Share

Bab 3 Pingsan

Penulis: Sunny Zylven
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-05 05:43:17

"Putri Alisya! Putri Alisya!" bisik Dafandra lembut sambil menggoncang tubuh Alisya. Tapi tubuh ramping di tangan Dafandra tidak merespon sama sekali.

'Baru saja kamu terlihat sehat dan baik-baik saja! Apa kamu mau bermain sandiwara denganku, hah?'

Tangan Dafandra menyentuh nadi sang putri. Detak jantung Alisya terasa begitu kencang. Sang pangeran segera menyadari jika Alisya berusaha membodohinya.

'Baiklah jika kamu ingin bermain-main!'

Pangeran kedua Kosmimazh menggendong Alisya meninggalkan aula kerajan.

"Antar aku ke kamar Putri Alisya!" perintah Dafandra pada seorang pelayan.

Suasana aula kerajan menjadi riuh karena khawatir terjadi hal buruk pada putri yang berperan penting dalam politik luar negeri kerajan Crysozh.

"Semoga Putri Alisya tidak mati! Pernikahan aliansi ini berguna untuk mengamankan kapal-kapal Crysozh yang melintas perairan Kosmimazh dengan aman," ucap seorang pria berambut putih yang disisir ke kebelakang.

Kerajaan Crysozh merupakan kerjaan yang berada di dataran Benua Barat dengan sebuah pulau di sebelah selatan daratan utama yang bernama pulau Lionisozh. Pulau itu adalah pulau andalan kerajaan Crysozh karena merupakan tambang emas terbaik dan terbesar di dunia.

Sementara kerajaan Kosmimazh yang merupakan negara kepulauan berada di sebelah tenggara kerjaan Crysozh. Dari pulau Lionisozh kapal-kapal Crysozh melintasi lautan Kosmimazh untuk mengirim hasil tambang ke seluruh penjuru dunia.

Di lautan yang keras, pembajakan kerap kali terjadi. Dan dengan bantuan armada laut kerajaan Kosmimazh yang kuat, kapal-kapal Crysoz dapat melalui perairan Kosmimazh dengan aman.

Selain itu, sebagai kerajan penghasil kerajinan tangan dan perhiasan terbesar di dunia, kerajaan Kosmimazh tentu berharap keuntungan lebih banyak dari hubungan baik dengan Crysozh, salah satunya pasokan emas yang stabil.

"Tutup mulutmu! Putri Alisya tidak akan mati semudah itu! Dia bahkan telah mencoba bunuh diri dengan melompat dari balkon kamarnya tapi masih hidup sampai sekarang! Yah, dia tidak boleh mati karena harus bertanggung jawab atas skandal yang telah dia lakukan!" saut pria berambut hitam cepak sambil menyesap cerutu.

"Apa kamu lupa dia keguguran dan kehilangan ingatan tentang skandalnya! Aku jadi sangat muak dengan tingkahnya yang seolah menjadi korban sebuah konspirasi! Aku rasa pernikahan mereka tidak akan bahagia." Pria berbadan gempal berucap geram.

"Kita semua sama-sama tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa kalian tidak lihat betapa Pangeran Dafandra menatap putri Alisya dengan penuh kekaguman? Sebaiknya kita berharap yang terbaik bagi mereka berdua dan juga kerajan kita!" ucap seorang pria bermabut merah dengan panjang sebahu yang tiba-tiba muncul di antara pria penggunjing.

Ketiga pria yang sebelumnya menggunjing Alisya segera memberi hormat kepada pangeran kedua Crysozh, Myran. Tidak bisa dipungkiri, wajah mereka menjadi sangat cemas karena ketahuan menggunjing putri raja di depan umum.

"Apa kalian lupa pribahasa diam itu emas?" ucap Myran sambil mengetuk bibir.

Para pria penggunjing tersenyum canggung. Mereka bisa benar-benar berhadapan dengan hal serius jika Pangeran Mayran mengadukan perbuatan mereka ke pengadilan karajaan.

"Tidak, Pangeran!" jawab ketiga pria serempak.

Sementara itu, Dafandra berada dalam perjalanan menuju kamar Alisya di lantai sepuluh. Pria itu cukup tenang meski selama perjalanan menggendong tubuh Alisya tanpa bantuan siapa pun.

Jantung Alisya saat itu masih berdebar. Tubuhnya terasa begitu dekat dengan sang pangeran. Dia tidak menyangka Dafandra akan langsung membawanya menuju ke kamar, bukan ke ruang kesehatan.

Sesaat mata sang putri mengintip. Dari bawah, sang pangeran terlihat tampan. Juga, aroma cendana dari tubuh pria itu begitu memikat.

