Home / Fantasi / Dalam Genggaman Sang Raja / Bab 5 Perhatian Kakak

Share

Bab 5 Perhatian Kakak

Author: Sunny Zylven
last update Huling Na-update: 2021-08-05 10:56:45

Alisya menghela napas lelah seolah menerbangkan sebagian beban. Dia menggigit bibir bawah karena sedikit ragu. 

Pria Kosmimazh itu memang brengsek. Bahkan, Alisya tidak yakin akan bisa bertahan lama di sisi pangeran kedua Kosmimazh setelah menikah.

Sebenarnya bisa saja Alisya mengungkap kebusukan sikap Dafandra. Katakanlah dia benar-benar mengatakan Dafandra pria brengsek dan menyebalkan. Akan tetapi, apakah tindakan itu dapat membatalkan pertunagannya?

Alih-alih membatalkan pertunangan, Dafandra malah bisa membocorkan kebohongan Alisya kepada raja dan ratu. Mereka tidak akan menyukai tindakan Alisya yang pura-pura pingsan hanya karena tidak ingin berdansa dengan tunangannya.

"Kalau aku katakan dia pria yang brengsek, apakah pernikahanku dengannya akan batal?" lirih Alisya sambil menyandarkan punggung di kepala ranjang berukiran kupu-kupu dan berbagai bunga yang ada di taman istana Crysozh.

"Raja dan ratu membiarkanku lolos dari hukuman mati hanya karena mereka masih bisa memanfaatkan tubuhku untuk kelancaran politik luar negeri kerajaan. Mereka tidak akan peduli jika pun kerajaan Kosmimazh memintaku sebagi budak Pangeran Dafandra. Pernikahanku tidak akan pernah gagal! Perasaanku tidaklah penting!" ucap Alisya menundukkan wajah dengan mata berkaca-kaca.

Pria kekar di sisi Alisya mengangkat wajah sang adik, kemudian mengelap pipi basah Alisya dengan ibu jari.

"Tolong jangan katakan perasaanmu tidaklah penting! Kamu selalu mengatakan begitu saat aku menegurmu berdekatan dengan Fayvel. Dan setelah kamu terjatuh dari balkon kamu menyangkal hubungan terlarangmu dengan dalih hilang ingatan! Tolong jangan buat aku bingung!"

Alisya tidak bisa tidak terkejut mendengar pengakuan Rifian. Ternyata sang kakak juga mengetahui kedekatannya dengan budak pelukis dari Margaritaryz.

"Tapi aku benar-benar hilang ingatan! Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku sehingga jatuh ke danau dan juga tentang hubunganku dengan Fayvel!"

Sebuah seringai menghiasi bibir pangeran mahkota dari Crysozh. Dalam hatinya mencemooh adiknya sendiri.

"Biar aku ceritakan kepadamu, jika kamu lupa. Kamu selalu mengatakan ucapan itu seolah-olah Fayvel adalah cinta sejatimu. Dan kerajaan hanya memperalatmu dengan cara menjodohkanmu dengan seorang pangeran lumpuh!"

Ucapan Rifian terasa seperti gelegar guntur yang memekakkan telinga. Hati sang putri hancur berkeping-keping. Meskipun ucapan Rifian tidak salah sepenuhnya.

Ya, Alisya tidak bodoh. Dia menyadari maksud dari perjodohannya. Akan tetapi, Alisya kecil tidak peduli akan hal itu. Hubungan Alisya dan Fasya berjalan baik sampai mereka dewasa dan mendekati ulang tahun ke dua puluh sang putri.

"Dan kamu benar-benar mengatakan itu dihadapanku. Pangeran Mahkota Fasya seorang pria lumpuh dan kamu khawatir dia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan seksualmu~."

"Cukup, Kak! Tolong berhenti!".

Tanpa sadar air mata Aliasya kembali mengalir. Sang putri tidak lupa akan setiap surat yang dia kirimkan kepada Fasya dan balasan surat-surat itu sangat dia rindukan.

Sebagai pewaris tahta kerajaan Kosmimazh, Alisya percaya kelumpuhan Fasya tidak serta-merta memastikan kemandulan pria itu. Dan kenapa Rifian berucap soal memenuhi kebutuhan seksual? Apakah yang dia maksud soal kepuasan dalam bercinta?

"Alisya, aku tahu kamu gadis yang cantik. Banyak pria yang ingin mendapatknmu, dan sekali dia mendapatkan setetes perhatianmu, mereka tidak akan berhenti sampai memilikimu seutuhnya."

Tidak peduli dengan ucapan sang kakak, Alisya menghapus air mata yang seolah tidak ingin berhenti.

