Pov Rajasa
Aku tidak pernah merencanakan untuk menghianati Miranda apalagi setelah ikatan pernikahan menyatukan kami. Aku juga berharap Mirandalah satu-satunya wanita yang akan menemani hidupku hingga menua nanti, karena hanya Miranda yang mampu membuatku selalu tenang di sisinya. Dia selalu tahu bagaimana memanjakan ragaku yang lelah dan dan menguatkan jiwaku yang lemah.
Tapi aku hanyalah laki-laki biasa. Selain restu dari Mama, Alexa adalah godaan yang berat dalam rumah tangga kami. Dia seperti tak pernah kekurangan akal untuk menjebaku dan memaksaku masuk kedalam perangkapnya. Mulai dari cara yang halus hingga cara yang frontal dia lakukan untuk mendapatkanku.
Flashback
"Drrt drrt drrrt" HP ku yang terletak di saku celana kurasakan bergetar, pertanda ada panggilan masuk. Aku yang saat itu sedang online meeting dengan klienku dari Swedia berusaha mengabaikanya. Kulanjutkan meeting ku hingga selesai dengan kondisi terganggu oleh getaran dari HP ku.
Setelah meeting selesai, aku membuka Hp dan alangkah terkejutnya saat melihat panggilan tak terjawab belasan kali dari Alexa dan ternyata dia juga mengirimkan pesan whassap.
[Rajasa, aku kecelakaan bisakah tolong aku?] bunyi w* dari Alexa. Aku sontak terkaget membaca pesan dari Alexa sehingga segera menghubungi Alexa balik."Halo Alexa, kamu bagaimana kondisinya?""Rajasa aku butuh sedikit bantuanmu, bisa datang kesini kan?""Oke, aku segera datang kamu share lokasinya yah!""Oke"Aku segera menuju lokasi yang di tunjukan Alexa via aplikasi sharelocation. Setahuku dia memang tak begitu lincah dalam membawa mobil, maka sudah tak heran jika dia kecelakaan.
"Semoga saja tidak parah dan hanya luka ringan" Ucapku dalam hati. Dan memang jika mendengar suara Alexa tadi di telpon, sepertinya dia baik-baik saja, tapi aku yakin dia butuh bantuanku.Aku menyusuri jalanan sesuai dengan arahan dari aplikasi di Handphoneku hingga aku sampai ke sebuah bangunan apartemen. Aku pun terheran namun aku memutuskan untuk menghubungi Alexa untuk memastikan.
"Halo Alexa, kamu bukanya kecelakaan kok ke arah sini yah? gak salah share lokasi kan?" Tanyaku pada Alexa di telpon"Iya Raja, aku sudah di apartemen, kamu naik deh aku butuh bantuanmu!" Suara Alexa kali ini terdengar manja.Walaupun terasa aneh namun aku tanpa pikir panjang tetap naik menuju unit apartemen milik Alexa demi mengetahui apa yang terjadi padanya.
Alexa terlihat memakai gaun mini yang seksi saat membukakan pintu apartemen untuku. Dia baik-baik saja, tak ada tanda-tanda mengalami kecelakaan bahkan tak tergores sedikitpun. Alexa terlihat sangat cantik dan aroma wangi parfum langsung semerbak dari tubuhnya membuat jiwa laki-lakiku mulai liar.
"Lexa please aku gak ada waktu buat lucu-lucuan kayak gini" Ucapku kesal dan hendak pergi meninggalkanya sebelum terjadi sesuatu yang lebih jauh. Dengan sigap dia justru menarik tanganku untuk masuk dan segera menutup pintu apartemen miliknya."Lexa, apa maumu?" Tanyaku walau aku paham apa yang ALexa inginkan, dia tidak menjawab malah menempelkan jarinya dibibirku "Sssst Raja, aku cuma mau ditemanin kok" Ucap Alexa dengan suara yang dibuat manja lalu menggelayutkan lenganya di pundaku, aku pun tak kuasa melepaskan rangkulan Alexa.
