Share

Bab - 09. Mandor Aji

Selesai makan siang,Aji dan Roni kembali ke pos satpam PT untuk menanyakan soal kedatangan CEO nya.

"Apa lagi pak?"tanya Satpam yang mendahului.

"Kapan CEO kalian datang?"jawab Aji dan bertanya balik.

"Pulang saja pak,percuma nungguin juga,udah sana pulang!"satpam itu mengusir Aji dan Roni.

"Awas kamu ya,baru jadi satpam aja sudah belagu lo,"Aji meradang dan marah-marah sambil meninggalkan pos satpam.

Tapi ketika dia masih menunjuk-nunjuk si satpam sambil berjalan mundur,Aji hampir saja tertabrak mobil mewah di belakang nya.

Ckikikikit...sett...

Dengan cepat sang pengemudi mengunjak rem mobil nya,teriakan dari dalam mobil pun terdengar,Aji gelagapan kaget dan langsung mengeluarkan kata-kata kasar.

"A*ji*ng kau da...

Aji tidak melanjutkan kata-kata nya karena mobil itu masih diam di tempat dan orang di dalam nya justru membuka kaca Mobil.

"Maaf bang,saya tidak sengaja!"ucap pria itu dengan sopan nya,tapi ketika Aji menoleh dia pun kaget dengan apa yang di lihat nya,hal yang sama di lakukan pria dalam mobil itu,dia kaget karena ternyata orang yang hampir di tabrak nya adalah Aji.

"Bowo,kamu Bowo anak kampung teman nya si Roni itu kan?"tanya Aji yang ternyata orang di dalam mobil mewah itu adalah Bowo,orang yang pernah dia hina,dia caci,dia pukul dan dia siram air dulu.

"Bang Aji,bang Mandor?"jawab Bowo yang keluar dari dalam mobil.

"Iya ini saya,sejak kapan kamu kerja jadi supir mobil mewah begini?"tanya Aji seraya terkekeh menertawakan Bowo.

"Ya,jadi apa saja yang penting halal bang,saya kerja tidak pandang apa pun,yang penting saya bisa menjalani nya dengan jujur bang,"jawab Bowo dengan sopan.

"Jelas lah apa saja kamu terima,kalau gak kamu terima kan kamu bisa jadi gembel hidup di Kota besar begini,"Aji masih terus menghina Bowo,sedangkan Roni yang dari tadi mencari tempat untuk buang air kecil,kini dia sudah kembali dan dia pun kaget ketika melihat Bowo.

"Mas Bowo kok bisa ada di sini?"tanya Roni yang memperhatikan penampilan Bowo dari atas ke bawah dan keatas lagi.

"Iya Ron,Mas Parto dan kamu apa kabar Ron?"Bowo bertanya balik.

"Baik Mas,Mas kerja di mana sekarang?"

"Dia jadi supir pribadi Ron,dia tadi hampir nabrak saya,itu tuh mobil nya yang di pinggir itu!"Aji menunjuk mobil mewah yang terparkir di pinggir dekat pos satpam.

"Oalah,kirain saya jadi pengusaha Mas,"cibir Roni yang memandang Bowo agak sirik.

"Saya supir Ron,benar apa kata bang Aji,oh iya,saya nitip nomor telefon tolong kasih ke Mas Parto ya Ron!"ucap Bowo sumringah,dia senang karena bisa bertemu dengan teman seperjuangan nya.

"Ya sudah mana?"jawab Roni datar.

Bowo dengan senang hati menuju ke mobil untuk mengambil kartu nama milik nya,Bowo yang sering mendapat tander proyek dari berbagai kalangan,dia kini memiliki kartu nama sebagai tanda pengenal nya.

"Siapa sih Mas mereka?"tanya Mili yang sedari tadi diam di dalam mobil.

"Teman saya dari kampung Mbak,tunggu sebentar ya Mbak,saya kasih kartu nama ini dulu ke teman saya!"ucap Bowo yang di tanggapi anggukan dan senyuman oleh Mili.

Bowo pun kembali menghampiri Roni dan Aji,dia sodorkan sebuah kartu nama pada Roni,dengan sedikit ragu Roni menerima nya.

