Share

BAB 8_GUNCANGAN DALAM HATI

Selepas subuh aku membaca dua lembar Al-Quran. Rutinitasku setiap hari. Kuwajibkan diriku walau satu ayat saja. Kata ibuku, Quran lah teman kita yang setia di akhirat.

"Di Padang Mahsyar nanti, jarak matahari hanya sejengkal dengan kepala kita, Arsih. Orang yang membaca Qur'an akan dinaungi oleh Quran yang dibacanya semasa hidupnya." Begitu nasehat ibuku selepas subuh, saat masa sehatnya.

Setiap hari tanpa bosan ibu mencekokiku dengan petuah-petuah itu. Hingga ternyata tertanam sampai membentuk kebiasaanku. Aku bersyukur. Setelah selesai, aku menanak nasi di rice cooker. Dengan cekatan, aku membuatkan kopi untuk Wak Yanto lalu bergegas ke gudang. Harapanku, hari ini sudah bisa aku tempati. Mungkin dengan begitu, Wak Erni malas memanggilku ke luar.

"ALLAHUAKBAR ...!!!" teriakku kaget.

Segera kututup mulutku agar tak kelolosan lagi suaraku ini. Aku menoleh kiri kanan, memastikan tidak ada seorang pun sedang memperhatikanku. Lebih-lebih wewe gombel itu. Mataku membelalak tak percay
Rora Aurora

Bantu Vote Gem yah. Terimakasih kak🌹

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status