Share

Demi Anak Angkat, Aku Dikorbankan
Demi Anak Angkat, Aku Dikorbankan
Author: Fighter

Bab 1

Author: Fighter
Saat makan malam.

Ayah melihat anak-anaknya yang duduk di meja makan, sedang menunggu untuk mulai makan. Dia mengerutkan kening melihat kursi kosong di ujung.

"Apa anak sialan itu nggak mengerti aturan? Apa semua orang harus menunggunya untuk mulai makan? Dihukum nggak membuatnya mengerti juga, sepertinya hukumanku terlalu ringan."

Tangan Kepala Pelayan, Candra, berhenti sejenak dan menjawab dengan hati-hati, "Tuan, Nona Besar masih dihukum di gudang. Apa sebaiknya dia dibebaskan?"

Ayah yang sedang mengambil gelas, berhenti sejenak sambil melirik ke arah gudang. Dia tampak terkejut, tetapi segera tenang kembali.

Dengan raut wajah normal, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Biarkan saja, kurung beberapa hari lagi. Kalau nggak membuatnya menderita, entah apa yang akan dia lakukan untuk menindas adik-adiknya di masa depan."

Kepala pelayan melirik sepasang anak laki-laki dan perempuan yang duduk di kursi mereka, sedang bersiap untuk makan. Wajah mereka merona, terlihat sangat baik-baik saja.

Candra merasa agak kasihan pada Nona Besar. Setelah ragu sejenak, dia berkata dengan hati-hati, "Tuan … gudang tempat Nona Besar dikurung sudah lama hening. Apa Anda tidak ingin melihatnya sebentar?"

Ayah meletakkan gelas, menatap dingin ke arah kepala pelayan dan berkata dengan nada datar, "Wajar kalau dia nggak punya energi untuk teriak setelah dikurung lama. Ada makanan, minuman, dan AC di gudang, dia nggak akan mati kelaparan. Kalau masih nggak mengaku salah setelah dikurung berhari-hari, dia memang cari mati."

Saat Kepala Pelayan hendak mengatakan sesuatu, dia disela oleh kata-kata Ayah, "Sudah, sekarang waktunya makan. Jangan membicarakan hal-hal yang menyebalkan seperti ini. Setelah makan malam, tanyakan padanya apakah dia mengakui kesalahannya. Kalau dia mengaku salah, suruh dia minta maaf pada adiknya dengan benar. Itu saja untuk saat ini."

Setelah mengatakannya, Ayah seakan melupakanku dan menatap dengan lembut ke arah putri angkatnya, Wisha Sarman, dan putranya, Yovan Sarman, yang sedang makan di sampingnya. Ayah mengupas udang dan menaruhnya ke mangkuk Wisha.

"Ada apa Wisha? Kenapa kamu makan sedikit sekali? Kamu paling suka udang, makanlah lebih banyak lagi," ucap Ayah sambil mengusap rambut Wisha dengan lembut.

"Apa kamu takut? Jangan takut, kali ini Ayah sudah memberi pelajaran pada Sasha, gadis kurang ajar itu. Dia pasti nggak akan berani menindasmu lagi."

Wisha mendongak dengan raut wajah polos dan centil.

"Ayah memang paling menyayangiku. Sebenarnya, selama Kakak minta maaf padaku, aku nggak akan menyalahkannya. Sekarang setelah dihukum, dia pasti makin membenciku."

"Mana berani dia!" seru Ayah dengan galak, tak mampu menyembunyikan amarahnya. Kemudian, dengan raut wajah penuh kasih sayang, dia berkata pada Wisha, "Kamu adalah putri kesayangan Ayah, dia nggak berani membencimu."

Adik laki-laki Wisha juga menghiburnya sambil tersenyum, "Jangan khawatir, Kak Wisha. Aku akan melindungimu. Kalau orang menyebalkan itu menindasmu lagi, aku akan memotong tangannya!"

Mendengar ucapan Ayah, aku merasa lucu dan tak kuasa menahan tawa.

Tapi sikap adikku sungguh tak terduga. Dia bahkan ingin memotong tangan kakak kandungnya sendiri. Dilihat dari kekejaman dan rasa jijik di matanya, ini bukan lelucon.