Sebagai seorang pria aku tidak munafik bahwa Alexa memang cantik. Gaun mini yang Alexa kenakan ditambah dengan aroma harum dari tubuh Alexa membuatku semakin linglung. Aku laki-laki normal yang sudah pasti akan tergoda dengan wanita, apalagi wanita cantik dan seksi seperti Alexa.
Berduaan dengan Alexa membuatku khawatir lepas kontrol padanya. Apalagi gaya manja dan rayuan Alexa membuat pikiranku semakin berkelana memikirkan hal indah yang tak seharusnya kupikirkan.
"Lexa aku harus pergi, aku gak bisa begini, mengertilah!" ucapku parau"Aku cuma mau ditemani Raja, sebentar saja, please!" Ucap Alexa sambil memeluku dan menempelkan da**nya ke dadaku.Kelakuan Alexa benar-benar membuat jantungku semakin berdegup kencang, apalagi merasakan benda kenyal yang menyembul dari balik gaun Alexa dan menempel di dadaku. Pertahananku sebagai lelaki pun hampir goyah, haruskah ku ikuti kemauan Alexa yang sudah seagresif ini? atau kah aku harus segera pergi demi menghindari masalah yang terjadi jika aku turuti nafsuku?
Sementara Alexa mulai mencumbuku. Tanganya dengan terampil membuka kancing bajuku dan menciumi dadaku. "Gak akan ada yang lihat kok Raja! come on jangan terlalu naif!" bisik Alexa ditelingaku yang semakin membuat sensasi geli. Sementara aku masih bingung untuk bertindak antara mengikuti naluri lelakiku atau pergi secepatnya meninggalkan Alexa.
Pov Rajasa Semakin aku terlihat pasrah dan bingung semakin liar Alexa men*****ku hingga aku sebagai lelaki tak mampu lagi berfikir rasional. Aku memutuskan untuk menggunakan tenagaku membopong tubuh Alexa yang sudah memakai gaun lingerie seksi ke atas kasur empuk yang ada di apartemenya. Alexa terlihat pasrah, aku pun mendekati wajahnya, merapikan anak rambut yang menutupi wajah cantik Alexa kemudian berbisik ditelinganya, mata Alexa terpejam."Alexa, kamu benar-benar menginginkanya huh?" Ucapku dengan nafas yang memburu menahan nafsu.Alexa membuka matanya dia mengangguk lalu tersenyum menggodaku. Pertahanaku runtuh, aku akhirnya melakukan apa yang Alexa inginkan. Alexa akhirnya menang karena aku telah memasuki perangkap Alexa yang nikmat itu. Bahkan aku menikmati perangkap itu, hingga selanjutnya kami melakukanya berkali-kali di belakang Miranda. Seperti tak mengenal dosa, Alexa selalu mengundangku untuk datang ke apartemenya selepas pulang kerja. Kami bahkan pergi bersama keluar
pov Rajasa"Raja kapan kamu akan nikah sama aku?" Tanya Alexa mulai mendesaku, saat itu aku sedang berada di apartemennya."Kasih aku waktu untuk menyampaikan ke Miranda Lexa!""Oke, I will show you something!" Alexa lalu masuk ke dalam kamar mandi dan kembali dengan membawa benda kecil pipih yang ku ketahui itu adalah test pack"Lihat Raja, ini hasil cinta kita" ucap Alexa lalu menunjukan testpack dengan garis merah dua tertera pada benda itu."Alexa kamu hamil?""Yes, it's your baby Raja! Itu sebabnya kamu harus nikahin aku secepatnya"Astaga, aku benar-benar tidak pernah memikirkan resiko ini sebelumnya, bahwa Alexa akan membiarkan dirinya hamil agar semakin bisa mendesaku untuk menikahinya."Alexa, aku tidak mungkin menikahimu tanpa persetujuan Miranda, kasih aku waktu yang tepat buat ngomong sama dia""Aku kasih kamu waktu Rajasa tapi gak banyak, mengingat semakin hari perutku akan semakin membuncit dan kamu tidak mau kan berita aku hamil tanpa suami akan menyebar? Apalagi jika me
