“Ya, Oh shit,” desis Gavin sembari memerangkapku di pintu.
Aku menelan saliva dan melirik ke arah Slaine dengan pandangan meminta tolong, namun tangan Gavin menahan daguku di tempat hingga sulit bergerak dan hanya bisa menatap lurus ke matanya saja.
Seketika aku meringis saat merasakan cengkraman kuat kedua jarinya di pipi, namun tampaknya dia tidak sadar karena diliputi emosi.
“Aku baru saja terpejam sebentar, dan kau menghilang dalam sekejab,” geram Gavin sembari menahan kedua bahuku dengan tatapan menunjukan kemarahan. “Apa yang sebenarnya kau pikirkan!”
Suara Gavin yang tiba-tiba mengeras membuat tubuhku terlonjak.
“Bagaimana bila ada orang jahat di luar sana berniat menculikmu? Membunuhmu? Memperkosamu? Atau bahkan melakukan semuanya bersamaan!”
Mataku terpejam dan telingaku berdenging saat mendengar suara teriakan yang berasal dari dalam diafraghmanya.
Genggaman Gavin terasa semaki
Hal paling menyebalkan di dunia adalah; kejutan yang tidak terduga dengan hasil menyiksa.Hhhh … entah harus bagaimana menjelaskannya, karena aku sangat malu untuk bercerita.Baiklah, kita mulai dari pertengkaran kecil di rumah Slaine, kemudian berpindah saat Gavin menaruhku di bahu dan berakhir dengan aku yang dilempar ke kursi belakang mobil. Lalu bagaimana akhir kisah kami setelah itu?Yups, aku dikurung di kamar dengan borgol terkunci di kepala ranjang.Please, jangan tanya bagaimana aku bisa berakhir di sini, karena pelakunya adalah Gavin!“Aku ingin pipis!” jeritku sekuat tenaga.Kurang dari dua menit kemudian, aku mendengar suara langkah kakinya dan Gavin pun muncul di ambang pintu dengan wajah datar menatap ke arahku.“Aku ingin pipis!” rengekku lagi yang membuat Gavin menarik napas panjang sembari mendekat.“Dalam setengah jam kau sudah pipis dan bolak-balik kamar mandi sebanyak lim
Suara gemerincing besi beradu membuatku membuka mata sedikit.Dibawah pengaruh kantuk, aku merasa seperti bermimpi ketika mendapati Gavin sedang membukakan borgol di lengan yang berada tepat di atasku.“Sssttt … tidurlah kembali,” bisiknya sembari menyibak rambutku yang mulai mengganggu di wajah.Kelopak mataku yang berat sangat susah diajak bekerja sama.Dengan mata kembali terpejam, aku merasakan sebuah elusan jemari yang hangat di sekitar kulit lecet bekas borgolan.“Mmm …,” gumamku merasa sedikit nyeri ketika jemari itu menyentuh salah satu luka.Tangan yang mengelusku terhenti sesaat, namun dia melanjutkan lagi ketika aku semakin tertidur pulas.“Gavin,” panggilku karena melihat sosoknya samar-samar.Dia tidak menjawab, namun tiba-tiba saja aku merasakan kecupan hangat di lenganku yang terluka. Hawa panas dari bibir dan napasnya membuatku membuka mata kembali.&ldquo
Romantis My Ass.Bukannya membawaku ke dalam tempat belanja, Gavin malah meninggalkanku di mobil yang mesinnya masih menyala. Dan lebih menyebalkannya lagi, dia memborgolku di salah satu rangka kursi.Sebelum keluar, Gavin mengancamku untuk tidak menarik perhatian, karena akan menjadi sia-sia.Hampir semua penduduk Denver mengetahui siapa pemilik mobil ini. Tentu saja mereka akan sangat takut berurusan dengan salah satu anggota organisasi paling dihindari di kota.Bukannya mendapat bantuan, orang-orang itu akan lari menjauh. Walau aku berteriak sekeras pita suara mengizinkan, semua orang akan menjadi tuli tiba-tiba dan menganggapku hanya manekin yang dapat berbicara.Dasar Gavin tegaaaa!Untung saja dia menyalakan pendingin sehingga aku tidak mati kepanasan.Apa dia tidak tahu, menunggu adalah hal paling menyebalkan?Tidak sampai empat puluh menit, Gavin kembali dengan kantung belanjaan di tangan yang tampak penuh menutupi sete
Aku mencari-cari keberadaan Audrey begitu tiba di sekolah.Setelah bertanya ke sana-sini, kudapati dia berada di taman sedang duduk termenung sendirian.“Apa Ibumu mengganggumu lagi?” tanyaku begitu berada di sebelahnya hingga membuat Audrey terperanjat, nyaris terjatuh dari kursi.Dia melotot padaku karena kesalahannya sendiri yang termenung di siang bolong.“Apa kau tidak bisa berdehem atau membuat suara halus begitu mendekat?” sungutnya yang kubalas dengan pelototan juga.“Ketika sedang PMS kau sangat emosional,” balasku yang membuat dia mendengus dan melanjutkan lamunan.Hhhhh … seharusnya kutanya saja apa dia sudah makan atau belum.Setelah mengeluarkan sebungkus makanan ringan dari tas yang kubawa-bawa sejak tadi, kepala Audrey pun menoleh cepat ke arah bingkisan snack yang kupegang.Lihatkan, dia tidak ubahnya seperti kucing yang akan menggoyakangkan ekor dan telinga ketika meng
