'Baru saja kamu terlihat sehat dan baik-baik saja! Apa kamu mau bermain sandiwara denganku, hah?'
Tangan Dafandra menyentuh nadi sang putri. Detak jantung Alisya terasa begitu kencang. Sang pangeran segera menyadari jika Alisya berusaha membodohinya.
'Baiklah jika kamu ingin bermain-main!'
Pangeran kedua Kosmimazh menggendong Alisya meninggalkan aula kerajan.
"Antar aku ke kamar Putri Alisya!" perintah Dafandra pada seorang pelayan.
Suasana aula kerajan menjadi riuh karena khawatir terjadi hal buruk pada putri yang berperan penting dalam politik luar negeri kerajan Crysozh.
"Semoga Putri Alisya tidak mati! Pernikahan aliansi ini berguna untuk mengamankan kapal-kapal Crysozh yang melintas perairan Kosmimazh dengan aman," ucap seorang pria berambut putih yang disisir ke kebelakang.
Kerajaan Crysozh merupakan kerjaan yang berada di dataran Benua Barat dengan sebuah pulau di sebelah selatan daratan utama yang bernama pulau Lionisozh. Pulau itu adalah pulau andalan kerajaan Crysozh karena merupakan tambang emas terbaik dan terbesar di dunia.
Sementara kerajaan Kosmimazh yang merupakan negara kepulauan berada di sebelah tenggara kerjaan Crysozh. Dari pulau Lionisozh kapal-kapal Crysozh melintasi lautan Kosmimazh untuk mengirim hasil tambang ke seluruh penjuru dunia.
Di lautan yang keras, pembajakan kerap kali terjadi. Dan dengan bantuan armada laut kerajaan Kosmimazh yang kuat, kapal-kapal Crysoz dapat melalui perairan Kosmimazh dengan aman.
Selain itu, sebagai kerajan penghasil kerajinan tangan dan perhiasan terbesar di dunia, kerajaan Kosmimazh tentu berharap keuntungan lebih banyak dari hubungan baik dengan Crysozh, salah satunya pasokan emas yang stabil.
"Tutup mulutmu! Putri Alisya tidak akan mati semudah itu! Dia bahkan telah mencoba bunuh diri dengan melompat dari balkon kamarnya tapi masih hidup sampai sekarang! Yah, dia tidak boleh mati karena harus bertanggung jawab atas skandal yang telah dia lakukan!" saut pria berambut hitam cepak sambil menyesap cerutu.
"Apa kamu lupa dia keguguran dan kehilangan ingatan tentang skandalnya! Aku jadi sangat muak dengan tingkahnya yang seolah menjadi korban sebuah konspirasi! Aku rasa pernikahan mereka tidak akan bahagia." Pria berbadan gempal berucap geram.
"Kita semua sama-sama tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa kalian tidak lihat betapa Pangeran Dafandra menatap putri Alisya dengan penuh kekaguman? Sebaiknya kita berharap yang terbaik bagi mereka berdua dan juga kerajan kita!" ucap seorang pria bermabut merah dengan panjang sebahu yang tiba-tiba muncul di antara pria penggunjing.
Ketiga pria yang sebelumnya menggunjing Alisya segera memberi hormat kepada pangeran kedua Crysozh, Myran. Tidak bisa dipungkiri, wajah mereka menjadi sangat cemas karena ketahuan menggunjing putri raja di depan umum.
"Apa kalian lupa pribahasa diam itu emas?" ucap Myran sambil mengetuk bibir.
Para pria penggunjing tersenyum canggung. Mereka bisa benar-benar berhadapan dengan hal serius jika Pangeran Mayran mengadukan perbuatan mereka ke pengadilan karajaan.
"Tidak, Pangeran!" jawab ketiga pria serempak.
Sementara itu, Dafandra berada dalam perjalanan menuju kamar Alisya di lantai sepuluh. Pria itu cukup tenang meski selama perjalanan menggendong tubuh Alisya tanpa bantuan siapa pun.
Jantung Alisya saat itu masih berdebar. Tubuhnya terasa begitu dekat dengan sang pangeran. Dia tidak menyangka Dafandra akan langsung membawanya menuju ke kamar, bukan ke ruang kesehatan.
