Share

99~DS

Penulis: Kanietha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 18:20:01

June menangis tergugu saat Sinar berpamitan pergi. Hari itu juga, cucu kesayangannya akan ikut pindah bersama Sinar ke rumah Bintang. Meskipun akan tetap bertemu, tetapi hari-harinya pasti akan terasa berbeda tanpa kehadiran Asa.

“Oma jangan nangis, ya. Besok Asa ke sini lagi,” ucap Sinar lembut setelah mengambil putranya dari gendongan June.

June menyeka air matanya. “Mending Asa titip di sini aja dulu, Nar. Kamu, kan, baru nikah, biar bisa berdua dulu sama Bintang.”

Kalimat sederhana itu langsung membuat suasana menjadi kikuk. Sinar dan Bintang saling pandang sesaat, lalu tertawa.

“Kan, tiap hari juga udah berdua, Ma,” kata Sinar. “Aku, kan, kerjanya tiap hari sama Mas Bintang.”

“Tapi sekarang, kan, beda,” balas June sambil tersenyum menggoda. “Sekarang kalian suami istri. Pengantin baru pasti butuh waktu buat berdua.”

Sinar langsung menunduk malu. Rasanya ingin cepat-cepat pergi, sebelum June menambahkan kalimat akan membuatnya lebih salah tingkah.

“Ya, ampun, Ma!” potong Janus yan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
lemburnya habis subuh y Nar.. hehehe..
goodnovel comment avatar
Christina Natalia
ya ampun mumpeng2 dech mas bin blm ena ena Ama istri barunya padahal ngempetnya wes bertahun2 ...kasihan...asa jgn bgtu nak...kasihan papamu mumet dia
goodnovel comment avatar
virna putri
Jadii belum unboxing? kasian papa Bin.. hihi.. tenang pa, nanti buka puasa menu spesial wkwkwk.. elo blm tau ya sinar dah merit? siap2 tisu ya pak El
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dear Secretary   100~DS

    “Rasanya, kok, tambah deg-degan, ya, Mas?” tanya Sinar pelan. Jantungnya tidak berhenti berdebar sejak mereka meninggalkan rumah. Dan kini semakin menggila saat mobil mulai melambat, lalu berhenti di depan rumah Aster. Rumah yang dulu sempat ia kunjungi ketika status Bintang dan wanita itu masih suami istri, meski hanya di atas kertas.“Kita ke sini cuma untuk memberi tahu, bukan minta izin,” jawab Bintang tenang. “Cepat atau lambat Aster pasti tahu. Dan, lebih baik dia tau langsung dari kita. Tapi, mungkin Aster nggak akan terlalu kaget, karena aku sudah pernah bicara ke Astro soal kita. Jadi, mungkin dia sudah cerita ke mamanya. Atau, mamaku sudah lebih dulu bicara dengan Aster.”Sinar menelan ludah. Begitu Bintang membukakan pintu untuknya, pria itu mengambil Asa lebih dulu dari gendongan Sinar.“Tunggu di sini sebentar,” pinta Bintang menyerahkan Asa kembali pada Sinar dan meminta sang istri duduk di teras rumah.Setelah itu, Bintang masuk ke dalam rumah dan mendapati Aster sedan

  • Dear Secretary   99~DS

    June menangis tergugu saat Sinar berpamitan pergi. Hari itu juga, cucu kesayangannya akan ikut pindah bersama Sinar ke rumah Bintang. Meskipun akan tetap bertemu, tetapi hari-harinya pasti akan terasa berbeda tanpa kehadiran Asa.“Oma jangan nangis, ya. Besok Asa ke sini lagi,” ucap Sinar lembut setelah mengambil putranya dari gendongan June.June menyeka air matanya. “Mending Asa titip di sini aja dulu, Nar. Kamu, kan, baru nikah, biar bisa berdua dulu sama Bintang.”Kalimat sederhana itu langsung membuat suasana menjadi kikuk. Sinar dan Bintang saling pandang sesaat, lalu tertawa.“Kan, tiap hari juga udah berdua, Ma,” kata Sinar. “Aku, kan, kerjanya tiap hari sama Mas Bintang.”“Tapi sekarang, kan, beda,” balas June sambil tersenyum menggoda. “Sekarang kalian suami istri. Pengantin baru pasti butuh waktu buat berdua.”Sinar langsung menunduk malu. Rasanya ingin cepat-cepat pergi, sebelum June menambahkan kalimat akan membuatnya lebih salah tingkah.“Ya, ampun, Ma!” potong Janus yan

