"Siaaaal..!!! Perempuan itu benar-benar sudah merendahkan harga diriku!"
"Aku benar-benar merasa terhina! Berani sekali dia menolak semua apa yang sudah aku tawarkan padanya!" "Perempuan tak tahu diri!!! Juragan Kastro, pria berkumis tebal dan lebat serta bertubuh gempal itu, seketika marah dan bicara pada dua orang centeng yang saat itu hanya bisa mendengar keluh kesahnya. "Aku tak akan membiarkan harga diriku diinjak-injak begitu saja oleh perempuan miskin itu!" Ucap juragan Kastro dengan nada dan wajah memerah menahan amarahnya. Sementara, dua orang centeng yang begitu setia mengawal juragan Kastro hanya dapat terdiam. "Perempuan itu benar-benar tak tahu diri! Dia benar-benar tidak tahu terimakasih" "Berani sekali dia menolak pinangan dari seorang juragan Kastro, orang yang paling terpandang di kampung ini!" Segala caci maki keluar dari mulut sang juragan Kastro. Dua orang centeng yang selalu setia membantu dan mengawal sang juragan mulai terpancing saat sang juragan mulai mengeluarkan sumpah serapah itu. "Ya tuan juragan. Memang perempuan itu benar-benar lancang juragan!" "Tuan juragan mesti tahu? Sudah banyak sekali penolakan yang dilakukan gadis sombong itu! Padahal, jika saja dia menerima pinangan tuan juragan? Tentu saja hidupnya akan bahagia. Hutang orang tuanya bisa lunas begitu saja, " "Bukankah seperti itu tuan Juragan?" Kedua centeng itu hanya bisa memperkeruh suasana, membuat amarah sang juragan semakin bertambah naik saja. "Aku harus mendapatkan gadis itu, tak perduli bagaimana pun caranya!" Begitu berambisi sang juragan untuk merebut hati Gendis, perempuan bunga desa yang begitu cantik yang dia idamkan, hingga segala cara akan dia lakukan tentunya. "Aku tidak akan menyerah begitu saja untuk menaklukkan dan mendapatkan gadis itu!' Dia memelintir kumisnya. "Lihat saja? Akan aku dapatkan dengan cara apapun juga!" "Tidak bisa dengan cara halus, maka terpaksa dengan cara kasar sekali pun aku tak perduli!" "Dia akan tahu akibat menolak, tahu akan siapa yang dia hadapi, aku Juragan Kastro orang paling kaya dan terpandang di kampung ini....." Juragan menatap tajam ke arah luar jendela saat itu, tepat di dalam ruangan khusus, dimana bangunan besar itu dia jadikan gudang perkebunan miliknya yang luasnya berhektar-hektar itu. Tentu saja, juragan kaya raya dan licik itu tak akan menyerah begitu saja untuk mendapatkan Gendis pujaan hatinya. "Hmmmm, kami siap membantu tuan juragan apapun itu. " Kedua centeng itu seperti mendapatkan ide yang cemerlang untuk tuan mereka. Salah satu dari dua orang bertubuh gagah itu kembali berbicara. "Apa yang bisa kami lakukan untuk juragan?" "Kami siap melakukan apapun untuk juragan jika diperlukan. " Dua orang kepercayaan juragan Kastro, mereka yang bertubuh gagah itu bicara pada majikannya. Mereka saling bertatapan agar juragan tahu bahwa mereka mendengar dengan baik keluh kesah sang majikan. "Benar, kalian harus membantu ku untuk mendapatkan gadis sombong itu!" "Keinginan ku benar-benar tidak bisa gadis itu penuhi!" Juragan Kastro menatap kedua orang anak buahnya, mencoba sejenak mencari segala macam cara agar bisa mendapatkan keperawanan sang bunga desa itu. Juragan tahu, jika kedua orang centeng ini sudah saatnya sekarang dapat dia andalkan. "Aku bersumpahhhh ! Jika tidak aku, maka tidak ada seorang pun yang bisa mendapatkan cinta bahkan kesucian gadis itu!" "Aku Juragan Kastro!!!! Mata tajam itu menatap kembali pada dua orang kepercayaannya. Ya, juragan benar-benar bersumpah akan membalas semua penolakan dari Gendis yang tak ingin dipersunting laki-laki yang jahat dan penuh kelicikan itu. "Sepertinya, ini merupakan saat yang tepat! "Aku ingin kalian melakukan sesuatu yang terbaik untukku?" Dia menatap para centengnya, mencari ide untuk menumpahkan kekesalan dan amarahnya. "Kesabaran ku sudah habis menghadapi gadis keras kepala dan sombong itu!" Penolakan dari Gendis membuat sang juragan tidak dapat melupakan kata dan Kalimat yang benar-benar sudah keluar dari tutur bahasa gadis itu, membuat laki-laki ini merasa terhina. Juragan sejenak berpikir. "Hmm aku punya ide..." Jawab juragan pada dua orang centeng yang saat itu masih memperhatikan sang juragan Kastro berbicara. "Dengan senang hati kami akan melakukan apa saja yang juragan perintahkan? "Katakan. Katakan