Sesaat mata sang putri mengintip. Dari bawah, sang pangeran terlihat tampan. Juga, aroma cendana dari tubuh pria itu begitu memikat.
'Mati kamu, Alisya! Dia benar-benar membawamu ke kamar!' jerit Alisya frustasi ketika tubuhnya merasakan ranjang empuk yang biasa dia gunakan untuk terbuai mimpi.
Tidak lama kemudian seorang dokter yang sejak tadi mengekor Alisya memeriksa nadi sang putri. Wajah dokter wanita itu tidak memperlihatkan raut wajah yang buruk. Itu berarti dugaan Dafandra benar.
"Apa yang terjadi dengan Putri Alisya?" tanya Dafandra berbasa-basi.
"Tidak ada masalah serius, Pangeran. Putri Alisya hanya kelelahan." Dokter wanita berambut hitam menjelaskan.
Dafandra menganggukkan kepala mendengar penjelasan sang dokter.
"Kalau begitu kamu boleh keluar." Pangeran berambut pirang memberi isyarat pada dokter untuk keluar dengan mata melirik ke arah pintu.
Dokter wanita itu mengerjapkan mata berkali-kali seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
"Apa kamu tuli? Segera pergi dari sini!" ucap Dafandra dengan nada dingin yang mengancam.
Alisya yang pura-pura pingsan menjadi geram dengan sikap Dafandra yang seenaknya sendiri.
'Tolong jangan pergi!' batin Alisya mengharapkan dokter wanita itu tetap bersamanya.
Terkejut denga sikap arogan sang pangeran, dokter wanita berambut hitam segera bangkit dan memberi hormat, kemudian menghilang di balik pintu.
Saat hanya ada Alisya dan Dafandra, Pangeran itu menatap putri Raja Nandri lekat-lekat. Wanita itu memang cantik tapi hati sang pangeran sedikit bimbang mengingat belum ada cinta yang singgah di hati.
"Bangunlah!" ucap Dafandra santai.
"Berhentilah bertingkah bodoh!" lanjut sang pangeran mencibir tindakan Alisya.
Sementara Alisya berharap Dafandra segera pergi atau ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya.
Sebaliknya, Alisya mencemooh keluarganya yang tidak perduli ketika dia pura-pura pingsan dan tetap melanjutkan pesta. Sang putri begitu muak dengan sikap para bangsawan yang gila pesta.
Tidak ada reaksi apa pun dari Alisya, Dafandra mencondongkan tubuh menuju ke daun telinga wanita berambut merah.
"Cepat bangun atau aku akan tidur di sampingmu, supaya kita menikah hari ini juga!" Bukan bisikan mesra, sang pangeran justru berucap dengan nada mengancam. Pangeran itu tau pasti Alisya sangat membenci pernikahan aliansi yang akan dia jalani.
Hallo, Pembaca! Jika kamu suka karya ini,jangan lupa masukan ke pustakamu, Ya! Ikuti terus kisah Alisya hanya di Goodnovel! 😃
Tidak hanya berdetak kencang, bahkan jantung Alisya seakan melompat dari rongga dada. Ucapan Dafandra yang terdengar begitu mengancam segera membuat bulu kuduk sang putri meremang. 'Apakah pria ini telah kehilangan akal sehat!' tidak henti-hentinya Alisya mengumpat dalam hati. Menyadari Alisya tidak merespon ancamannya, satu tangan sang pangeran menyibak selimut Alisya. 'Terkutuk kamu, Pangeran Kosmimazh!' Kelopak mata Alisya segera terbuka menampilkan iris hijau sebening kristal. Meski begitu sorot mata wanita berambut merah begitu marah dan bertindak agresif dengan mendorong sang pangeran menjauh. Sayangnya, Dafandra lebih sigap dengan mencengkeram pergelangan tangan Alisya. Kedua insan itu beradu sengit. "Beri aku penjelasan! Kenapa kamu membawaku ke sini!" ucap Dafandra memancing kekesalan sang putri. "Bukan aku! Tapi kamu yang membawaku ke sini!" bantah Alisya kesal sambil menarik tangannya. "Tidak, kamu yang membawaku ke sini! Bukankah seharusnya kita berdansa! Ternyata b
