Home / Fantasi / Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah / 5. Bentrok dengan Selir Shuan Shu

Share

5. Bentrok dengan Selir Shuan Shu

Author: Wrold tree
last update Last Updated: 2025-08-02 08:30:10

Soal perjamuan yang akan diadakan istana untuk menyambut para utusan dari Kekaisaran Xianlong. Ying Xuan yang tidak ingin datang dengan penampilan gendutnya, berusaha mati-matian untuk diet sebelum hari perjamuan tiba.

Selama diet, Ying Xuan hanya memakan sayur saja, dan melakukan aktivitas yang sebelumnya tidak ia lakukan. Contohnya, menimba air, atau naik turun tangga kuil yang ada di puncak bukit. Tidak lupa pula, Ying Xuan juga berkultivasi di malam hari dengan menyerap energi bulan.

"Tubuh ini sangat bagus. Dia memiliki bakat kultivasi dan cocok dengan energi bulan. Sayangnya, pemilik tubuh sangat bodoh sampai tidak bisa menemukan bakatnya sendiri," ujar Ying Xuan.

Setiap kali Ying Xuan selesai berkultivasi, di tubuhnya akan keluar berupa cairan hitam yang sangat bau.

"Uekk....bau yang sudah lama tidak ku cium. Sebenarnya, sudah berapa lama si pemilik tubuh diberikan obat yang merusak tubuhnya?!" ujar Ying Xuan sembari melihat telapak tangannya yang berkeringat.

Tidak ingin aktivitasnya selesai dengan mudah, Ying Xuan yang tidak punya banyak waktu, melanjutkan kultivasinya demi menurunkan berat badannya dengan drastis. Begitu Ying Xuan merasa ia sudah mencapai batas, ia mulai bangkit dari duduknya.

"Rumei, kemarilah!" panggil Ying Xuan.

"Saya akan menuntun anda, Yang Mulia," ujar Rumei yang sedari tadi menunggu Ying Xuan.

"Rumei, tidakkah kau penasaran apa yang aku lakukan? Aku setiap malam duduk di gazebo dan mengeluarkan cairan bau ini dari tubuhku," ujar Ying Xuan memancing.

"Saya tidak melihat apapun. Selir Agung hanya sedang menikmati pemandangan malam di gazebo teratai, kemudian berkeringat karna duduk terlalu lama," jawab Rumei tanpa mengubah ekspresinya.

"Bagus, aku suka dengan tanggapanmu," ujar Ying Xuan.

Setibanya mereka di Kediaman, Ying Xuan langsung dilayani oleh kedua pelayan yang lainnya.

"Apakah suhu airnya pas, Yang Mulia?" tanya Shia.

"Hum. Ini pas," jawab Ying Xuan.

Menyadari kulit Selir Agung yang mereka layani itu kian melembut dan bentuk tubuhnya mulai terlihat kurus. Shia dan Shu yang membantu Ying Xuan mandi, saling melirik ke arah satu sama lain dengan tatapan kagum.

"Yang Mulia, saya rasa, anda semakin kurus. Sepertinya diet anda berhasil," ujar Shia.

"Iya Yang Mulia, bahkan sekarang, kulit anda terlihat sangat mulus dan lembut," sambung Shu.

"Kalian berdua memang bermulut manis," ujar Ying Xuan.

Sebenarnya, alasan Ying Xuan memakan sayur dan mengatakan dirinya sedang diet, agar para pelayan itu tidak curiga dengan caranya menurunkan berat badan secara drastis. Walau bagaimana pun, Ying Xuan harus tetap waspada, dan memastikan di sekitarnya tidak ada yang menyadari kalau ia sedang berkultivasi.

"Meski aku hanya memakan sayur seperti kelinci, diet biasa tidak akan bisa membuatku menurunkan berat badan dalam waktu dekat. Hanya dengan berkultivasi, berat badan yang sudah seperti babi dan penuh kotoran ini akan segera hilang," batin Ying Xuan.

Dan benar saja seperti yang Ying Xuan katakan. Setelah beberapa hari berkultivasi di bawah sinar bulan, akhirnya Ying Xuan berhasil membakar seluruh lemak yang membuatnya terlihat seperti babi.

"Rumei, tuntun aku menuju ruang mandi!" titah Ying Xuan.

