Share

5. Menangkap Pengkhianat

"Baik, Tuan."

"Lakukan dengan rapi, saya tunggu hasilnya. Sudah lama tidak ada pertunjukan yang menyenangkan." ucap Jonathan dengan senyumnya yang menyeringai. Ia mengibaskan jas mahalnya lalu berjalan menuju ruangannya.

Sesampainya di ruangan, Jonathan memanggil sekretaris pribadinya.

"Nona Rodriguez, pesankan satu buket bunga mawar merah untuk besok. Dibungkus dengan rapi dan dilingkari pita yang elegan."

"Ada lagi, Tuan?" tanya Rebecca.

"Sekotak cokelat, bungkus warnanya yang senada dengan buket bunganya. Sediakan vas bunga di meja saya."

"Baik, Tuan, saya mengerti."

Jonathan tersenyum tipis, hanya dengan hadiah itu. Hati Magdalena Morris akan luntur kemarahannya, karena tidak menjemputnya di bandara. Gadis itu sabgat sederhana keinginannya dan Jonathan sangatlah paham. Magdalena si nona muda yang mempunyai sifat sederhana.

***

Suasana di salah satu bar elite di pusat kota, terlihat sangat ramai dan meriah. Namun pengunjungnya hanya berisi beberapa orang laki-laki berjas mahal. Rupanya mereka adalah pelanggan VIP dari kalangan pengusaha sukses yang membooking bar malam ini. Tampak penari erotis yang minim busana sedang menghibur mereka. Dentingan gelas bening berisikan Whisky dan Brandy terdengar mengiringi kelakar mulut laki-laki yang duduk bersebelahan di kursi panjang leter L. Tidak lupa, gadis-gadis penghibur berusia dua puluhan tahun yang merupakan gadis pilihan, menemani tamu-tamu VIP itu.

"Untuk keberhasilan kita." Esteban mengangkat gelasnya yang disambut laki-laki lainnya, melakukan hal yang sama. Laki-laki paruh baya itu tersenyum dengan penuh kemenangan.

"Berkat kecerdasan Anda, Tuan da Silva." ucap laki-laki muda, seumuran Jonathan, mendekati Esteban lalu mendentingkan gelas minuman mereka.

"Cheers …."

"Cheers …."

"Kalian boleh membawa salah satu wanita cantik ini, ke kamar hotel yang berada di atas. Itu salah satu hadiah dari saya." ucap Esteban sambil memeluk gadis muda cantik nan seksi yang berada di sampingnya. Tidak rugi sedikit pun

"Tuan, bolehkah …, saya membawa dua orang wanita sekaligus bersama saya?" pinta salah satu dari laki-laki yang duduk di ujung kursi.

"Hahaha … anak muda, tampaknya jiwa mudamu tidak boleh diremehkan." Esteban tertawa senang. "Bawa saja, semua wanita yang berada di sini sudah saya bayar. Kalian bebas memilih yang mana. Pokoknya kalian boleh bersenang-senang sepuasnya."

"Dan kau, anak muda. Silakan nikmati keduanya hahaha …." Esteban duduk sambil menyilangkan kaki, tangan kanannya memegang gelas minuman dan tangan kirinya memeluk pinggang ramping gadis penghibur yang menempel padanya sejak tadi. Ia sudah membayangkan kekayaan yang akan dikeruknya.

"Saya menyukaimu, saya akan membookingmu selama satu minggu. Tinggal di apartemen mewah saya, tugasmu melayani dan mengurus kebutuhan saya." Esteban mengangkat dagu runcing milik gadis muda yang telah dipilihnya. Laki-laki setengah baya itu memilih primadona gadis hiburan di tempat terlarang itu.

"Terima kasih, Tuan." jawab gadis muda itu dengan manja. "Suatu kehormatan bagi Saya," tentu saja ucapan gadis itu bohong belaka. Kata-kata manis darinya hanyalah bualan untuk mendapatkan sumber pundi-pundi kekayaan yang diinginkannya.

"Manis sekali, saya suka." Esteban mencubit pipi mulus gadis penghibur itu.

"Hahaha … semuanya, bersulang." Esteban berdiri lalu mengangkat gelasnya. "Malam ini adalah malam kemenangan kita, sebentar lagi, Smith Corporation, akan menjadi milik kita!" Esteban terbahak lalu menenggak minumannya, ia lalu menarik gadis penghibur pilihannya. Dengan setengah mabuk, laki-laki setengah baya itu merangkul gadis seksi menuju kamar hotel untuk melampiaskan nafsunya. Ia merasa di atas awan, rencananya untuk memiliki perusahaannya Jonathan bisa berjalan mulus. Tidak ada julukan Esteban yang payah. Namanya akan berubah mentereng saat Jonathan terjatuh dari kekuasaannya.

'Tinggal sedikit lagi, aku harus sabar." batin Esteban.

Esteban tertawa girang, ia sudah tidak sabar menjadi lelaki terkaya di negri ini. Kekuasaan, harta dan wanita, sebentar lagi ada dalam genggamannya. Segala kemewahan akan direngkuhnya.

Jangan salahkan, kenapa ia bisa berkhianat. Sikap keras dan angkuh Jonathan yang seakan-akan, tidak membutuhkan bantuan orang lain, membuatnya muak. Sudah lama, Esteban, ingin memberi pelajaran kepada Jonathan.

"Ayo sayang, puaskan aku." rancau Esteban sebelum menutup pintu kamar hotel.

***

Adam berdiri di depan pintu bar. Pintu bangunan mewah itu tertutup dan ada gantungan bertuliskan CLOSED. Laki-laki muda itu tersenyum remeh. Ia menatap jam di pergelangan tangannya. Beberapa pria berjas hitam sudah berkumpul bersamanya. "Di sini rupanya mereka bersenang-senang. Tempat yang cukup menarik."

"Tuan Simon," panggil salah satu pria berjas.

"Sudah waktunya?" Adam merapikan dasi dan jasnya.

"Benar, mereka sudah mulai masuk ke kamar hotel bersama wanita-wanita penghibur itu."

"Bagus, informan itu bisa diandalkan?" Adam menepuk pundak anak buahnya.

"Pasti."

"Heem … menarik." Adam sudah tidak sabar untuk melihat drama di dalam nanti.

"Seret mereka dalam keadaan telanjang kehadapan, Tuan Smith!"

Tbc

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status