Adikku yang kubesarkan sejak kecil, berani melakukan ini demi orang asing.

Hah!

Konyol sekali.

Aku tertawa terbahak-bahak, tapi sayangnya, tak seorang pun bisa mendengar tawa ini.

Karena aku sudah mati.

Saat sudah mati, jiwaku baru bisa keluar dari gudang itu.

Aku melayang di udara dan melihat mereka seperti penonton. Pintu kayu di gudang itu tertutup rapat dan satu-satunya ventilasi yang tersisa juga ditutup dengan handuk, menyerupai peti mati.

Emang bukan dikubur hidup-hidup, tapi seperti dikubur hidup-hidup.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Demi Anak Angkat, Aku Dikorbankan   Bab 11

    Setibanya di kantor polisi, aku berniat mengikutinya ke ruang interogasi. Aku sangat ingin melihatnya mengaku dengan mata kepalaku sendiri.Tapi begitu tiba di pintu, aku terpental keluar dan merasakan sedikit rasa sakit setelah sekian lama.Aku mencoba masuk beberapa kali, tapi tetap gagal. Rasa nyeri yang seperti membakar jiwa itu begitu menusuk, membuatku akhirnya menyerah dan kecewa.Beberapa hari berikutnya, aku hanya mondar-mandir di pintu masuk kantor polisi dan menyusun beberapa informasi dari percakapan orang-orang.Tidak banyak kabar yang aku dapatkan, tetapi aku juga mendengar kabar yang membuatku senang.Bukti pembunuhan berencana Ayah sudah jelas. Dia mengaku bersalah dan akan segera dijatuhi hukuman, kemungkinan besar hukuman mati.Perusahaannya telah ditutup karena dugaan penggelapan pajak dan masalah lainnya dalam tiga tahun terakhir. Awalnya aku mengira Wisha akan dibebaskan, tetapi selama penyelidikan, aku dengar polisi menemukan bahwa putra paman Wisha tidak meningg

  • Demi Anak Angkat, Aku Dikorbankan   Bab 10

    Suara itu membuat dua orang yang duduk di sofa itu kaget setengah mati.Ayah adalah orang yang pertama duduk dengan tegak, pura-pura merapikan bajunya, lalu baru bernapas lega setelah memastikan tidak ada orang di sekitar.Aku juga terkejut. Aku benar-benar tidak menyangka bisa mengambil sesuatu, jadi secara naluriah aku terbang mendekat untuk mengamatinya dengan saksama."Ah!""Ada hantu!"Wisha kebetulan melihat bayangan, yang membuatnya takut dan menjerit.Apa yang terjadi? Apa dia bisa melihatku?Aku tiba-tiba terpaku di tempat, tidak mengerti apa yang sedang terjadi, dan tidak berani bergerak sejenak.Setelah terdiam beberapa detik dan menyadari tidak ada apa-apa di sekitar, Wisha mengulurkan tangan dan memeluk pinggang Ayah dengan manja."Aku takut, peluk aku!"Dia tiba-tiba duduk di pangkuan Ayah dengan pakaian bagian atasnya setengah terbuka.Mereka berdua kembali bercumbu, hanya menyisakan suara desahan sesekali. Aku benar-benar berharap aku buta saat menyaksikan adegan ini,

  • Demi Anak Angkat, Aku Dikorbankan   Bab 9

    "Kenapa kau tidak takut saat mengurung Wisha? Sudah terlambat untuk memohon belas kasihan!""Kau telah dimanja oleh orang tuamu selama bertahun-tahun, kurasa kau sudah cukup menikmatinya. Sementara Wisha sangat menyedihkan tidak punya Ayah dan Ibu, tapi kamu bahkan berani menindasnya.""Aku beri tahu, kalau kamu berani menyentuh sehelai rambutnya, hukumanku akan membuatmu ingat selamanya.""Kak, kamu gadis yang sangat kejam. Hukuman Ayah untukmu itu terlalu ringan.""Nantinya, kamu bukan lagi kakakku dan aku nggak punya saudara yang jahat sepertimu.""Lebih baik kamu mati saja, memalukan punya Kakak sepertimu."Aku terus berjuang sambil mendengarkan kata-kata ini dalam kegelapan, sampai aku benar-benar putus asa.Apa yang kupikirkan ketika aku berjuang mati-matian dalam kegelapan?Waktu itu, aku terlalu banyak berpikir macam-macam. Sekarang aku bahkan tidak bisa mengingat apa pun dengan jelas.Mungkin aku akan menyesal.Aku menyesal begitu naif dan sampai tidak punya sedikit pun rasa w