saja rencana tuan juragan dan kami akan melakukannya dengan senang hati, apa pun itu juragan. " Dengan sigap kedua orang yang bekerja pada sang juragan sudah sejak lama itu mulai tahu apa yang juragan Kastro inginkan. Mereka benar-benar sudah tahu akan sifat licik sang juragan . "Aku ingin kalian menculik gadis sombong dan angkuh itu! Bawa kemari dan lakukan dengan mulus tanpa ada yang mengetahuinya. Kalian bisa bukaaaaan..??" Ya, dengan sangat begitu menggebu-gebu sang juragan merencanakan aksi yang akan dia lakukan pada Gendis. Kepalang tanggung, nasi sudah menjadi bubur. Dia tak perduli apa yang akan terjadi nantinya. Rasa sakit hati dan dendam serta nafsu sudah menguasai sang juragan. "Itu sebuah hal yang mudah untuk kami lakukan juragan. Serahkan saja tugas ini pada kami. " Ucap dua orang itu. "Tuan juragan percaya saja pada kami yang akan melakukannya dengan baik, tanpa diketahui oleh siapapun itu,kami berjanji..." Salah seorang dari mereka meyakinkan sang juragan dengan rencana itu. "Bagusss, bagus. " "Ingat! Jangan sampai ada orang-orang yang mengetahui akan hal ini," "Aku hanya ingin, rencana kita berjalan dengan mulus. " Jurahan Kastro menggenggam erat kepalan tangganya, seolah benar-benar geram dan menyimpan sebuah dendam pada seorang gadis yang telah acuh dan tak menerima semua tawaran yang pernah dia tawarkan sebelumnya. "Sekarang, terserah kalian bagaimana caranya untuk melakukan misi ini. "Bonus uang dalam jumlah yang tidak sedikit! akan menunggu, jika saja kalian sanggup melakukan hal ini dengan sempurna. " Juragan berpesan sebelum meninggalkan orang-orang itu yang sudah dia beri amanah dan janji akan upah yang mereka terima. Selepas kepergian sang juragan yang sakit hati itu rencana mulai diatur oleh dua orang centeng. Siasat diatur sedemikian rupa, para centeng mulai berpikir bagaimana caranya mereka akan melakukan hal ini. Tentu saja tidak asal melakukan, sebuah tindakan yang harus mereka pikirkan dengan matang, mereka kini mulai mengatur siasat. "Kita tahu apa yang harus dilakukan?" "Aku tidak ingin rencana ini gagal! Sedikit saja ceroboh, uang yang dijanjikan juragan tentu saja akan hangus dan hilang begitu saja!" Ya, masih di ruangan yang sama saat itu, mereka seolah menyelidik satu persatu kemana dan kebiasaan apa saja yang dilakukan oleh Gendis, gadis yang begitu sangat diinginkan juragan Kastro. "Kau berjaga di tempat lain, sementara aku akan menipu Gendis itu yang akan masuk dalam perangkap yang sudah kita pasang, " "Bagaimanaaaaa..?" Sebuah ide licik disusun dengan begitu sangat rapi oleh dua orang kepercayaan sang juragan Kastro.“Katakan saja apa yang kau butuhkan, aku akan memberikan bantuan apapun itu untukmu Gledissss.....” “Aku benar-benar menghormati orang-orang baru yang rela datang dan berkunjung ke tempat ini.” Sapa sang juragan saat berada di sebuah rumah sederhana, dimana Gledis yang dulunya adalah sosok yang telah lama mnghilang bersama kenangan pahit dan masa lalunya yang begitu sangat kelam itu tersenyum palsu dan penuh dendam pada sang juragan itu. “Apapun itu, ya apapun ituuu....” Bahkan mata sang juragan tak berkedip melihat kecantikan dan sosok seksi bertubuh langsing, cantik bak bidadari yang membuatnya begitu terkagum-kagum. “Kau benar-benar gadis yang sempurrnaaaa....” “Bahkannn, setiap orang terpana menatapmu Gledisss....” Sang juragan benar-benar menyanjung akan kecantikan Gledis, bak tak ada lagi gadis secantik sosok itu yang kini ada di hadapan dirinya, apalagi Gledis yang memang mengaku pada sang juragan bahwa dia masih perawan dan bahkan tak pernah dekat dengan pria-pria
“Ini gilaaa! Bagaimana aku terus memikirkan perempuan cantik yang bernama Gledis itu hingga terus menerus, sampai tak bisa hilang dari pikirankuuu...??”“Dia benar-benar cantik dan sungguh luar biasa seksi...”Ya, saat itu sang juragan terus saja memikirkan perempuan asing yang baru saja datang di kampung mereka, sampai pikiran dari sang juragan terus berkecamuk dalam kepalanya.“Aaaa, kau benar-benar cantik Gleddddis.....”Ungkap sang juragan saat malam itu, ketika di rumahnya terbaring di kursi sofa dan mengkahayal tentang wajah seksi dan juga menarik sang Gledis.Kedatangan Gledis di desa terpencil itu benar-benar telah membuat geger satu kampung. Ya, dimana penamplian seorang gadis asing yang begitu cantik dan seksi bak model, benar-benar sudah mengalihkan perhatian banyak orang, termasuk sang juragan dan mata para laki-laki yang memang takjub pada seorang perempuan bernama Gledis.“Dia benar-benar cantik dan sungguh aduhay lohhhh....”“Aku benar-benar mengagumi sosok cantik