Pov Rajasa Hari-hari berikutnya Miranda masih bersikap dingin padaku. Dia sempat menanyakan tentang rencanaku menikahi Alexa dan dia pun berkata bahwa persetujuanya bukanlah hal penting untuk ku menikah dengan Alexa. Miranda memang benar dengan ataupun tanpa persetujuan dari nya, aku akan tetap menikah dengan Alexa karena memang kondisi Alexa sudah hamil. Tapi aku tidak menyangka bahwa Miranda memilih untuk tetap bertahan menjadi istriku. Dia berulangkali mengatakan bahwa dirinya tidak ingin bercerai dari ku dan memilih untuk di madu. Benarkah sebesar itu cinta Miranda padaku? Awalnya aku yang begitu takut kehilangan dia saat ini justru sedikit merasa lega atas pernyataan Miranda. Bukan sekali dia mengatakan bahwa dia akan tetap menjadi istriku, tetapi setiap Mama memancingnya untuk berpisah denganku, Miranda selalu menjawab tegas dengan jawaban yang sama bahwa dia sama sekali tidak ingin berpisah denganku, Miranda lebih baik di madu dari pada harus bercerai denganku. Disatu sisi j
Rajasa terlalu naif, dia mengira istrinya sangat lugu seperti yang terlihat. Rajasa mengira Miranda menerima mentah-mentah rencana pernikahan dirinya dengan Alexa. Dia pikir Miranda tidak mau bercerai dan malah memilih dimadu adalah karena saking cintanya Miranda pada Rajasa seperti apa yang selalu Miranda katakan. Rajasa ternyata tidak mengenal Miranda seutuhnya. Miranda sekuat hatinya menerima semua perlakuan dan penghinaan dari Bu Merry mertuanya, bukan karena Miranda lemah dan tak mampu melawan. Tapi sebagai bentuk rasa hormatnya terhadap suami dan Ibu mertuanya yang sebisa mungkin Miranda anggap seperti orangtua sendiri. Miranda selalu berpedoman, selama Rajasa mencintainya dan menjaga komitmen pernikahanya makan semua rasa sakit, penghinaan dan semua rasa sedih yang Miranda alami dianggapnya sebagai ujian rumah tangga yang akan menaikan derajatnya dikemudian hari. Setelah mengetahui Rajasa berselingkuh, Miranda pun tak banyak berubah. Ia tetap patuh terhadap semua perinta mertu
Miranda berfikir sejenak untuk mencari jawaban yang pas atas pertanyaan Tommy. "Asuransi kan sifatnya untuk jaga-jaga Tom, ya tujuanku untuk jaga-jaga aja, apalagi kami sudah ada anak dan aku sama sekali tidak menghasilkan uang. Jadi aku putuskan membuat asuransi demi keamanan aku dan anak-anaku seandainya terjadi sesuatu dengan suamiku" Miranda menjelaskan kepada Tommy. "Omong-omong hubunganmu dengan Rajasa baik-baik saja kan Mir?" "Baik Tom, kami baik-baik saja, sangat baik malahan" Ucap Miranda berbohong "Oh iya, gimana dengan kerjaanmu Tom, lancar?" Miranda mengalihkan pembicaraan "Lancar Mir, eh kita ajakin yang lain ngumpul yuk? kita udah lama loh gak ngumpul bareng" "Kayaknya aku gak bisa deh dalam waktu dekat ini, soalnya lagi sibuk banget nih sama urusan rumah " Ucap Miranda mengelak "Hm,, oke lah yang sekarang sibuk jadi Ibu rumah tangga!" Tommy meledek. Miranda memaksakan untuk tersenyum. Tommy menyadari ada yang disembunyikan Miranda, tapi Tommy tak ingin menanyaka
