Share

18. Assasin.

Penulis: Wrold tree
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-25 20:05:32

Melihat kecurigaan yang tergambar jelas di wajah sang Abadi, Ying Xuan yang tak ingin menimbulkan konflik, segera mengalihkan pembicaraan.

"Aku tidak akan memaksakan apa pun. Sebagai gantinya, bisakah meninggalkanku sendiri sekarang. Aku sedang butuh ketenangan," ujar Ying Xuan seraya menghela nafas pelan.

"Baik, Permaisuri," sahut sang Abadi, yang kemudian berlalu pergi.

Saat Ying Xuan sendirian, ia menatap gubuk yang disinari sinar bulan itu, lalu dengan gumaman kecil ia berkata.

"Apa hubungan Kaisar bodoh dan aku? Dan siapa orang pentingnya itu? Apakah itu, Zimei?"

Dari pada terus-terusan memikirkan soal Zimei yang pada akhirnya membuatnya kesal, Ying Xuan memutuskan untuk duduk di teras gubuk, lalu mendongak untuk melihat sinar bulan.

"Aku akan menjadi lebih kuat untuk melindungi diriku sendiri," ujar Ying Xuan.

Setelah itu, Ying Xuan mu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   23. Jatuhnya Selir Shuan Shu.

    Demi melancarkan rencana mereka berdua, Ying Xuan terpaksa bertindak manja kepada Kaisar, di depan semua tamu undangan. "Yang Mulia, aku hanya sedikit keseleo karna kehilangan keseimbangan. Anda turunkan saja aku. Aku tidak ingin merepotkan anda," ujar Ying Xuan seraya menyenderkan kepalanya ke dada Kaisar. "Aku akan membawamu menuju singgasanaku, Permaisuriku. Jangan khawatir, di ruangan ini, tidak ada yang akan keberatan akan hal itu!" ujar Kaisar menekankan kata akhirnya. Karna mendengar penekanan kata dari sang Kaisar, beberapa mentri yang hendak melakukan protes, seketika mengurungkan niat mereka. Tapi lain halnya dengan Selir tingkat empat Shuan Shu. "Yang Mulia. Walau Permaisuri sedang kesakitan, sejak awal, Permaisuri sudah memiliki tempatnya sendiri. Harap Yang Mulia tidak melanggar aturan istana." Setelah berkata demikian, Selir Shuan Shu sendiri terkejut akan perkataannya. Ia seg

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   22. Drama Ying Xuan dan Kaisar.

    𝙏𝙞𝙜𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙠𝙚𝙢𝙪𝙙𝙞𝙖𝙣..... Di suatu pagi yang cerah, seorang wanita dengan rambut merah yang memiliki mata berwarna amber, tengah bersantai di gazebo taman kediamannya. Dengan dilayani beberapa Pelayannya, ia tampak senang, sambil menikmati berbagai jenis buah. Wanita itu adalah Selir Shuan Shu, sang Selir yang diberikan gelar tingkat empat oleh Kaisar. Saat Selir Shuan Shu terlihat begitu santai, salah seorang pelayannya, berlari terburu-buru menghampirinya. "Yang Mulia Selir, anda dapat kiriman dari perancang busana Kekaisaran," ujar Pelayan di kediaman Selir Shuan Shu, seraya menyerahkan kotak hadiah. "Aku tidak ingat aku memesan sesuatu. Apa kau sudah mengkonfirmasikan hal ini lebih lanjut dengan perancang busananya?" tanya Selir Shuan Shu. "Sudah, Yang Mulia. Katanya, barang ini memang untuk anda." Penasaran dengan isi di dalam kotak ya

