Share

Bab 8

last update Huling Na-update: 2022-04-17 08:10:12

Pov Rajasa

Aku tidak pernah merencanakan untuk menghianati Miranda apalagi setelah ikatan pernikahan menyatukan kami. Aku juga berharap Mirandalah satu-satunya wanita yang akan menemani hidupku hingga menua nanti, karena hanya Miranda yang mampu membuatku selalu tenang di sisinya. Dia selalu tahu bagaimana memanjakan ragaku yang lelah dan dan menguatkan jiwaku yang lemah.

Tapi aku hanyalah laki-laki biasa. Selain restu dari Mama, Alexa adalah godaan yang berat dalam rumah tangga kami. Dia seperti tak pernah kekurangan akal untuk menjebaku dan memaksaku masuk kedalam perangkapnya. Mulai dari cara yang halus hingga cara yang frontal dia lakukan untuk mendapatkanku.

Flashback

"Drrt drrt drrrt" HP ku yang terletak di saku celana kurasakan bergetar, pertanda ada panggilan masuk. Aku yang saat itu sedang online meeting dengan klienku dari Swedia berusaha mengabaikanya. Kulanjutkan meeting ku hingga selesai dengan kondisi terganggu oleh getaran dari HP ku.

Setelah meeting selesai, aku membuka Hp dan alangkah terkejutnya saat melihat panggilan tak terjawab belasan kali dari Alexa dan ternyata dia juga mengirimkan pesan whassap.

[Rajasa, aku kecelakaan bisakah tolong aku?] bunyi w* dari Alexa. Aku sontak terkaget membaca pesan dari Alexa sehingga segera menghubungi Alexa balik.

"Halo Alexa, kamu bagaimana kondisinya?"

"Rajasa aku butuh sedikit bantuanmu, bisa datang kesini kan?"

"Oke, aku segera datang kamu share lokasinya yah!"

"Oke"

Aku segera menuju lokasi yang di tunjukan Alexa via aplikasi sharelocation. Setahuku dia memang tak begitu lincah dalam membawa mobil, maka sudah tak heran jika dia kecelakaan.

"Semoga saja tidak parah dan hanya luka ringan" Ucapku dalam hati. Dan memang jika mendengar suara Alexa tadi di telpon, sepertinya dia baik-baik saja, tapi aku yakin dia butuh bantuanku.

Aku menyusuri jalanan sesuai dengan arahan dari aplikasi di Handphoneku hingga aku sampai ke sebuah bangunan apartemen. Aku pun terheran namun aku memutuskan untuk menghubungi Alexa untuk memastikan.

"Halo Alexa, kamu bukanya kecelakaan kok ke arah sini yah? gak salah share lokasi kan?" Tanyaku pada Alexa di telpon

"Iya Raja, aku sudah di apartemen, kamu naik deh aku butuh bantuanmu!" Suara Alexa kali ini terdengar manja.

Walaupun terasa aneh namun aku tanpa pikir panjang tetap naik menuju unit apartemen milik Alexa demi mengetahui apa yang terjadi padanya.

Alexa terlihat memakai gaun mini yang seksi saat membukakan pintu apartemen untuku. Dia baik-baik saja, tak ada tanda-tanda mengalami kecelakaan bahkan tak tergores sedikitpun. Alexa terlihat sangat cantik dan aroma wangi parfum langsung semerbak dari tubuhnya membuat jiwa laki-lakiku mulai liar.

"Lexa please aku gak ada waktu buat lucu-lucuan kayak gini" Ucapku kesal dan hendak pergi meninggalkanya sebelum terjadi sesuatu yang lebih jauh. Dengan sigap dia justru menarik tanganku untuk masuk dan segera menutup pintu apartemen miliknya.

"Lexa, apa maumu?" Tanyaku walau aku paham apa yang ALexa inginkan, dia tidak menjawab malah menempelkan jarinya dibibirku "Sssst Raja, aku cuma mau ditemanin kok" Ucap Alexa dengan suara yang dibuat manja lalu menggelayutkan lenganya di pundaku, aku pun tak kuasa melepaskan rangkulan Alexa.

Sebagai seorang pria aku tidak munafik bahwa Alexa memang cantik. Gaun mini yang Alexa kenakan ditambah dengan aroma harum dari tubuh Alexa membuatku semakin linglung. Aku laki-laki normal yang sudah pasti akan tergoda dengan wanita, apalagi wanita cantik dan seksi seperti Alexa.

Berduaan dengan Alexa membuatku khawatir lepas kontrol padanya. Apalagi gaya manja dan rayuan Alexa membuat pikiranku semakin berkelana memikirkan hal indah yang tak seharusnya kupikirkan.