Tommy adalah sahabat Miranda semasa kuliah. Saat kuliah Miranda memiliki geng yang selalu kompak dan solid beranggotakan lima orang. Mereka adalah Ratna, Bowo, Satria,Tommy dan Miranda sendiri. Saling membantu dan saling mendukung satu sama lain adalah hal yang selalu mereka lakukan. Itu sebabnya mereka berlima sangat dekat layaknya saudara. Tak terasa benih-benih rasa kagum yang muncul di hati Tommy, lama-kelamaan tumbuh menjadi rasa suka, bahkan mungkin bisa disebut cinta. Tapi Tommy tak pernah menyatakanya pada Miranda juga pada sahabatnya yang lain. Perasaanya pada Miranda ia tutup rapat karena tak ingin merusak persahabatan mereka. Tommy khawatir Miranda tak menyukainya dan malah menjauh jika ia megutarakan perasaanya pada Miranda. Selain itu Tommy ingin membiarkan Miranda fokus berjuang menggapai cita-citanya. Miranda adalah gadis desa yang gigih dalam berusaha. Tujuan Miranda hanya satu melepaskan keluarganya dari masalah ekonomi dan membiayai adik-adiknya sekolah hingga jenja
Pov MirandaAku harus cepat-cepat pulang sebelum Rajasa dan keluarganya kembali dari acara lamaran di rumah Alexa. Karena aku tidak ingin Bu Merry sampai mengetahui bahwa aku keluar rumah hari ini, dia pasti akan memberikan banyak pertanyaan yang membuatku sulit menjawab bohong.Beruntunglah saat sampai rumah mereka belum kembali. Hari sudah sore, aku segera membawa anaku Mahesa untuk mandi dan mempersiapkan makan untuknya. Berhubung aku tidak memegang banyak uang jadi aku tadi hanya memesan segelas kopi dan camilan untuk Rajasa.Rasanya memang menyedihkan, suamiku hidup berkecukupan bahkan sekarang sedang melamar perempuan lain dengan aneka hantaran yang mewah. Sementara aku dan anakku harus hidup berhemat dari uang jatah satu juta perbulan yang diberikan oleh Bu Merry. Alasannya karena aku sudah tidak perlu mengeluarkan biaya lagi hidup disini, semua kebutuhanku sudah tersedia dari mulai tempat tinggal hingga makanan.Bu Merry memang benar, aku tidak perlu memikirkan biaya tempat tin
Pov Miranda"Mas, kapan rencana pernikahan Mas dengan Alexa?" tanya Miranda ragu. Sebenarnya pertanyaan itu hanya basa-basi saja untuk membuka percakapan dengan suaminya."Secepatnya Mir, sedang dipilihkan hari baiknya" jawab Rajasa. Tentu saja Miranda tak peduli kapan suaminya akan menikahi wanita itu."Mas sebelum pernikahan Mas dan Alexa berlangsung aku boleh minta sesuatu sama Mas?" Tanya Miranda hati-hati sambil memastikan bahwa suasana hati suaminya dalam kondisi yang baik." Tentu sayang, apa yang kamu minta asalkan aku mampu pasti kuberi" jawab Rajasa."Baguslah ini saatnya menjalankan rencana!" sorak Miranda dalam hati. Suasana hati suaminya itu sepertinya memang sedang dalam kondisi yang baik. Mungkin masih terpengaruh dengan acara lamarannya pada Alexa tadi siang yang berjalan sukses."Mas pasti mampu kok" Ucapku sambil mengambil dokumen asuransi jiwa. Aku sudah menyusunya rapi sehingga suamiku hanya tinggal membubuhkan tanda tangan."Mas aku mau mas membeli salah satu asur