Share

Bab 2

Pov Miranda

Setelah merasa cukup tenang aku lalu pulang bersama Mahesa putraku, malam sudah larut karena tadi aku mampir untuk makan diluar bersama Mahesa sebelum pulang lalu berjalan-jalan sekedar menghilangkan penat sekaligus menetralkan emosiku. "Darimana saja kamu? keluyuran seperti perempuan jalang!" ucap Ibu mertuaku saat aku membuka pintu. Aku tak ingin menjawab karena hanya akan menambah keributan dirumah ini. Mataku menyapu ke seluruh ruangan, tak kutemukan Mas Raja disana. "Mungkin dia menemui Alexa" batinku berkata.

"Miranda, jangan mengacuhkan Ibu sedang bicara denganmu!" kata Bu Mery

"Sebentar Bu, saya tidurkan Mahesa dulu dikamar nanti saya akan keluar jika memang Ibu perlu bicara dengan saya". Aku segera masuk ke kamar dan menidurkan Mahesa disana, setelah itu kembali menemui Bu Merry.

"Ibu tau Rajasa sudah mengatakan tentang Alexa sama kamu Miranda, Ibu yang menyarankan Rajasa agar segera menyampaikan semuanya dengan jujur"

"Lalu apa yang Ibu inginkan?"

"Semua terserah kamu Miranda, kamu mau bercerai atau bertahan itu hak mu, yang jelas Rajasa akan segera menikah dengan Alexa dengan ataupun tanpa persetujuanmu"

"Saya sudah katakan saya tidak akan bercerai dengan Mas Raja"

"Kalau begitu siapkan hatimu untuk menerima Alexa sebagai madumu!" Aku hanya tersenyum getir dengan kata-kata Bu Merry. Dia benar-benar menyudutkan ku, bercerai ataupun bertahan keduanya bukan pilihan yang menyenangkan, keduanya akan memberikan luka tersendiri.

Bodohnya aku baru menyadari saat ini, bahwa aku menikahi pria yang belum dewasa secara mental. Rajasa, dia selalu menuruti semua perkataan ibunya, segala hal termasuk urusan rumah tangga pun Ibunya ikut campur hingga sejauh ini.

"Ibu tenang saja, saya sudah terbiasa menanggung luka dan rasa sakit, tak akan ada masalah denganku jika memang Mas Raja mau menikahi Alexa" tantangku padanya. Bu Merry terlihat semakin geram dengan jawabanku, tentu dia berharap aku akan segera menuntut cerai dari Mas Raja, tapi aku tak mau membiarkan mereka menang setelah membuatku menderita. Karena aku tahu tujuan Bu Merry adalah memisahkan aku dengan Mas Raja.

"Lagipula harusnya kamu merasa beruntung karena Rajasa sudah jujur sama kamu tanpa kamu repot-repot menyelidikinya" ucap Bu Merry lagi. Aku berfikir sejenak, entah aku harus merasa beruntung atau tidak atas kejujuran suamiku, dia memang telah mengatakannya dengan jujur bahwa dia telah mengkhianati ku, benar-benar kejujuran yang tak pernah kuharap.

Mereka telah menghancurkan masa depanku dan membuat ku menderita selama menjadi istri Mas Raja, aku harus membuat perhitungan dengan mereka. Untuk sementara ini kubiarkan Bu Merry merasa diatas angin, dia berfikir mungkin aku hanya perempuan kampung yang lugu yang dapat diperlakukan seenaknya. Biarkan dia berfikir seperti itu, justru hal itu akan melancarkan rencana balas dendam ku pada mereka.

Setelah ini aku akan tetap melaksanakan pekerjaan rumah yang ditugaskan kepadaku, memasak, mencuci baju dan membereskan rumah. Aku akan membalas rasa sakit ini dalam diamku.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kamu itu seorang istri atau babu?? gimana kamu akan dihargai jika kamu lemah dan dungu.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status