Share

Bab 121

Author: Phoenixclaa
last update Last Updated: 2025-08-31 23:59:04

Ternyata suara teriakan itu berasal dari Kania yang mendekat dengan wajah sangat marah.

“Zahiraaa! Kau tidak tahu malu. Kau terus menggoda Raeshan, kau hancurkan pertunangan kami!”

Zahira tertegun sejenak, lalu menarik napas dalam.

“Cukup. Jangan libatkan aku dalam urusan kalian. Itu urusan kalian berdua. Aku tidak peduli.”

Tanpa menunggu jawaban, Zahira berbalik pergi.

Raeshan hendak mengejarnya, tapi Kania menahan lengannya dengan kasar.

“Apa-apaan kau, Raeshan?! Kau bahkan tidak mau membelaku? Aku ini tunanganmu!”

Raeshan menatapnya datar. “Ada apa lagi, Kania? Aku sudah jujur… awalnya aku kira kau wanita yang kucari. Tapi ternyata bukan.”

Kania menggertakkan giginya. “Aku wanita itu, Raeshan! Aku! Kau hanya dibutakan wajah perempuan murahan itu!”

Raeshan menepis genggamannya dengan kasar. “Aku tidak peduli lagi. Aku tahu siapa yang kucari, dan itu bukan kau.”

Tanpa menoleh lagi, ia berlari mengejar Zahira.

“Awas saja kau Zahira!” bisik Kania kesal.

..

Raeshan yang sedari tadi menc
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 128

    Sinar matahari pagi menyusup lembut melalui celah tirai. Zahira menggeliat pelan, lalu mendadak terbelalak kaget.Hari sudah terang! Lebih mengejutkan lagi, ia mendapati dirinya bukan di sofa, melainkan di kasur empuk, dengan selimut rapi menutupi tubuhnya.“Eh… aku… tidur di sini?” gumamnya bingung. Jantungnya berdegup kencang. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia merasa begitu segar saat bangun tanpa mimpi buruk, tanpa rasa sesak di dada.Tapi kebingungan membuat wajahnya merona. Kenapa bisa di ranjang Raeshan…?Saat itulah pintu terbuka. Raeshan masuk dengan penampilan yang sudah rapi. Zahira spontan menutup wajahnya dengan selimut.“N…ngapain kamu masuk!?” suaranya setengah menjerit.Raeshan tersenyum nakal. “Ngapain? Ini kamarku, Zah. Lagi pula…” ia mendekat, duduk di pinggir kasur. “Kau tetap cantik tanpa make up. Ga usah malu.”“Raeshan!” Zahira makin salah tingkah. Tangannya refleks menepis, tapi pria itu justru mencubit pipinya gemas.“Aduh! Jangan main-main!” Zahira

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 127

    Raeshan sudah duduk di kursi pengemudi. Saat hendak menyalakan mesin, ia sempat menoleh sekilas ke samping.Dari sela tanaman jalan di depan rumah Zahira, samar terlihat siluet seseorang berjalan menjauh.Alisnya berkerut, namun ia menghela napas pelan. Mungkin hanya orang lewat. Ia memilih mengabaikan.**Malam itu, Zahira tertidur di samping Febry. Tapi tidurnya tak pernah benar-benar tenang.Mimpi buruk yang sama selalu menganggunya. Seorang pria bertopeng hitam yang terus mengejar dan ingin menebasnya dengan pedang.Zahira terbangun dengan keringat dingin.Matanya liar mencari meja kecil tempat ia biasa menyimpan obat tidur. Tangannya gemetar saat menemukan botol kosong.“Habis…? Tidak mungkin…” suaranya nyaris berbisik.Tanpa obat, ia tahu malamnya akan panjang. Tidur hanya berarti kembali berlari dalam mimpi buruk itu.Dini hari berlalu dengan mata terbuka. Bayangan topeng hitam itu masih menempel di kepalanya.**Keesokan paginya, Zahira berangkat kerja dengan tubuh lemas. Waja

