus berbuat apa, tapi dalam kebingungannya terdengar suara memanggil namanya.

"dinar..kamu dimana? Apa kamu disana?" suara nyaring perempuan mengagetkan dinar,

"Siapa yang memanggilku? Ini suara perempuan, bagaimana dia bisa tau namaku" ucap dinar

Dinar menoleh kebelakang, dia melihat seorang gadis memakai gaun pink tengah berlari dari rumputan tinggi diujung sana.

"dinar, kamu kenapa lari cepat sekali, kamu meninggalkan aku" sungut perempun itu

Dinar ternganga dan tanpa bisa berkata apapun, karena ini semua membuatnya bingung dan tidak tau harus berbuat apa.

"kenapa kamu diam? Aku capek ngikutin kamu lari,"! perempun itu memandang dengan kesal

"maaf..apa kamu mengenalku? Aku tak mengenalimu, kita ada dimana?" tanya dinar

"ya tuhan...dinar ini aku raccel, masa kamu lupa ingatan dalam sesaat? Dari tadi aku mengejarmu, tapi kamu larinya sangat kencang, apa sih yang kamu cari?" dia menjawab dengan nada yang sangat kesal

"oh...aku minta maaf karena berlari," dinar hanya menjawab dengan singkat, dia masih bingung sebenarnya dimana dan apa yang terjadi, tapi dia diam saja dan mulai bertanya pada perempuan itu.

"Ngomong-ngomong kita ada dimana? Apakah kita bisa kembali saja?" tanya dinar

"ya ini kan dibelakang rumahmu, kamu pertanyaannya aneh, ayo kita kembali kerumah" ajak raccel dan menarik tangan dinar dengan cepat

Dinar hanya mengikuti saja, dan sampai dipintu samping dinar ragu apakah boleh memasuki rumah ini atau tidak, dia melihat kesekelilingnya, semua halaman dipenuhi mawar merah, sangat indah. Dan itu membuat dinar tenang walau sesaat. Saat akan masuk kerumah semua orang yang berseragam itu menundukkn badannya saat mereka memasuki rumah. Dan dirumah itu sangay luas dan sangat indah dengn perabotan yang mewah. Dinar berjalan dengan menatap sana sini, sampailah diruangan makan dinar tau karena disitu ada meja makan besar dengan 10 kursi dengan hidangan lengkap diatasnya.

"sebenarnya tempat apa ini? Semua makanan ini terlihat sangat enak" seru dinar dalam hati

Raccel tiba-tiba mengejutkan dinar lagi, "ayo duduk, bentar lagi tuan harsaw akan datang"kata raccel dengan lembut

Dinar berfikir siapa lagi itu tuan harsaw katanya dalam hati, sungguh aneh semuanya terasa ikut jamuan makan para petinggi negara. Dinar diam saja dengan semua pertanyan didalam hatinya. Tidak berselang lama dia melihat seorang sudah agak berumur dengan rambut putih penuh uban melewati pintu dan menuju tempat duduk yng diujung sana. Dengan senyuman yang khas.

"selamat siang kakek" sahut raccel

"selamat siang sayang...kalian darimana saja, kakek sudah menunggu dari tadi" katanya dengan lembut

"maaf kakek ini tadi lagi ngikutin dinar ke kebun belakang katanya dia lihat kelinci besar, tapi malah dia ninggalin aku" kata raccel dengan nada manjanya.

"ah, ap benar dinar? Kamu jangan seperti anak kecil lagi kakek cemas dengan kamu kalau terus seperti anak kecil" sahut kakeknya 

Dinar kaget dan hanya tersenyum saja tanpa menjawab ocehan raccel dan kakek itu, banyak pertanyaan yang harus dia tanyakan pada raccel nanti setelah acara makan ini selesai .

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status