Compound yang biasa disebut Gedung Red Cage terlihat tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa mobil terparkir serta kumpulan pria-pria di setiap sudut membentuk kelompok kecil.Dari jaket kulit yang mereka pakai, aku tahu bahwa pria-pria itu adalah anggota dari klub motor bernama Hades. Jelas terlihat dari emblem yang menempel di punggung masing-masing.Sengaja aku menunggu di dalam mobil dalam keadaan mesin menyala, karena tidak ingin laki-laki asing mendekat disaat sedang sendiri, karena kebanyakan wanita yang datang ke Coumpound biasanya hanya mencari f*ck buddy, dan aku tidak ingin seseorang salah kira.Setelah lewat beberapa menit, barulah aku melihat sosok yang ditunggu keluar dari gedung utama.Senyumku terkembang sempurna. Rasa rindu yang kutahan seharian akhirnya tersalurkan begitu menatap wajahnya yang rupawan.Aku hendak keluar dari mobil dan menyapa, tetapi tanganku yang memegang pintu membeku di udara ketika dia keluar bersama seorang wa
Aku menangis tersedu-sedu dengan film yang diputar di layar lebar. Bahkan beberapa kepala menoleh ke arah kami karena suara tangisku yang mengalahkan movie di hadapan.Entah mengapa aku merasa sedih tiba-tiba dan ingin menangis keras. Seharusnya tadi kami tidak usah ke sini, karena bukannya menghibur, tetapi membuat lukaku semakin pedih.“Dia pria jahat, huaaaa,” tangisku keras yang membuat Mason sedikit mencondongkan tubuh ke arah berlawanan, dan berpura-pura tidak mengenalku karena sejak tadi dia menutupi wajah dengan kotak pop corns.“Lihatlah, wanita itu padahal sangat mencintainya.” Tunjukku sembari menarik baju Mason pada adegan dimana si wanita menangisi tubuh kekasihnya yang terluka.Aku mengambil kotak pop corn yang Mason pegang dan memasukan isinya ke mulut sebanyak satu ganggaman tangan.Dia menggelengkan kepala, karena aku tidak berhenti mengunyah dengan air mata luruh di pipi. Setelah puas melihatku menangis, Ma
Selama perjalanan, aku mendiamkan Gavin dan membuang pandangan ke luar jendela. Dan kurasa dia juga melakukan hal yang sama; mengabaikanku dengan sengaja.Amarahku semakin besar, begitu menyadari dia membawaku ke jalanan yang biasa kulalui saat pulang ke rumah. Tadinya kupikir dia akan mengajakku ke suatu tempat berdua, menghabiskan sisa malam bersama. Tetapi aku salah.Lalu untuk apa dia membawaku di mobil pribadinya, dan menyuruh Mason membawa mobilku ke rumah, jika pada akhirnya tujuan kami juga ke sana.Setelah sampai di halaman, tidak sekali pun aku menoleh dan kudengar dia mendengus sebelum membuka kunci pada pintu.Tanpa mengatakan apa-apa, aku langsung berlari ke luar hingga masuk ke dalam rumah dan mengabaikan Ayah yang melintasi ruang tengah.“Krista?” panggil Ayah yang sedang memegang mug kopi.Kepalaku hanya menoleh sebentar dan melambaikan tangan tanpa berkata-kata.Disaat sedang marah atau kesal, aku lebih su
Sudah beberapa minggu berlalu sejak Jaxon mengirimkan foto Gavin berciuman dengan wanita asing. Dan selama itu pula aku tidak lagi mencari tahu kabar tentangnya.Untuk apa? Hanya akan membuatku sakit hati karena mengingat kejadian yang sama.“Apa kau tidak ingin pulang?” tanya Audrey yang berjalan di depan.Aku mengehela napas dan menutupi wajah dari terik matahari yang mulai membakar kulit.Rasanya aku ingin cepat-cepat lulus dan bebas melakukan apa saja tanpa harus terikat waktu untuk menghadiri kelas setiap hari.“Apa kau tahu tempat yang bagus untuk melupakan sesuatu yang mengganggu kepalamu selama beberapa hari?”Sebenarnya, aku salah bertanya pada seseorang karena jelas sekali Audrey tidak akan tahu. Dia anak rumahan, sama sepertiku.Apa kutanya saja pada Evan, karena biasanya dia suka kelayapan malam-malam.Kulihat dahi Audrey berkerut mendengar pertanyaan konyol barusan, mungkin dia membatin; &ls