Sesampainya dirumah, dinar membuka pintu dengan pelan dan selamat kali ini dia pulang lebih dulu dari ayahnya, ayahnya yang bekerja disalah satu perkebunan anggur terbesar dikota itu, sangat pemarah dan sangat tidak suka dengan apa yang dilakukan dinar, dinar selalu salah dimatanya. Mereka hanya tinggal berdua, tapi dinar merasa sendirian dirumah itu, karena jarang berkomunikasi dengan ayahnya, ayahnya selalu berdiam diri dikamar sepulang kerja.
Dinar memahami itu mungkin ayahnya capek bekerja seharian, sedangkan urusan rumah semuanya dinar yang melakukan termasuk mencuci dan memasak. Ayahnya akan keluar mengambil makanan saja, dan kembali untuk makan dikamarnya, sudah bertahun-tahun ayahnya seperti itu sejak nenek meninggal 5 tahun yang lalu. Semua dinar lakukan sendirian, tapi untung saja untuk kuliah ayahnya masih memberinya uang.
Hari itu dinar kekamar dan menyelesaikan pekerjaan rumah dengan cepat, dia membuka tasnya dan melihat apel yang dia bawa tadi, dia berniat memakannya tapi ragu-ragu dengan asal usul apel itu. Dia membolak balik apel sampai dia mulai akan mengigitnya. Tapi belum sempat dia mengigit apel itu ada suarA benda jatuh terdengar dari kamar ayah nya, dia Kaget dan meletkkan apelnya diatas meha.
Dia berlari menuju kamar ayahnya, sampai didepan pintu dia tidak mendengar apapun dati dalam sana,
"ayah...apa kau baik-baik saja?" dinat bertanya dengan cemas
Tapi tidak ada jawaban dari dalam, sehingga membuat dinat tambah cemas, dan mulai mengetuk pintu kamar ayahnya.
"ayah, apa kau ada didalam?, apa yang terjadi? Bolehkah aku masuk?" dinar memberikan pertanyaan dengan cepat, tapi tetap tidak ada jawaban dari dalam, semua hening tanpa ada suara sedikitpun. Dinar bertambah cemas dan berniat mendobrak pintu kamar ayahnya.
Dinar mulai menghitung untuk mendobarknya dengan kuat,
Braakkk....pintu kamar dengan gampang terbuka, tapi tidak ada siapapun disana, hanya barang-barang berserakan sana sini, dinar memeriksa seluruh kamar itu, tapi tidak menemukan ayahnya, dinar mulai membereskan kekacauan yang ada dikamar ayahnya, dengan kecemasan yang sangat dia mencari kembali keseluruh ruangan dirumah, tetapi hasilnya nihil, dan dinarpun mulai sangat sedih, karena hatus kehilangan orang yang disayang untuk kesekian kalinya, meskipun ayahnya selama ini tidak memperhatikannya tapi dinar menyayangi ayahnya seluas hatinya. Karena dialah satu-satunya yng dinar punya didunia ini.
Dinar kembali kekamarnya, dengan sedih dia duduk diatas kasur nya yang tidak lagi empuk, dan melihat apel tadi diatas meja. Dia meneteskan air mata berusaha untuk tetap tegar dan sabar dengan apa yang menimpanya, dia fokus pada apel itu dan tanpa fikir panjang lagi dia dengan cepat mengigit apel itu dan menghabiskannya, dia merasa perutnya sedikit terganjal, dan berbaring ditempat tidurnya, sambil memutar otaknya kemana harus mencari ayahnya.
Rumah dinar yang jauh dari pemukiman membuat dia susah untuk minta tolong bahkan dia tidak mempunyai tetangga disana, dia hanya berdiam diri sendirian tanpa tau apa yang harus dilakukan untuk menemukan ayahnya.
Lama dia memkirkan dan teringat dia dengan mimpinya tadi siang, dan berfikir mungkin dia akan mencoba apa yang dibilng oleh ibunya didalam mimpi itu, dia berusaha tidur dan terlelap dan akan melanjutkan mencari ayahnya esok pagi.
Setelah sekian lama dia memaksa untuk terlelap tapi tidak bisa, dia beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah kembali kekamar ayahnya.
Disana masih sama tidaj ada ayahnya, perlahan dia duduk dikursi dikamar itu, melihat2 keluar jendela yang letaknya disebelah kursi yang didudukinya.
Seandainya ayah bisa seperti dulu dengannya, bisa meemperhatikannya dan menghabiskan waktu bersama seperti dulu saat ibu masih ada. Dia ingin sekali memeluk ayahnya saat itu, dia melihat kesekeliling kamar dan tidak ada satupun foto terpajang disana,
Dinar menghela nafas,
"ayah..ayah dimana? Kembalilah kesini aku tidak punya siapa-siapa lagi selain dirimu,!" dinar berkata dengan pelan
Dinar melihat satu laci tua yang sudah lapuk di sebelah ranjang ayahnya, Dia berdiri dan menbuka laci itu, dan apa yang dia lihat, sebuah apel. Lagi-lagi apel yang dia lihat hari ini,
"kenpa ayah meletakkan buah disini?, nanti pasti akan bersemut" pikir dinar.