'Mati kamu, Alisya! Dia benar-benar membawamu ke kamar!' jerit Alisya frustasi ketika tubuhnya merasakan ranjang empuk yang biasa dia gunakan untuk terbuai mimpi.

Tidak lama kemudian seorang dokter yang sejak tadi mengekor Alisya memeriksa nadi sang putri. Wajah dokter wanita itu tidak memperlihatkan raut wajah yang buruk. Itu berarti dugaan Dafandra benar.

"Apa yang terjadi dengan Putri Alisya?" tanya Dafandra berbasa-basi.

"Tidak ada masalah serius, Pangeran. Putri Alisya hanya kelelahan." Dokter wanita berambut hitam menjelaskan.

Dafandra menganggukkan kepala mendengar penjelasan sang dokter.

"Kalau begitu kamu boleh keluar." Pangeran berambut pirang memberi isyarat pada dokter untuk keluar dengan mata melirik ke arah pintu.

Dokter wanita itu mengerjapkan mata berkali-kali seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Apa kamu tuli? Segera pergi dari sini!" ucap Dafandra dengan nada dingin yang mengancam.

Alisya yang pura-pura pingsan menjadi geram dengan sikap Dafandra yang seenaknya sendiri.

'Tolong jangan pergi!' batin Alisya mengharapkan dokter wanita itu tetap bersamanya.

Terkejut denga sikap arogan sang pangeran, dokter wanita berambut hitam segera bangkit dan memberi hormat, kemudian menghilang di balik pintu.

Saat hanya ada Alisya dan Dafandra, Pangeran itu menatap putri Raja Nandri lekat-lekat. Wanita itu memang cantik tapi hati sang pangeran sedikit bimbang mengingat belum ada cinta yang singgah di hati.

"Bangunlah!" ucap Dafandra santai.

"Berhentilah bertingkah bodoh!" lanjut sang pangeran mencibir tindakan Alisya.

Sementara Alisya berharap Dafandra segera pergi atau ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya. 

Sebaliknya, Alisya mencemooh keluarganya yang tidak perduli ketika dia pura-pura pingsan dan tetap melanjutkan pesta. Sang putri begitu muak dengan sikap para bangsawan yang gila pesta.

Tidak ada reaksi apa pun dari Alisya, Dafandra mencondongkan tubuh menuju ke daun telinga wanita berambut merah.

"Cepat bangun atau aku akan tidur di sampingmu, supaya kita menikah hari ini juga!" Bukan bisikan mesra, sang pangeran justru berucap dengan nada mengancam. Pangeran itu tau pasti Alisya sangat membenci pernikahan aliansi yang akan dia jalani.

Sunny Zylven

Hallo, Pembaca! Jika kamu suka karya ini,jangan lupa masukan ke pustakamu, Ya! Ikuti terus kisah Alisya hanya di Goodnovel! 😃

| 3
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Ekstra part 3

    Saat makan malam tiba. Dalam satu meja makan terdapat Dafandra, Alisya dan ibu suri. Suasana di meja makan sangat hening, sampai ibu suri angkat bicara. "Aku dengar kamu telah mengalami perdarahan. Apakah ketubanmu telah pecah?" "Belum, Ibu Suri." Alisya menjawab sopan. "Makanlah yang banyak agar tubuhmu lebih kuat menghadapi persalinan! Mungkin nanti malam atau besok pagi anakmu akan lahir. Semoga persalinanmu berjalan lancar." Ibu suri menatap Alisya yang terlihat sedikit malas menyendok makanan. "Terima kasih atas perhatiannya, Ibu Suri." Alisya membalas ucapan ibu mertuanya dengan senyuman. Sepertinya ibu raja juga turut bahagia karena akan menyambut cucu pertamanya. Setelah acara makan malam usai ibu suri meninggalkan ruang makan. Di ruang makan Alisya masih terduduk di kursinya. Sang ratu kembali menahan sakit dengan tangan mengelus perut yang menegang. Pada saat yang sama janin Alisya juga bergerak seakan mengabarkan dirinya tidak sabar untuk segera terlahir. "Ayo, Alisya!