"Lexa aku harus pergi, aku gak bisa begini, mengertilah!" ucapku parau

"Aku cuma mau ditemani Raja, sebentar saja, please!" Ucap Alexa sambil memeluku dan menempelkan da**nya ke dadaku.

Kelakuan Alexa benar-benar membuat jantungku semakin berdegup kencang, apalagi merasakan benda kenyal yang menyembul dari balik gaun Alexa dan menempel di dadaku. Pertahananku sebagai lelaki pun hampir goyah, haruskah ku ikuti kemauan Alexa yang sudah seagresif ini? atau kah aku harus segera pergi demi menghindari masalah yang terjadi jika aku turuti nafsuku?

Sementara Alexa mulai mencumbuku. Tanganya dengan terampil membuka kancing bajuku dan menciumi dadaku. "Gak akan ada yang lihat kok Raja! come on jangan terlalu naif!" bisik Alexa ditelingaku yang semakin membuat sensasi geli. Sementara aku masih bingung untuk bertindak antara mengikuti naluri lelakiku atau pergi secepatnya meninggalkan Alexa.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dalam Diamku   Bab 90 Akhir bahagia

    "Sayang, aku harus kembali ke Bandung untuk menyelesaikan tesisku" ucap Miranda, meminta ijin pada suaminya.Miranda kini kembali tinggal di kediaman keluarga Rajasa. Bedanya, kini sikap Bu Merry berbeda seratus delapan puluh derajat dari pada dahulu. Bu Merry kini sangat menyayangi Miranda dan Mahesa, ia baru menyadari bahwa Miranda adalah perempuan yang baik dan berhati tulus. Miranda kembali fokus menyelesaikan study pasca sarjananya, sebentar lagi Miranda akan mendapatkan gelar psikolog sesuai dengan keinginanya."Mau aku temani?" Tanya Rajasa, kali ini ia benar-benar tak ingin membiarkan istrinya sendirian di Bandung."Tak usah Mas, aku hanya sebentar di sana, nanti aku pulanh setiap Sabtu dan Minggu. Kalo boleh apakah Mahesa bisa tinggal di sini saja sementara aku di Bandung, Mas?" tanya Miranda, ia masih sedikit trauma meninggalkan Mahesa di daycare saat dia bekerja dan kuliah di Bandung."Tentu saja, Mahesa akan aman bersamaku" ucap Rajasa. Miranda tersenyum lega mendengar jaw

  • Dalam Diamku   Bab 89 Ditangkap polisi

    "Aku harus melapor ke polisi!" Ucap Rajasa serius"Untuk apa, Mas?" Tanya Miranda khawatir melihat reaksi suaminya setelah mengetahui bahwa Tommy yang menculik Mahesa."Tentu saja untuk memberikan dia hukuman!" Rajasa menjawab dengan amarah yang membara di hatinya."Aku rasa tidak perlu, bukankah Mahesa bilang, Tommy memperlakukanya dengan baik? Bahkan Mahesa juga sampai merindukanya" Miranda mencoba menjelaskan dengan hati-hati, ia hanya tidak ingin memperpanjang masalah dengan melaporkan pada polisi. Namun Miranda juga khawatir jika Rajasa salah paham dengan sikapnya."Dia sudah membahayakan Mahesa, Mir? Kamu mau diamkan dia begitu saja?" Benar saja, Rajasa tak terima dengan sikap istrinya."Tidak Mas, aku kenal Tommy dengan baik" Miranda merasa yakin, ada alasan yang masuk akal mengapa Tommy sampai tega menculik Mahesa."Kamu kenal dia dengan baik? Lalu bagaimana dengan aku Mir? Apakah kamu juga mengenalku dengan baik? Aku suamimu dan dia orang lain, kamu sedang membela laki-laki l

  • Dalam Diamku   Bab 88 Penculik yang baik hati

    Kondisi Mahesa semakin hari semakin membaik. Miranda dengan telaten menunggui putranya, ia sangat siaga jika Mahesa membutuhkan sesuatu. Begitu juga dengan Rajasa, ia pun rela meninggalkan pekerjaanya di perusahaan untuk sementara demi menemani Miranda dan Mahesa di rumah sakit.Hingga saat ini, belum diketahui siapa yang telah menculik Mahesa. Miranda dan Rajasa pun masih enggan menanyakan langsung pada putranya yang baru sembuh dari sakit dengan alasan khawatir akan memunculkan trauma. Mereka lebih berfokus pada kesembuhan Mahesa dari pada harus mengusut penculik tersebut untuk saat ini.HP Rajasa bergetar, ternyata Bu Merry yang menelpon. Rajasa pun segera mengangkat telpon dari mamahnya."Halo, Mah" Ucap Rajasa menjawab panggilan dari Bu Merry"Rajasa, bagaimana keadaan Mahesa? Apakah sudah bisa di bawa ke Jakarta? Mamah sudah kangen" Ucap Bu Merry"Sudah mulai membaik Mah, tapi untuk saat ini biarkan dulu kondisi Mahesa stabil baru kita bawa pulang. Begitu saran dokter" Rajasa me

