Compartir

6.Tarian pedang

Autor: Wrold tree
last update Última actualización: 2025-09-13 18:05:25

Melihat betapa semangatnya Selir Shuan Shu ingin menjatuhkan dirinya, dari balik cangkir anggur yang ia pegang saat itu, Ying Xuan menyeringai.

"Manusia fana sangat sombong. Dulu, aku memang pernah menjadi manusia fana, dan sekarang aku juga telah menjadi manusia fana lagi. Aku sudah banyak bertemu manusia fana, tapi untuk pertama kalinya, aku melihat yang sesombong Selir Shuan Shu," batin Ying Xuan.

"Kenapa anda terdiam Selir Agung. Mungkinkah...yang saya katakan menyinggung anda? Kalau begitu...saya minta maaf," ujar Selir Shuan Shu dengan penuh kemunafikan.

Setelah itu, Ying Xuan meletakkan cangkir anggur yang sedari tadi ia pegang, lalu melirik ke arah Selir Shuan Shu.

"Apakah meminta maaf pada Selir Agung seperti itu? Setidaknya...Selir Shuan harus menundukkan kepalanya. Bukankah seharusnya begitu," ujar Ying Xuan seraya menyeringai.

Perkataan Ying Xuan tentu sebuah penghinaan bagi Selir Shuan Shu. Tapi lain halnya bagi Kaisar. Saat itu, Kaisar diam-diam menyeringai karna melihat sikap lugasnya Selir Agung.

Sedangkan di lain sisi, Selir Shuan Shu yang tidak terima dengan Perkataan Ying Xuan tadi, Selir Shuan Shu pun memiliki ide lain untuk menjatuhkan Ying Xuan.

"Yang Mulia, sebagai Selir tingkat empat di Istana Harem. Saya ingin anda memberikan wajah kepada saya," ujar Selir Shuan Shu kepada Kaisar.

"Wajah apa yang kau minta? Bukankah kau yang pertama kali memprovokasi Selir Agung, Selir Shuan?" jawab Kaisar.

mendengar perkataan Kaisar yang seolah membela Selir Agung, seisi ruangan tertegun, terutama Permaisuri.

"Yang Mulia, Selir Shuan Shu masih baru di Harem. Dia mungkin sedikit ceroboh, tapi dia tidak memiliki maksud apapun. Harap anda pertimbangkan permintaannya," ujar Permaisuri.

"Hum...rupanya, Permaisuri tidak sepolos kelihatannya," batin Ying Xuan.

"Katakan!" titah Kaisar.

"Saya ingin menunjukkan keahlian saya, Yang Mulia. Sekalian untuk menghibur para utusan Kekaisaran Xianlong, saya harap, Selir Agung bersedia berlomba dengan saya. Jika saya kalah, saya akan mengakui perkataan saya yang terlalu lancang. Jika saya menang, harap Selir Agung mengatakan alasan kenapa memakai hanfu dengan warna yang sama dengan milik Permaisuri."

Mendengar tawaran Selir Shuan Shu yang sangat menarik, Kaisar pun melirik ke arah Ying Xuan seraya menyeringai. Dan Ying Xuan yang menyadari maksud dari seringaian Kaisar, ia hanya bisa menghela nafas pelan.

"Kaisar sialan ini pasi akan menyetujui hal itu," batin Ying Xuan.

Dan benar saja seperti dugaan Ying Xuan, tanpa basa-basi, Kaisar langsung menerima tawaran yang Selir Shuan Shu ajukan tadi.

"Silahkan Selir Shuan Shu memulai duluan. Dan untuk Selir Ying Xuan, Sebagai Selir Agung, ku harap kau tidak akan mengecewakanku," ujar Kaisar seraya melirik ke arah Ying Xuan.

Setelah itu, Selir Shuan Shu meminta salah satu pelayannya untuk membawakannya sebuah harpa. Begitu Harpanya datang, Selir Shuan Shu langsung duduk, dan mulai memetik senar harpa dengan begitu anggun.

TENG...

TENG...

Petikan demi petikan yang dihasilkan oleh jari lentik sang Selir, membuat para utusan Xianlong terpukau. Ketika para utusan mendengar suara harpa tersebut, para utusan Xianlong merasa, seolah mereka sedang berada di taman bunga, dengan suasana yang sangat damai lagi bahagia.

Ketika pertunjukan harpa yang dimainkan oleh Selir Shuan Shu selesai, para utusan sontak bertepuk tangan, dan melantunkan pujian pada Selir Shuan Shu atas bakatnya itu.

prokk!

prok!.

prokk!

