Home / Fantasi / DINAR / Bab 2

Share

Bab 2

Author: Y Valista
last update Last Updated: 2021-08-30 07:35:49

Sesampainya dirumah, dinar membuka pintu dengan pelan dan selamat kali ini dia pulang lebih dulu dari ayahnya, ayahnya yang bekerja disalah satu perkebunan anggur terbesar dikota itu, sangat pemarah dan sangat tidak suka dengan apa yang dilakukan dinar, dinar selalu salah dimatanya. Mereka hanya tinggal berdua, tapi dinar merasa sendirian dirumah itu, karena jarang berkomunikasi dengan ayahnya, ayahnya selalu berdiam diri dikamar sepulang kerja.

Dinar memahami itu mungkin ayahnya capek bekerja seharian, sedangkan urusan rumah semuanya dinar yang melakukan termasuk mencuci dan memasak. Ayahnya akan keluar mengambil makanan saja, dan kembali untuk makan dikamarnya, sudah bertahun-tahun ayahnya seperti itu sejak nenek meninggal 5 tahun yang lalu. Semua dinar lakukan sendirian, tapi untung saja untuk kuliah ayahnya masih memberinya uang.

Hari itu dinar kekamar dan menyelesaikan pekerjaan rumah dengan cepat, dia membuka tasnya dan melihat apel yang dia bawa tadi, dia berniat memakannya tapi ragu-ragu dengan asal usul apel itu. Dia membolak balik apel sampai dia mulai akan mengigitnya. Tapi belum sempat dia mengigit apel itu ada suarA benda jatuh terdengar dari kamar ayah nya, dia Kaget dan meletkkan apelnya diatas meha. 

Dia berlari menuju kamar ayahnya, sampai didepan pintu dia tidak mendengar apapun dati dalam sana, 

"ayah...apa kau baik-baik saja?" dinat bertanya dengan cemas

Tapi tidak ada jawaban dari dalam, sehingga membuat dinat tambah cemas, dan mulai mengetuk pintu kamar ayahnya.

"ayah, apa kau ada didalam?, apa yang terjadi? Bolehkah aku masuk?" dinar memberikan pertanyaan dengan cepat, tapi tetap tidak ada jawaban dari dalam, semua hening tanpa ada suara sedikitpun. Dinar bertambah cemas dan berniat mendobrak pintu kamar ayahnya.

Dinar mulai menghitung untuk mendobarknya dengan kuat,

Braakkk....pintu kamar dengan gampang terbuka, tapi tidak ada siapapun disana, hanya barang-barang berserakan sana sini, dinar memeriksa seluruh kamar itu, tapi tidak menemukan ayahnya, dinar mulai membereskan kekacauan yang ada dikamar ayahnya, dengan kecemasan yang sangat dia mencari kembali keseluruh ruangan dirumah, tetapi hasilnya nihil, dan dinarpun mulai sangat sedih, karena hatus kehilangan orang yang disayang untuk kesekian kalinya, meskipun ayahnya selama ini tidak memperhatikannya tapi dinar menyayangi ayahnya seluas hatinya. Karena dialah satu-satunya yng dinar punya didunia ini.

Dinar kembali kekamarnya, dengan sedih dia duduk diatas kasur nya yang tidak lagi empuk, dan melihat apel tadi diatas meja. Dia meneteskan air mata berusaha untuk tetap tegar dan sabar dengan apa yang menimpanya, dia fokus pada apel itu dan tanpa fikir panjang lagi dia dengan cepat mengigit apel itu dan menghabiskannya, dia merasa perutnya sedikit terganjal, dan berbaring ditempat tidurnya, sambil memutar otaknya kemana harus mencari ayahnya.

Rumah dinar yang jauh dari pemukiman membuat dia susah untuk minta tolong bahkan dia tidak mempunyai tetangga disana, dia hanya berdiam diri sendirian tanpa tau apa yang harus dilakukan untuk menemukan ayahnya.

Lama dia memkirkan dan teringat dia dengan mimpinya tadi siang, dan berfikir mungkin dia akan mencoba apa yang dibilng oleh ibunya didalam mimpi itu, dia berusaha tidur dan terlelap dan akan melanjutkan mencari ayahnya esok pagi.