"Dan dari ucapanmu itu, aku menduga kamu telah melakukan hubungan suami istri dengan Fayvel sejak di istana. Tapi sayangnya aku tidak mempunyai bukti apa pun."

Kali ini jantung Alisya seolah-olah jatuh menggelinding meskipun tangannya menempel erat di dada. 

'Oh Tuhan, Rifian pasti hanya berlebihan! Apakah aku benar-benar semurahan itu? Ini benar-benar tidak adil saat Tuhan mengambil sebagian ingatanku!' jerit putus asa Alisya di dalam hati.

"Jadi jangan salahkan aku jika saat itu aku terlalu keras kepadamu. Aku menyesal, seharusnya saat itu aku langsung membunuh Fayvel, jadi aku tidak perlu kehilangan kamu terlalu lama."

Alisya yang masih menangis tidak mempedulikan ucapan sang kakak. Hari-hari setelah hilang ingatan menjadi sangat menguras emosi.

"Sebelum kamu pergi dari istana ini, aku meminta maaf kepadamu. Juga, tolong jangan katakan kalau perasaanmu tidak penting. Bagiku, perasaanmu sangat penting. Karenanya dulu aku sedikit ragu untuk langsung menghabisi Fayvel."

"Kenapa ragu, Kak? Apa kakak tidak tahu hubungan terlarang itu bisa mengacaukan politik luar negeri kerajaan?" tanya Alisya sambil terisak.

"Aku tahu. Aku hanya khawatir kamu akan sangat terpukul. Aku pikir kamu hanya ingin permainan cinta sesaat, sampai pernikahanmu yang sesungguhnya datang."

Alisya terbelalak mendengar jawaban sang kakak. Dia bukanlah Rifian yang dalam satu waktu berhubungan dengan banyak gadis-gadis bangsawan.

Penjelasan Rifian hanya membuat Alisya samakin muak dengan dirinya sendiri. Apa pun yang terjadi, Alisya berjanji akan tetap mencari cara untuk mengembalikan ingatannya. Karena dia merasa ada yang tidak beres.

Rifian merentangakan tangan, memberi isyarat pada Alisya untuk sesaat dalam pelukan. Putri bermabut merah pun segera menuruti permintaan sang kakak.

"Untuk selanjutnya, aku khawatir Pangeran Mahkota Fasya tidak bisa merelakanmu. Aku takut dia akan memulai pertengkaran dengan adiknya yang kulihat sangat ambisius."

Tiba-tiba saja Alisya melepaskan pelukan sang kakak. Baru saja dia menyadari, sepertinya perasaan cinta itu hanya berjalan sepihak. Sangat mungkin Fasya merasa frustasi dan jijik dengan skandal Alisya.

"Jika begitu, seharusnya dia tidak membiarkan Pangeran Dafandra bertunangan denganku, Kan? Tapi nyatanya tidak. Aku rasa , Pangeran Dafandra pun terpaksa bertunagan denganku karena urusan politik kerajaan."

Kalian ini tangan Dafandra mengelap lembut air yang membasahi pipi Alisya.

"Meski begitu, aku tetap mengkhawatirkanmu."

***

Sunny Zylven

Hallo, Pembaca! Jika kamu suka karya ini, jangan lupa masukan ke pustakamu, Ya! Ikuti terus kisah Alisya hanya di Goodnovel! 😃

| 3
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Ekstra part 3

    Saat makan malam tiba. Dalam satu meja makan terdapat Dafandra, Alisya dan ibu suri. Suasana di meja makan sangat hening, sampai ibu suri angkat bicara. "Aku dengar kamu telah mengalami perdarahan. Apakah ketubanmu telah pecah?" "Belum, Ibu Suri." Alisya menjawab sopan. "Makanlah yang banyak agar tubuhmu lebih kuat menghadapi persalinan! Mungkin nanti malam atau besok pagi anakmu akan lahir. Semoga persalinanmu berjalan lancar." Ibu suri menatap Alisya yang terlihat sedikit malas menyendok makanan. "Terima kasih atas perhatiannya, Ibu Suri." Alisya membalas ucapan ibu mertuanya dengan senyuman. Sepertinya ibu raja juga turut bahagia karena akan menyambut cucu pertamanya. Setelah acara makan malam usai ibu suri meninggalkan ruang makan. Di ruang makan Alisya masih terduduk di kursinya. Sang ratu kembali menahan sakit dengan tangan mengelus perut yang menegang. Pada saat yang sama janin Alisya juga bergerak seakan mengabarkan dirinya tidak sabar untuk segera terlahir. "Ayo, Alisya!

