Share

TEGAS part 2

Aвтор: Vira Noviyanti
last update Последнее обновление: 2022-10-30 09:33:08

"Bu, Pak. Tolong ajarkan Arumi untuk sopan sama mbaknya. Jangan menghina makanan!" ucap Mas Pandu penuh penekanan.

Mas Pandu menantap tajam ke arahku, ia seperti sedang mengintimidasi Bapak dan Ibu.

"Jangan ajarkan aku untuk sopan santun sama manusia nggak ada akhlak kaya kalian! Mbak, apa kamu lupa dengan pengorbanan orang tua kita selama ini? Setelah kamu dewasa dan sukses kamu seperti ini membalas jasa orang tua?"

Kutarik napas dalam-dalam sebelum mengembuskannya kasar.

"Sudahlah, Mas, kita pulang aja sekarang. Arumi membuat moodku hancur!"

Mbak Ayu lantas menggandeng tangan suaminya dan mengajaknya untuk segera masuk ke dalam mobil.

"Tunggu! Ada yang ketinggalan!" teriakku seraya berjalan dengan cepat ke arah mobilnya.

"Mau apa lagi kamu?" bentak Mbak Ayu.

"Tuh, rendang basimu ketinggalan!"

Aku melempar rantang yang berisikan rendang basi itu ke dalam mobil mereka. Wajah Mas Edi terlihat merah padam seakan ingin melahapku.

"Kamu tahu harga mobil ini berapa, hah?" bentaknya sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Bodo amat! Ora uruss!"

Aku mengacuhkan umpatannya yang ia tunjukkan untukku. Peduli setan dengan mereka. Dasar manusia-manusia tidak beretika.

"Ayo kita masuk, Pak, Bu."

Bapak dan Ibu menuruti ucapanku dan mereka segera masuk ke dalam rumah dengan wajah lesu.

"Pak, Bu. Lain kali kalau dikasih makanan sama Mbak Ayu tolak aja. Nggak usah diambil lagi," pesanku.

Bapak menarik napas lalu mengembuskannya pelan. Wajahnya mendongak dengan mata yang berkaca.

"Bapak cuma nggak mau jadi ribut aja, Nduk. Selama ini juga habis dikasih dan Ayu pulang kami langsung membuangnya," terang Bapak.

"Bapak sama Ibu mau makan rendang? Nanti Arumi belikan di warung padang sebrang jalan."

"Jangan, uangnya simpan aja buatmu sendiri. Katanya mau beli motor bekas."

Ibu mengusap pucuk kepalaku dengan lembut. Lantas aku membaringkan kepalaku di pangkuan Ibu.

"Kenapa kakak-kakakku pada berubah, Bu, setelah mereka punya harta. Bapak dan Ibu dijadikan pembantu oleh mereka ketika mereka bertamu ke sini?"

"Lain kali jangan mau diperlakukan seperti itu ya, Pak, Bu. Demi Allah, aku nggak ikhlas dan ridho."

Ibu mengusap air yang ada di sudut mataku. Sedangkan matanya pun tampak basah.

Bapak dan Ibu hanya seorang petani, sedari kami kecil dari hasil bertanilah kami bisa makan. Bapak dan Ibu menanam sayuran juga umbi-umbian. Ada lahan untuk berkebun di belakang rumah, walaupun tak begitu besar tapi kami sangat bersyukur.

Dari hasil bertani juga Bapak bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga tamatan SMA. Walaupun terkadang uang hasil bertani tak cukup, harus pinjam uang ke sana-sini.

Lulus SMA--Mas Aron merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan yang gajinya lumayan besar.

Ya, memang ia mendapatkan pekerjaan yang ia mau. Sampai akhirnya Mas Aron bisa meneruskan pendidikannya hingga kuliah dan menjadi sarjana.

Mas Aron menikah dengan wanita yang katanya terpandang di sana. Setiap kali pulang kampung pasti selalu berpesan agar dimasakan makanan yang enak.

Tak peduli Bapak dan Ibu dapat uang dari mana. Punya uang atau tidak. Ingin di istimewakan layaknya seorang raja.

Mbak Ayu dan Mbak Wisna pun bernasib baik. Mereka mendapatkan jodoh laki-laki yang mapan, finasial yang sudah tercukupi.

Tapi, kenapa. Kenapa setelah mereka berkecukupan malah memperlakukan Bapak dan Ibu seperti kacung mereka.

Tring! Tring!

Ponselku berdering, panggilan telepon masuk dari Mas Aron. Firasatku sudah tak enak.

'Arumi, hari Minggu pagi aku akan sampai di sana. Tolong bilang sama Ibu masakin seafood kesukaan Delia, juga ayam mentega untukku.'