Alisya menghela napas lelah seolah menerbangkan sebagian beban. Dia menggigit bibir bawah karena sedikit ragu. Pria Kosmimazh itu memang brengsek. Bahkan, Alisya tidak yakin akan bisa bertahan lama di sisi pangeran kedua Kosmimazh setelah menikah. Sebenarnya bisa saja Alisya mengungkap kebusukan sikap Dafandra. Katakanlah dia benar-benar mengatakan Dafandra pria brengsek dan menyebalkan. Akan tetapi, apakah tindakan itu dapat membatalkan pertunagannya? Alih-alih membatalkan pertunangan, Dafandra malah bisa membocorkan kebohongan Alisya kepada raja dan ratu. Mereka tidak akan menyukai tindakan Alisya yang pura-pura pingsan hanya karena tidak ingin berdansa dengan tunangannya. "Kalau aku katakan dia pria yang brengsek, apakah pernikahanku dengannya akan batal?" lirih Alisya sambil menyandarkan punggung di kepala ranjang berukiran kupu-kupu dan berbagai bunga yang ada di taman istana Crysozh. "Raja dan ratu membiarkanku lolos dari hukuman mati hanya karena mereka masih bisa memanfaa
Malam harinya setelah pesta usai, Alisya masih mengurung diri di kamar. Dia begitu terpuruk setelah mendengarkan penjelasan dari Rifian. Apa lagi yang bisa dia lakukan selain menangis meratapi nasib. Oh, tidak! Tiba-tiba Alisya mempunyai ide. Tengah malam dia bergegas keluar dari kamar menyusuri koridor menuju ke ruang penyimpanan bahan obat. Dengan cepat Alisya meraih keranjang kecil kemudian menuju deretan rak yang diisi dengan gerabah dan keranjang untuk menyimpan berbagai macam biji-bijian, akar, rimpang, kulit pohon, batang pohon pilihan, juga daun-daun, dan bunga tertentu. Beberapa bahan Alisya masukan ke dalam keranjang di tangan. Kemudian dia menuju ke meja di sudut ruangan dan menumbuk semua bahan. Setelah semua bahan ditumbuk, kemudian diperas untuk diambil sarinya. "Semoga ini tidak masalah," gumam Alisya sebelum meminum ramuan berwarna coklat keruh. Tidak lama gelas dalam genggaman sang putri menjadi kosong. Dia begitu terkejut karena kehilangan ingatan yang sangat pe
Tentu saja Alisya tidak mengerti dengan maksud pria itu. Dia hanya baru saja bertemu dengan Iason, tidak lebih. "Apa kamu baru saja bertemu dengan kekasihmu yang lain di istana ini?" Sang putri segera mengerti, pria berjubah hitam itu mencurigainya bertemu dengan pria lain. Ya, meski Alisya menolak keras tuduhan mengkhianati pertunagan dengan Pangeran Mahkota Fasya, nyatanya Raja Nandri membatalkan pertunangan merek karena merasa malu atas skandal putrinya. Jadi wajar jika Dafandra masih curiga kepada Alisya. Meski begitu, sang putri tidak menyangka pangeran kedua Kosmimazh akan menemukannya setelah bertemu denga pria tua, yang tidak lain gurunya sendiri. "Kamu salah paham! Aku bisa menjelaskan!" Kedua alis Dafandra terangkat kemudian mengendorkan cengkeraman di tubuh Alisya. Untuk sesaat sang putri bisa bernapas lega. 'Oh Tuhan, lelaki ini sangat tempramental!' keluh Alisya di dalam hati. "Aku tidak bertemu dengan kekasih atau selingkuhan seperti yang kamu tuduhkan kepadaku!"