Setelah sekian lama dia memaksa untuk terlelap tapi tidak bisa, dia beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah kembali kekamar ayahnya.

Disana masih sama tidaj ada ayahnya, perlahan dia duduk dikursi dikamar itu, melihat2 keluar jendela yang letaknya disebelah kursi yang didudukinya. 

Seandainya ayah bisa seperti dulu dengannya, bisa meemperhatikannya dan menghabiskan waktu bersama seperti dulu saat ibu masih ada. Dia ingin sekali memeluk ayahnya saat itu, dia melihat kesekeliling kamar dan tidak ada satupun foto terpajang disana,  

Dinar menghela nafas, 

"ayah..ayah dimana? Kembalilah kesini aku tidak punya siapa-siapa lagi selain dirimu,!" dinar berkata dengan pelan

Dinar melihat satu laci tua yang sudah lapuk di sebelah ranjang ayahnya, Dia berdiri dan menbuka laci itu, dan apa yang dia lihat, sebuah apel. Lagi-lagi apel yang dia lihat hari ini, 

"kenpa ayah meletakkan buah disini?, nanti pasti akan bersemut" pikir dinar.

Dinar mengambil apel itu dan membawanga kedapur, diletakkan dikeranjang buah diatas meja makan. Yang ada dibenak dinar begitu banyak tanda tanya, seakan membuat dia sangat pusing dan tertidur didekat meja makan itu. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DINAR   Bab 91

    Semua telah berkumpul didermaga kecil pulau itu, semua sangat tertata rapi disana, tampak sederhana tetapi sangat indah untuk dipandang. lunar mengeluarkan mutiara dari mulutnya dan tentu mencucinya dulu sebelum memberikannya pada dinar, dinar sangat gugup memegang mutiara yang sangat berharga itu, dia sebenarnya tidak tega tetapi ini satu-satunya cara agar bisa bertahan lebih lama untuk menemui ayah dan ibunya. dinar mulai menelan mutiara itu, semua baik-baik saja awalnya, setelah beberapa menit berlalu dada dinar bersinar seperti ada sesuatu yang melewati dadanya, dinar merasa sesak dan berpegangan pada tiang dermaga karena merasa dadanya sangat panas "apa kamu baik-baik saja?" tanya lunar cemas karena belum tentu mutiara miliknya akan cocok ditubuh dinar "ya, aku baik-baik saja, tetapi dadaku terasa panas" jawab dinar masih menahan sesak didadanya "nak apa kau yakin akan pergi?" tanya kakek khawatir melihat cucunya itu "yakin kek, k

  • DINAR   Bab 90

    Semua seakan terdiam dan seakan menyetujui akan hal itu, semua bubar terkecuali miana kakak nya sang raja, dia tertegun dan mencari kesana kemari, dia mencari dion yang dia anggap anaknya "kakak, ada apa? apa yang kamu cari?" tanya raja duyung pada kakak nya itu "apakah kau tak melihat anakku? ataukah dia belum datang?" tanya miana sambil melihat kesana kemari "uhm kakak, aku minta maaf karena dia meninggal saat ingin memberikan obat untukmu, tapi jangan khawatir kak kami menguburnya dengan baik" ucap raja gelagapan menyembunyikan kenyataan "apa?? kenapa kau tak memberitahuku dari tadi?" tanya miana histeris dan menangis "maafkan aku, aku hanya tidak ingin membuatmu memikirkan itu, sedangkan kamu belum pulih" ujar raja menunduk "bagaimana bisa begitu? dia menjagaku selama ini, ayahnya juga yang menyelamatkan aku waktu itu, meskipun dia bukan anak kandungku tetapi dia jadikan aku seperti orangtua kandungnya" jawab miana yang tak henti m