"Luar biasa Yang Mulia! Ternyata, keindahan anda tidak hanya indah, tetapi juga berbakat. Kekaisaran Yanzi, memiliki masa depan yang cerah!" ujar Para utusan sembari mengangkat cangkir anggur mereka.

"Merupakan sebuah kebahagiaan jika utusan Xianlong terhibur," ujar Selir Shuan Shu yang diikuti anggukan kepala sang Kaisar.

Begitu penampilan Selir Shuan Shu selesai. Sekarang Giliran Selir Agung Ying Xuan menunjukkan bakatnya. Karna gelar yang Dimiliki Ying Xuan cukup tinggi, harapan terhadap bakatnya juga tinggi. Tapi, selain para utusan dari Xianlong, saat itu, tidak ada satu orang pun diantara orang-orang Yanzi mengharapkan sebuah bakat luar biasa muncul dari pertunjukkan yang akan ditunjukkan Ying xuan. Itu karna, Ying Xuan terkenal akan kebodohannya.

Dan saat itu, satu-satunya pria yang menatap Ying Xuan dengan penuh kekhawatiran adalah, ayahnya, Mentir Yohan. Begitu kembali dari perbatasan, Mentri Yohan sangat terkejut mendengar kabar Putrinya hidup kembali. Sayangnya, karna urusan negara, keduanya baru bisa bertemu di perjamuan istana saat ini.

"Anakku, jangan memaksakan diri," ujar Mentri Yohan, yang merupakan ayahnya Ying Xuan.

"Bukankah pria ini mentri Yohan?! Pantas saja dia menatapku dengan penuh kekhawatiran," batin Ying Xuan.

"Ayah, aku baik-baik saja," jawab Ying Xuan sembari tersenyum manis..

Melihat betapa tegasnya tatapan Ying Xuan, untuk pertama kalinya, Mentri Yohan merasa, kalau kali ini Putrinya tidak akan mengecewakan Kaisar.

"Putriku, apa yang terjadi padamu di Harem terakhir kali, sepertinya membuatmu berubah. Kini, tatapanmu tidak lagi sepolos dulu," batin Mentri Yohan.

Saat Ying Xuan sudah berada di tengah-tengah aula, ia memberi salam kepada Kaisar terlebih dahulu, baru kemudian ia berjalan ke arah salah satu Prajurit untuk meminjam pedang.

"Sebenarnya, apa yang ingin ditunjukkan Selir Agung Ying Xuan? Apakah dia ingin bermain pedang di hadapan Kaisar?" bisik selir tingkat tiga, Su Rrong.

"Kita lihat saja. Selama ini, Selir Agung terkenal bodoh. Mungkin saja, hari ini kita bisa melihat apakah gosip itu benar atau tidak," sahut Selir tingkat dua, Yi Xia.

"Humph! Ingin memainkan pedang padahal tidak pernah belajar pedang, Selir Agung terlalu memaksakan dirinya," hardik Selir tingkat pertama, Yu Jia.

"Kau benar Selir Yu, Selir Agung terlalu memaksakan dirinya. Bodoh tetaplah bodoh," sahut Selir tingkat empat, Shuan Shu.

Saat itu, Ying Xuan bisa mendengar semua celaan dan hardikan yang dilontarkan Selir tingkat empat dan tingkat satu yang ditujukan kepadanya. Meski demikian, Ying Xuan tidak menyahuti mereka, dan memilih untuk membungkam mereka dengan penampilannya.

"Yang Mulia, saya akan membuat anda merasakan cinta, kesedihan, keputusasaan, kebahagiaan, semangat perjuangan, dan juga dendam. hanya dengan sebuah tarian pedang saja," ujar Ying Xuan.

"Semoga kau tidak hanya beromong besar," sahut Shuan Shu menyela.

"Lihat baik-baik apakah aku beromong besar atau tidak, Selir Shuan Shu," jawab Ying Xuan sembari tersenyum hangat.

Melihat senyum dan ketenangan Ying Xuan, Selir Shuan Shu merasa sangat terganggu, sampai ia menggenggam erat rok hanfunya.

"Kau hanya akan mempermalukan dirimu," batin Selir Shuan Shu dengan penuh kekesalan.

Ketika Ying Xuan mulai memegang pedang, sebagian besar orang yang hadir di pesta penyambutan itu tidak terlalu berharap pada penampilan sang Selir Agung. Tapi ketika Ying Xuan mulai mengayunkan pedangnya sambil menari, Setiap kali ayunan dan putarannya membuat semua orang terdiam dan terpukau.

