Share

Bab. 2

"Aaarrrggg." David berteriak saat mengingat masalalunya. Kehancuran yang dia rasakan juga harus dirasakan oleh ayah dan ibu tirinya. David sudah berjanji akan membalas perbuatan keji ayah dan ibu tirinya. 

"Nak," panggil Marni mengetuk kamar David.

"Iya Bu," jawab David berjalan membuka pintu kamarnya. 

"Kamu kenapa?" tanya Marni dengan wajah cemas.

"David tidak kenapa - napa, Bu. David hanya mengingat orang jahat itu," kata David dengan wajah memerah penuh amarah.

"Apa kamu sudah tahu tempat tinggal baru mereka?" tanya Marni dengan begitu serius.

"Iya, anak wanita itu satu kampus dengan David dan Riko," jawab David.

"Lalu, apa yang akan kamu lakukan, Nak?" tanya Marni begitu penasaran. 

"David akan mendekati anaknya agar David bisa masuk kedalam keluarga mereka, Bu," jawab David menatap kosong kemudian menatap Marni yang mengangguk. 

"Semoga kamu berhasil Nak," kata Marni.

"Terima kasih doanya, Bu," ucap David memeluk Marni.

"Sama-sama Nak," balas Marni mengusap punggung David yang memeluknya dengan begitu erat.

Sementara itu, di depan rumah. Riko sedang menunggu David untuk berangkat kuliah bersama. Dengan wajah gelisah Riko menoleh kedalam rumah. Namun, dia belum juga melihat David keluar dari rumah.

"Ngapain aja sih ni anak?"

Riko beranjak dari tempatnya hendak menyusul David ke dalam rumah. Namun, saat di akan masuk, David sudah keluar dari rumah.

"Kamu ngapain sih Vid? kamu tahu gak aku tu capek nungguin kamu dari tadi!" omel Riko yang merasa kesal pada saudaranya itu.

"Ma'af Rik,  tadi aku ada urusan sedikit," jawab David dengan santai tak terlalu mempedulikan omelan Riko.

"Ya sudah, sekarang sudah selesai kan urusannya? berangkat yuk!" ajak Riko.

"Iya Rik."

"Buruan naik!" pinta Riko saat David hanya diam tak kunjung naik motornya.

"Iya," balas David.

Setelah David naik, Riko melajukan motornya meninggalkan halaman rumahnya menuju kampus. Saat dalam perjalanan David hanya diam menatap jalanan yang mereka lewati. Namun, saat mereka mengambil jalan pintas yang cukup sepi. Mereka melihat ada seorang wanita yang sedang dihadang tiga orang pria.

"Kita tidak bisa lewat Rik, kamu lihat itu!" kata David menunjuk kearah tiga pria itu.

"Mereka ngapain?" tanya Riko begitu penasaran. 

"Bukan urusan kita!" jawab David tak peduli.

"Baiklah kalau gitu kita putar balik saja," kata Riko memutar kembali motornya.

Namun, saat mereka akan pergi meninggalkan tempat itu. Wanita itu berteriak meminta tolong padanya. 

"Dia minta tolong Vid," kata Riko merasa bimbang. Riko takut menghadapi tiga orang pria itu. Namun, Riko juga tidak tega melihat gadis itu disakiti.

"Kamu pergilah, cari bantuan ... biar aku yang hadapi mereka sampai kamu kembali," kata David tanpa ekspresi. 

"Baiklah," setuju Riko.

David turun dari motor Riko. Sementara Riko melajukan motornya meninggalkan tempat itu untuk mencari bantuan.

"Banci!" teriak David menghampiri tiga pria itu.

"Rupanya ada yang sok jadi pahlawan," kata salah satu pria itu tersenyum meremeh menatap David.

"Aku tidak ingin menjadi pahlawan. Aku hanya tidak tega melihat seorang wanita disakiti," balas David tanpa rasa takut.

"Begitu! kalau begitu kamu harus diberi pelajaran agar gak sok jadi pahlawan," kata orang itu yang langsung menyerang David.

