Share

Daniel Sang Kaisar Suci
Daniel Sang Kaisar Suci
Penulis: eeeelmaoO

Akhir Dan Awal

New York, Amerika Serikat.

"Clack.. " Suara terdengar dari chamber pistol yang dipegang oleh seorang pria dengan setelan jas hitam.

"Apa kamu punya kata-kata terakhir Daniel?" Kata pria itu, sambil menodongkan pistolnya ke kepala pria yang sedang berlutut di hadapannya.

"Charles, setelah sekian lama kita saling mengenal DAN INI BALASANMU KEPADAKU?" Bentak Daniel.

"Hahahaha… Daniel, kita tahu bahwa hubungan kami hanya sebatas uang, selama ini aku hanya menjadi pesuruhmu. Lihat dirimu, kau kaya, punya segalanya, sedangkan aku? " Jawab Charles dengan nada menghina.

"KENAPA CHARLES…. KENAPA? Aku tahu kau tidak akan melakukan ini hanya karena uang." Dengan mulut yang berdarah, Daniel bertanya kepada teman dekatnya itu.

"Sebagai seseorang yang akan segera mati, kau cukup banyak omong Daniel" Suara wanita terdengar dari belakang Charles.

Wanita itu berjalan mendekat dan berhenti di depan Daniel.

"Jangan seolah-olah menjadi korban Daniel. Kau juga mengkhianati kami dengan menjual senjata kepada musuh Sicilia" Cibir wanita itu.

Daniel mendongak dan menjawab "Apa maksudmu Katrine, siapa yang menjual senjata kepada musuh Sicilia?".

" Jangan pura-pura bodoh Daniel, tentu saja kau yang melakukannya" Jawab Katrine dengan sinis.

"Tunggu apalagi bunuh dia" Perintah Katrine kepada Charles.

"Ti… Tidak Charles.. Ini pasti tidak ben.. " DOR.. DOR.. DOR.. Tiga proyektil meletus dan menembus perut Daniel.

Tubuh Daniel tersungkur. Darah menggenang di lantai.

"Coba rasakan rasa sakit itu Daniel, dan renungkan semua perbuatanmu selama ini. Mungkin saja tuhan dapat memaafkanmu" Cibir Charles.

Mereka berdua lantas pergi meninggalkan Daniel sendirian. Keheningan menyelimuti mansion mewah ini, dengan bau amis darah menyelimuti seluruh ruangan.

"KENAPAAA…. KENAPAA… APA YANG SALAH? … BUKANKAH AKU SUDAH MENJADI ORANG YANG BERKUASA? … NAMUN KENAPA AKU DIBUNUH DENGAN MUDAH SEPERTI SERANGGA" Banyak pertanyaan di benak Daniel.

Kemarahan menyelimuti hatinya. Dia telah membunuh banyak orang untuk mencapai puncak rantai makanan, tetapi sekarang dia berbaring tak bernyawa di lantai yang penuh dengan darah.

Perdagangan narkoba, senjata ilegal, prostitusi, pencucian uang, semua sudah ia lakukan untuk mencapai puncak kekuasaan. Namun sekarang semua itu lenyap, 'kerajaan' yang ia bangun bertahun-tahun hancur dalam semalam.

"Aku terlalu bodoh untuk mempercayai mereka, seharusnya aku membunuh mereka sejak awal"

Gumam Daniel disaat terakhirnya.

Dia mati dengan Kegelapan yang menyelimuti hatinya. Dengan jiwa penuh dengan penyesalan, kemarahan, dan kebencian terhadap dunia.

-

Di suatu tempat, di mana semua bangunan bergaya Eropa pada Abad Pertengahan.

Di salah satu gang sempit di pinggiran kota, seorang pemuda terbaring tak bernyawa. Tubuhnya dipenuhi dengan bekas pukulan.

Namun tiba-tiba tangan pemuda itu bergerak, pertanda ia masih hidup. Padahal jelas-jelas ia tak bernyawa tadi.

Pemuda itu bangun secara mendadak, seperti seorang yang mengalami mimpi buruk. Nafasnya sangat berat.