  • DINAR   Bab 89

    semua orang mulai pergi meninggalkan tempat itu, semua wakil pergi dan wakil dion tetap tak terlihat dari tadi, tapi mereka mendengarkan apa yang tuan harshaw katakan, semua bubar dengan cepat, dan hanya dinar dan kakek yang masih tertinggal disana."kakek, kenapa kakek berbohong padaku selama ini?" ucap dinar tampak sedih memandangi kakek yang sedari tadi merangkul raccel"maafkan kakek nak, semua demi kebaikan kamu, mereka semua masih aman dan tinggal dipulau terpencil yang jauh dari sini, kamu ingat kan waktu itu kakek menyuruhmu pergi pertemuan kesebuah pulau, nah pulau itulah yang seharusnya kau tuju" ungkap kakek penuh penyesalan"aku ingin bertemu dengan mereka kek, kita akan kesana kan?" tanya dinar"aku tidak yakin" ucap kakek sambil memandang raja duyung"nak, aku tidak bisa lagi menolongmu kali ini seperti waktu itu, dan gelembung itu pastinya akan bereaksi dengan cepat, karena semua sudah tau kan rahasia kami" ujar raja duyung mulai mer

  • DINAR   Bab 88

    "kakek...akhirnya kakek datang,!" ujar raccel sambil berlari memeluk kakek yang tampak kelelahan, raccel menangis kecil sambil menatap tubuh kakek yang melemah itu, kakek juga membalas pelukan cucunya itu, dia sangat mencemaskan raccel selama ini dan tentu saja kali ini dia tidak ingin kehilangannya lagi,"apa maksud semua ini ayah? kenapa ayah mengenalnya?" ujar lunar menatap tajam pada ayahnya, dia sangat heran yang selama ini tidak pernah siapapun tau tentang hal ini. dan begitujuga dengan wakil lainnya mereka sangat takjub dengan duyung yang mereka tahu hanya dongeng itu."ayah akan menjelaskannya nanti padamu, sekarang biarkan saja mereka pergi" ujar raja pada lunar tampak tidak ingin menjelaskan apa-apa didepan semua orang"apa yang anda sembunyikan selama ini? aku saja tidak tau anda mengenalnya" sambung sang ratu menatap tajam kembali pada suaminya itu"jelaskan saja...aku sudah disini" ucap kakek sambil terus memegang raccel dirangkulnya

  • DINAR   Bab 87

    lunar tampak berjalan bergandengan dengan raccel, tampaknya mereka sudah berbaikan, melenggang mendekati suara keributan ayahnya "ada apa? kenapa sangat berisik" ujar lunar sambil menoleh kearah depan dan terkejut dengan apa yang dia lihat, begitu juga dengan raccel dia sangat terkejut, dinar sampai datang kesini pasti dia sangat mencemaskan raccel dan begitu juga kakek "dinar....syukurlah kamu menemukanku" ujar raccel berlari sambil memeluk tubuh dinar yang darit tadi mematung, wakil rayanpun tertegun dan menggeser badannya kebelakang, seketika keberaniannya menciut "raccel...apa mereka yang membawamu kesini?" tanya dinar menatap wajah saudaranya itu "tidak, ceritanya sangat panjang dinar, aku dibawa kesini oleh seseorang" ungkapnya "lantas bagaimana mereka semua ada disini?" tanya dinar penasaran "aku akan menceritakan itu nanti, apakah kakek baik-baik saja?" tanya raccel "ya, dia sangat mengkhawatirkanmu, dia ikut sebentar l

  • DINAR   Bab 86

    "hm...wakil rayan, apa mungkin ada orang didalam sana?" tanya dinar sambil berbisik mengintip dari balik pohon ara"kita tidak tau apa yang ada disana sebelum kita melihatnya sendiri kan, kalau begitu ayo kita masuk" ajak wakil rayan degan berani"baiklah...ayo" ujar dinar berlari sambil mengendap-endap kedepan, dan mendapatkan jalan untuk masuk kegedung itu, tapi tak disangka-sangka didalam ternyata sangat indah, sangat hidup, lampu hias berjejeran didinding, semua ruangan wangi bunga, tapi entah bunga apa itu dinar tidak tau karena selama ini dia banyak mencium mawar saja.mereka melewati banyak ruangan yang pintunya tertutup rapat, tidak ada satupun yang sedikit terbuka, mereka juga sangat takut untuk membukanya satu persatu"hm..tuan dinar, sebaiknya kita cari dibagian depan saja, diruangan depan pasti lebih lebar dan leluasa untuk kita melihat sekitarnya" ucap wakil rayyan"ide bagus, ayo kita maju" jawab dinarmereka sudah sampai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status