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Ekstra part 2

    "Benarkah?" Alisya bangkit untuk melihat secara langsung darah yang Dafandra maksud. Sang raja menelan ludahnya sendiri. Alisya bukan lagi gadis perawan. Kenapa kewanitaannya mengeluarkan darah? Seketika wajah pria nomor satu di Kosmimazh berubah pucat. Sang raja tidak habis pikir jika perbuatannya dapat mengakibatkan sang istri mengalami perdarahan. "Aku akan segera memanggil dokter!" tangan raja segera meraih baju di sisi ranjang. "Yang Mulia!" Alisya menahan lengan kekar Dafandra. "Darah ini pertanda aku akan segera melahirkan, Yang Mulia." Alisya tersenyum lebar. "Benarkah?" Alis raja melengkung ke atas seakan tidak percaya dengan ucapan yang baru saja dia dengar. Entah karena Hujaman raja yang terlalu keras atau karena efek peleasan hormon cinta di tubuh ratu, yang jelas usia kehamilan Alisya sudah lebih dari cukup untuk melahirkan bayi. "Jika kontraksinya bagus, mungkin nanti sore atau malam, bayimu akan lahir." Senyuman di bibir merah delima Alisya merekah indah, membuat

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Ekstra part 1

    Malam yang dingin menyelimuti kota Asteryzh. Ibu kota kerajaan Kosmimazh. Dingin yang seakan menusuk tulang membuat siapa pun ingin meringkuk di bawah selimut tebal. Akan tetapi, malam ini Alisya menyibak selimut dengan rasa gusar. Bintik-bintik keringat menghiasi dahi wanita nomor satu di Kosmimazh. "Ada apa?" Gerkaan kasar ratu membuat raja terbangun dari mimpi. "Aku hanya merasa gelisah, Yang Mulia." Alisya Menjawab segera pertanyaan suaminya seraya duduk di ranjang. Merapatkan tubuh pada wanita berambut merah, Dafandra berbisik di telinga putri Crysozh. "Kenapa?" Tangan raja mengelus perut bulat wanita dalam dekapan. "Seharusnya, bayi ini sudah lahir. Tetapi, aku belum merasakan tanda-tanda akan melahirkan." Alisya menundukkan wajah sehingga wajah tertutup rambut merah bagaikan tirai. Raja berpindah posisi tepat di hadapan ratu. Tangan menyibak rambut, Dafandra memegang kedua sisi wajah sang putri Crysozh. Pria nomor satu di Kosmimazh sangat mengerti kegundahan hati istrinya.

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Terima Kasih Pembaca

    Terima kasih kepada segenap pembaca yang telah mengikuti kisah Alisya sampai akhir. Bagi saya, Alisya adalah cinta pertama saya dalam dunia novel, karena dia dalah original character pertama buatan saya. Dengan kata lain, novel ini adalah novel pertama saya. Mohon maaf jika karya ini masih jauh dari kata sempurna. Maaf juga jika ada yang kurang puas dengan akhir dari jovel ini. Yang jelas, saya berusaha menulis novel ini dengan sepenuh hati. Sudah tidak terhitung banyaknya waktu dan revisi yang saya lakukan untuk novel ini. Semua itu saya lakukan untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi pembaca. Ikuti juga novel-novel author Sunny Zylven selanjutnya, Ya! Salam sayang, Sunny Zylven ❤️❤️❤️

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 234 Pelukan Ibu

    Memasuki kamar Raja Rifian, Alisya tidak menyangka akan bertemu ibu suri. Meski canggung, adik kandung penguasa Crysozh tetap berusaha tenang dan tersenyum. "Hormat kepada Ibu Suri," ucap Alisya, selanjutnya memberikan hormat kepada raja yang masih terbaring di ranjang. "Syukurlah, akhirnya kakak sadar juga!" Seulas senyuman terlukis di bibir sang putri Crysozh. Setelah dokter menemukan penyebab utama raja tidak kunjung sadar, perawatan ekstra diberikan kepada pria normor satu di kerajaan Crysozh. Kesehatan Raja Rifian memang belum pulih sempurna. Wajah kakak Alisya juga masih terlihat pucat. Akan tetapi, itu masih lebih baik dari pada terus terpejam tidak sadarkan diri. "Ya, semua ini berkat suamimu," balas Rifian. "Suamiku?" Alis sang ratu Kosmimazh melompat bersamaan. "Tentu saja, jika tidak karena pertolongannya, baik aku, kamu, ibu, dan rakyat tidak berdaya pasti sudah mati di tangan Paman Ega. Aku sangat berterima kasih kepadanya. Kamu sangat beruntung Alisya, mempunyai seo