Dinar mengambil apel itu dan membawanga kedapur, diletakkan dikeranjang buah diatas meja makan. Yang ada dibenak dinar begitu banyak tanda tanya, seakan membuat dia sangat pusing dan tertidur didekat meja makan itu.
Suara burung mengejutkan dinar, ternyata sudah pagi, dan untung saja hari ini dia tidak ada kelas, dinar mengusap matanya dan rupanya dia tertidur didapur.Dinar bergegas masuk ke kamar ayahnya, dan semua sama saja tidak ada ayahnya disana, dia beranjak pergi mandi dan akan melihat-lihat disekeliling rumah, untuk mencari ayahnya.Dinar berjalan menghirup udara segar disela pepohonan rimbun didepan rumahnya, ahh begitu segar dan menenangkan, dinar berjalan mengelilingi sekitaran rumahnya, jauh dan semakin jauh dari rumah, tapi tetap tidak ada tanda-tanda ayahnya, dia mulai putus asa dan melangkah dengan tidak semangat.Dia pergi ke bukit tempat dia biasanya duduk dan bersantai, dan dinar sangat kaget pohon apel yang kemarin berbunga lebat sudah menjadi buah yang merah dalam semalam, dinar terdiam sangat lama."ya tuhan...apa ini? Kemarin aku disni masih bunga, kenapa sekarang buah nya sudah matang?" dinar berseru keheranan.Dia mendekati pohon
Dinar mentap semua makanan dimeja, dia sadar itu sangat enak dan dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, karena dia juga sangat lapar dari tadi malam cuma makan satu buah apel saja. Dinar mulai makan dengn lahap tanpa memikirkan orang-orang yang tertegun melihatnya."dinar, makannya pelan-pelan saja nanti kakek marah,!" bisik raccelDinar merasa malu dan memelankan supannya, dan kakek pun melihat itu dan hanya tersenyum saja.Selesai makan siang, kakek meletakkan sendoknya dan dia tampak serius menatap dinar yang sedang mengelap bibirnya."nak, kamu harus coba sesekali keluar dari lingkungan rumah, berjalan-jalanlah kekota, disana banyak hal yang baru kenapa kau harus mengurung diri saja ditempat ini,!" ucap kakek"baiklah kakek nanti aku akan keluar bersama raccel" dinar menjawab dengan penuh kebingungan didalam hatinya."raccel, apa kamu mau menemani cucuku keluar?" tanya kakek"tentu saja kek, apa yang tidak untuk tuan muda i
Dinar tidak menyangka dunianya benar-benar berubah dalam sesaat seperti yang dikatakan ibunya didalam mimpi tempo hari, tapi dinar teringat dengan ayahnya yang entah dimana. Dia selesai makan dan sangat kenyang, begitu juga dengan raccel, mereka akan menghabiskan waktu diluar hari ini, banyak tempat yang akan raccel tunjukkan kepada dinar. Merekapun beranjak kemeja kasir dan raccel membayar makanannya.Di menatap raccel dengan serius, baru sekarang dia sadar ternyata raccel sangat cantik, tubuh mungilnya dengan rambut ikal yang tergerai sangat nyaman untuk dilihat. Dinar tersipu malu sambil memandangi raccel, dia belum pernah berkomunikasi banyak dengan perempuan manapun didunia lamanya.Mereka beranjak pergi dari restoran itu, raccel berencana akan mengajaknya ketempat favoritnya, yaitu pantai dimana dia dulu ditemukan kakek harsaw, dia biasanya akan kesana jika dia merasa bosan dan tidak ada yang bisa diajak bicara.Raccel memang tidak mempunyai ba
Dinar masuk kerumah dan diruang pertama dia masuki itu adalah ruang keluarga dan ruang tamu disampingnya, dia berjalan perlahan tidak sama dengan raccel yang berjalan dengan sedikit berlari, kakek yang duduk disofa sangat senang melihat mereka akur hari ini."kemarilah nak, apakah kalian bersenang-senang?" tanya kakek pada mereka yang baru datang dan duduk disamping kakek"tentu saja kek, kami pergi makan enak dan bersantai dipantai dan bercerita banyak hal" jawab raccel dengam semangatKakeknya tersenyum dan melihat pada dinar"dinar, apa kamu senang hari ini, kakek bahagia melihat kamu pergi keluar hari ini biasanya kamu tidak akan mau kemana-mana" tanya kakek pada dinar, dinarpun tersenyum sangat manis dan melihat rasa sayang kakek harsaw kepada mereka berdua, tanpa membedakan satu dengan lainnya."tentu saja kek, aku senang dan bisa melihat banyak hal" jawab dinar dengan senyuaman termanisnya, dia berfikir sungguh beruntung dia masuk kerumah in