“Kenalkan, namaku Gledis....”Sosok perempuan cantik itu kini berdiri dengan sikap anggun dan seksi. Ya, tentu saja dengan tekad baja dan keinginan balas dendamnya, kini Gledis yang berganti nama menjadi Gledis itu sudah sampai tepat di kampung tempat tinggalnya, dengan penyamaran dan rencana yang telah dia susun bersama Tom.“Oh, jadi ini desa tempat aku akan melakukan penelitian, indah memang aku tidak salah pilih..”Ya, Gledis berpura-pura berprofesi sebagai seorang mahasiswi tingkat akhir itu benar-benar memantapkan perannya saat itu dibantu oleh Tom.“Silahkan duduk Nona.....???”Jawab sang juragan yang memang mencoba menyebut nama itu yang memang agak asing di telinganya.“Gle-glediss....”Ujar sang juragan melanjutkan kata-kata dan kalimatnya yang sebelumnya sempat terbata-bata itu.“Baik, terimah kasih juragaaaannn...???”Sebut sang Gledis yang memang saat itu benar-benar tak mampu untuk mengucapkan nama itu, dia memang pura-pura dengan ketidak tahuannya, semua demi penyamaran
“Orang-orang tak akan tahu dan mengenali siapa kau sebenarnya....”“Percayalah....”Tom,saat itu berbisik pada Gendis yang sudah berganti nama itu, Gledis yang memang sekarang lebih modis dan seksi, ditambah dengan balutan pakaian seksinya yang saat itu lengkap dengan wajah glowing, memakai sebuah kaca mata bak seorang mahasiswi cantik.“Benarkahhhh???“Terimah kasih, tentu saja misi ini akan dimulai....”Mata Gledis berbinar-binar, di balik wajahnya yang begitu teramat seksi itu, hiasan merah pada bibirnya benar-benar menggambarkan sosok baru itu yang benar-benar hampir sempurna dengan penyamarannya, tiada lagi nama Gendis sekarang, wujud baru sosok berganti nama Gledis itu benar-benar tak bisa dan sulit untuk dikenali, perempuan yang berasal dari kampung nan jauh di sana sebelumnya, tempat dia akan menjalankan misi balas dendamnya.“Aku hanya ingin membuktikan pada orang-orang kejam dan biadab itu! Jika, suatu saat akan kembali datang seseorang perempuan malang yang mereka campakkan
“Apa rencana yang akan aku lakukan.....?”Pikir Gladis yang saat itu benar-benar masih bingung dengan rencana utamanya yang seketika ingin kembali ke kampung halaman, demi menemukan pembunuh ibunya dan menemukan kembali adiknya, perrlahan dapat menghancurkan orang-orang atas semua apa yang telah dia alami selama ini.“Akan ku persiapkan semuanya dengan matang,”“Aku akan menghancurkan mereka semuaaaaa....!”“Perlahan tapi paaaasti.....!!”Gledis berujar. Tatapan matanya begitu geram, dia kembali mengingat akan masa lalunya yang begitu kelam. Menemukan segala cara, agar perlahan apa yang dia hadapi dapat dia atasi dengan baik, tanpa orang-orang mengetahui identitas dirinya. Dia begitu yakin, orang-orang bahkan tak akan mengenali dirinya yang dulu, dengan identitas barunya ini. Siapapun tak akan mengenaliku, aku yakin akan hal itu..!!”“Lastrii??? Bagaimana kabarmu, adikkuuuu....?”Sejenak dia memikirkan bahkan merenungi tentang nasib adiknya yang sekarang tak tahu bagaimana kabar be
“Aku ingin kau tetap merahasiakan hal ini dari siapapun!”Ya, Gendis hanya berasal dari kampung kecil itu kini menjelma menjadi sosok baru dalam hidupnya, kini berganti nama menjadi Monic, seorang perempuan kota bak model dengan daya tarik baru.“Aku akan kembali dan sudah lama aku ingin merencakanan balas dendam!”Ya, Gendis yang kini menyamar sebagai Monic itu bahkan lebih bersikap dewasa dan mengikuti perkembangan zaman. Jiwa dan dendamnya yang tak pernah padam, dalam sekejap merubah watak dan karakternya. Dia lebih agresif dan seksi itu telah berubah dari sosok gadis desa yang lugu dan sebelumnya tak tahu apa-apa, sekarang menjadi lebih moderen dari sebelumnya, semua itu berkat Tom.“Ya, tentu saja Gendis, eh... maaf, maksudkuuuuu Monic.....”Tom yang belum terbiasa memanggil nama itu bahkan mengulang kembali menyebut nama yang kini disandang sang perempuan yang berasal dari kampung itu, dengan kesepakatan dan rahasia bersama dan hanya mereka berdua yang mengetahui semuanya.“A