Dengan sigap David menghindar. Namun, satu tendangan berhasil mengenai perutnya saat dia fokus melawan dua dari tiga orang itu. David mundur beberapa langkah saat tendangan yang cukup kuat itu mengenai perutnya.

"Kemampuan hanya segitu saja sudah sok mau jadi pahlawan," kata orang itu mengangkat sebelah bibirnya penuh dengan keangkuhan.

David tak menjawab. Dia memasang pertahanan jika orang itu kembali menyerangnya. Dan benar saja, satu diantara mereka kembali menyerang. David pun sigap menangkis pukulan orang itu. David terus bertahan dan menghindar tanpa membalas serangan.

Hingga saat orang itu mulai lelah dan sedikit lengah. David memutar tubuhnya dan memukul tepat dibagian pelipis orang itu hingga orang itu tidak sadarkan diri.

Kedua temannya yang melihat pun begitu marah pada David. Mereka membabi buta menyerang David hingga membuat David kuwalahan. Meski pada akhirnya David mampu melumpuh kembali satu diantara mereka. 

Namun, tanpa David sangka. Satu orang yang tersisa mengeluarkan pisau dan menusuk perut David saat David lengah. Wanita itu menjerit saat pisau itu mengenai tubuh David.

"Makanya jangan sok jadi pahlawan," kata orang itu saat melihat David yang masih bisa berdiri meski tangannya memegang bagian perutnya yang terluka.

Orang itu tersenyum licik dan ingin kembali menyerang David yang tidak berdaya. Namun, siapa sangka jika David mampu menghindar. David mencengkeram tangan orang itu dan memutar hingga pisau itu menusuk perut orang itu sendiri.

"Orang jahat tidak akan menang!" kata David pada orang itu.

Tak berselang lama Riko datang membawa beberapa orang juga penjaga keamanan.

"Mereka orang yang sama, mereka orang yang memang selalu membuat masalah ditempat ini," kata salah satu orang yang Riko bawa.

"Iya, terima kasih bang, kamu sydah membebaskan kami dari orang jahat seperti mereka," kata yang lainnya. Mereka tidak menyadari jika David terluka, begitu juga dengan Riko.

"Sama-sama, sekarang kalian urus mereka," kata David.

"Iya bang." 

Mereka pun membawa tubuh ketiga orang itu pergi dari tempat itu.

"Kamu terluka," kata wanita itu menghampiri David.

Air matanya menetes saat menyentuh bagian tubuh David yang terluka.

"Kamu terluka Vid?" tanya Riko baru menyadarinya. 

"Hanya luka kecil, jangan bilang sama ibu, aku gak mau ibu sedih!" pinta David.

"Iya, tapi lukamu harus segera diobati Vid," kata Riko.

"Kita ke rumah sakit sekarang," ajak wanita itu membantu David berdiri. 

"Bantu aku bawa dia ke mobil, aku akan antar dia ke rumah sakit," pinta wanita itu pada Riko.

"Iya," balas Riko.

Riko membantu wanita itu menuju mobil milik wanita itu. Riko membantu David kedalam mobil sebelum dia mengambil motornya.

"Kalian duluan aku akan susul dengan motor," kata Riko. Wanita itupun mengangguk melajukan mobilnya meninggalkan Riko.

Wanita itu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar segera sampai di rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, wanita itu membantu David turun dari mobil. Wanita itu memapah tubuh David masuk ke rumah sakit.

"Tolong teman saya terluka, dia butuh pertolongan segera!" teriak wanita itu dengan suara bergetar.

Dua orang perawat mendorong brankar membawa David yang terluka menuju ruang IGD. Sementara itu wanita itu duduk diluar ruangan menunggu David yang sedang ditangani oleh dokter.

"Bagaimana keadaan David?" tanya Riko saat sampai di rumah sakit.

"Masih ditangani dokter," jawab wanita itu dengan wajah cemas.

"Semoga saja dia baik-baik saja, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada ibu jika dia terluka parah," kata Riko membuat wanita itu semakin cemas.

Riko duduk dikursi tunggu dengan perasaan cemas. Sedangkan wanita itu tak bisa diam. Dia merasa gelisah, wanita itu merasa bersalah, biar bagaimanapun David terluka karena menolongnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status