"Silakan, sir. Duduklah! Aku Dokter Rayan Manaff, "tegur seorang pria berperawakan tinggi, dengan alis tebal, rahang tegas dan memiliki bola mata coklat gelap. Ia mengulum senyuman, meminta Andrea agar bisa berada lebih dekat. Andrea hanya mengangguk, menggeser kursi besi berwarna hitam dan segera mendudukinya.
"Aku sudah memeriksa keadaan nona Taylor Britania....."dokter itu mendadak diam, dan menoleh ke arah perawat wanita yang berdiri di samping nya. Mereka terlihat membicarakan sesuatu hal penting, mengenai sebuah berkas yang sudah sejak tadi berada di hadapan Dokter itu. Andrea mengeluh kasar, bersikap 'ekspresif' untuk menunjukkan kekecewaannya. Ia ingin segera tahu, apa yang terjadi pada Taylor. Kepalanya hampir meledak, memikirkan sesuatu hal yang membuatnya begitu terganggu.
"Ah. Maaf karena membuat mu menunggu."
<Allison melompat girang, menuruni anak tangga satu persatu dengan hapalan hitungan yang ia serap dengan mudah. Sementara Megan tertawa gurih, memastikan putrinya menapaki pekarangan luas mansion terbesar di kota Biloxi dengan aman. Semua hal itu, sama sekali tidak luput dari pengawasan Markus yang berdiri dari kejauhan. Pria itu memegang sebuah camera, mengambil gambar sebanyak mungkin untuk mengenang masa kecil Allison."Daddy...."pekik Allison mengelak dari pelukan Megan dan berlari kecil ke arah Markus. Dengan cepat, ia menarik camera di pinggir meja yang ada di depannya untuk menyambut Allison."My beautiful angel,"puji Markus, mengecup tiap sudut waj
"Allison. Honey, kau harus makan, paling tidak sedikit,"pinta Megan dengan suara serak. Allison hanya menggeleng, mendorong piring berisi makanan nya menjauh."Alli... Mommy tahu perasaanmu, tapi—""Why Leon Mom? Why?"teriak Allison lantang, menatap ke arah Megan dengan sudut mata yang berkaca-kaca."I don't know Alli— mungkin karena Leon adalah kuda yang paling tangguh di antara yang lainnya,"jelas Megan tanpa mengalihkan matanya sedetikpun. Allison terisak dan merasakan tangan-tangan lembut Megan menghapus air matanya."Believe me. Daddy akan menemukan dan menghukum pelakunya, dan Leon.... Leon pasti bisa selamat, kau memelihara kuda yang hebat honey
Dua mata Markus terlihat awas, menunggu elevator nya tiba di lantai dasar sambil mengusap bulu halus yang ada di dagunya. Kata Megan; ia mengagumi bagian itu, lalu ke bibir yang terasa selalu nikmat untuk di cium.Ting!Tanda elevator sampai, segera pintu baja itu terbuka dan Markus tanpa sengaja menangkap sosok Taylor yang berdiri dengan pandangan gusar. Markus bergerak keluar, melewati Taylor tanpa suara sepatah pun."Aku hamil, dan ini anak Andrea. Aku mohon! Setidaknya kau bisa membiarkan nya hidup,"pinta Taylor terdengar begitu berat namun pasti, Markus diam, mendengarkan keseluruhan ucapan Taylor yang terdengar seperti kalimat permintaan.
"Daddy, Where's mommy?"tanya Allison setelah selesai menyantap makanan paginya lahap."Mommy mu masih tidur, dia sedang tidak enak badan,"papar Markus."Hhmm. Mommy sakit? Apa aku boleh ke kamar untuk melihat mommy?""Bagaimana jika nanti siang saja. Biarkan mommy mu sementara waktu," Markus memerhatikan wajah Allison begitu lekat, hingga melihat gadis kecilnya mengangguk paham."Kau mau bermain denganku, princess?"tanya Taylor."No. Sorry! I'm not level,"lontar Allison angkuh."Not level? Okay. No problem! Aku tidak perlu sus
"Segera telpon aku jika kau mengalami kesulitan,"tutur Markus, setelah Megan melepas pelukannya yang rapat."Kau akan langsung datang?"tanya Megan sambil melempar senyuman tipis."Ya. Kau dan Allison sangat penting.""Bagaimana jika aku menelpon mu, hanya untuk membuka tutup botol?"Megan memiringkan wajah, menurunkan pelukan ke pinggul Markus."Aku pasti datang, tapi— aku yakin kalau kau tidak akan memintaku melakukan itu,"jelas Markus, hingga mendengar gelak tawa Megan yang riang."Hmm. Aku hanya ingin tahu seberapa penting aku untuk hidup mu.""Hey... Dengar!"Markus mengusap sudut-sudut wajah Megan lembut, menatap d
Andrea berjalan mengendap, setelah berhasil membobol pintu rumah Jack. Langkahnya bergerak lambat, merasa mual akibat bau tidak sedap yang sangat mengganggu penciuman. Andrea nyaris muntah, tidak kuat menahan napas. Seiring langkah yang di ambil Andrea semakin jauh, membuatnya mendengar sebuah desahan yang cukup intim di balik pintu ruangan berukuran sedang.Andrea mengerutkan kening, saat menangkap erangan pria memanggil-manggil nama seorang wanita yang ia kenal."Tell me! Who inside you, Megan...""Jack. Aku tidak bisa bernapas."Mendadak, tenggorokan Andrea seakan mengering. Mendengar interaksi yang semakin intim. Ia mengayunkan langkah kaki untuk lebih dekat, berdiri di depan pintu dan memegang gagang nya. Bersiap mas
Suasana kamar sepi, kosong seakan tanpa nyawa. Aroma candu yang begitu memabukkan hilang digantikan bau alkohol yang pekat. Markus terbaring lemas, menatap langit-langit kamarnya dengan napas teratur. Ia menderita, sesak di dada kala bayangan dan suara orang-orang memohon sebelum 'menjemput ajal' mengusiknya di sela kesempatan.Ritme kehidupannya berat. Markus tiba-tiba beranjak, mengarahkan pandangannya ke sisi kiri, kearah ponsel. notifikasi berbunyi. Dengan cepat tangan kasar Markus meraih benda itu, meneliti nama yang tertera di layar dan lekas mengangkatnya."Sir, ada berita penting untuk mu,"ucap seorang pria terdengar di speaker ponsel. "Istrimu mengunjungi dokter kandungan, saat ia sampai di Florida."
Suara hentakan kaki Markus memenuhi ruangan, seakan memecah kesunyian. Ia memakai pakaian formal, menyisir rambutnya lebih rapi dari biasanya. Seorang pelayan menggiring pria itu ke meja utama yang lengkap dengan puluhan makanan dan minuman mahal, hingga Markus menghentikan langkah saat seorang pria tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya untuk merapikan Jas hitam yang lekat di bahu tegap nya."Good Night Mr. Grint, senang bertemu denganmu di tempat ini. Aku Elijah Efront, Dokter yang menangani Istrimu,"sambut pria itu dengan senyuman ramah."Duduklah, buat dirimu nyaman di sini, dokter!"perintah Markus, menjabat tangan Elijah tenang."Thanks,"Dokter itu tersenyum, bergerak ke tempat duduknya seperti semula, dan membiarkan seorang pelayan pria menuangkan wine