"Ini apa Mas?"tanya Roni.

"Ini kartu nama Ron,"sahut Aji yang menyela obrolan Bowo dan Roni.

"Ya sudah nanti aku kasihin ke Mas Parto,"ucap Roni datar.

"Terima kasih ya Ron!"balas Bowo tetap dengan keramahan nya.

"Udah lah ayok pulang Ron,buang-buang waktu aja ngobrol sama anak kampungan ini!"ucap Aji yang sudah merasa kesal.

Roni dan Aji akhirnya pergi meninggalkan Bowo yang masih berdiri terpaku menatap punggung Aji dan Roni.

Dengan perasaan kesal Aji melajukan motor nya menuju padat nya jalanan Ibu kota,dia kesal karena bertemu dengan Bowo,selain itu dia kesal dengan perlakuan satpam yang sudah mengusir nya.

"Bang,emang beneran Mas Bowo kerja jadi supir?"tanya Roni pada Aji dengan suara lantang karena kencang nya angin.

"Iya lah Ron,terus mau kerja apa lagi,dia kan gak punya keahlian apa-apa,"jawab Aji dengan suara yang lantang pula.

"Kok bisa ya dia dapat kerjaan enak?"tanya Roni lagi.

"Apa? enak kamu bilang Ron,kamu pikir di tempatku kerjaan nya gak enak,sontoloyo kamu Ron,"Aji memukul helem yang Roni kenakan hingga keluar bunyi "plak" karena keras nya Aji memukul.

"Bukan gitu bang,ya maaf deh kalau saya salah ngomong!"sahut Roni yang sedikit agak ketakutan.

Karena tidak ingin debat lagi,Roni pun terdiam,begitu juga dengan Aji,mereka berdua terdiam hingga memasuki area komplek,setelah tiba di tempat kerja,Roni pun kembali bekerja,sedangkan Aji pergi meninggalkan tempat itu tanpa sepatah kata pun.

"Roni,kamu dari mana?"tanya Parto yang sedang mengaduk pasir dan semen.

"Habis nganter bang Aji Mas,"jawab Roni datar.

"Wah Roni habis di ajak jalan-jalan sama bang Mandor nih,pasti di jajanin yang enak-enak ya Ron,"sahut Joko yang sedang merapikan kayu-kayu bangunan.

"Alah,jalan-jalan apa Mas,lawong saya makan beli sendiri,bang mandor itu pelit orang nya,"cibir Roni yang kesal dengan si Mandor.

"Hahahahaha...

Mereka para pekerja yang mendengar nya malah tertawa terbahak-bahak menertawakan Roni,mendengar teman-teman nya tertawa terbahak,Roni mendengus kesal dan tidak mau bicara apa-apa lagi,dia melanjutkan pekerjaan nya mengangkut pasir yang tadi sempat tertunda karena dia harus mengantar Aji ke PT.

****

Setelah malam tiba,Roni ingat dengan pesanan Bowo untuk memberikan kartu nama yang Bowo titipkan pada Roni untuk Parto.

"Mas Parto,ini ada titipan nomor telfon dari Mas Bowo!"Roni menyodorkan kertas kecil itu ke Parto.

"Mas Bowo,kamu ketemu dia di mana Ron,dia baik-baik saja kan?"sahut Parto dengan antusias nya.

"Tadi pas saya nganter bang mandor,dia sekarang kerja jadi supir Mas!"ucap Roni datar.

"Ini nomer nya dia?"sahut Parto yang membolak balik kartu nama itu dan membaca nya dengan cermat.

"Iya kata nya Mas,"jawab Roni lagi.

"Pinjam HP kamu Ron,biyar aku isi pulsa!"Parto merasa sangat senang mendengar kabar Bowo,karena dia ingin mengucapkan bela sungkawa atas meninggal nya Mbok Mini,Parto tau bahwa Mbok Mini meninggal dunia itu dari istri nya di kampung.

"Sebentar Mas!"Roni berdiri dan mengambil HP tulalit nya yang dia simpan di dalam kamar.

