Share

Bab 32

Author: Phoenixclaa
last update Last Updated: 2025-06-10 00:54:11

Tiga hari kemudian, di sebuah desa kecil Azmeria…

Raeshan duduk bersila di pelataran rumah seorang petani tua. Kini ia hanya tampak seperti lelaki petualang biasa, dengan wajah sedikit berdebu dan rambut diikat seadanya.

Ia bertemu seorang petani tua dan menanyakan apa yang terjadi.

“Kalau boleh jujur... mereka datang lagi tiga hari lalu.” Bisik petani itu ragu.

“Mereka?” Raeshan mencondongkan tubuhnya.

“Prajurit-prajurit itu. Bawa dekrit kerajaan. Katanya, semua pemuda sehat wajib mengabdi. Tapi mereka tak pernah kembali.” Suara si petani gemetar. “Anak saya, Daro, salah satunya. Katanya mau dilatih jadi penjaga istana, tapi sejak pergi enam bulan lalu, tak ada kabar.”

Raeshan mengerutkan dahi. “Anda masih menyimpan salinan dekrit itu?”

Si petani mengangguk dan merogoh peti kayu kecil di belakang rumah. Di dalamnya, gulungan perkamen dengan stempel kerajaan tergulung rapi.

Raeshan membukanya perlahan. Matanya langsung menangkap segel resmi milik kerajaan cap berlambang burung emas b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 105

    Zahira baru saja berlalu ke dapur, saat Raeshan tiba-tiba berdiri dari kursinya.Matanya menyapu ruangan, mencari sumber suara itu. Namun yang ia lihat hanya punggung seorang pelayan perempuan yang sudah melangkah ke arah dapur, rambutnya terikat rapi, apron bergoyang mengikuti langkah.Raeshan sempat menahan napas, ingin memanggil, tapi tak jadi.“Raeshan?” tanya Zidan.Pria itu menggeleng pelan, duduk kembali. Mungkin karena ia terlalu rindu pada Elina, sampai suara siapa pun yang mirip akan terasa seperti miliknya.**Malam itu, setelah selesai shift, Zahira pulang ke rumah. Matanya terasa berat, tapi ia tetap menyalakan laptop.Ada email masuk diantara balasan lamaran kerja yang hanya berisi “terima kasih, tapi...” dari berbagai tempat.Kali ini, ia membacanya berulang kali, memastikan ia tak salah lihat."Selamat! Lamaran Anda diterima di Klinik Tunas Harapan. Kami tunggu kedatangan Anda besok untuk orientasi."Zahira melonjak dari kursinya. “Ya Tuhan...!” Napasnya bergetar antar

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 104

    Raeshan berdiri di trotoar kebingungan.Beberapa remaja yang lewat menoleh, lalu saling menyikut sambil tertawa keras.“Woy, cosplay lu kampungan!” seru salah satu dari mereka, menunjuk pakaian kerajaan yang Raeshan pakai.Raeshan hanya mengernyit, tak paham.Perutnya merintih, entah berapa lama ia terombang-ambing di dimensi hampa tadi.Aroma gurih dari kios gorengan di pinggir jalan membuatnya menelan ludah. Orang-orang duduk di bangku plastik, menggigit tahu panas dan bakwan, lalu mengeluarkan ponsel untuk membayar lewat Qris.Tapi di pandangan Raeshan, mereka membayar dengan menepuk tangan kearah barcode di meja.Raeshan mengerutkan kening. “Hanya… tepuk tangan?” pikirnya.Tanpa ragu, ia duduk dan menyantap gorengan. Satu, dua, tiga… sampai kenyang.“Mas, bayar dulu,” kata penjual gorengan saat melihat Raeshan beranjak ingin pergi.Raeshan tersenyum lebar, lalu dengan percaya diri menepuk tangan penjual itu dua kali.Prok! Prok!Penjual masih tersenyum kecut. “Jangan bercanda, cep

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 103

    Bayangan samar di balik pepohonan semakin jelas begitu ia berbalik pergi.Kisti.Semenjak Elina menghilang, Raeshan selalu menghabiskan waktunya sendirian.Kembali ke beberapa hari lalu, saat Nathan akan di eksekusi. Seisi Azmeria gempar karena tidak bisa menemukan Nathan dimanapun.“Anda melihat Nathan, Yang Mulia?” Kisti mendekat, suaranya dibuat bergetar seperti orang yang baru menangis. “Aku… aku tidak tahu harus ke mana lagi mencarinya. Dia adikku… aku takut dia…”Namun hari itu Raeshan sama sekali tidak peduli dengan hidup dan mati Nathan.“Aku tidak peduli drama apa yang kau mainkan, Kisti,” ucapnya datar. “Aku hanya ingin menemukan Elina aku tidak peduli dengan adikmu yang busuk itu.”Kisti terdiam. Penghinaan Raeshan di depan semua orang membuatnya tak bisa berbuat banyak.Meski begitu, ia tersenyum tipis, karena mulai sekarang Elina tidak akan pernah kembali ke masa ini lagi.Ia yakin Nathan juga diselamatkan oleh Mr. X. Ia tak peduli entah Nathan ke masa depan juga atau tid