  • Demi Anak Angkat, Aku Dikorbankan   Bab 8

    Malam itu, ketika kembali ke ruang kerjanya, Ayah masih yakin aku kabur.Untuk membuktikan dugaannya dan menemukanku, dia bahkan memeriksa rekaman CCTV rumah sendiri.Di dalam vila keluarga kami memang tidak ada kamera CCTV, tapi setiap sudut di luar kamar terpasang kamera pengawas tanpa celah. Siapa pun yang masuk atau keluar akan terlihat jelas.Dan di rekaman itu, terlihat dengan sangat jelas bahwa aku tidak pernah keluar sejak dikurung di gudang pada hari itu."Nggak mungkin!"Ayah tetap tidak percaya. Dia marah dan membanting laptopnya ke dinding, pecahannya berhamburan ke seluruh ruang kerja."Pasti Sasha memanipulasi video rekaman ini. Dia ‘kan sangat pintar, melakukan hal ini pasti sangat mudah.""Bagaimana bisa aku punya anak berengsek yang kejam sepertinya!"Setelah memaki, rupanya kemarahan Ayah belum reda. Dia mengangkat tangan dan melempar asbak di atas meja.Saat itu, Wisha kebetulan masuk sambil membawa segelas susu.Asbak yang melayang membuatnya kaget setengah mati. Ge

  • Demi Anak Angkat, Aku Dikorbankan   Bab 7

    "Tuan …"Suara Kepala Pelayan di sampingnya baru membuat Ayah tersadar.Ayah langsung bereaksi, menendang Kepala Pelayan dengan keras."Cepat singkirkan semua tikus di ruangan ini!""Jangan-jangan kamu bersekongkol dengan anak sialan itu dan sengaja membawa tikus serta mayat entah dari mana untuk membuat kami takut?"Wajah Kepala Pelayan terlihat tak terima. Aku yang mendengarnya juga hanya bisa menggelengkan kepala.Orang yang bisa bekerja lama dengan ayah jelas bukan orang baik. Kepala Pelayan hanya orang yang pintar membaca situasi, bukan seperti Wisha yang arogan. Dia hanya pegawai yang patuh pada perintah dan tidak ikut campur urusan rumah."Tuan, Anda salah paham. Yang ada di sini memang betul-betul Nona Besar. Anda sendiri yang mengunci gudang ini. Saya juga baru saja membukanya."Sayang, penjelasan Kepala Pelayan tidak mampu mengubah pikiran keras kepala Ayah. Dia masih menunjuk gudang di depannya sambil membentak, "Sasha mustahil mati, ini pasti palsu!""Ini pasti karena anak

  • Demi Anak Angkat, Aku Dikorbankan   Bab 6

    Setengah jam berlalu, Ayah melihat aku belum juga muncul, wajahnya langsung muram."Sudah setengah jam belum muncul juga? Apa dia sudah nggak mau mendengar ucapan ayahnya lagi?""Benar-benar keras kepala! Sudah dikurung selama ini masih saja nggak menyadari kesalahannya.""Aku mau melihat apa yang sebenarnya si anak bandel ini lakukan."Ayah berdiri dengan marah, cangkir teh di tangannya langsung dibanting ke lantai.Aku diam-diam berdiri di belakangnya sambil memperhatikan. Melihat raut wajahnya yang marah dan agak panik, bahkan sampai menabrak kursi waktu bangkit, aku hanya bisa tertawa geli."Wisha, kamu tunggu di sini sebentar. Biar aku seret anak sialan itu ke sini untuk minta maaf padamu."Ayah melangkah cepat ke arah gudang tempat aku dikurung. Belum sampai di pintu, tiba-tiba seekor tikus melesat keluar dari dalam, membuatnya terkejut."Apa-apaan ini? Dari mana datangnya tikus di rumah ini?"Kepala Pelayan yang berdiri di sampingnya, wajahnya pucat, berpaling sedikit sambil ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status