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 233 Melabuhkan Rindu

    "Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Dafandra kepada pria berambut putih. Dengan wajah cerah Iason berkata, "Yang Mulia tenang saja, kondisi janin Ratu Alisya baik-baik saja." Setelah sekian lama di Crysozh, baru kali ini Alisya mendapatkan pemeriksaan medis oleh dokter kerajaan Crysozh. Keadaan sebelumnya yang memaksa sang ratu Kosmimazh untuk menyembunyikan kehamilan. Spontan senyuman di bibir pria nomor satu Kosmimazh melebar, "Terima kasih, Dokter." "Sebaiknya Yang Mulia beristirahat terlebih dahulu di Crysozh, jangan buru-buru kemabli ke Kosmimazh. Biarkan Ratu Alisya beristirahat setelah hari-hari yang buruk menimpanya." Kepala dokter kerajaan memandang Alisya dan Dafandra bergantian. "Tentu, Dokter! Aku akan memberikan waktu istirahat yang banyak untuk ratuku," jawab Dafandra segera. "Guru, ngomong-ngomong bagaimana keadaan kakakku?" tanya Alisya dengan kedua alis melengkung ke atas. Rasa di hati putri Crysozh belum lega jika sang kakak belum pulih kembali. "Yang Mulia b

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 232 Jangan Pernah Tinggalkan Aku

    Layang-layang di angkasa terlihat berpencar. Lysias dan beberapa penyihir lain menembakan sihir ke langit. Saat fokus para penyihir tertuju pada puluhan layang-layang dan terjadi ledakan berkali-kali di ketinggian, sekumpulan pria entah dari mana menggiring pengunjung alun-alun menjauhi pusat keributan melalui jalan yang sepertinya telah disiapkan. Pertempuran di darat dan udara pun pecah. Setelah semua penduduk di pesta berhasil dievakuasi, ratusan panah api turun dari langit bagaikan hujan deras. Prajurit sihir yang kehilangan kemampuan sihir karena tangan dan mulut tidak bisa digerakkan lari kocar-kacir. Tidak membutuhkan waktu lama kobaran api membakar beberapa sisi alun-alun yang terbuat dari kayu. "Mungkinkah mereka pasukan Yang Mulia ..?" gumam sang ratu Kosmimazh. Para gadis di dalam sangkar mulai panik, mereka berteriak dan menangis. Melirik ke sisi kiri, Alisya mendapati ibu kandungnya menatap keributan dengan santai. Begitu juga dengan Gelsi, si Mentri pertahanan. Keduan

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 231 Layang-layang

    "Apa ada di antara kalian yang ingin mengikuti jejak Gelsi? aku akan menerimanya dengan senang hati" tanya Ega dengan salah satu alis terangkat. Semua orang di dalam aula kerajaan terdiam. Para menteri yang tamak tentu saja akan lebih memilih nyawa mereka masing-masing. *** "Yang Mulia, tiga hari lagi kerajaan akan mengadakan upacara pengangkatan raja. Pada malam pengangkatan raja, akan diadakan upacara pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga orang bangsawan." Arys memberikan laporan kepada pria berambut pirang yang tengah duduk termenung memandang peta ibu kota Stemmazh. "Apa? Pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga bangsawan? Apa maksudnya?" tanya Dafandra dengan kedua alis melompat bersamaan. Pria nomor satu di Kosmimazh tidak dapat menyembunyikan keterkejutan. "Mereka akan menggelar ritual sihir!" jelas Arys. "Sial!" umpat pria nomor satu di Kosmimazh sambil mengepalkan tangan di atas meja. "Menurut informasi dari intelejen, Pangeran Ega akan mengorbankan para pe

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 230 Lima Puluh Gadis Dan Tiga Bangsawan

    "Kasihan sekali raja baru kita, belum lama menjabat kini harus merelakan diri turun dari tahta," ucap seorang wanita bergaun biru di salah satu gang ibu kota. "Benar sekali. Akan tetapi, aku rasa itu yang terbaik demi kemajuan kerajaan. Kita tidak bisa terus-terusan menunggu orang yang tertidur untuk bangun, sedangkan rakyat setiap hari bangun pagi untuk mencari sepotong roti," saut wanita bergaun cokelat. "Setuju! Apalagi yang akan menjadi raja selanjutnya adalah Pangeran Ega. Bukankah dia pejabat yang bijaksana?" Wanita bergaun ungu turut angkat bicara. "Benar ... Benar sekali!" Jawab wanita bergaun biru dan cokelat serempak. Suasana di ibu kota benar-benar kondusif untuk segera melengserkan Raja Crysozh yang berkuasa. Segala lini kehidupan telah memberikan dukungan kepada calon raja baru. Bahkan, pada lapisan masyarakat paling bawah. Penduduk kota telah menyambut pengangkatan raja baru dengan mendekorasi kota sedemikian rupa. Siapa sangka, di saat yang sama pasukan penyihir yan

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status