  • Dear Secretary   98~DS

    Rencana membawa Sinar menemui Ruby, akhirnya tinggal rencana. Sang mama ternyata tidak berada di rumah. Wanita itu beralasan, sudah memiliki janji lebih dulu dengan temannya.“Maaf, ya,” ujar Bintang sambil memangku Asa di taman kecil di pekarangan rumah Praba. “Mungkin, ibu saya belum bisa menerimamu dengan hangat seperti bu Arana. Tapi, ayah saya menerimamu dengan tangan terbuka.”Sinar menghela samar. Ternyata, masih saja ada kerikil yang menghambat kebahagiaannya bersama Bintang. Namun, Sinar tidak akan berpatah hati. Ruby bersikap seperti itu mungkin karena belum bertemu dan mengenal Sinar.Jika sudah, wanita itu mungkin bisa berubah pikiran.“Tak kenal, maka tak sayang,” ucap Sinar. “Jadi, pelan-pelan aja.”“Betul,” kata Bintang sembari memutar tubuh Asa agar menatapnya. “Kita jalani dan hadapi sama-sama.”“Dia tambah gembul,” ucap Sinar mencubit gemas pipi putranya. Mencoba mengalihkan gusar, karena perihal ibu Bintang.“Makin mirip El,” ujar Bintang. “Dari rambut lurusnya, mat

  • Dear Secretary   97~DS

    “Pak Bin, ayo kita menikah.”Sinar tidak pernah membayangkan, kata-kata itu akan meluncur begitu saja dari bibirnya. Ia sudah memikirkan banyak hal, tetapi tidak sekalipun terpikir justru dirinya yang akan lebih dulu mengajak Bintang menikah seperti sekarang.Sungguh memalukan, tetapi ajakan tersebut tidak bisa ditarik ulang. Harusnya, Sinar bisa lebih bersabar. Paling tidak, sampai Bintang benar-benar melamarnya lebih dulu.Masalah rumah tangga Jericho dan Puspalah yang memicu Sinar mengucapkan kalimat itu. Ajakan Jericho untuk menikah, tuduhan Puspa sebagai perusak rumah tangga mereka, semua itu benar-benar menjadi beban pikirannya.Ditambah lagi, Sinar belum bisa pindah dari rumah ayahnya, karena tidak tega menitipkan Asa pada orang lain. Sementara Elo, terus saja datang dengan membawa harapan rujuk yang tidak pernah terbersit di kepala Sinar.Semuanya masalah itu menumpuk di kepala.Dan di tengah segala keruwetan itu, satu-satunya jalan keluar yang terpikir oleh Sinar hanyalah Bin

  • Dear Secretary   96~DS

    “Kita makan dekat sini aja ya, Bang,” pinta Sinar sambil memasang sabuk pengamannya. “Jangan jauh-jauh biar nggak lama. Di perempatan depan ada rumah makan. Di sana aja.”“Oke.” Jericho langsung melajukan mobilnya, ke tempat yang disebut oleh Sinar.“Mama bilang, kamu ada rencana pindah?” tanya Jericho membuka obrolan. “Kalau itu menyangkut urusanku sama Puspa, nggak usah diambil pusing.” “Aku memang ada rencana pindah, Bang, tapi diundur dulu, karena Asa masih kecil. Nggak tega kalau harus diasuh orang lain.” Sinar memutar sedikit tubuhnya menghadap Jericho. “Bang Jer, kata mbak Puspa masalah kalian sekarang karena aku?”Jericho menarik nafas panjang, menghembuskannya perlahan. “Aku mau cerai, karena sudah capek dengan sikap Puspa yang nggak pernah berubah. Jadi buka karena kamu.”“Tapi Mbak Puspa nuduh aku sudah ngerusak rumah tangga kalian.”“Nggak ada yang kamu rusak di sini,” ralat Jericho. “Kamu tahu sendiri, kan, gimana kerjaan Puspa selama ini. Ya, mungkin Mama sudah cerita k

  • Dear Secretary   95~DS

    “Jericho itu suka sama Sinar, Ma. Makanya dia ceraiin aku.” Puspa mendengkus, menatap tajam pada Jericho.“Jangan asal bicara, Puspa,” sahut Praba dengan suara yang rendah, tetapi tetap tegas.“Aku nggak asal bicara, Yah. Silakan tanya langsung sama Jericho,” tantang Puspa lantang. “Aku sudah kenal Jericho sepuluh tahun, jadi aku tahu kalau ada ada yang berubah dari dia. Dan semua itu terjadi sejak kehadiran Sinar.”Jericho menatap datar, tetapi tetap tenang. “Kalau memang aku suka sama Sinar, terus kenapa? Apa maumu?”Baik Praba, June, dan Puspa sontak terdiam. Mereka menatap Jericho dengan keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan. Jericho mengakui semua itu tanpa ragu dan tanpa mau memikirkan akibatnya.“Jer! Jangan bicara sembarangan!” tegur June sambil melotot pada putranya. “Kamu cuma bercanda, kan?“Aku nggak bercanda, Ma,” jawab Jericho enggan menutupi apa pun, setelah semua terbuka seperti sekarang. “Aku sama Sinar nggak punya hubungan darah, kan? Jadi, di mana salahnya? Ak–

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status