Share

Bab 25

Kubuka kembali applikasi WA, pesan yang kukirim pada Mas Adam tadi sudah centang biru tapi ia belum membalas pesanku. Kembali kuintip stroy-nya.

Touch down Banjarmasin. Semoga menyenangkan untuk seminggu ke depan bersama orang-orang yang menyenangkan. Tulis Mas Adam di story-nya

Orang-orang yang menyenangkan? Pasti termasuk salah salah satunya Nindya. Aku berdecak kesal. Ia bahkan belum membalas pesanku apalagi menanyakan keadaanku setelah insiden di bandara tadi. Tapi bukankah Mas Adam memang seperti itu? Ia tak pernah meneleponku jika sedang tugas keluar kota seperti saat ini. Aku bahkan tak pernah tahu kapan jadwalnya pulang, lebih tepatnya ia tak pernah memberi tahu.

“Kenapa cemberut?” Suara Ivan mengagetkanku. Pria itu membawa minuman dan beberapa cemilan di nampan lalu meletakkannya di atas meja.

“Sarapan dulu, Aya.”

Aku hanya meliriknya.

“Ini salep untuk luka memar. Kamu mau oles sendiri atau kubantu oleskan.” Ia menyodorkan plastik kecil berlogo apotik.

Ah, rupanya ia berhenti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ida Widaningsih
cahaya kamu sama seperti aku sekarang ............
goodnovel comment avatar
Isabella
pingin nimpuk Adam. kasihan Aya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status