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   21. Balas dendam dimulai

    Saat mata merah Kaisar bertemu dengan mata hitam pekat milik Ying Xuan, dapat Ying Xuan lihat, kalau saat ini, Kaisar tengah menjahili dirinya. Tidak ingin menjadi pihak yang didominasi, Ying Xuan mulai meletakkan tangannya di dada Kaisar, lalu mengelus dada kekar sang Kaisar dengan lembut. "Yang Mulia, hari ini, untuk pertama kalinya anda menunjukkan perhatian padaku. Apakah akhirnya anda membuka hati untukku?" tanya Ying Xuan dengan nada menggoda. "Permaisuri, apa kau ingin..." "Apa, Yang Mulia. Apakah anda....ingin melakukan suatu permainan dengan saya?" potong Ying Xuan sembari memutar-mutar telunjuknya di dada Kaisar. Tidak tahan dengan godaan Ying Xuan, Kaisar segera mendorong Ying Xuan pergi, sambil memperbaiki pakaiannya yang sedikit berantakan. "Apakah bermain perannya sudah selesai, Yang Mulia," ujar Ying Xuan seraya memperbaiki bajunya yang juga sed

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   20.Kaisar dan Ying Xuan

    Lama Ying Xuan menatap pria misterius itu seolah sedang mencari identitasnya, Pria misterius itu kemudian menghela nafas panjang. "Hahh....Permaisuri, aku hanya salah satu Shadow milik Kaisar. Kaisar memerintahkan ku kemari, setelah beliau mendapat surat dari Pelayan anda." "Jadi, kau orangnya Kaisar?" tanya Ying Xuan yang masih curiga. "Jika anda masih ragu, lihat ini!" ujar si pria misterius, sambil memperlihatkan lencana lambang kekaisaran miliknya. Meski Ying Xuan sudah melihat lencana tersebut, entah kenapa, perasaan familiarnya terhadap pria misterius di depannya itu, membuat Ying Xuan masih meragukan identitas pria tersebut. "Ohh ya! Sebelum kembali ke Istana, terlebih dahulu kita harus membereskan biang keladinya," ujar si Pria misterius. Ketika Pria misterius itu berbalik

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   19.Pria misterius

    Di situasi antara hidup dan mati itu, Ying Xuan mempertaruhkan segala kemampuannya. Ia tidak perduli lagi dengan identitasnya, karna baginya, ia bisa mengurus hal itu nanti. "𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘠𝘪𝘯𝘨 𝘟𝘶𝘢𝘯. Musuh yang meremehkan Ying Xuan, dengan cerobohnya mereka menyerang Ying Xuan dengan menunjukkan banyak sekali celah. Ying Xuan yang tidak ingin melewatkan celah tersebut, ia langsung menanamkan Qi di selendang hanfunya, kemudian menjadikan selendang tersebut senjata untuk menebas para musuhnya. 𝙕𝙧𝙚𝙠𝙠𝙠𝙠 𝙕𝙧𝙖𝙠𝙠𝙠𝙠 Setiap kali Ying Xuna mengayunkan selendangnya, setiap kali itu juga, musuhnya mengalami luka berat. Setelah terluka, barulah musuh Ying Xuan mulai menanggapi Ying Xuan dengan serius. "D

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   18. Assasin.

    Melihat kecurigaan yang tergambar jelas di wajah sang Abadi, Ying Xuan yang tak ingin menimbulkan konflik, segera mengalihkan pembicaraan. "Aku tidak akan memaksakan apa pun. Sebagai gantinya, bisakah meninggalkanku sendiri sekarang. Aku sedang butuh ketenangan," ujar Ying Xuan seraya menghela nafas pelan. "Baik, Permaisuri," sahut sang Abadi, yang kemudian berlalu pergi. Saat Ying Xuan sendirian, ia menatap gubuk yang disinari sinar bulan itu, lalu dengan gumaman kecil ia berkata. "Apa hubungan Kaisar bodoh dan aku? Dan siapa orang pentingnya itu? Apakah itu, Zimei?" Dari pada terus-terusan memikirkan soal Zimei yang pada akhirnya membuatnya kesal, Ying Xuan memutuskan untuk duduk di teras gubuk, lalu mendongak untuk melihat sinar bulan. "Aku akan menjadi lebih kuat untuk melindungi diriku sendiri," ujar Ying Xuan. Setelah itu, Ying Xuan mu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status