Share

Bab 18

Author: Phoenixclaa
last update Last Updated: 2025-05-26 23:05:47

Begitu pintu paviliun tertutup dan langkah kaki Raeshan menghilang di kejauhan, Elina tetap diam di tempat. Sekar hendak mendekat, tapi Elina mengangkat satu tangan lemah sebagai isyarat agar menjauh.

Beberapa detik hening berlalu.

Lalu, dari balik wajah pucat dan tubuh yang gemetar, muncullah senyum.

senyum dingin, tajam, dan sangat tipis disudut bibir Elina.

Dengan pelan, Elina menyingkap kain perban di kakinya, memperhatikan luka bakar yang mulai mengering dengan bantuan salep mahal dari Raeshan.

"Mereka sudah bersimpati padaku," gumamnya.

Sekar mengangguk. Ia sudah tahu semua ini sejak awal.

“Rencana kita berhasil, Putri,” bisiknya. “Pangeran Kael membela anda seperti yang anda perkirakan. Dan sekarang, Pangeran Raeshan mulai menjauh dari Permaisuri karena tidak ingin kalah saing pangeran Kael.”

Elina tersenyum tipis. “Satu langkah lagi. Liora akan kehilangan pijakannya di istana dan aku akan punya ruang bernapas.”

Sekar duduk di sisi ranjang, membasuh luka Elina dengan lembut. “T
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 107

    Zahira hendak menjawab, tapi Raeshan malah melangkah ke samping dan plak! sikutnya mendarat halus di punggung Zahira.“Menyingkirlah. Jangan halangi jalanku,” gumamnya dingin.Zahira melongo, mulutnya nyaris melengkung kesal. Namun Raeshan sudah berjalan melewatinya, hanya sempat melirik name tag yang menggantung di leher Zahira. “Zahira…” matanya sempat berkedip kecil, lalu ia pergi tanpa menoleh lagi.Zahira mendengus keras sambil memijit punggungnya. “Ih, pria gila! Sopan santun belum ditemukan di otaknya.”Tak lama, sift Zahira selesai. Ia menyerahkan tugas ke perawat lain lalu pulang dengan hidung merah dan suara masih serak.**Keesokan paginya. Raeshan mampir di kedai langganannya.Hari itu ia sengaja memilih tidak sarapan di rumah karena ingin sesuatu yang ringan.Pandangannya langsung tertuju pada etalase makanan.Hanya tinggal satu bungkus sandwich tuna.Raeshan mengangkat tangannya bersamaan dengan seseorang dari arah lain.Tangannya bertemu, deg!“Eh! Itu punyaku!” suara s

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 106

    Raeshan mengikuti Prof. Michael berjalan menuju ruang direksi, di mana beberapa staf sudah menunggu.Raeshan menandatangani sebuah dokumen, lalu menerima sertifikat yang diberikan langsung direktur rumah sakit.“Boleh kita abadikan momen ini?” tanya salah satu staf. Kamera diangkat.Raeshan berdiri di samping direktur, wajahnya tetap tenang meski blitz kamera berulang kali menyala.Kania yang dari tadi memperhatikan, dengan senyum centil, ia menyela saat Raeshan akan berfoto dengan Prof Michael, “Eh, bolehkah kalau kita foto berdua juga, Tuan Raeshan?”Raeshan sempat terdiam, lalu hendak menolak, tetapi Kania sudah melangkah cepat ke sampingnya.Klik! Kamera ponsel miliknya berbunyi.Tak lama setelahnya, ia dengan lihai memotong Prof. Michael dari foto tersebut, menyisakan hanya dirinya dan Raeshan.“Perfect,” gumamnya puas langsung memposting ke akun sosial medianya.Raeshan hanya mengangkat alis, tidak mengomentari. Tapi Kania mendekat lalu berkata, “empat hari lagi, ada acara lelan

