Share

Bagian 53

Penulis: Puziyuuri
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-02 19:42:57

Kring kring

Telepon di meja kerja Arya berdering tanpa permisi. Arya mengangkat telepon dengan raut wajah kesal. Dia tampak terlibat pembicaraan serius. Kiria memberi isyarat permisi keluar ruangan dengan alasan jam istirahat telah selesai.

Arya mengangguk dengan setengah hati. Orang yang menelepon harus siap-siap menerima kekesalannya. Kiria keluar ruangan dan menutup pintu dengan hati-hati.

"Ketua, apa Ketua baik-baik saja? Penelitiannya berjalan lancar. Enggak mungkin Ketua dimarahi, 'kan?" cecar Arlita saat melihat Kiria keluar dari ruangan presiden direktur dengan wajah memerah.

"Aman, kok. Kamu kembali saja kerjakan proyekmu sana," sahut Kiria tergesa.

Arlita langsung memicingkan mata. Dia adalah asisten Kiria yang paling terlama. Gerak-gerik atasan jelas sudah dihapalnya.

Kiria terlihat seperti menyembunyikan sesuatu. Jiwa kepo Arlita pun meronta-meronta dibuatnya. Bukannya mendengarkan perintah, dia malah mengekori Kiria.

"Ih, cerita dong, Ketua. Kalau aku penasaran giman
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 57

    "Argggh!" Erangan menyayat mengudara.Si pimpinan penjahat bergulingan di lantai sambil memegangi benda pusakanya. Ya, belum sempat dia menyergap, Arlita sudah melakukan tendangan dengan akurat pada titik lemah seorang pria. Si codet itu pun hanya bisa terus mengerang. Dia menelan ludah saat melihat Arlita menyeringai."Kau mau apa aduh! Aku minta ampun! Tolong jangan! Arggh!"Mata berkaca-kaca si penjahat sama sekali tak membuat Arlita iba. Dia tersenyum sinis. Kaki mungilnya menginjak-injak organ perkembangbiakan si penjahat dengan sepatu hak tinggi. Sandi yang tadinya merasa sangat cemas tiba-tiba menyesal sudah mengkhawatirkan gadis itu, lalu refleks mundur teratur."Sepertinya, perjalanan cinta Pak rehan akan penuh liku-liku," gumamnya dalam hati."Kerja bagus, Bu Arlita. Anggota tim calon istriku memang bukan kaleng-kaleng," puji Arya."Terima kasih banyak pujiannya, Pak Arya. Sebaiknya, kita cepat masuk dan selamatkan Ketua."Arya mengangguk. Dia memberi isyarat pada para penga

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 56

    Percikan wine membasahi sprei. Mantan manajer terus memaksa. Napasnya yang bau jengkol terasa menampar wajah. Kiria tak tahan lagi. Muntahan sambal goreng ati bercampur wine pun menyembur dari mulutnya, mengotori wajah dan seluruh tubuh mantan manajer genit."Perempuan sial*an! Apa yang kau lakukan?" umpatnya."Hoek hoek!" Kiria terus memuntahkan isi perutnya di lantai. Setelah puas muntah, dia balik mengomeli si manajer, "Jangan salahkan aku! Salahkan parfummu yang menyengat dan mulutmu yang bau jengkol itu. Ya ampun menjijikan sekali!""Kamu!""Apa? Hah? Makanya mandi yang benar? Badan bau kambing begitu sok kegantengan!""Kamu! Kamu! Benar-benar!"Mantan manajer menunjuk Kiria dengan tangan gemetar. Amarahnya meluap. Perasaan pria itu menjadi buruk. Dia mendengkus, lalu pergi ke kamar mandi.Kiria menghela napas lega. Perutnya masih terasa tak nyaman. Namun, aroma busuk si manajer sudah mulai mereda."Ck! Bau muntahku saja masih lebih mending dari dia," keluh Kiria.Oleh karena si