Bagaimana tidak. Setiap kali Ying Xuan menebas, setiap tebasannya membuat setiap orang di ruangan tersebut merasakan dendam dalam diri mereka terpancing. Saat Ying Xuan berputar dengan indah, dendam orang-orang di ruangan tersebut sirna, dan digantikan oleh kebahagiaan juga cinta. Ketika ayunan pedang Ying Xuan melembut, kebahagiaan dan cinta tadi tergantikan dengan kesedihan dan keputusasaan.

Dan ketika Ying Xuan memainkan pedang dengan sedikit semangat, bersamaan dengan tariannya yang kian cepat, perasaan orang-orang di aula utama mulai timbul rasa semangat, seolah mereka sedang berada di medan perang.

Lalu, ketika Ying Xuan menusuk lurus ke arah depan, tarian pedang pun berakhir. Bersamaan dengan turunnya hunusan pedang Ying Xuan tadi, tepukan tangan yang meriah dari semua utusan Xianlong memeriahkan aula istana utama.

PROKK!

prokk!

Prokkk!

"Luar biasa!...Luar biasa sekali Yang Mulia. Penampilan Selir Shuan memang sangat indah dan menghanyutkan, tapi penampilan Selir Agung anda, benar-benar sesuai gelarnya. Luar biasa!" ujar utusan Xianlong yang diikuti anggukan kepala semua orang di aula tersebut, kecuali Permaisuri dan para Selir..

"Sebuah kebahagiaan jika semua orang bisa memahami tarian pedangku," ujar Ying Xuan.

Saat Ying Xuan hendak melirik ke arah Kaisar, barulah ia sadar, kalau Kaisar tengah menatapnya dengan raut tercengang.

"Apa ada yang ingin anda katakan, Yang Mulia?" tanya Ying Xuan.

"Katakan padaku, dari mana kau belajar Tarian Pedang itu, Selir Agung? Aku ingat, kau tidak pernah belajar pedang sama sekali," ujar Kaisar.

Perkataan Kaisar membuat para Selir lain bersmangat, karna mereka seperti menemukan celah untuk menjatuhkan Ying Xuan.

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App

Último capítulo

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   78. Informasi

    Melihat tatapan Ying Xuan yang sangat tidak bersahabat, Guangyi pun tersenyum manis."Tenanglah, Permaisuri. Namaku memang Guangyi, tidak ada perubahan nama. Kita hanya, tidak pernah bertemu saja." "Jangan meremehkan ku. Persis seperti yang kau katakan, aku adalah Permaisuri Yanzi. Menurutmu, aku tidak tahu apapun soal rakyat Yanzi?" Pernyataan Ying Xuan membuat pria bernama Guangyi itu tertegun. Dengan tampang canggung, ia pun menggaruk pelan kepalanya sambil cengengesan. "Tenanglah, Permaisuri. Sebagai ganti kau tidak menanyakan identitasku lagi, aku akan memberimu lima informasi secara gratis. Kau bisa tanyakan apapun padaku dan akan aku jawab lima pertanyaanmu secara langsung," ujar Guangyi sembari menunjukkan kelima jarinya. Memikirkan prioritas saat ini yaitu memecahkan kebingungan soal kejadian aneh di Yanzi, Ying Xuan akhirn

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   77.Kejadian aneh Yanzi prt2

    Setelah acara perjamuan istana selesai, Ying Xuan berniat kembali ke kediaman Yohan, sementara ayahnya berdiam di Istana karena masih ada hal yang harus dia urus. "Ying Xuan, kau hati-hatilah dalam perjalanan," ujar Menteri Yohan. "Baik, Ayah," sahut Ying Xuan. Setelah memastikan kereta kuda yang dinaiki Ying Xuan pergi, Menteri Yohan kemudian kembali masuk ke Istana untuk memenuhi tugasnya sebagai Menteri. Sementara itu, Ying Xuan yang tengah dalam perjalanan kembali, tidak sengaja berpapasan dengan kereta kuda pedagang muda yang membuatnya terkejut beberapa kali saat perjamuan tadi. "Apakah anda akan pulang, Nona Ying Xuan?" tanya pemuda itu sembari membuka tirai di kereta kudanya. "Bagaimana kau tahu kalau kereta kuda ini adalah milikku?" sahut Ying Xuan tanpa membuka tirai di kereta kudanya. "Entahlah, bagaimana ya, aku bisa tahu? Jika anda