"Baik, Yang Mulia," jawab Rumei dengan patuh.

Selama ini, Rumei lah yang selalu menemani Ying Xuan ketika ia berkultivasi dan menyerap energi dari sinar bulan. Dan selama itu juga, Ying Xuan jadi tahu, kalau Rumei adalah pelayan yang paling pandai menjaga mulutnya.

"Rumei ini, dia benar-benar penjaga lidah yang baik," batin Ying Xuan.

Ketika Ying Xuan berhasil menguruskan badannya, ia mulai membakar semua hanfu besar yang pernah diberikan Ibu Suri dan Selir Shuan Shu padanya.

"Ini akan menjadi awal mula, jatuhnya orang-orang yang menghinaku," ujar Ying Xuan seraya menatap api yang kian membesar.

Setelah Ying Xuan menunggu beberapa hari, akhirnya, hari dimana pesta penyambutan untuk para rombongan orang-orang Xianlong tiba.

"Rumei, Shia, Shu. Persiapkan aku dengan baik," ujar Ying Xuan.

"Baik yang Mulia," jawab mereka bertiga dengan penuh semangat.

Untuk tampil mempesona di depan sang Kaisar, Ying Xuan mengenakan hanfu terindah dengan kain mutiara yang dulu Kaisar hadiahkan untuknya. Hanfu itu berwarna merah. Umumnya, Hanfu berwarna merah seharusnya digunakan oleh Permaisuri. Tapi dengan beraninya, Ying Xuan juga mengenakan warna yang sama. Di tambah dengan hiasan kepala Phoenix yang menghiasi kepalanya, Ying Xuan tampak agung dan penuh karisma.

"Anda cantik sekali Yang Mulia!" seru Rumei yang diikuti anggukan kepala Shu dan Shia.

"Diet untuk beberapa hari tidak sia-sia," ujar Ying Xuan.

Setelah berdandan rapi, Ying Xuan menaiki tandu yang akan membawanya menuju Istana utama. Setibanya Ying Xuan di depan Istana, ia melihat beberapa tandu kosong yang mengangkut para selir sudah diangkut kembali.

"Sepertinya, para Selir di Harem sangat bersemangat untuk menarik perhatian Kaisar," ujar Ying Xuan.

"Anda Tidak boleh kalah Yang Mulia. Walau bagaimana pun, anda adalah Selir Agung. Selain Permaisuri dan Kaisar. Di Harem ini, tidak ada yang bisa bersikap lancang pada anda," ujar Rumei

"Apa kau sedang mengaturku, Rumei?" ucap Ying Xuan seraya menyeringai ke arah Rumei.

"Hamba terlalu lancang, Yang Mulia," ujar Rumei yang dengan sigap berlutut.

"Bangunlah, aku hanya bercanda," ujar Ying Xuan.

Ketika Ying Xuan memasuki Istana utama, hal pertama yang ia lihat di mata para orang-orang di aula Istana adalah, raut terkejut. Bahkan Prajurit yang menjaga pintu aula tak kalah terkejut sampai ia tidak berkedip.

"J-Jika boleh tahu, anda ini Selir dari kediaman mana? Ini pertama kalinya saya melihat anda," ujar Prajurit penjaga pintu.

"Lancang sekali kau berbicara seperti itu pada Selir Agung!" ucap Rumei yang sukses membuat seisi ruangan terkejut untuk kedua kalinya.

"Rumei, tahan amarahmu! Dan kau, apa yang kau tunggu? Cepat umumkan kedatanganku," ujar Ying Xuan.

Dengan terbata-bata, Prajurit penjaga pintu aula utama langsung mengumumkan kedatangan Ying Xuan.

"S-Selir Agung Ying Xuan, telah tiba!"

Saat Ying Xuan berjalan untuk memberi hormat pada Sang Kaisar dan Permaisuri, semua tatapan kagum tertuju ke arahnya. Terutama, para Sarjana muda yang diundang untuk menghadiri pesta penyambutan tersebut.

"Bukankah...Selir Agung terlihat seperti babi gemuk?" bisik seorang Sarjana.

"Ya, aku juga mendengar hal yang sama. Tapi, keindahan seperti ini, bagaimana bisa dikatakan sebagai babi gemuk?!" bisik sarjana lainnya.