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 55

    Kiria membuka mata perlahan. Akibat efek samping obat bius, kepalanya masih terasa berat. Tangannya terasa perih dan sulit bergerak. Kiria pun menyadari dirinya dalam posisi terikat.Dia mencoba mengamati sekitar meskipun dalam keterbatasan pergerakan. Cat dinding putih yang mengelupas tertangkap pandangan. Kiria memperkirakan lokasi penyekapan adalah rumah terbengkalai. Berarti, berteriak adalah tindakan sia-sia atau bahkan membahayakan nyawa. "Aku bisa melepaskan ikatan ini, tapi ada berapa musuh yang harus dihadapi?" gumamnya dengan sangat pelan, hampir seperti bisikan. Kiria perlahan melonggarkan tali yang mengikat tangan. Pergelangan tangan terasa semakin perih, tetapi dia tak ingin menyerah begitu saja. Sungguh sial, aksinya menarik perhatian si penculik. "Manisku, rupanya kau sudah bangun. Dengan begini akan lebih menyenangkan nanti. Aku bisa mendengar teriakan manjamu." Suara familiar membuat Kiria mengalihkan pandangan. Perutnya mendadak mual. Mantan manajer mesum yang

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 54

    Arlita baru saja keluar dari gerbang perusahaan menunggu taksi online. Honda jazz merah tiba-tiba berhenti di hadapannya. Kanania keluar dari mobil dengan wajah pias. Air matanya bercucuran membasahi pipi."Nia, kamu kenapa? Ada yang nyakitin kamu?" cecar Arlita saat Kanania menghampirinya. "Duduk dulu, Nia."Arlita terpaksa membatalkan pesanan taksinya. Dia membimbing Arlita duduk di bangku taman yang tak jauh dari gerbang perusahaan. Kiria memang tidak menceritakan sifat asli sang adik, sehingga Arlita masih mengira Kanania gadis rapuh dan polos."Minum dulu, Nia?" tawar Arlita lagi.Kanania menggeleng lemah. "Ini bukan saatnya minum, Kak Lita. Kita harus mencari Kak Kiria!""Ketua? Mencari Ketua?""Kakak hilang!"Di sela isak tangisnya, Kanania menceritakan kronologis hilangnya sang kakak. Tentu saja, cerita itu hanya sebuah kepalsuan. Dia juga berpura-pura menyalahkan diri sendiri karena terlambat menjemput Kiria."Tenanglah, Dik. Pak Arya pasti menyelamatkan Ketua."Kanania menci

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 53

    Kring kringTelepon di meja kerja Arya berdering tanpa permisi. Arya mengangkat telepon dengan raut wajah kesal. Dia tampak terlibat pembicaraan serius. Kiria memberi isyarat permisi keluar ruangan dengan alasan jam istirahat telah selesai. Arya mengangguk dengan setengah hati. Orang yang menelepon harus siap-siap menerima kekesalannya. Kiria keluar ruangan dan menutup pintu dengan hati-hati. "Ketua, apa Ketua baik-baik saja? Penelitiannya berjalan lancar. Enggak mungkin Ketua dimarahi, 'kan?" cecar Arlita saat melihat Kiria keluar dari ruangan presiden direktur dengan wajah memerah. "Aman, kok. Kamu kembali saja kerjakan proyekmu sana," sahut Kiria tergesa.Arlita langsung memicingkan mata. Dia adalah asisten Kiria yang paling terlama. Gerak-gerik atasan jelas sudah dihapalnya. Kiria terlihat seperti menyembunyikan sesuatu. Jiwa kepo Arlita pun meronta-meronta dibuatnya. Bukannya mendengarkan perintah, dia malah mengekori Kiria. "Ih, cerita dong, Ketua. Kalau aku penasaran giman

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 52

    Kiria mengusap tengkuknya. Bulu kuduk terasa berdiri. Dia juga menggosok hidung yang terasa gatal. Sudah sepuluh kali gadis itu bersin. Untunglah, pengujian-pengujian yang harus dilakukan hari ini telah selesai, sehingga tidak menganggu pengembangan formula baru yang tengah digarapnya."Hatsuy! Ya ampun, enggak berhenti-henti nih bersin," keluh Kiria saat menyimpan data hasil analisis yang telah selesai diolah."Ada yang gosipin Ketua kali," celetuk Yanto yang tengah menimbang serbuk natrium benzoat."Kalo nimbang yang fokus, Yanto, nanti salah takaran lagi," tegur Kiria. "Natrium benzoat higroskopis jangan terlalu lama dibiarkan di tempat terbuka begitu," tambahnya lagi.Yanto langsung sengar-cengir. Amira menatap prihatin, tetapi mendukung pendapat Kiria. Sementara, Arlita tertawa lepas, tetapi tak lama.Kiria juga menegurnya, "Lita, kamu sudah meneteskan 4 tetes metilen blue, harusnya cuma 3 tetes. Ulangi prosesnya dari awal.""Yah, Ketua ....""Ulangi!" tegas Kiria.Arlita terpaks

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status