“He has the power. The power to manipulate and the power that makes your life miserable.” Nang dahil sa pagtataksil ay tuldukan ni Caren ang kanilang pagiging mag-asawa ni ni Jerome Fordman. Ang pagsasama na wala ng pagmamahal. Jerome used her and manipulated her. Hanggang sa nahuli niya ito na may ibang babae. Gagawin ni Caren ang lahat para lang pumayag ang asawa sa nais niyang hiwalayan. At doon papasok sa buhay niya si Vince Fordman ang tiyuhin ng kanyang asawa.
view moreDi kamar yang sunyi dan remang, kehangatan malam terasa menekan, membungkus mereka dalam suasana yang berat dan penuh ketegangan. Aroma parfum lembut bercampur dengan keringat, menciptakan hawa yang hampir menyesakkan. Tirai setengah terbuka membiarkan sinar bulan samar menerobos masuk, menyoroti seprai yang kusut di atas tempat tidur, yang kini menjadi saksi pergulatan fisik dan emosional di antara mereka.
Tubuh Anya bergetar halus di bawah Valdi, mengikuti irama yang telah berlangsung terlalu lama. Matanya terpejam rapat, dan air mata mulai menggenang di sudut matanya, meskipun bibirnya terkatup rapat. Setiap gerakan Valdi terasa seperti beban yang semakin berat, mendorongnya ke titik di mana ia tak sanggup lagi bertahan. Anya mulai menggelengkan kepalanya perlahan, seolah menolak kenyataan yang tak bisa ia hindari.
"Cukup, Valdi... cukup..." bisiknya, suaranya terdengar serak dan penuh dengan keputusasaan.
Valdi yang berada di ambang puncak kenikmatan, hampir tidak mendengar bisikan Anya di tengah-tengah derasnya sensasi yang meluap dalam dirinya. Namun, gerakan kepala Anya yang menggeleng perlahan menarik perhatiannya. Dia melihat Anya dengan pipi yang sudah basah oleh air mata, kepalanya masih bergerak, seolah memohon agar semuanya berhenti.
Anya menggigit bibirnya untuk menahan isakan yang tak bisa lagi dia bendung. Kedua tangannya mengangkat sedikit, seolah ingin mendorong Valdi menjauh, namun kekuatan itu dengan cepat memudar dalam kelelahan yang mendalam.
"Tolong... cukup," suaranya kini lebih jelas, namun masih diwarnai isak yang tertahan.
Namun, Valdi terlalu tenggelam dalam hasratnya untuk sepenuhnya menyadari kehancuran yang dia sebabkan. Detik-detik terakhir itu terasa seperti keabadian bagi Anya, yang hanya bisa menunggu, dengan perasaan pasrah, sampai semua ini berakhir.
Setelah dua jam bercinta, Valdi mencapai puncaknya dengan erangan yang menggema di seluruh ruangan. Tubuhnya menggigil dalam kenikmatan yang meluap, sementara di bawahnya, Anya terbaring dengan tubuh yang lelah, bergerak tanpa semangat mengikuti irama yang telah terlalu lama menuntutnya. Air mata jatuh perlahan dari sudut matanya, membasahi pipinya yang dingin.
Setiap sentuhan Valdi terasa seperti beban yang tak tertanggungkan, dan setiap desahan adalah pengingat akan jarak yang semakin lebar di antara mereka. Anya berusaha memenuhi kewajibannya sebagai istri, namun hatinya menjerit dalam diam, terperangkap dalam lingkaran yang tak kunjung usai. Tangisnya tak bersuara, hanya air mata yang membasahi bantal, menciptakan pola keputusasaan yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang merasa terjebak.
Setelahnya, Valdi merebahkan diri di samping Anya, menghela napas panjang saat tubuhnya mulai rileks di atas kasur. Tapi Anya, dengan hati yang berat, segera berguling menjauh, memunggungi Valdi, membiarkan air matanya jatuh tanpa henti.
"Aku nggak bisa lagi, Valdi," suaranya pecah dalam keheningan, menyuarakan beban yang lebih berat daripada sekadar kata-kata.
Valdi menoleh, meski dalam hatinya dia sudah tahu.
"Maksudmu...?" tanyanya dengan suara yang lebih lelah daripada bingung.
Anya menghela napas panjang, suaranya terdengar getir dan penuh kelelahan.