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 126

    Beberapa hari kemudian, Zahira baru saja keluar dari ruang rawat setelah memeriksa pasien.Hari itu sebenarnya istimewa, ulang tahunnya, namun seperti biasa ia tak mengharapkan apa pun.Selama ini, hanya Febry adiknya yang selalu mengucapkan selamat dan merayakan sederhana bersama.Di luar kota, Raeshan tengah duduk dalam ruang rapat besar. Namun pikirannya tak sepenuhnya pada pembahasan bisnis.Ia sudah menyiapkan sesuatu khusus untuk Zahira. Sebuah rangkaian bunga elegan, kalung limited edition, dan kartu ucapan dengan tulisan tangannya sendiri."Hari ini adalah harimu, Zahira. Aku tahu aku tak bisa di sisimu sekarang, tapi percayalah… aku akan segera pulang. Aku akan tetap mengejarmu, sampai kau mengizinkanku berada di hatimu jadi berhati-hatilah aku tidak akan menyerah."Hadiah itu ia titipkan kepada salah satu karyawan kepercayaannya, dengan instruksi jelas, “Serahkan langsung ke tangan Zahira. Jangan lewat orang lain.”Tapi takdir berkata lain. Sesampainya di rumah sakit, karyaw

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 125

    Beberapa hari kemudian, Raeshan berdiri berhadapan dengan pria yang diikat pada kursi.Luka gores di pipinya masih terlihat, sisa perkelahian dengan anak buah Raeshan tempo hari.Zidan berdiri di sisi pintu, menjaga.Pria itu menggeram, menatap Raeshan dengan mata penuh kebencian.“Bunuh saja aku! Aku tidak takut!”Raeshan menunduk sebentar, lalu mendekat perlahan. Suaranya tenang, tapi dalam.“Namamu Gani, bukan?”Gani mendengus. “Kalau kau tahu, buat apa tanya!”Raeshan tersenyum tipis, lalu meletakkan sebuah map tebal di meja.“Aku tahu lebih dari sekadar namamu. Aku tahu kenapa kau mencoba membunuh Zahira.”Mata Gani menyipit, rahangnya mengeras.“Dia pantas mendapatkannya! Karena dia, ibuku meninggal di meja operasi!”Raeshan menatapnya lama. “Kau yakin itu karena Zahira?”“Dia yang memaksa mengambil alih operasi! Dia yang menghancurkan keluargaku!” teriak Gani, suaranya pecah.“Dokter Kania bilang… Zahira arogan, menyingkirkan dia saat sedang membedah ibuku. Kalau saja Zahira ti

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 124

    Keluar dari ruangan Prof. Michael, langkah Zahira gontai. Ia menunduk, matanya kosong. Setiap ucapan barusan masih bergema di kepalanya. “Aku bisa saja mengungkap rahasiamu…”Keringat dingin membasahi tengkuknya. Pikirannya kembali pada masa kelam yang selalu berusaha ia kubur dalam-dalam.Itu terjadi beberapa tahun lalu setelah ayah mereka meninggal.Zahira memilih lanjut kuliah mengambil spesialis bedah. Sementara Febry, adiknya, kala itu masih kelas 3 SMA.Karena kehilangan tulang punggung keluarga, mereka terpaksa menumpang di rumah adik ayah mereka, Bibi Ratna, yang tinggal bersama suaminya, Paman Budi, dan dua anak laki-laki mereka: Aldi (kelas 1 SMA) dan Arfan (kelas 2 SMP).Awalnya Zahira berpikir mereka akan disambut dengan kehangatan keluarga. Tapi yang mereka dapat hanyalah tatapan sinis, cibiran, dan sindiran yang menyakitkan.“Kalian ini anak sial,” Ratna sering melontarkan kata-kata tajam. “Kalau bukan karena uang asuransi ayah kalian, jangan harap aku mau menampung dua

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 123

    Raeshan tersenyum tipis saat Zahira menatapnya tajam, menuntut jawaban.“Aku tidak punya tujuan apa pun, Zahira,” suaranya rendah, tulus. “Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat.”Zahira mengernyit. “Kau pikir aku akan percaya begitu saja?”Raeshan memotong dengan tenang. “Semalam aku datang, hanya untuk mengembalikan sesuatu.”“Apa? tanya Zahira ragu.“Lukisanmu.” jawab Raeshan lembut.“Aku sempat salah paham… kupikir lukisan itu karya Kania, karena dialah yang memberikanku dulu, ia berusaha keras membuatku terkesan. Tapi setelah melihat inisial kecil di sudut kanvas, aku tahu itu milikmu setelah Febry memberitahuku.”Zahira terdiam, ternyata lukisan itu benar-benar ada pada Raeshan.Hati Zahira bergetar pelan, ia bisa merasakan Raeshan begitu menghargai karyanya apalagi sampai dia upload di sosial medianya.Tapi Zahira cepat-cepat berusaha terlihat tenang. “Lalu dari mana kau tahu alamatku?!”“Dari CV Febry.” jawab Raeshan tenang.Zahira mendengus sinis. “Lalu bagaimana kau bisa ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status