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Ekstra part 2

    "Benarkah?" Alisya bangkit untuk melihat secara langsung darah yang Dafandra maksud. Sang raja menelan ludahnya sendiri. Alisya bukan lagi gadis perawan. Kenapa kewanitaannya mengeluarkan darah? Seketika wajah pria nomor satu di Kosmimazh berubah pucat. Sang raja tidak habis pikir jika perbuatannya dapat mengakibatkan sang istri mengalami perdarahan. "Aku akan segera memanggil dokter!" tangan raja segera meraih baju di sisi ranjang. "Yang Mulia!" Alisya menahan lengan kekar Dafandra. "Darah ini pertanda aku akan segera melahirkan, Yang Mulia." Alisya tersenyum lebar. "Benarkah?" Alis raja melengkung ke atas seakan tidak percaya dengan ucapan yang baru saja dia dengar. Entah karena Hujaman raja yang terlalu keras atau karena efek peleasan hormon cinta di tubuh ratu, yang jelas usia kehamilan Alisya sudah lebih dari cukup untuk melahirkan bayi. "Jika kontraksinya bagus, mungkin nanti sore atau malam, bayimu akan lahir." Senyuman di bibir merah delima Alisya merekah indah, membuat

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Ekstra part 1

    Malam yang dingin menyelimuti kota Asteryzh. Ibu kota kerajaan Kosmimazh. Dingin yang seakan menusuk tulang membuat siapa pun ingin meringkuk di bawah selimut tebal. Akan tetapi, malam ini Alisya menyibak selimut dengan rasa gusar. Bintik-bintik keringat menghiasi dahi wanita nomor satu di Kosmimazh. "Ada apa?" Gerkaan kasar ratu membuat raja terbangun dari mimpi. "Aku hanya merasa gelisah, Yang Mulia." Alisya Menjawab segera pertanyaan suaminya seraya duduk di ranjang. Merapatkan tubuh pada wanita berambut merah, Dafandra berbisik di telinga putri Crysozh. "Kenapa?" Tangan raja mengelus perut bulat wanita dalam dekapan. "Seharusnya, bayi ini sudah lahir. Tetapi, aku belum merasakan tanda-tanda akan melahirkan." Alisya menundukkan wajah sehingga wajah tertutup rambut merah bagaikan tirai. Raja berpindah posisi tepat di hadapan ratu. Tangan menyibak rambut, Dafandra memegang kedua sisi wajah sang putri Crysozh. Pria nomor satu di Kosmimazh sangat mengerti kegundahan hati istrinya.

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Terima Kasih Pembaca

    Terima kasih kepada segenap pembaca yang telah mengikuti kisah Alisya sampai akhir. Bagi saya, Alisya adalah cinta pertama saya dalam dunia novel, karena dia dalah original character pertama buatan saya. Dengan kata lain, novel ini adalah novel pertama saya. Mohon maaf jika karya ini masih jauh dari kata sempurna. Maaf juga jika ada yang kurang puas dengan akhir dari jovel ini. Yang jelas, saya berusaha menulis novel ini dengan sepenuh hati. Sudah tidak terhitung banyaknya waktu dan revisi yang saya lakukan untuk novel ini. Semua itu saya lakukan untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi pembaca. Ikuti juga novel-novel author Sunny Zylven selanjutnya, Ya! Salam sayang, Sunny Zylven ❤️❤️❤️

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 234 Pelukan Ibu

    Memasuki kamar Raja Rifian, Alisya tidak menyangka akan bertemu ibu suri. Meski canggung, adik kandung penguasa Crysozh tetap berusaha tenang dan tersenyum. "Hormat kepada Ibu Suri," ucap Alisya, selanjutnya memberikan hormat kepada raja yang masih terbaring di ranjang. "Syukurlah, akhirnya kakak sadar juga!" Seulas senyuman terlukis di bibir sang putri Crysozh. Setelah dokter menemukan penyebab utama raja tidak kunjung sadar, perawatan ekstra diberikan kepada pria normor satu di kerajaan Crysozh. Kesehatan Raja Rifian memang belum pulih sempurna. Wajah kakak Alisya juga masih terlihat pucat. Akan tetapi, itu masih lebih baik dari pada terus terpejam tidak sadarkan diri. "Ya, semua ini berkat suamimu," balas Rifian. "Suamiku?" Alis sang ratu Kosmimazh melompat bersamaan. "Tentu saja, jika tidak karena pertolongannya, baik aku, kamu, ibu, dan rakyat tidak berdaya pasti sudah mati di tangan Paman Ega. Aku sangat berterima kasih kepadanya. Kamu sangat beruntung Alisya, mempunyai seo

