Share

Mencoba Berdamai dengan Hati

"Buk, pernah gak, Bapak melakukan kesalahan besar yang susah banget untuk dimaafkan?" Aku menyandarkan kepala di pundak wanita yang tengah membelai rambut ini.

"Ya, pernahlah," jawab Ibuk antusias.

"Kesalahan apa?"

Setahuku mereka jarang sekali bertengkar, kecuali ribut berebutan remote TV. Satu ingin menonton berita, sedangkan satunya lagi gandrung dengan sinetron. Namun, Bapak lebih sering mengalah dengan menonton tayangan favoritnya di pos ronda.

"Pernah tergoda janda muda yang ngontrak di rumah sebelah."

"Kapan? Sisy gak pernah dengar."

"Waktu kamu masih kecil, belum bisa jalan. Dulu, kan, Bapakmu itu hitam-hitam Kereta Api. Biar hitam banyak yang mengintil." Ibuk tersenyum, tapi hanya sebentar. Setelah itu mengepalkan tangan geram lagi mengingat kelakuan Bapak dulu.

"Memang sekuat itu pesona Bapak?"

"Entahlah. Mungkin pakai ilmu pelet, buktinya ibuk langsung mau saja waktu dilamar." Lagi-lagi Ibuk menertawakan diri sendiri, sambil menerawang jauh. Mungkin mengingat bagaim
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Maria Helena Anu
ceriteranya bagus bisa menjadi sumber inspirasi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status