  • Dalam Diamku   Bab 87 Bertemu Mahesa

    "Mahesa, itu Mahesa kita Mas!" Pekik Miranda saat melihat Mahesa di ruang ICU rumah sakit.Miranda tak dapat menahan air matanya, perempuan muda itu menangis di pelukan Rajasa. Perasaan Miranda dan Rajasa campur aduk saat ini, mereka senang karena bisa kembali melihat putranya namun juga sedih karena kondisi Mahesa saat ini. Di sisi lain, mereka penasaran bagaimana Mahesa bisa sampai di rumah sakit ini. Namun juga bersyukur karena ada yang menolong putranya."Apakah Bapak dan Ibu adalah orang tua pasien?" Ucap seorang dokter yang tiba-tiba mendekati Miranda dan Rajasa. Miranda langsung menghapus air matanya demi melihat dokter tersebut."Ya, benar! Kami orang tuanya, kami juga membawa semua dokumen yang dibutuhkan sebagai bukti bahwa kami adalah orang tua kandungnya" Ucap Rajasa mantap."Baiklah, ikut saya!" Ucap dokter tersebut tanpa basa-basi. Dokter laki-laki yang terlihat seumuran dengan Rajasa tersebut berjalan menuju sebuah ruangan, diikuti oleh Miranda dan Rajasa.Miranda dan R

  • Dalam Diamku   Bab 86 Sebuah harapan

    "Mas, ada telpon dari rumah sakit" Ucap Miranda menyampaikan pada suaminya dengan penuh harap."Apa ada kabar baik, Mir?" Rajasa pun tak kalah berharap mendapatkan kabar baik"Ya, ada pasien anak tanpa orang tua dan tanpa identitas yang baru saja dirujuk ke rumah sakit tersebut, mungkin saja itu Mahesa, Mas!" Ucap Miranda bersemangat"Ayo kita ke sana sekarang juga, Mir!" Ajak Rajasa, Miranda pun setuju.Mereka tidak mau membuang waktu lagi untuk segera menemukan putra semata wayangnya. Miranda pun segera bersiap dengan membawa berbagai macam perlengkapan, mulai dari alat mandi dan bantu ganti, mengingat daerah yang akan di tuju cukup jauh dari kediaman mereka."Perjalanan kita cukup jauh Mas, apakah tidak apa-apa jika menggunakan mobil? Aku khawatir Mas akan kecapean di jalan" Ucap Miranda pada suaminya."Tak apa sayang, kita akan lebih fleksibel jika menggunakan kendaraan pribadi" Jawab Rajasa sambil menaikan koper ke dalam bagasi.Tak menunggu lama, mereka kemudian segera berjalan

  • Dalam Diamku   Bab 85 Mahesa Kritis

    "Om, Mahesa pusing, mau bobo" Ucap Mahesa pada pria yang ada di dekatnya. Pria itu kemudian membopong Mahesa ke dalam kamar dan menidurkanya. Ia menyadari bahwa suhu tubuh anak kecil itu terasa sangat panas, tidak seperti biasanya. "Gawat, anak ini demam" Ucap pria tersebut."Mahe, om keluar sebentar membeli obat dan makanan, Mahe bobo dulu ya!" Ucap pria tersebut."Om, kapan Mahe pulang? Mahe kangen Mamah om" Ucap Mahesa menyampaikan kerinduanya pada Miranda."Hm,, sabar yah! Nanti kalau sudah waktunya Mahesa bisa bertemu Mamah!" Pria itu beralasan. Mahesa mengangguk pelan, Anak kecil itu terlihat sangat lemah dan lelah. Ia kemudian memejamkan matanya dan tertidur sambil merasakan rasa lelah di tubuhnya. Tak menunggu lama, pria penculik itu kemudian pergi meninggalkan Mahesa. Ia membeli obat penurun panas untuk anak dan sebungkus bubur ayam. Setelah keduanya didapatkan, pria itu segera kembali ke rumah di mana Mahesa berada."Mahesa, Om datang! Mahesa makan dulu terus minum obat y

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status