"Ini bukan pertama kalinya kita bicara soal ini. Aku sudah coba, Valdi. Aku benar-benar sudah berusaha. Tapi aku nggak bisa lagi. Setiap malam rasanya seperti siksaan, bukan cinta."
Dia menoleh, menatap Valdi dengan mata yang sembap dan penuh luka.
"Aku udah capek. Bukan cuma tubuhku yang nggak sanggup lagi, tapi juga hatiku. Aku mau cerai."
Valdi terdiam, kata-kata Anya menembus sisa-sisa pertahanannya yang sudah lemah. Dia tahu keinginannya yang tinggi sering kali tak bisa dikendalikan, dan Anya selalu mengeluh tak mampu mengimbanginya. Tapi dia tak pernah membayangkan bahwa itu akan menghancurkan pernikahan mereka.
"Maaf, Anya. Aku tahu ini berat... Aku tahu aku minta terlalu banyak..."
Anya menutup matanya, menahan lebih banyak air mata yang ingin tumpah.
"Aku butuh keluar dari ini, Valdi. Aku nggak bisa terus merasa seperti ini, terjebak dalam sesuatu yang nggak lagi membuatku bahagia. Ini harus berakhir."
Valdi terdiam, rasa sakit mengiris hatinya saat menyadari bahwa ia mungkin akan kehilangan wanita yang pernah menjadi cinta sejatinya. Di tengah keheningan yang mencekam, Valdi menyadari bahwa apa pun yang terjadi selanjutnya, hidup mereka tidak akan pernah sama lagi.
****
Valdi duduk di kursi tunggu rumah sakit, tangannya memijit pelipis yang berdenyut. Pikiran dan perasaannya masih berkecamuk, dibayangi proses perceraian yang baru saja berakhir. Valdi tidak menyangka di usianya yang baru menginjak 32 tahun dirinya sudah menjadi seorang duda.
Sejak Anya meninggalkannya, rumah terasa kosong, dan kenangan yang pernah manis kini menjadi pahit. Namun, hari ini, pikirannya harus terfokus pada Ibu Retno—pembantu yang telah menjadi bagian dari hidupnya selama lebih dari dua puluh tahun.
Ibu Retno, yang selalu setia melayani keluarga Valdi, kini terbaring di rumah sakit, kondisinya semakin memburuk akibat COVID-19. Valdi merasa ada beban tambahan di hatinya, seolah-olah kehilangan orang yang setia mendampinginya hampir sepanjang hidup. Pikirannya masih terpecah antara rasa bersalah dan kesepian yang menggerogoti sejak perceraian, ketika sosok yang tak terduga menarik perhatiannya.
Langkah-langkah ringan mendekat, dan Valdi menoleh, melihat seorang wanita paruh baya yang tampaknya kerabat Ibu Retno, diikuti oleh seorang gadis muda. Saat pandangannya bertemu dengan gadis itu, jantung Valdi seolah berhenti sejenak. Gadis itu adalah Mayang, anak Ibu Retno, yang sekarang sudah berusia 18 tahun.
Valdi teringat saat pertama kali bertemu Mayang, seorang gadis kecil berusia 12 tahun yang pemalu dan pendiam. Tapi kini, di depannya berdiri seorang wanita muda yang telah tumbuh menjadi sangat menawan. Wajah Mayang cantik, dengan mata besar yang berkilauan, dan tubuhnya telah berkembang menjadi bentuk yang menggoda. Namun, yang paling mencolok adalah kesan lugunya yang luar biasa. Meski penampilannya telah matang, kepolosan itu masih terpancar jelas dari cara dia menunduk malu-malu dan senyum tipis yang muncul di bibirnya.
"Selamat sore, Om Valdi," sapanya dengan suara lembut, nyaris berbisik. Senyum yang dulu terkesan kekanak-kanakan kini lebih halus, namun tetap menyimpan kehangatan dan kepolosan yang sama.
Valdi menatap Mayang, senyum manis dan polosnya seolah-olah tak menyadari badai yang sedang berkecamuk dalam diri Valdi. Dalam pikirannya, Valdi merasakan pergulatan yang semakin intens—dorongan liar yang tak bisa dia redam, hasrat yang semakin sulit untuk dikendalikan.
Dia begitu dekat... begitu polos... pikir Valdi, merasakan adrenalin memacu lebih cepat dalam nadinya. Aku tahu ini salah, tapi kenapa aku tidak bisa berhenti membayangkannya?