Parto rasa nya sudah tidak sabar ingin mendengar suara Bowo,sudah seperti ingin bertemu dengan keluarga nya yang sudah lama berpisah saja.

Setelah Roni memberikan ponsel nya lalu Parto menyuruh Roni untuk membeli pulsa di konter yang berada di depan Komplek,setelah terisi Parto dengan segera menghubungi Bowo.

["Hallo Assalamu'alaikum,Mas Parto?"] Suara Bowo sumringah.

["Wa'alaikumsalam,Mas Bowo apa kabar,sampeyan di mana sekarang,saya turut berduka cita atas meninggalnya Mbok Mini ya Mas,semoga Amal ibadah nya di terima di sisi Allah SWT,Aamiin,"] suara Parto begitu antusias,seakan-akan jika di hadapan nya dia ingin memeluk nya.

["Aamiin Mas,terima kasih do'a untuk Almarhum Mas,oh iya sampeyan gimana kabar nya Mas Parto?"] Suara Bowo terdengar sopan.

["Aku baik Mas,kamu juga apa kabar Mas Bowo,saya bingung setengah mati lho Mas gak ada sampeyan,"] suara Parto yang terdengar sangat kawatir.

["Alhamdulillah Mas,saya juga baik dan sehat Mas,saya tadi nya juga bingung Mas mau kemana,tapi Alhamdulillah saya bertemu dengan orang baik di Masjid,saya di tawarin pekerjaan sama orang baik itu Mas,ya sudah saya terima saja,"] suara Bowo menceritakan keadaan nya saat ini.

["Alhamdulillah,Kata Roni sampeyan kerja jadi supir ya Mas?"] tanya Parto masih dari dalam telfon.

["Iya Mas,yah buat nyambung hidup di Kota yang keras ini Mas,kerjaan apa saja pasti saya ambil,"] jawab Bowo yang tetap rendah hati dan tidak ingin menceritakan nasib baik nya yang sekarang,karena dia tidak mau di bilang sombong.

["Iya betul Mas Bowo,yang terpenting kan halal,"] sahut Parto dengan nada luwes nya.

Obrolan Bowo dan Parto semakin asik hingga lupa akan waktu,sampai akhir nya obrolan mereka akhiri dengan salam.

Bowo dan Parto pun mengadakan janji ingin bertemu di suatu tempat,Parto yang baru saja menerima telfon dari Bowo,dia merasa lega dan tenang setelah ngobrol dengan Bowo melalui sambungan telfon.

"Lama banget nelfon nya Mas,udah kayak nelfon pacar aja,"ucap Roni yang sedang tiduran di kamar.

"Ah kamu ini Ron,masa iya laki-laki sama laki-laki pacaran,ono-ono ae (ada-ada saja) kamu Ron,"sahut Parto yang terkekeh menjawab omongan Roni yang ngaco.

"Ya sampeyan nelfon sampek selama itu,sama Mbak ku aja sampeyan nelfon paling lama cuma 10 menit,lha ini telfonan sama Mas Bowo sampek berjam-jam,"Roni pun duduk dengan kegelisahan nya.

"Ron,kalau Mbak mu kan aku nelfon tiap hari,kalau Mas Bowo kan aku udah lama gak ketemu,selain itu dia kan berangkat dari kampung aku yang bawa,kalau sampai dia kenapa-kenapa kan yang di salahin nanti aku sama kamu Ron,"ucap Parto yang mulai merebahkan tubuh nya di atas tikar.

Mendengar obrolan Roni dan Parto,tiba-tiba Joko yang tertidur pulas pun bangun,dia membuka mata nya dan duduk kebingungan.

"Kok gak pada tidur,lagi ngobrolin apa sih? Hooaamm..,"Joko yang masih ngantuk pun ikut bicara.

"Ini lho Mas Parto habis nelfon Mas Bowo,tapi nelfon nya lama banget Mas,"jawab Roni yang masih manyun.

"Mas Bowo? gimana kabar nya dia Mas?"Joko pun kaget mendengar nama Bowo di sebut Roni.

"Ah Mas Joko sama aja kayak Mas Parto,huh..,"Roni pun merebahkan tubuh nya dan tidur dengan posisi tengkurap.

