Share

TEMAN LAMA BAWA KISAH

last update Last Updated: 2025-08-02 20:50:32

MALAM HARI – PESTA PEMBUKAAN

Lampu-lampu kristal bergemerlap. Musik jazz pelan mengisi ruangan. Para investor berdiri dengan gelas wine, menyapa dan saling bertukar kartu nama. Di tengah keramaian itu, Alexia berjalan berdampingan dengan Shen. Mereka bagai pasangan penguasa bisnis yang sempurna.

Hingga seorang wanita masuk dari pintu utama.

Nadine. Anggun. Tegas. Dengan sorot mata yang tak gentar.

Alexia menghentikan langkahnya sejenak. Shen menatap keduanya—wanita masa lalu dan masa kini—berdiri dalam satu frame. Perang dingin akan dimulai. Tentu saja, tak ada tempat untuk cinta yang lemah.

Musik jazz masih mengalun, meski kini atmosfer jadi lebih tegang. Semua mata melirik ke arah Nadine, wanita bergaun merah elegan yang berdiri tenang, dengan sorot mata menusuk ke arah Shen dan Alexia.

Alexia tersenyum licik, berkata dengan setengah bisik, “Tuan Shen, waktunya kita naik. Mereka semua menanti perwakilan perusahaan.”

Shen hanya menatap Nadine sejenak, sikapnya tampak ragu-ragu. Pria
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    ALFANDI SEMAKIN MEMBARA

    “Ucapan terima kasih yang … spesial, ya?”“Fan, dengar aku dulu!” Nadine mencoba meraih ponselnya. Namun Alfandi memiringkan tubuh, menyandarkan diri ke kursi sambil tetap menggenggamnya.“Dengar kamu?” Alfandi terkekeh pendek, dengan nada tawanya dingin. “Kamu pikir, aku ini orang bodoh yang Cuma mau disuapi alasan setengah matang?”Mobil mendadak terhenti di tepi jalan. Ia memutar tubuh menghadap Nadine sepenuhnya, jemarinya yang bebas kini menekan bahu wanita itu.“Kamu sudah tahu aku nggak suka kalau kamu dekat lagi sama Shen. Dan sekarang, dia ngundang kamu makan malam?”Nadine menggeleng cepat, berusaha mempertahankan napasnya yang mulai memburu. “Fan, kamu salah paham.”“Kalau Cuma salah paham, kenapa kamu langsung panik begitu lihat pesannya?” potong Alfandi, mencondongkan wajah hingga jarak mereka hanya sejengkal.“Makan malam sama dia … atau sama aku? Pilih sekarang!” tegas Alfandi dengan raut wajah tegang.Di luar, suara kendaraan lewat samar-samar. Sedangkan di dalam mobi

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    CEMBURU BUTA

    Begitu Nadine membuka pintu, telah disambut oleh ekspresi kesakitan Shen. Pria itu membuka mata, lalu tersenyum tipis. Nadine duduk di sebelahnya.“Tolong aku, Lou po!”pinta Shen dengan napas tersengal-sengal. Wajahnya mendekat ke arah Nadine. Sikap Shen itu membuat jantung wanita itu berdebar kencang.Wanita mana yang tak akan bereaksi berlebihan saat berada di dekat lelaki tampan seperti Shen. Rahangnya yang tajam, hidungnya yang mancung, dan bola mata yang kebiruan membuat ketampanannya nyaris sempurna.“Aku butuh,” ucap Shen dengan bibir gemetar. Suhu tubuhnya panas tinggi membuat badannya lemas dan sulit untuk bergerak bebas karena gemetar.Nadine terdiam dia merasa sangat bodoh. Oleh karena kebodohannya itu pula, ia merasa sangat khawatir saat melihat kondisi si mantan sedang tidak baik-baik saja.“Tolong, gerah!” titah Shen sembari mengangkat kedua tangan ke atas.Nadine mendekati Shen, lalu membantunya membuka baju. Ia melihat tubuh kekar pria ini itu, enam susun dada kotak-ko