Valdi menelan ludah, matanya tak bisa lepas dari sosok Mayang. Setiap gerakan gadis itu, setiap senyum kecil yang dia berikan, seolah-olah menarik Valdi lebih dalam ke dalam jurang keinginan yang tidak seharusnya.
Dia adalah milikku, dia harus menjadi milikku... pikirnya, hampir tak percaya dengan dorongan yang kini mendominasi pikirannya.
Bagaimana caranya? benaknya terus berputar, mencari cara,
Bagaimana aku bisa mendapatkan dia tanpa dia menyadari niatku?
Napabuntong hininga na lang si Jerome at lumabas na rin sa bahay ng kanyang ina. Habang nagmamaneho siya ay nakatanggap siya ng video footage galing sa katulong nila sa bahay at biglang humigpit ang hawak niya sa manibela nang makita niya na tumakas ang kanyang asawa. Mas lalo siyang na galit nang makita na sumakay ito sa kotse ng kanyang uncle Vince.Hindi siya makapaniwala na kayang gawin iyon ng kanyang asawa. Tumalon ito sa balcony at sumakay sa kotse ng kanyang uncle sa ganoong itsura. Humigpit ang kapit niya sa manibela ng kanyang kotse. Hindi matanggap na tinulungan pa ito ng kanyang uncle. Nais niyang kumalma kaya naman ay pinili niya na lang na bumalik sa bahay ng kanyang ina para doon pakalmahin ang sarili niya.“Oh, bakit bumalik ka?” tanong nito sa kanya.“Gusto kong magpahinga, mom.” sagot lamang ni Jerome sa kanyang ina.“Sa tingin mo ba ay hindi ko alam?”“Mom, please.”“Bakit ba kasi hindi mo hiwalayan ang babaeng ‘yon? Hindi siya ang dapat sa ‘yo,” sambit ng ina niya.
Pumasok na si Caren sa loob ng kanyang apartment at pabagsak na humiga sa kanyang kama. Ngayon lang siya nakaramdam ng pagod. Habang nakahiga siya iniisip niya kung bakit siya tinulungan ni Vince. Alam niya na puwedeng-puwede siyang itaboy ng lalaki pero mas pinili nito na tulungan siya.Napahawak siya sa coat nito. Parang hindi niya kayang itapon ang bagay na ito. Alam niya na mahal ito. Kaya iniisip niya na lalabhan na lang at itago. Sa susunod na pagkikita nila ay ibibigay niya ito ulit. At kung sakali man na ipatapon pa rin ito ni Vince ay doon na lang niya ito itatapon.Ngayon niya napagtanto na sobrang laki ng pagkakaiba ng kanyang asawa sa tiyuhin nito. Maybe he’s cold and arrogant pero handa rin itong tumulong kung kinakailangan. Sana lang ay hindi nito banggitin kay Jerome ang nangyari.****Nakaupo sa backseat si Vince at nakapikit siya. Nais niyang matulog ngunit hindi niya magawa dahil naiinis siya. Naiinis siya dahil hanggang ngayon ay naamoy niya pa rin ang babae sa loob
“What are you talking about, uncle?” tanong ulit ni Jerome sa kanyang tiyuhin. Nagkunwari siyang hindi niya ito naiintindihan.“Alam ko na narinig mo ang sinabi ko.” malamig na turan ni Vince.“U–Uncle,” nauutal na sambit ni Jerome.“Nalaman ko na may relasyon ka sa secretary mo. Ito ba ang dahilan kaya umalis dito ang asawa mo? Ano na lang ang sasabihin ng mga tao kapag nalaman nila ang affair mo?” kalmado pero may kakaiba sa boses ni Vince na nagbigay ng kilabot sa kanyang pamangkin.“Uncle, ‘wag mo sanang sabihin kay daddy. Aayusin ko po ito, aayusin ko ang sa amin ng asawa ko.” natatakot na sabi ni Jerome.“Natatakot ka ba na malaman nila ang ginawa mo?” “Uncle, please don’t tell anyone.” “Sana hindi mo ginawa kung natatakot ka pala na malaman nila.”“Alam ko po na mali ako. Na nagpadala ako sa tukso pero hindi na po ito mauulit pa. Hinding-hindi ko na po gagawin ang bagay na ‘yon.”Jerome is fully aware sa mangyayari kapag malaman ng mga ito ang tungkol sa pangangaliwa niya. Ma