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 233 Melabuhkan Rindu

    "Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Dafandra kepada pria berambut putih. Dengan wajah cerah Iason berkata, "Yang Mulia tenang saja, kondisi janin Ratu Alisya baik-baik saja." Setelah sekian lama di Crysozh, baru kali ini Alisya mendapatkan pemeriksaan medis oleh dokter kerajaan Crysozh. Keadaan sebelumnya yang memaksa sang ratu Kosmimazh untuk menyembunyikan kehamilan. Spontan senyuman di bibir pria nomor satu Kosmimazh melebar, "Terima kasih, Dokter." "Sebaiknya Yang Mulia beristirahat terlebih dahulu di Crysozh, jangan buru-buru kemabli ke Kosmimazh. Biarkan Ratu Alisya beristirahat setelah hari-hari yang buruk menimpanya." Kepala dokter kerajaan memandang Alisya dan Dafandra bergantian. "Tentu, Dokter! Aku akan memberikan waktu istirahat yang banyak untuk ratuku," jawab Dafandra segera. "Guru, ngomong-ngomong bagaimana keadaan kakakku?" tanya Alisya dengan kedua alis melengkung ke atas. Rasa di hati putri Crysozh belum lega jika sang kakak belum pulih kembali. "Yang Mulia b

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 232 Jangan Pernah Tinggalkan Aku

    Layang-layang di angkasa terlihat berpencar. Lysias dan beberapa penyihir lain menembakan sihir ke langit. Saat fokus para penyihir tertuju pada puluhan layang-layang dan terjadi ledakan berkali-kali di ketinggian, sekumpulan pria entah dari mana menggiring pengunjung alun-alun menjauhi pusat keributan melalui jalan yang sepertinya telah disiapkan. Pertempuran di darat dan udara pun pecah. Setelah semua penduduk di pesta berhasil dievakuasi, ratusan panah api turun dari langit bagaikan hujan deras. Prajurit sihir yang kehilangan kemampuan sihir karena tangan dan mulut tidak bisa digerakkan lari kocar-kacir. Tidak membutuhkan waktu lama kobaran api membakar beberapa sisi alun-alun yang terbuat dari kayu. "Mungkinkah mereka pasukan Yang Mulia ..?" gumam sang ratu Kosmimazh. Para gadis di dalam sangkar mulai panik, mereka berteriak dan menangis. Melirik ke sisi kiri, Alisya mendapati ibu kandungnya menatap keributan dengan santai. Begitu juga dengan Gelsi, si Mentri pertahanan. Keduan

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 231 Layang-layang

    "Apa ada di antara kalian yang ingin mengikuti jejak Gelsi? aku akan menerimanya dengan senang hati" tanya Ega dengan salah satu alis terangkat. Semua orang di dalam aula kerajaan terdiam. Para menteri yang tamak tentu saja akan lebih memilih nyawa mereka masing-masing. *** "Yang Mulia, tiga hari lagi kerajaan akan mengadakan upacara pengangkatan raja. Pada malam pengangkatan raja, akan diadakan upacara pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga orang bangsawan." Arys memberikan laporan kepada pria berambut pirang yang tengah duduk termenung memandang peta ibu kota Stemmazh. "Apa? Pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga bangsawan? Apa maksudnya?" tanya Dafandra dengan kedua alis melompat bersamaan. Pria nomor satu di Kosmimazh tidak dapat menyembunyikan keterkejutan. "Mereka akan menggelar ritual sihir!" jelas Arys. "Sial!" umpat pria nomor satu di Kosmimazh sambil mengepalkan tangan di atas meja. "Menurut informasi dari intelejen, Pangeran Ega akan mengorbankan para pe

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 230 Lima Puluh Gadis Dan Tiga Bangsawan

    "Kasihan sekali raja baru kita, belum lama menjabat kini harus merelakan diri turun dari tahta," ucap seorang wanita bergaun biru di salah satu gang ibu kota. "Benar sekali. Akan tetapi, aku rasa itu yang terbaik demi kemajuan kerajaan. Kita tidak bisa terus-terusan menunggu orang yang tertidur untuk bangun, sedangkan rakyat setiap hari bangun pagi untuk mencari sepotong roti," saut wanita bergaun cokelat. "Setuju! Apalagi yang akan menjadi raja selanjutnya adalah Pangeran Ega. Bukankah dia pejabat yang bijaksana?" Wanita bergaun ungu turut angkat bicara. "Benar ... Benar sekali!" Jawab wanita bergaun biru dan cokelat serempak. Suasana di ibu kota benar-benar kondusif untuk segera melengserkan Raja Crysozh yang berkuasa. Segala lini kehidupan telah memberikan dukungan kepada calon raja baru. Bahkan, pada lapisan masyarakat paling bawah. Penduduk kota telah menyambut pengangkatan raja baru dengan mendekorasi kota sedemikian rupa. Siapa sangka, di saat yang sama pasukan penyihir yan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status