Penampilan Selir Agung Ying Xuan memang sangat memukau setelah ia menurunkan berat badannya. Pinggang yang ramping, penampilan halus nan lembut, serta rambut merah muda dengan sedikit warna hitam disanggulnya. Pemandangan itu membuat mata para Sarjana, Selir, Permaisuri, para Mentri, bahkan Kaisar sendiri terpukau.

"Selir Agung Ying Xuan, menghadap Kaisar dan Permaisuri," ujar Ying Xuan memberi salam.

Seketika itu juga, Kaisar dan Permaisuri yang tadinya termangu, langsung sadar dari lamunan mereka.

"Selir Agung, silahkan duduk di tempatmu," ujar Permaisuri, yang saat itu duduk di samping Kaisar.

Tanpa menjawab sang Permaisuri, Ying Xuan langsung saja duduk di tempat yang sudah disediakan untuknya. Saat itu, Ying Xuan dapat merasakan tatapan tajam dari para Selir yang terfokus ke arah dirinya, terutama hanfu yang sedang ia kenakan.

"Yang Mulia, tatapan Selir Shuan Shu sangat tajam," bisik Rumei.

"Sajikan anggurnya untukku, Rumei!" titah Ying Xuan.

Ketika Rumei menuangkan anggur, dengan anggun Ying Xuan meraih cangkir anggur itu, mencium aromanya sedikit demi sedikit, lalu mulai mencicipinya.

"Anggur yang enak," batin Ying Xuan.

Karna sedari tadi tatapan Selir Shuan Shu belum juga teralihkan, Ying Xuan memutuskan untuk menyapanya dengan ringan.

"Apakah baju yang ku kenakan sangat indah, sampai matamu terus melihatku seperti akan keluar dari tempatnya, Selir Shuan Shu?" tanya Ying Xuan sembari menikmati secangkir anggur.

"Anda benar Selir Agung Ying Xuan. Saya sangat terpukau melihat hanfu anda yang terlihat HAMPIR SAMA dengan Hanfu yang dikenakan Permaisuri," jawab Selir Shuan Shu seraya tersenyum palsu.

Mendengar perkataan Selir Shuan Shu tadi, tentu para pejabat, tak terkecuali Permaisuri sendiri, mulai merasa risih.

"Jangan memuntahkan sesuatu begitu mudah, Selir Shuan. Sebagai Selir Kaisar, kita harus pandai menjaga segala sesuatu yang ada dalam diri kita, terutama....lidah," jawab Ying Xuan seraya menatap lurus ke arah Selir Shuan Shu.

"Apakah begitu? Tapi Selir Agung, di ruangan ini, siapa yang tidak berpikir seperti saya ketika melihat gaun merah anda," ujar Selir Shuan Shu memperovokasi.

"Ini akan seru," batin Ying Xuan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   5. Bentrok dengan Selir Shuan Shu

    Soal perjamuan yang akan diadakan istana untuk menyambut para utusan dari Kekaisaran Xianlong. Ying Xuan yang tidak ingin datang dengan penampilan gendutnya, berusaha mati-matian untuk diet sebelum hari perjamuan tiba. Selama diet, Ying Xuan hanya memakan sayur saja, dan melakukan aktivitas yang sebelumnya tidak ia lakukan. Contohnya, menimba air, atau naik turun tangga kuil yang ada di puncak bukit. Tidak lupa pula, Ying Xuan juga berkultivasi di malam hari dengan menyerap energi bulan. "Tubuh ini sangat bagus. Dia memiliki bakat kultivasi dan cocok dengan energi bulan. Sayangnya, pemilik tubuh sangat bodoh sampai tidak bisa menemukan bakatnya sendiri," ujar Ying Xuan. Setiap kali Ying Xuan selesai berkultivasi, di tubuhnya akan keluar berupa cairan hitam yang sangat bau. "Uekk....bau yang sudah lama tidak ku cium. Sebenarnya, sudah berapa lama

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   4. Perlawanan pada Ibu Suri

