Share

14. Sekretaris Pak Duda

“Cepat, Nisa. Apa kamu mau aku terlambat ke kantor?” Ferdi datang kembali ke dapur setelah selesai menyantap rotinya, tidak sabar menunggu kemunculan Nisa yang begitu lama.

“Tapi, Tuan. Apa ini seriusan?” tanya Nisa masih sulit mempercayai.

“Iya, serius. Bukankah tadi malam sudah kujelaskan. Serahkan pekerjaan itu kepada Bi Nia,” ucap Ferdi yang melihat Nisa lagi-lagi berkutat dengan cucian.

Nisa menatap Bi Nia yang sudah berdiri di belakang Ferdi, wanita baya itu mengedikkan kepalanya ke samping, menyuruh Nisa agar menyingkir.

“Sebentar lagi, Den Lana bangun. Dia akan ke sekolah, kan. Demamnya sudah turun,” ucapnya masih tidak percaya, seakan keduanya bersekongkol untuk mengerjainya.

“Lima menit. Aku menunggu di mobil.” Tanpa banyak bicara lagi, Ferdi meninggalkan keduanya.

“Cepatlah, Nisa. Jangan membantah, turuti apa yang Tuan Ferdi katakan.” Bi Nia mengambil cucian yang ada di tangan Nisa.

“Maafkan Nisa, Bi,” ucap Nisa sebelum meninggalkan beliau untuk bersiap.

“Lama sekali, aku h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status