'Ucapkan salam lebih dulu, Mas. Mana uangnya untuk belanja?'

'Suruh Bapak cari uangnya."

'Kalau mau makan enak harus modal. Emang seafood bisa dibeli pakai daun! Kalau nggak mau ngasih uang makan aja yang ada!'

Aku menutup sambungan teleponnya sepihak dengan kesal. Ibu dan Bapak menantapku dengan senyuman getir.

"Tolong, kali ini jangan nggak enakan pada mereka. Biar mereka berpikir bahwa sikap mereka itu memang sudah keterlaluan pada orang tua. Arumi berangkat kerja dulu ya."

Bapak dan Ibu menganggukkan kepala, syukurlah mereka juga mengerti.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Комментарии (2)
goodnovel comment avatar
Lia Putri Rahmadani
cerita nya seru
goodnovel comment avatar
Haizam Abu Talib
Good cerpen... Bagus utk mengisi masa lapabg
ПРОСМОТР ВСЕХ КОММЕНТАРИЕВ

Latest chapter

  • DIPANDANG RENDAH OLEH SAUDARA SENDIRI   TAMAT part 72

    SERANTANG RENDANG BASI part 72"Gila, ya, kamu. Tega menjual istri sendiri ke klien hanya demi uang!" teriak Meisha pada Pandu."Kamu pikir aku benar-benar masih mau menerimamu, setelah kamu membohongiku, hah? Aku tau semuanya bahwa anak yang sempat kamu kandung itu adalah bukan anakku!" tukas Pandu yang membuat Meisha seketika bungkam."Tidak usah sok suci dan menangis tersedu begitu. Bukankah kamu sendiri suka berganti-ganti pasangan dengan mencari laki-laki kaya? Sekarang aku berbaik hati dengan mencarikanmu laki-laki kaya!" Pandu tertawa puas.Meisha meruntuk kebodohannya sendiri karena begitu percaya dengan semua ucapan manis Pandu.Kini ia menyesali semuanya karena lebih memilih menjadi Pandu dibanding dengan David dulu."Gara-gara kamu aku dapat ancaman dari istri laki-laki itu Pandu!" teriak Meisha."Sebelumnya kamu juga merebutku dari Ayu bukan? Jadi sekarang kenapa kamu mengeluh? Bukankah sebutan pelakor itu memang pantas untuk dirimu, Meisha?" tegas Pandu dengan tangannya m

  • DIPANDANG RENDAH OLEH SAUDARA SENDIRI   ARUMI MELAHIRKAN part 71

    SERANTANG RENDANG BASI part 71"Assalamualaikum."Kedatangan Refaldy bersama dengan keluarga Clara dan juga ustaz serta kiyai, membuat orang-orang di rumah Arumi terlihat bingung.Arumi membuang napas lega dan tersenyum senang melihat suaminya kembali dalam keadaan baik-baik saja."Waalaikumsalam."Semuanya dipersilakan untuk duduk di ruang tamu. Berkumpul bersama seperti sedang menghadiri sebuah rapat penting.Refaldy memeluk Arumi dan mengusap pelan perut Arumi yang membuncit, ia terlihat lega karena mengetahui Arumi baik-baik saja.Ibu dan Bapak serta yang lainnya saling bersalaman dan berkenalan. Lalu Ayu, Ratna dan Devi segera pergi ke dapur untuk membuatkan minuman dan mengeluarkan cemilan untuk dihidangkan."Sedang ada urusan bisnis ya, Nak?" tanya Bapak membuka obrolan lebih dulu."Bukan, Pak. Nanti Refaldy akan jelaskan, tapi untuk itu Refaldy akan menghubungi orang tuaku dulu dan juga Paman Adiwijaya."Dengan lihai jemarinya langsung menelepon orang tua dan juga pamannya unt

  • DIPANDANG RENDAH OLEH SAUDARA SENDIRI   AKIBAT PERBUATAN MUSYRIK part 70

    SERANTANG RENDANG BASI part 70"Di sini sudah kembali aman. Namun ayahmu saat ini sedang kesakitan dan berada di rumah orang jahat itu, kita harus membawa ayahmu kembali pulang untuk diruqyah juga," ucap kiyai."Apakah rumah orang tuaku benar-benar sudah aman, Pak?" tanya Clara memastikan."Insya Allah sudah aman kembali, apa kamu tau di mana rumah wanita itu?" tanya Pak kiyai."Tau, Pak. Ayo saya antarkan. Mama sementara waktu tinggal di rumah Bude dulu ya?" pintanya pada Bude Ning."Iya, Nduk, mamamu lebih baik tinggal bersama Bude dulu agar aman. Sekarang lebih baik cepat-cepat kamu ke rumah gundik itu untuk menyelamatkan papamu!" titah sang Bude.Gegas mereka semua kita pergi dari rumah Pak Darsa. Seruni kini sudah masuk ke dalam mobil Bude dan anaknya.Sementara Clara dan yang lainnya ikut masuk ke dalam mobil Refaldy dan Clara yang akan mengarahkan di mana lokasi Lina saat ini.Dengan berdoa dan mengucapkan bismillah Refaldy mulai melajukan pelan mobilnya, meninggalkan halaman r