    Melihat sikap Ying Xuan yang tenang dan tegas, Kaisar yang merasa situasi itu semakin menarik, mulai melirik ke arah Ibu Suri yang tampak sangat kesal. "Selir Agung, seperti yang kau katakan, atas dasar apa Pelayan rendahan sepertinya harus dipercaya. Kau sendiri tahu kalau dia hanya Pelayan rendahan. Lalu, dari mana dia akan memiliki keberanian untuk menghinamu yang jelas-jelas di atasnya. Bukankah itu...sedikit tidak masuk akal," sahut Ibu Suri Yang sudah tidak tahan untuk ikut campur. "Ibu Suri. Dia melakukan itu, karna kesombongannya," jawab Ying Xuan. "Dia adalah Pelayan dari kediamanku. Aku tahu betul bagaimana dirinya. Royi memang sedikit blak-blakan, tapi dia tidak bodoh. Bagaimana mungkin anak sederhana sepertinya berani menyinggungmu," bela Ibu Suri. Tanpa menjawab pernyataan Ibu Suri barusan, Ying Xuan melambaikan tangan

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   3. Pelayan lancang

    Setelah Ying Xuan secara tidak langsung menentang otoritas Ibu Suri, para pelayan yang melayani Ibu Suri, mulai menunjukkan sifat sombong mereka terang-terangan. "Humph! Coba lihat siapa ini? Bukankah ini Selir Agung kita yang mulia," ujar salah satu Pelayan yang saat itu tidak sengaja berpapasan dengan Ying Xuan. "Pelayan dari kediaman mana dia?" tanya Ying Xuan. "jawab Selir Agung, dia pelayan dari kediaman Ibu Suri," jawab pelayan lainnya, yang juga kebetulan berpapasan dnegan Ying Xuan. Mengetahui Pelayan yang bernada sombong tadi berasal dari kediaman Ibu Suri, Ying Xuan langsung meminta Pelayannya, Rumei. Untuk menyeret Pelayan tadi ke hadapannya. "Rumei, biarkan dia berlutut di depanku!" "Baik, Yang Mulia. Setelah itu, Rumei memanggil Pelayan lancang tadi, kemudian menyeretnya. "Akhh! Lepaskan aku," berontak si Pelayan. Sesampainya di depan Ying Xuan, Rumei langsung mendorong Pelayan lancang tadi, sampai ia berlutut di depan Ying Xuan. "Apakah kau dari kediaman

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   2.Perubahan Selir Agung

    sore harinya, Ying Xuan bersama dua pelayannya yang bernama Rumei dan Shia, tengah berjalan-jalan di taman samping di Istana Harem. "Yang Mulia, di sini adalah tempat kesukaan anda. Dulu, anda sering datang ke sini untuk memetik beberapa tangkai peony untuk dibawa pulang," jelas Rumei. "Benarkah? Kalau begitu, petikkan beberapa tangkai untukku, Shia!" titah Ying Xuan. "Baik, Yang Mulia," jawab Shia dengan patuh. Saat pelayan bernama Shia tengah sibuk memetik beberapa tangkai peony, Ying Xuan menatap kolam Ikan Koi yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Kolam Koi itu hanya setinggi lutut dan tampak sangat indah. Namun, tersirat kenangan tidak menyenangkan di benak Ying Xuan, saat ia melihat kolam tersebut. "Di kolam itu, pemilik tubuh ini pernah terjatuh. Semua or

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   1. Reinkarnasi

    Di dunia kultivasi, terdapat tujuh Penguasa langit, dan lima Penguasa Bumi. Penguasa langit terdiri dari Penguasa Bulan, Penguasa Matahari, Penguasa Angin, Penguasa Awan, Penguasa Hujan, Penguasa Bintang, dan Penguasa Yin Yang. Sedangkan Penguasa Bumi, terdiri dari penguasa Gunung, Penguasa Lautan, Penguasa Tanah, Penguasa Danau, dan Penguasa Lembah. Penguasa langit dikatakan lebih dominan dari Penguasa Bumi, karna mereka lebih kuat dan lebih bijaksana. konon, hati para Penguasa Bumi dipenuhi dengan salah satu dari tujuh dosa duniawi, yaitu rasa iri. Namun, salah satu Penguasa langit bernama Ying Xuan, tidak mempercayai hal itu, karena ia bersahabat baik dengan salah satu Penguasa Bumi bernama Zimei. "Yiyi, ku dengar...sebentar lagi kau akan mencapai tahap Transformasi Immortal. Apakah itu benar?" Tanya Zimei sang Penguasa Lautan.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status