Joko yang melihat tingkah Roni,lantas dia memberi kode menggunakan gerakan dagu,yang mengisyaratkan bahwa Roni kenapa? tapi Parto hanya menanggapi nya dengan mengangkat kedua bahu nya,karena di rasa sudah larut dan suasana sudah sepi mereka pun tertidur kembali dengan lelap nya.

****

Keesokan hari nya Aji tiba di tempat kerja lebih awal,tapi tentu nya para pekerja pun sudah berkumpul juga.

"Pengumuman buat kalian semua,bulan depan Rumah ini sudah harus jadi dan bersih,karena kita akan pindah ke Proyek yang baru lagi,honor kalian akan saya bayar lunas bulan depan,sekarang ayok kerja yang lebih serius lagi,"ucap Aji seraya berkacak pinggang.

"Bulan ini honor kita gimana bang?"tanya Joko dengan keberanian nya.

"Bulan ini saya dobel sama bulan depan,kalian tenang saja pasti saya bayar!"jawab Aji dengan percaya diri,padahal dia sengaja bilang kalau ada proyek baru agar para pekerja nya semangat dan percaya dengan kebohongan Aji,tapi yang sebenar nya dia tidak pernah menerima proyek lagi,dan jabatan nya sebagai Mandor pun akan hilang.

Para pemborong sudah tidak percaya lagi dengan kinerja Aji yang kenyataan nya sangat lambat,selalu mundur dari perjanjian,Aji sudah menawarkan diri ke beberapa pemborong yang di kenal nya,tapi tetap saja tidak ada yang mau memakai jasa nya lagi,akibat nya Aji harus menanggung hutang bayaran para pekerja nya.

Aji yang Arogan pun mulai kehilangan pekerja nya satu per satu,tim yang dia bikin pun hanya tinggal tim yang saat ini ada Parto dan teman nya yang lain,sedangka tim yang lain sudah mundur dan memilih ikut Mandor yang lain,yang lebih jujur dan disiplin dalam memberikan bayaran atas hak para pekerja.

Ketika Aji melintas di sebuah gang dalam komplek,di situ ada beberapa orang yang tengah berdiri di sebuah lahan kosong,dia memperhatikan sambil menjalankan motor nya dengan pelan,tidak salah lagi,pasti kaveling itu akan di bangun Rumah,Aji yang tidak mendapat undangan pun mencoba menawarkan diri,dia mendekati beberapa orang yang tengah berdiri berbincang di tengah-tengah kaveling itu.

"Pagi bos!"sapa Aji dengan ramah.

"Pagi pak,ada apa ya?"tanya salah seorang dari ke-4 orang yang berdiri itu.

"Maaf,perkenalkan nama saya Aji,saya Mandor bangunan yang biyasa menangani proyek pembangunan rumah di komplek ini,"jawab Aji yang tiba-tiba memperkenalkan diri.

"Oh pak Aji,tapi ada perlu apa ya pak?"tanya salah satu lagi dari mereka.

"Kalau boleh tau,apa sudah ada Mandor nya bos untuk Kaveling ini?"tanya Aji dengan percaya diri.

"Belum pak,kenapa ya pak?"

"Saya mau menawarkan diri sebagai Mandor,jangan takut bos,anak buah saya pekerja profesional semua,jadi pasti pekerjaan nya akan bagus,"Aji menawarkan diri.

"Oh,kalau itu nanti tanya saja sama Arsitek kami ya pak,kalau kami ini hanya bertugas memfoto area ini untuk kami beritahukan pada Arsitek kami pak,"jawab salah seorang dari mereka.

"Kapan Arsitek nya ke sini bos?"tanya nya lagi.

"Mungkin minggu depan,"jawab mereka lagi.

"Baiklah,kalau begitu minggu depan saya kesini lagi!"ucap Aji dengan senyum mereka.

Setelah itu Aji pergi dengan gaya yang sok gagah,dia sudah yakin bahwa tawaran nya akan di terima oleh sang Arsitek,tender belum tentu dia terima,tapi gaya nya sudah percaya diri banget.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status