"Cip cip cip cip" suara burung sangat merdu membangunkan dinar, dia duduk dari tempat tidurnya dan membuka jendela. Betapa indahnya pemandangan perbukitan itu dengan ditumbuhi pepohonan. Dia membuka jendela dan menghirup udara segar itu. Tapi dia dikejutkan oleh suara ketokan pintu kamarnya, dinar teringat itu pasti raccel, ah ternyata dia telat bangun dan bergegas membuka pintu.Ternyta memang raccel yang datang dengan baju tidur hijau yang sangat cantik, bahkan dia lebih cantik dari kemarin siang saat mereka pergi turun ke kota."ayo buruan dinar, kita telat nih nanti kamu gak bisa melihatnya"Dinar bergegas dan menutup pintu kamarnya, dan pergi mengikuti raccel, dengan penasaran akhirnya dinar bertany juga."memangnya kita mau kemana?" tanya dinar kebingungan"kamu liat aja nanti, setelah itu baru kamu bilang terimakasih karena telah mengajakmu" jawab raccel dengan tertawa kecil.Mereka berjalan melewati kebun bunga mawar dibelakang
Raccel memasuki rumah dengan membawa benerapa tangkai bunga mawar, dan meletakkannya di vas bunga diatas lemari ruang keluarga yang luas, sungguh enak dipandang dan segar.Sedangkan dinar masuk kekamarnya untuk mandi dan kemudian sarapan pagi bersama. Dia perlahan menutup pintu kamar dan memandangi lama keluar jendela. Dia mulai nyaman dengan tempat ini dan mulai terbiasa dengan suasana disini. Dia lama berdiri disana, menatap jauh keluar jendela, melihat semua perbukitan dan padang rumput tinggi yang luas. Dia berniat untuk kembali kesana dimana tempat dia datang waktu itu.Mungkin dia akan pergi sendiri saja tanpa mengajak raccel, karena dia ingin berlama-lama disana. Mungkin ada petunjuk atau apapun disana.Dia bergegas mandi dan berjalan ke ruang makan untuk sarapan disana. Sudah ada kakek dan raccel juga didepan meja makan yang besar. Dan disitu hanya mereka bertiga yang duduk didepan meja yang sangat luas itu."pagi kakek, pagi raccel" s
Raccel yang sudah menyimpan rasa sedari lama sangat menikmati moment ini, mereka bercerita banyak hal dan raccel pun sangat mempercayai apa yang dikatan dinar."dinar, apa kita jalan-jalan ke kota saja ya?"tanya raccel "kita kepantai saja gimana?""ide bagus, ayo,!"Mereka beranjak pergi dari tempat itu dan memasuki mobil untuk pergi jalan-jalan lagi."raccel gimana kalau kita kepantai kemarin saja? Aku lebih nyaman disana" kata dinar"baiklah" raccel menjawab dengan singkatMobil yg d kendarai edward melaju dengan pelan agar mereka menikmati sepanjang perjalanan sebelum berhenti d tempat parkir yang cukup jauh dari pantainya. Karena jalan disana lumayan sempit untuk mobil besar mereka.Dinar dan raccel sangat senang sampai dia mengabaikan mata-mata orang yang terkagum melihat mereka berdua.Tak lama berjalan mereka sampai kepantai yang kemarin mereka kunjungi. Raccel duduk ditempat biasanya. Tapi dinar malah pergi ke uju
Dinar masih memikirkan gadis yang ditemui nya tadi, dia tidak tau kemana perginya. Sepertinya dia penasaran dengan gadis itu, dia akan kesana lagi besok tanpa raccel. Dia banyak diam saat itu dan hanya mendengarkan raccel saja sepanjang perjalanan.Tak terasa sudah sore, mereka kembali pulang dan menikmati pemandangan diperjalanan menuju rumah. Melihat lampu dan rumah warna warni dipinggir jalan. Itu seakan membius dinar dan melupakan gadis manis yang dia temui siang tadiRaccel yang melihat dinar banyak diam juga ikutan diam dan berfikir mungkin dinar lelah dan ingin cepat berbaring dikasur. Dan tidak lama mereka sudah sampai dirumah.Tumben sekali tidak ada kakek dirumah, sedangkan makanan sudah tehidanh dimeja makan."kakek dimana ya?" tanya raccelDan saat mereka duduk raccel melihat kertas bertinta emas dibawah gelas jusnya"nak, maaf kakek tidak bisa makan malam bersama, karena kakek ada urusan mendesak kepulau sebelah, mun