  • DIPANDANG RENDAH OLEH SAUDARA SENDIRI   RUQYAH part 69

    SERANTANG RENDANG BASI part 69Devi memungut benda tersebut dan langsung melemparkannya lagi setelah mengetahui itu boneka dengan banyak darah."Siapa yang melemparkan ini ke dalam rumah?" gumam Arumi."Apa ada maling yang masuk, Rum?" tanya Ratna."Nggak mungkin sih ada maling yang masuk, soalnya perkomplekan ini dijaga dengan sangat ketat sekali," ujarnya."Lalu ini?" tanya Devi bingung."Kita mengaji bersama saja untuk mengusir bala!" ajak Arumi.Arumi memanggil Bapak dan Ibu untuk ikut mengaji bersama di ruang tamu. Setelah berkumpul dan mengambil wudu kini mereka mengaji bersama.Arumi tak bilang jika ada seseorang yang melemparkan batu dan boneka penuh darah ke dalam rumahnya pada kedua orang tuanya.Pecahan kaca jendela yang berserakan langsung dibereskan oleh ART dan Arumi beralibi kalau ia tak sengaja melemparkan sesuatu ke kaca, karena ada kecoa yang terbang.Arumi juga sudah mengirim pesan pada Refaldy dan Clara, bahwa rumahnya dapat teror. Mungkin saja itu teror dari ilmu

  • DIPANDANG RENDAH OLEH SAUDARA SENDIRI   TEROR part 68

    SERANTANG RENDANG BASI part 68Seruni memeluk Clara erat sekali, bahkan tangannya mencengkram Clara dengan sangat kuat karena ketakutan yang berlebihan."Ma, jangan seperti ini, Ma."Clara meringis kesakitan karena Seruni semakin lama semakin mencengkram kuat lengan Clara.Clara menepis kasar tangan Seruni karena lengannya perih, kuku Seruni menusuk ke kulit lengan Clara.Kini bola mata Seruni semuanya tampak memutih, kepalanya mendongak ke atas dengan gigi yang gemeretak.Di keadaan seperti ini Clara tidak tahu harus berbuat apa. Ia berusaha mendekati Seruni lagi namun dengan sangat cepat tangan Seruni mencekik lehernya hingga ia kesulitan bernapas."Mati!" pekik Seruni sambil terus mencekik Clara.Sebisa mungkin Clara berusaha melepaskan cekikan Seruni dan membaca doa semampu yang ia bisa dan ia hafal."Aaarrgghh!" teriak Seruni sambil menutup kedua telinganya.Setelah berteriak sangat kencang perlahan tubuh Seruni melemah, pandangannya mengabur lalu jatuh pingsan.Terlepas dari ce

  • DIPANDANG RENDAH OLEH SAUDARA SENDIRI   RUMAH TERJUAL/ADA POCONG part 67

    SERANTANG RENDANG BASI part 67Mami Delia meminta Sesil untuk menurunkan uang denda yang ia minta. Namun Sesil tak pedulikan itu, ia tetap pada pendiriannya meminta denda dengan jumlah lima milyar.Gugatan cerai pun sudah ia layangkan ke pengadilan agama dengan membawa bukti dan saksi. Delia terlihat frustasi dengan keadaan yang sekarang ia jalani.Anak dibawa oleh mantan suaminya serta papinya tidak mau lagi ikut campur permasalahan yang sudah ia buat.Tanpa rasa malu ia menghubungi Aron dan meminta uang untuk membantunya membayarkan denda, namun ditolak mentah-mentah oleh Aron.Lalu ia menghubungi Erik untuk membantunya membayarkan denda tersebut."Semua ini juga karena kecerobohanmu!" tukas Delia."Bantu aku untuk membayarkan denda dari istri sintingmu itu. Lagi pula istrimu itu kemaruk harta, dia memakai cara seperti ini untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Dasar miskin!" ketusnya."Aku akan bayarkan dendamu. Tapi kamu harus mau menjadi istriku!" ujar Erik."Tak masalah." Deli

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status