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 102

    “Zahira…?” suara itu lirih, tercekat oleh tangis. Saat matanya terbuka, wajah Febri terlihat jelas di depannya.Disampingnya, seorang wanita berambut sebahu memegang tangannya erat, Kania, sahabat baiknya.“Kau akhirnya sadar lagi… ya Tuhan, kau benar-benar kembali…” Kania memeluknya, dan Febri ikut merangkul mereka berdua.Zahira menatap sekeliling, bingung. Ruangan ini… putih, dingin, dan penuh alat-alat yang mendengung.Di ujung telinganya, seperti ada gema suara anak kecil… dan tawa yang samar. Tapi begitu ia mencoba mengingat, kepalanya nyeri, dan bayangan itu memudar.“Berapa lama aku tak sadarkan diri…?” suaranya serak.“Kamu tidak sadarkan diri sudah satu bulan kak,” jawab Febri cepat mencoba mengingat sejak kakaknya pernah bangun tapi hanya dalam waktu singkat dulu. Zahira terdiam. Ada sesuatu dihatinya yang terasa hampa dan tidak bisa ia ingat sama sekali.**Selama dua hari observasi, banyak rekan kerja yang datang menjenguk. Salah satunya seorang dokter magang baru berna

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 101

    Malam itu…Elina duduk di lantai. Matanya sembab, air mata masih mengalir deras, membasahi pipinya.Raeshan berjongkok di hadapannya, lalu dengan hati-hati menarik tubuh istrinya ke dalam pelukannya.“Elina…” bisiknya, lembut namun penuh kekhawatiran. “Kau tidak sendirian.”Elina hanya bisa menangis. Tubuhnya gemetar dalam dekap Raeshan.Lelaki itu memeluknya semakin erat, seolah pelukannya bisa melindungi Elina dari seluruh penderitaan.“Maafkan aku… Sekar… dia meninggal karena aku… karena aku yang menyuruhnya ikut ke sini…” gumam Elina di antara isaknya.Raeshan menggeleng pelan. Ia menangkup wajah Elina dengan kedua tangannya, menatap lurus ke mata istrinya.“Jangan katakan itu. Kau bukan penyebabnya. Aku akan menghukum pelakunya sekejam mungkin.”Elina memejamkan mata. Air matanya kembali tumpah, dan Raeshan tak bisa melihat istrinya seperti itu lebih lama lagi. Ia mendesah… lalu tersenyum kecil.“Kalau begini terus, kau bisa membuatku tua lima tahun lebih cepat, tahu tidak?”Elin

  • Dari Dokter Ahli Berubah Menjadi Selir Tawanan Dewa Perang   Bab 100

    Beberapa minggu yang lalu, Elina secara pribadi mengunjungi Tuan Akin."Elina…" suara Tuan Akin berat, "jejakmu semakin samar di dunia ini."Elina terdiam."Dimensi waktu yang mengikat jiwamu ke masa ini semakin menipis. Kau telah mengubah banyak hal, dan jelas sistem dunia tidak tinggal diam.""Aku tahu," bisik Elina. "Tapi aku tidak bisa meninggalkan suami dan anak-anakku.”Tuan Akin menggeleng pelan.“Lima hari lagi adalah Tragedi Bulan Merah. Jika kau masih berada di masa ini saat malam itu tiba… tubuhmu bisa lenyap, bukan hanya dari zaman ini, tapi juga dari zaman asalmu.”Elina menggenggam kalung giok di dadanya benda yang selama ini menjadi jangkar keberadaannya di masa ini. Tapi setiap hari, kilau giok itu semakin suram… dan kadang justru menyakitkan saat disentuh."Kalung itu akan menghancurkanmu jika kau terus memaksakan diri," ujar Akin tenang. "Pulanglah sebelum waktu menghancurkan jiwamu sendiri."Elina menunduk. Matanya berkaca-kaca, tapi tekadnya tetap."Aku tidak akan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status