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 105

    Zahira baru saja berlalu ke dapur, saat Raeshan tiba-tiba berdiri dari kursinya.Matanya menyapu ruangan, mencari sumber suara itu. Namun yang ia lihat hanya punggung seorang pelayan perempuan yang sudah melangkah ke arah dapur, rambutnya terikat rapi, apron bergoyang mengikuti langkah.Raeshan sempat menahan napas, ingin memanggil, tapi tak jadi.“Raeshan?” tanya Zidan.Pria itu menggeleng pelan, duduk kembali. Mungkin karena ia terlalu rindu pada Elina, sampai suara siapa pun yang mirip akan terasa seperti miliknya.**Malam itu, setelah selesai shift, Zahira pulang ke rumah. Matanya terasa berat, tapi ia tetap menyalakan laptop.Ada email masuk diantara balasan lamaran kerja yang hanya berisi “terima kasih, tapi...” dari berbagai tempat.Kali ini, ia membacanya berulang kali, memastikan ia tak salah lihat."Selamat! Lamaran Anda diterima di Klinik Tunas Harapan. Kami tunggu kedatangan Anda besok untuk orientasi."Zahira melonjak dari kursinya. “Ya Tuhan...!” Napasnya bergetar antar

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 104

    Raeshan berdiri di trotoar kebingungan.Beberapa remaja yang lewat menoleh, lalu saling menyikut sambil tertawa keras.“Woy, cosplay lu kampungan!” seru salah satu dari mereka, menunjuk pakaian kerajaan yang Raeshan pakai.Raeshan hanya mengernyit, tak paham.Perutnya merintih, entah berapa lama ia terombang-ambing di dimensi hampa tadi.Aroma gurih dari kios gorengan di pinggir jalan membuatnya menelan ludah. Orang-orang duduk di bangku plastik, menggigit tahu panas dan bakwan, lalu mengeluarkan ponsel untuk membayar lewat Qris.Tapi di pandangan Raeshan, mereka membayar dengan menepuk tangan kearah barcode di meja.Raeshan mengerutkan kening. “Hanya… tepuk tangan?” pikirnya.Tanpa ragu, ia duduk dan menyantap gorengan. Satu, dua, tiga… sampai kenyang.“Mas, bayar dulu,” kata penjual gorengan saat melihat Raeshan beranjak ingin pergi.Raeshan tersenyum lebar, lalu dengan percaya diri menepuk tangan penjual itu dua kali.Prok! Prok!Penjual masih tersenyum kecut. “Jangan bercanda, cep

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 103

    Bayangan samar di balik pepohonan semakin jelas begitu ia berbalik pergi.Kisti.Semenjak Elina menghilang, Raeshan selalu menghabiskan waktunya sendirian.Kembali ke beberapa hari lalu, saat Nathan akan di eksekusi. Seisi Azmeria gempar karena tidak bisa menemukan Nathan dimanapun.“Anda melihat Nathan, Yang Mulia?” Kisti mendekat, suaranya dibuat bergetar seperti orang yang baru menangis. “Aku… aku tidak tahu harus ke mana lagi mencarinya. Dia adikku… aku takut dia…”Namun hari itu Raeshan sama sekali tidak peduli dengan hidup dan mati Nathan.“Aku tidak peduli drama apa yang kau mainkan, Kisti,” ucapnya datar. “Aku hanya ingin menemukan Elina aku tidak peduli dengan adikmu yang busuk itu.”Kisti terdiam. Penghinaan Raeshan di depan semua orang membuatnya tak bisa berbuat banyak.Meski begitu, ia tersenyum tipis, karena mulai sekarang Elina tidak akan pernah kembali ke masa ini lagi.Ia yakin Nathan juga diselamatkan oleh Mr. X. Ia tak peduli entah Nathan ke masa depan juga atau tid

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 102

    “Zahira…?” suara itu lirih, tercekat oleh tangis. Saat matanya terbuka, wajah Febri terlihat jelas di depannya.Disampingnya, seorang wanita berambut sebahu memegang tangannya erat, Kania, sahabat baiknya.“Kau akhirnya sadar lagi… ya Tuhan, kau benar-benar kembali…” Kania memeluknya, dan Febri ikut merangkul mereka berdua.Zahira menatap sekeliling, bingung. Ruangan ini… putih, dingin, dan penuh alat-alat yang mendengung.Di ujung telinganya, seperti ada gema suara anak kecil… dan tawa yang samar. Tapi begitu ia mencoba mengingat, kepalanya nyeri, dan bayangan itu memudar.“Berapa lama aku tak sadarkan diri…?” suaranya serak.“Kamu tidak sadarkan diri sudah satu bulan kak,” jawab Febri cepat mencoba mengingat sejak kakaknya pernah bangun tapi hanya dalam waktu singkat dulu. Zahira terdiam. Ada sesuatu dihatinya yang terasa hampa dan tidak bisa ia ingat sama sekali.**Selama dua hari observasi, banyak rekan kerja yang datang menjenguk. Salah satunya seorang dokter magang baru berna

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status