Setelah beberapa saat menangis akhirnya Alisya kembali memberanikan diri untuk membaca isi surat. Tampak deretan huruf yang ditulis dengan tinta hitam yang rapi. Tiba-tiba dada Alisya terasa begitu sesak seolah merasakan kerinduan yang dalam. Kepada Alisya Maafkan aku yang tidak bisa hadir di acara pertunaganmu. Semoga kamu bahagia bersama Dafandra. Fasya Alisya tidak menyangka mantan tunangannya akan mengirimkan sebuah surat. Apakah dia marah? Dia tidak meyinggung sama sekali tentang skandal Alisya. Secara teknis bukankah Alisya telah mengkhianatinya? "Kenapa kamu begini kepadaku? Kamu membuatku tidak bisa memaafkan diriku sendiri!" Isak sang putri lagi.Alisyalagi.Alisya semakin gelisah. Cepat atau lambat pernikahannya dengan Dafandra akan terjadi. Suka atau tidak suka pada akhirnya dia akan bertemu dengan Pangeran Mahkota Fasya di istana agung Kosmimazh. Semalam suntuk Alisya tidak bisa tidur. Pagi harinya dengan mata bengkak dia bergeas untuk mengantar kepergian Pangeran Dafa
Di saat semua orang menyudutkan Alisya dan menuduhnya bunuh diri, ternyata masih ada seorang yang berucap dirinya tidak bunuh diri. Jika Alisya tidak bunuh diri, lantas apa yang sebenarnya terjadi? Apakah dia jatuh karena terpeleset? Apakah itu artinya Alisya memanjat pagar kemudian tergelincir dan jatuh ke danau? Itu lebih terdengar tidak mungkin. "Myran, tolong katakan yang sebenarnya dan jangan buat aku menunggu!" pinta Alisya dengan wajah tegang. "Saat kejadian itu sebenarnya aku sedang membaca buku di tepi danau untuk persiapan ujian. Karena lelah membaca aku memutuskan untuk mengedarkan pandangan di sekitar danau. Tiba-tiba aku menangkap kejadian aneh. Saat itu aku melihat tubuhmu terlempar dari balkon." Alisya dan Rifian saling memandang. Penjelasan Myran tidak seperti yang Alisya harapkan. Dia bahkan telah mendengar kesaksian semacam itu ratusan kali dari para saksi mata. "Tunggu sebentar! Aku belum selesai bercerita." Setelah menghela napas lelah, Alisya memberi isyarat
Kedua pangeran bermabut merah menoleh bersamaan pada pria berambut cokelat lurus yang menjuntai hingga ke dada. Bagian atas rambut pria itu diikat ke belakang dan membiarkan terurai bagian yang lain. Namanya Ega, tampilan pria itu rapi dan mempunyai wajah tampan. Siapa sangka pria berusia empat puluh tahunan itu masih bujangan. "Paman..." ucap Rifian dan Mayran nyaris bersamaan kemudian memberikan hormat kepada penasehat kerajaan. "Tempat seperti ini bukanlah tempat bagi pria terhormat seperti kalian. Biarkan penjaga penjara yang melakukan itu." Ega memperingatkan. "Aku hanya tidak sabar. Pria gila ini terus berucap omong kosong!"Ega menghela napas lelah. Raut wajah pria itu juga terlihat buruk jika mengingat bagaimana dia harus meredakan amarah raja untuk tidak memenggal satu-satunya putri kerajaan Crysozh. "Lupakan soal dia! Ada masalah serius yang harus kita bicarakan dengan raja." Melihat raut wajah Ega yang buruk, Rifian dan Myran segera menurut untuk menghadap raja. Dan be
Sekembalinya dari Crysozh, Dafandra segera menghadap Raja dan Ratu Kosmimazh. Ada berita besar yang akan dia sampaikan. Apalagi kalau bukan soal pernikahannya dengan Alisya yang dipercepat. "Apa kamu yakin, Putraku?" tanya raja dengan dua alis melompat bersamaan. Raut wajah pria tua berambut pirang berubah cerah seketika. "Ya, Saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi." Dafandra menjawab dengan tanpa ekspresi. Dia tahu ayahnya sangat bernafsu untuk menjalin kerja sama lebih erat dengan kerajaan Crysozh. Meskipun putri Crysozh wanita berskandal asalkan salah putranya tidak mempermasalahkan itu dia akan menyetujui dengan senang hati. Sebaliknya, wajah pangeran berambut cokelat yang duduk di kursi tandu tampak muram. Meskipun secara kasat mata Alisya telah mengkhianatinya, dan Raja Nandri telah memutuskan secara sepihak pertunagan mereka, hati Fasya masih tidak rela melepaskan Alisya. Bagi Fasya, Alisya adalah harta dan semangat untuk menjalani hari-harinya yang berat di tengah kebenci