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   76.Situasi aneh Yanzi

    Setelah Ying Xuan menyadari situasi di sekitarnya tidak beres, Ying Xuan dengan cepat merubah ekspresinya, lalu memeluk ayah yang sudah lama tidak ia lihat itu. "Hahahha! Aku hanya bercanda, Ayah. Tadi, suasana di rumah rasanya sedikit tegang. Jadi, aku ingin membuat sedikit candaan," ujar Ying Xuan. "A-Apa?! Candaan? Astaga....anak ini, kau membuat Ayah panik saja," sahut Menteri Yohan sambil mengelus kepala Ying Xuan. "Tapi Ayah, kenapa rasanya suasana di rumah sedikit tegang?" tanya Ying Xuan seraya melepaskan pelukannya. Bukan hanya sekedar mengubah topik pembicaraan, setibanya Ying Xuan di depan kediaman Menteri Yohan, ia memang sudah merasa kalau suasana di Kediaman tersebut memang tegang. Karena ia sekarang adalah Putri satu-satunya Menteri Yohan, Ying Xuan rasa, sudah seharusnya ia me

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   75. Kembali ke Yanzi

    Setelah Ying Xuan menyelesaikan proses kultivasinya, ia memutuskan untuk kembali ke Yanzi dengan membawa Xiao Bai bersamanya. Tentunya, keberadaan Xiao Bai yang seekor mahluk ilahi akan menarik perhatian. Oleh karena itu, selama di perjalanan, Xiao Bai terus berada di dalam tas Ying Xuan bersama beberapa bahan obat. "Bertahanlah, Xiao Bai. Kita akan segera tiba di Yanzi," ujar Ying Xuan. Stibanya Ying Xuan di Yanzi, ia langsung menuju rumah Menteri Yohan, yang dalam ingatannya terletak di tengah-tengah ibu kota Yanzi. Selama perjalanan, Ying Xuan mencoba menanyakan sesuatu pada kusir tentang kondisi Yanzi saat ini. Tentunya, dengan posisi ia sedang menyamar dan merubah wajah sepenuhnya. "Apa ada peristiwa besar di Yanzi belakangan ini?" tanya Ying Xuan. "Selain Yanzi menjadi semakin luas karena Yang Mulia Kaisar berhasil menaklukkan beberapa kerajaan lain, tidak ada hal istimewa yang terjadi, Nona," sahut K

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   74. Kembali ke Yanzi

    Setelah menyelesaikan urusannya di sekte Nuza, Ying Xuan memutuskan untuk kembali ke gubuk bambu dengan membawa beberapa keping emas bersamanya. Niat hati Ying Xuan ingin menyerahkan semua keping emas yang ia ambil dari Sekte Nuza itu kepada si Kakek. Tapi setibanya ia di sana, si Kakek sudah tidak ada, dan hanya meninggalkan sepucuk surat untuk Ying Xuan. "Xiao Bai, dengan siapa Kakek pergi? Apakah dia sendiri?" tanya Ying Xuan. Untuk menjawab Ying Xuan, Xiao Bai pun mengangguk pelan. Setelah itu, Ying Xuan membuka surat yang ditinggalkan si kakek dan membacanya. isi surat Kakek: Nak, terima kasih sudah menjagaku. Karena umur yang sudah tua, Kakek jadi keliru menganggap mu Cucu Kakek. Tapi Kakek harus segera kembali ke rumah sekarang. Sudah ada kereta kuda yang menjemput Kakek karena Cucu Kakek telah kemb

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   73.Lotus

    Setelah bunga lotus yang terbentuk dari cahaya merah muda itu terbentuk sempurna, para murid di Sekte Nuza tampak tercengang. Meski tampilannya hanya sebuah bunga lotus yang tampak indah dan lembut, saat itu mereka dapat merasakan, kalau bunga itu berbahaya. Oleh karenanya, mereka langsung waspada. "Ho~ tidak buruk juga. Aku suka bagaimana kalian langsung bereaksi terhadap bahaya," sanjung Ying Xuan. "Serang dia sebelum Lotusnya mekar sempurna!" seru salah satu murid yang tampaknya, murid paling berpengaruh di sekte Nuza. "Kalian pikir bisa menyentuhku, lucu sekali," ujar Ying Xuan. Persis seperti yang dikatakan Ying Xuan, meski murid sekte Nuza mengerahkan seluruh kemampuan mereka, serangan mereka tetap tiak dapat menyentuh barang sehelai rambut pun dari Ying Xuan. "Pftt...lucu sekali melihat sekumpulan kecoa," hardik Ying Xuan. Tak lama kemudian, Bunga lotus itu semakin mekar, lalu keluarlah asap merah muda yang menyelimuti seluruh murid sekte Nuza. Asap merah muda terse

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status