Share

Bab 120

Penulis: Phoenixclaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-29 22:37:36

“Raka… syukurlah kau selamat. Kau membuat kami semua khawatir,” ucap Michael lembut, tangannya hendak menyentuh bahu Raka yang duduk diam di pinggir ranjang.

Tangan Michael ditepis kasar.

“Menjauhlah dariku,” suara Raka dingin, matanya menatap tajam.

“Jangan berpura-pura lagi. Kau jelas bukan ayahku.”

Michael terperanjat, wajahnya berubah pucat.

“Raka… apa maksudmu? Aku ayahmu…”

Raka mencondongkan tubuh, menatapnya sinis.

“Ayahku sudah mati, sudahlah aku ingin bertemu dengan Mr. X. Sekarang juga.”

Michael berusaha menahan bahu Raka, mencoba menenangkan. Tapi tiba-tiba…

Braak!

Raka menghantam Michael dengan pukulan keras ke dada, membuat pria itu terhuyung ke belakang.

Michael mencoba membalas, mengunci lengan Raka, tapi Raka jauh lebih cepat dan mendorong Michael sampai menghantam tembok.

Raka mendekat dan langsung melepas infusnya, “Bawa aku sekarang ke Mr. X...”

Beberapa saat kemudian, mereka tiba di sebuah rumah di pinggiran kota yang cukup mewah.

Saat hendak masuk…

Dorr!

Sebuah te
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 129

    Raeshan memastikan Febry aman, “Tenang, Febry. Zidan akan menemanimu. Jangan keluar rumah, jangan angkat telepon dari nomor asing.”Zidan berdiri tegap di belakang mendengarkan Raeshan.Raeshan lalu melangkah cepat keluar. Dari balik jaketnya, ia sudah meraih ponsel khusus yang terhubung langsung dengan seseorang.“Track mobil hitam yang keluar arah Pariawang. Gunakan CCTV jalanan, satelit, apapun! Cepat!” suaranya meledak melalui sambungan.“Siap, Bos!” suara seorang staf IT menjawab tergopoh.Raeshan masuk ke mobilnya. Monitor kecil di dashboard menampilkan peta digital yang terhubung dengan jaringan CCTV kota. Titik merah melaju kencang.“Aku sudah dapat sinyalnya, Bos. Jalan Meranti menuju pelabuhan!”Raeshan langsung menginjak gas. Mobil sportnya melesat menembus malam. Jantungnya berpacu.“Zahira… bertahanlah.”***Kejar-kejaran berlangsung gila. Mobil hitam yang membawa Zahira melaju zig-zag, menabrak motor yang lewat, membuat orang-orang berteriak.Raeshan tak gentar. Ia menge

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 128

    Sinar matahari pagi menyusup lembut melalui celah tirai. Zahira menggeliat pelan, lalu mendadak terbelalak kaget.Hari sudah terang! Lebih mengejutkan lagi, ia mendapati dirinya bukan di sofa, melainkan di kasur empuk, dengan selimut rapi menutupi tubuhnya.“Eh… aku… tidur di sini?” gumamnya bingung. Jantungnya berdegup kencang. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia merasa begitu segar saat bangun tanpa mimpi buruk, tanpa rasa sesak di dada.Tapi kebingungan membuat wajahnya merona. Kenapa bisa di ranjang Raeshan…?Saat itulah pintu terbuka. Raeshan masuk dengan penampilan yang sudah rapi. Zahira spontan menutup wajahnya dengan selimut.“N…ngapain kamu masuk!?” suaranya setengah menjerit.Raeshan tersenyum nakal. “Ngapain? Ini kamarku, Zah. Lagi pula…” ia mendekat, duduk di pinggir kasur. “Kau tetap cantik tanpa make up. Ga usah malu.”“Raeshan!” Zahira makin salah tingkah. Tangannya refleks menepis, tapi pria itu justru mencubit pipinya gemas.“Aduh! Jangan main-main!” Zahira