“Hi, mom. Kumusta po ang pakiramdam mo?” tanong ni Jerome na kakarating lang ulit. Hindi pa pala ito umalis.“Jerome, okay naman ako anak.” nakangiti na sambit ng mommy ni Caren.“Mabuti naman po, sorry po kung ngayon lang ako nakadalaw dito, mom.”“Okay lang, alam ko naman na busy ka. Masaya na ako na makita na okay kayong dalawa at nagmamahalan.” “Aalagaan at mamahalin ko po si Caren habang buhay.” nakangiti na sabi ni Jerome.“Iyan lang ang gusto kong marinig mula sa ‘yo.” Pagkasabi nito ay pumikit na ito para matulog.Buong gabing binantayan ni Caren at Jerome ang mommy niya. “Miss, pupunta po ako dito tuwing linggo. Pasensya ka na po kung busy ako palagi.”Nagtataka namang nakatingin ang nurse kay Care. Nais niyang magtanong ngunit mas pinili niya na manahimik at ngumiti na lang. “Tatawagan na lang kita sa results ng mommy mo.”“Salamat,” nakangiti na sabi ni Caren sa babae.Nagpaalam na siya na aalis at habang nag-aabang siya ng taxi ay biglang tumigil ang sasakyan ni Jerome
“Papunta na po ako!” nagmamadali na sabi ni Caren sa niya sa phone.“Sasamahan kita.” saad ni Jerome sa kanyang asawa.“Ako na lang. ‘Wag ka ng sumama.” naiinis naman na turan nito.“Uunahin mo pa ba ang galit mo sa akin kaysa sa mama mo?” naiinis na sambit ni Jerome.Hindi na lang umimik si Caren at hinayaan na lang niya si Jerome na hilain siya palabas sa apartment niya. Habang nasa biyahe ay tahimik sila pareho hanggang sa nakarating na sila sa hospital. Mabilis siyang bumaba sa kotse ng kanyang asawa at patakbo na pumasok sa loob.“Kumusta po ang lagay ng mommy ko?” tanong niya sa doktor.“To be honest ay hindi na maganda. At mas lalo lumala dahil dumalaw rito ang dating secretary ng papa mo at ang anak nito. Nahihilo raw siya at biglang nawalan ng malay. Tumaas ang blood pressure niya kanina.” paglalahad ng doktor.Bigla nagbago ang nararamdaman ni Caren lalo na nang marinig niya ang sinabi nang doktor. Iniisip niya kung bakit pumunta si Lyka at ang papa nito. Kung ano ba ang pa
Mabilis na lumipas ang mga araw at naging maayos naman ang trabaho ni Caren kahit pa marami palagi ang ipinapagawa sa kanya ni Lyka. Ang trabaho na hindi na niya sakop ay binibigay pa nito sa kanya. “Anong ginagawa niyo? Bakit si Caren ang gumagawa ng mga bagay na ito?” mahinahon na tanong ni Lovely pero nakakunot ang noo habang nagsasalita.“Sa tingin ko po kasi ay dahil bago siya dito kaya ito ang dapat niya na matutunan.” si Lyka ang sumagot.Magsasalita na sana si Lovely pero inunahan na siya ni Caren.“Okay lang po, kayang-kaya ko naman po ito. Pumasok po ako dito para matuto.”Lihim namang napangiti si Lovely sa kanyang narinig. Ngunit kabaliktaran naman ang nararamdaman ni Lyka dahil naiinis siya sa babae. Ginagawa niya ang lahat para sumuko ito pero matibay ito.“May natutunan ka naman ba sa buong linggo mo dito?” Tanong Lovely kay Caren.“Opo, nakakabisado ko na po ang mga gawain dito.” Nakangiti na sagot ni Caren.“Mabuti naman kung ganun.”“Sigurado ka ba talaga na mayroon
Maligayang pagdating sa aming mundo ng katha - Goodnovel. Kung gusto mo ang nobelang ito o ikaw ay isang idealista,nais tuklasin ang isang perpektong mundo, at gusto mo ring maging isang manunulat ng nobela online upang kumita, maaari kang sumali sa aming pamilya upang magbasa o lumikha ng iba't ibang uri ng mga libro, tulad ng romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel at iba pa. Kung ikaw ay isang mambabasa, ang mga magandang nobela ay maaaring mapili dito. Kung ikaw ay isang may-akda, maaari kang makakuha ng higit na inspirasyon mula sa iba para makalikha ng mas makikinang na mga gawa, at higit pa, ang iyong mga gawa sa aming platform ay mas maraming pansin at makakakuha ng higit na paghanga mula sa mga mambabasa.
Mga Comments