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    SERANGAN KEDUA

    Alfandi membuka matanya kembali, tatapan tajam itu menusuk Nadine seakan-akan ingin memaksa jawaban yang lebih meyakinkan.“Kalau aku izinin, aku ikut,” suaranya tegas, dingin. “Aku mau lihat sendiri kalau yang kamu bilang itu, cuma darurat medis.”Nadine menelan ludah, hatinya berdebar kencang. “Fan, kalau kamu ikut ...,”“Jangan bilang nggak bisa. Aku ikut,” potong Alfandi. Nada suaranya tak bisa ditawar.Ponsel bergetar lagi. Kali ini Nadine langsung mengangkat. “Shen? Shen, kamu dengar aku?” Suara di seberang hanya terdengar napas berat, lalu desahan lemah. “Nadine … susah … napas … kunci … apartemen … di pot … bunga …”Sambungan terputus.Nadine langsung bangkit dari ranjang, meraih celana jeans yang tergantung di kursi. “Kita harus cepat. Dia nggak punya banyak waktu.”Alfandi masih duduk, menatapnya penuh kecurigaan. Namun saat melihat jari-jari Nadine gemetar saat meraih kunci mobil, ia ikut bangkit. “Aku nyetir.”*-*Hujan masih mengguyur deras ketika mobil melaju kencang me

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    ASI UNTUK SHEN

    Nadine masih menatap Alfandi dengan napas terengah, dada naik-turun. Tangannya bergetar, bukan hanya karena rasa marah. Namun itu karena getaran aneh yang sulit ia jelaskan setiap kali pria itu terlalu dekat.“Fan … jangan begini,” ucap Nadine pelan, suaranya bergetar.Alfandi menutup matanya sejenak, seolah-olah menahan emosi yang sudah di ujung. Saat ia kembali menatap Nadine, sorot matanya berbeda—lebih teduh, tetap intens. Ia melepaskan genggamannya perlahan, lalu menarik napas panjang.“Aku takut …,” bisiknya lirih, hampir tak terdengar. “Takut kalau suatu hari aku kehilangan kamu lagi, Sayang.”Nadine terdiam. Kata-kata itu menghantam hatinya lebih keras daripada cengkeraman tadi. Wajah Alfandi kini terlihat rapuh, jauh dari sosok keras kepala dan penuh ego yang ia kenal.Alfandi melangkah maju, kali ini bukan dengan kemarahan, tetapi dengan hati-hati. Tangannya terulur, menyentuh pipi Nadine, ibu jarinya mengusap bekas air mata yang ia bahkan tak sadar sudah jatuh.“Nadine …,”

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    HUBUNGAN TANPA STATUS

    “—orang yang mencurinya mungkin justru orang yang duduk di ruangan ini beberapa menit lalu,” potong Nadine, matanya mengerling ke arah pintu yang tadi dilalui Shen. “Atau … orang yang masih di sini sekarang.”Kalimat itu membuat Alfandi terdiam. Matanya sedikit menyipit, seperti menimbang apakah Nadine baru saja menuduhnya.Tiba-tiba, ketukan cepat di pintu memecah keheningan. Seorang polisi masuk tergesa, wajahnya pucat.“Pak, kami dapat kabar, mobil yang membawa peti besi itu ditemukan.”Alfandi segera tegak. “Di mana?”“Di gudang kosong dekat pelabuhan timur. Tapi ...,” Polisi itu menelan ludah. “… petinya terbuka. Dan kosong.”Nadine merasakan dadanya mengencang. Ada sesuatu di balik kata kosong itu yang membuat bulu kuduknya meremang.Alfandi langsung meraih jaketnya. “Kita harus ke sana.”Namun sebelum mereka keluar, polisi itu kembali berbicara. “Pak, ada satu lagi. Di lokasi, kami menemukan secarik foto … bergambar Anda dan Nyonya Nadine. Dengan tanda silang merah di wajah kal

  • DONATUR ASI JADI CINTA CEO    MISTERI MASA LALU

    Nadine segera paham dengan permintaan Alfandi. Ia sudah sering kali dibantu oleh pria tersebut. Untuk kali ini, ia merasa masih bisa mengatasi masalahnya sendiri. Ia terdiam sejenak, lalu memandang ke luar jendela.“Aku nggak masalah di sini,” ucapnya datar.Akan tetapi Alfandi sudah mematikan mesin mobil, membuat Nadine mau tak mau menoleh.“Naik depan,” ujar Alfandi tegas, kali ini nadanya bukan sekadar saran—lebih seperti perintah.Shen mengangkat alis, senyum tipisnya menghilang. “Kenapa kau repot-repot atur posisi duduknya, Alfandi? Takut aku terlalu dekat dengannya?” Nada bicara Shen tenang, tetapi ada bara yang menyala di balik suaranya.Alfandi memutar tubuhnya, menatap Shen tajam. “Takut Tentu saja tidak! Aku hanya tahu mana yang pantas. Dan kau …” ia melirik cepat ke tangan Shen yang masih di dekat paha Nadine, “… masih belum belajar batas dan status.”Shen terkekeh pelan, tetapi matanya menusuk balik. “Batas itu relatif, tergantung siapa yang menetapkannya. Nadine dan aku p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status