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 127

    Raeshan sudah duduk di kursi pengemudi. Saat hendak menyalakan mesin, ia sempat menoleh sekilas ke samping.Dari sela tanaman jalan di depan rumah Zahira, samar terlihat siluet seseorang berjalan menjauh.Alisnya berkerut, namun ia menghela napas pelan. Mungkin hanya orang lewat. Ia memilih mengabaikan.**Malam itu, Zahira tertidur di samping Febry. Tapi tidurnya tak pernah benar-benar tenang.Mimpi buruk yang sama selalu menganggunya. Seorang pria bertopeng hitam yang terus mengejar dan ingin menebasnya dengan pedang.Zahira terbangun dengan keringat dingin.Matanya liar mencari meja kecil tempat ia biasa menyimpan obat tidur. Tangannya gemetar saat menemukan botol kosong.“Habis…? Tidak mungkin…” suaranya nyaris berbisik.Tanpa obat, ia tahu malamnya akan panjang. Tidur hanya berarti kembali berlari dalam mimpi buruk itu.Dini hari berlalu dengan mata terbuka. Bayangan topeng hitam itu masih menempel di kepalanya.**Keesokan paginya, Zahira berangkat kerja dengan tubuh lemas. Waja

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 126

    Beberapa hari kemudian, Zahira baru saja keluar dari ruang rawat setelah memeriksa pasien.Hari itu sebenarnya istimewa, ulang tahunnya, namun seperti biasa ia tak mengharapkan apa pun.Selama ini, hanya Febry adiknya yang selalu mengucapkan selamat dan merayakan sederhana bersama.Di luar kota, Raeshan tengah duduk dalam ruang rapat besar. Namun pikirannya tak sepenuhnya pada pembahasan bisnis.Ia sudah menyiapkan sesuatu khusus untuk Zahira. Sebuah rangkaian bunga elegan, kalung limited edition, dan kartu ucapan dengan tulisan tangannya sendiri."Hari ini adalah harimu, Zahira. Aku tahu aku tak bisa di sisimu sekarang, tapi percayalah… aku akan segera pulang. Aku akan tetap mengejarmu, sampai kau mengizinkanku berada di hatimu jadi berhati-hatilah aku tidak akan menyerah."Hadiah itu ia titipkan kepada salah satu karyawan kepercayaannya, dengan instruksi jelas, “Serahkan langsung ke tangan Zahira. Jangan lewat orang lain.”Tapi takdir berkata lain. Sesampainya di rumah sakit, karyaw

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 125

    Beberapa hari kemudian, Raeshan berdiri berhadapan dengan pria yang diikat pada kursi.Luka gores di pipinya masih terlihat, sisa perkelahian dengan anak buah Raeshan tempo hari.Zidan berdiri di sisi pintu, menjaga.Pria itu menggeram, menatap Raeshan dengan mata penuh kebencian.“Bunuh saja aku! Aku tidak takut!”Raeshan menunduk sebentar, lalu mendekat perlahan. Suaranya tenang, tapi dalam.“Namamu Gani, bukan?”Gani mendengus. “Kalau kau tahu, buat apa tanya!”Raeshan tersenyum tipis, lalu meletakkan sebuah map tebal di meja.“Aku tahu lebih dari sekadar namamu. Aku tahu kenapa kau mencoba membunuh Zahira.”Mata Gani menyipit, rahangnya mengeras.“Dia pantas mendapatkannya! Karena dia, ibuku meninggal di meja operasi!”Raeshan menatapnya lama. “Kau yakin itu karena Zahira?”“Dia yang memaksa mengambil alih operasi! Dia yang menghancurkan keluargaku!” teriak Gani, suaranya pecah.“Dokter Kania bilang… Zahira arogan, menyingkirkan dia saat sedang membedah ibuku. Kalau saja Zahira ti

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 124

    Keluar dari ruangan Prof. Michael, langkah Zahira gontai. Ia menunduk, matanya kosong. Setiap ucapan barusan masih bergema di kepalanya. “Aku bisa saja mengungkap rahasiamu…”Keringat dingin membasahi tengkuknya. Pikirannya kembali pada masa kelam yang selalu berusaha ia kubur dalam-dalam.Itu terjadi beberapa tahun lalu setelah ayah mereka meninggal.Zahira memilih lanjut kuliah mengambil spesialis bedah. Sementara Febry, adiknya, kala itu masih kelas 3 SMA.Karena kehilangan tulang punggung keluarga, mereka terpaksa menumpang di rumah adik ayah mereka, Bibi Ratna, yang tinggal bersama suaminya, Paman Budi, dan dua anak laki-laki mereka: Aldi (kelas 1 SMA) dan Arfan (kelas 2 SMP).Awalnya Zahira berpikir mereka akan disambut dengan kehangatan keluarga. Tapi yang mereka dapat hanyalah tatapan sinis, cibiran, dan sindiran yang menyakitkan.“Kalian ini anak sial,” Ratna sering melontarkan kata-kata tajam. “Kalau bukan karena uang asuransi ayah kalian, jangan harap aku mau menampung dua

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status