Ia melihat ke kanan dan ke kiri, tetapi yang ada hanya tembok di kedua sisi. Ia mengerang kesakitan, ia merasakan sakit disekujur tubuhnya.

Yang paling mencolok adalah, pemuda itu membawa sebuah pistol di tangan kirinya. Ia memegang pistol itu sambil menyeret tubuhnya untuk bersandar ke tembok.

Pemuda itu bersandar di tembok dan menyadari sedang memegang senjata di tangannya. Ia menekan tombol magazine release, lalu menarik magazine yang masih penuh dengan peluru.

Karena pengaruh rasa sakit, pemuda itu tidak menyadari kalau sebelumnya dia mati dengan mengenaskan tanpa ada perlawanan. Ia tertidur lemas sambil memegang Deagle di tangannya.

Empat jam berlalu, hari sudah mulai sore. Pemuda itu terbangun. Ketika ia bangun rasa sakit yang sangat hebat timbul di kepalanya. Ia menggelengkan kepalanya beberapa kali dan ia kembali melihat keadaan sekitar.

“Apa-apaan ini? Di mana aku sekarang?” ujar Daniel sambil memegang kepalanya.

Kenangan asing masuk kedalam pikiran.

“Dunia Aesir, Kota Aretha? Apa maksudnyanya ini?” Daniel berbicara dengan bingung.

“Transmigrasi? Apa hal konyol itu benar-benar terjadi?”

Daniel kembali bersandar dengan tenang, mencoba untuk menerima keadaan.

“Jadi, nama pemilik tubuh ini juga Daniel? Hmm, tidak buruk. Terlalu bodoh untuk mati karena dipukuli sekelompok berandalan.”

Daniel menyadari dia masih memegang Deagle di tangannya.

“Bertransmigrasi dan membawa pistol? Hmmm, cerita yang bagus.”

Dia kembali menekan tombol magazine release dan menarik magazine keluar.

“Bukankah ini pistol yang digunakan bajingan itu untuk membunuhku?” Ujar Daniel, sambil memeriksa jumlah peluru yang ada di dalam magazine.

“Entahlah, yang penting aku mempunyai modal untuk menjaga diriku,” gumam Daniel, sambil menyelipkan Deagle di celananya dan menutupnya dengan kaus lusuhnya.

“Mati memakai tuxedo ribuan dolar dan hidup kembali memakai kaus lusuh, betapa lucunya hidup ini!” ucap Daniel, sembari berupaya berdiri

Setelah berdiri, dia berjalan menuju keluar gang.

“ Apa dunia ini belum menemukan teknologi? Ini seperti Eropa zaman Medieval,” kata Daniel, sambil mengamati sekitarnya.

Ia berjalan menuju permukiman yang ada di pinggiran kota. Ia terus mengamati sekitar karena sikap inilah yang membuatnya selamat dari kepungan pembunuh bayaran.

Sambil mengamati, ia mencoba sedikit demi sedikit mengingat ingatan yang masuk ke pikirannya. Setelah beberapa saat berjalan, ia sampai di pemukiman yang berada di pinggiran kota.

“Tempat ini kumuh sekali. Bukankah ini kota makmur?“ Daniel berkata dalam hati. Dalam ingatan Daniel, Aretha adalah kota berukuran sedang yang makmur.

“Tidak jauh dari kata koruptor, tidak ada bedanya dengan bumi. Bagaimanapun aku suka koruptor, sebab mereka gampang disuap dan dimanfaatkan,” pikir Daniel, sambil tersenyum tipis.

“Ya, bagaimanapun dari tempat seperti ini aku dulu bangkit hingga menjadi orang yang berkuasa,” pikir Daniel sambil berjalan terus.

Sesaat kemudian Daniel sampai ke tempat tujuannya. Di hadapannya ada rumah sederhana. Ia berjalan ke pintu dan mengetuk pintu itu.

“Iya, tunggu sebentar!“ Terdengar suara wanita dari dalam yang menyuruh Daniel untuk menunggu.

Tak lama pintu terbuka. Daniel kaget melihat siapa yang membuka pintu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status