Home / Fantasi / Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah / 4. Perlawanan pada Ibu Suri

Share

4. Perlawanan pada Ibu Suri

Author: Wrold tree
last update Last Updated: 2025-08-01 08:30:30

Melihat sikap Ying Xuan yang tenang dan tegas, Kaisar yang merasa situasi itu semakin menarik, mulai melirik ke arah Ibu Suri yang tampak sangat kesal.

"Selir Agung, seperti yang kau katakan, atas dasar apa Pelayan rendahan sepertinya harus dipercaya. Kau sendiri tahu kalau dia hanya Pelayan rendahan. Lalu, dari mana dia akan memiliki keberanian untuk menghinamu yang jelas-jelas di atasnya. Bukankah itu...sedikit tidak masuk akal," sahut Ibu Suri Yang sudah tidak tahan untuk ikut campur.

"Ibu Suri. Dia melakukan itu, karna kesombongannya," jawab Ying Xuan.

"Dia adalah Pelayan dari kediamanku. Aku tahu betul bagaimana dirinya. Royi memang sedikit blak-blakan, tapi dia tidak bodoh. Bagaimana mungkin anak sederhana sepertinya berani menyinggungmu," bela Ibu Suri.

Tanpa menjawab pernyataan Ibu Suri barusan, Ying Xuan melambaikan tangannya ke arah belakang, dan salah satu pelayannya yang bernama Shia, seketika maju ke depan.

"Shia, apakah menurutmu, Kaisar itu bijak?" tanya Ying Xuan.

"Tidak," jawab Shia.

mendengar jawaban Shia, para Prajurit spontan menodongkan tombak mereka ke arah Shia, dan meminta Shia agar ia langsung bersujud di depan Kaisar.

"Dari mana datangnya keberanian Pelayan rendahan itu mempertanyakan kebijaksanaan Kaisar," ujar Ibu Suri dengan penuh amarah.

"Dari dukungan di belakangnya," jawab Ying Xuan.

Dengan santainya, Ying Xuan menyentuh ujung tombak para Prajurit, kemudian ia melirik ke arah Kaisar. Hanya dengan melihat tatapan lurus Ying Xuan, Kaisar seketika paham, lalu ia meminta para Prajurit agar mengangkat kembali senjata mereka.

"Lepaskan Pelayan itu!" titah Kaisar.

"Baik, Yang Mulia," jawab para Prajurit sembari menarik kembali tombak mereka.

Setelah membantu Shia berdiri, Ying Xuan berjalan ke depan Kaisar, lalu melirik ke arah Ibu Suri.

"Jika seorang Pelayan memiliki dukungan yang kuat di belakangnya, mereka tidak akan takut merendahkan orang yang lebih tinggi dari dirinya. Persis seperti yang dilakukan Pelayanku tadi. Dengan mempercayai aku akan menyelamatkan nyawanya, ia bahkan tidak gentar mengatakan TIDAK untuk kebijaksanaan seorang Kaisar."

Pernyataan Ying Xuan, secara tidak langsung menyinggung, kalau Ibu Suri telah mendukung Pelayannya itu untuk bersikap lancang pada Selir Agung. Selain berniat menyinggung Ibu Suri, dalam perkataan Ying Xuan, juga terdapat jebakan yang akan mencegah Ibu suri membela Pelayan itu lebih lanjut. Jika sampai Ibu Suri angkat bicara, maka sama saja ia mengakui, kalau dialah yang mendukung pelayan tersebut berbuat lancang.

"Pelayan rendahan ini telah memaksa Selir Agung menghukumnya dan membuatku malu. Hukum dia dengan diusir dari Istana tanpa uang pesangon! Bagaimana menurut anda, Yang Mulia," ujar Ibu Suri yang dengan cepat merubah keputusannya.

"Wanita tua ini tidak masuk dalam jebakanku. Sepertinya, dia cukup pintar," batin Ying Xuan.

"Karna masalah ini sudah selesai, maka Selir Agung diizinkan kembali ke kediamannya. Dan untuk sikap bijaksana Selir Agung, Istana Kaisar akan memberikan 200 batang emas sebagai hadiah!" titah Kaisar.

"Terimakasih atas kemuliaan hati anda, Yang Mulia," ujar Ying Xuan seraya memberi salam perpisahan pada Kaisar.

Saat Ying Xuan dituntun oleh para pelayannya keluar dari ruang baca, Kaisar terus memperhatikan sosok Ying Xuan, sampai Ying Xuan tidak lagi tertangkap oleh pandangannya.

"Selir Agung, sepertinya telah terjadi sesuatu padamu," gumam Kaisar.

Sedangkan Ying Xuan yang saat ini dalam perjalanan kembali ke kediaman phoneix, ia merasakan hidungnya sedikit gatal.

"Ada apa Yang Mulia? Apa ada yang mengganggu anda?" tanya Shia.

"Hum...hidungku terasa gatal. Sepertinya, Ibu Suri sedang memakiku dengan penuh semangat," sahut Ying Xuan.

"Melihat cara anda membuat Ibu Suri diam, sepertinya memang begitu, Yang Mulia," jawab Shu sambil terkekeh pelan.

"Sudah...sudah, kita harus segera kembali. Aku ingi mandi dan beristirahat," ujar Ying Xuan.

"Baik, Yang Mulia," jawab Shia dan Shu.

Setibanya Ying Xuan di kediamannya, ia langsung meminta ketiga Pelayannya untuk membantunya mandi.

"Yang Mulia, tidakkah anda ingin mendiskusikan sesuatu dengan Yang Mulia Kaisar," ujar Rumei membuka pembicaraan.

"Hum? Apa itu?" tanya Ying Xuan balik.

"Misalnya, tentang Pelayan di kediaman anda. Maaf jika hamba lancang. Selama ini, anda sudah ditekan oleh Ibu suri, sehingga satu persatu Pelayan di kediaman Phoenix mulai pergi karna takut akan ancaman dari Ibu Suri. Seorang Selir Agung seperti anda, bukankah seharusnya memiliki banyak pelayan."

Awalnya, Ying Xuan tidak terlalu memperhatikan sekitarnya. Begitu mendengar perkataan Rumei, ia mulai berpikir, selama ia tinggal di Kediaman Phoenix, ia memang tidak pernah melihat Pelayan lain selain kepala Pelayan, Shu, Shia, dan Rumei. Padahal identitasnya adalah Selir Agung.

"Kau benar Rumei, seharusnya...Selir Agung sepertiku memiliki banyak Pelayan," ujar Ying Xuan sembari menyeringai.

"Apakah hal benar membuat Yang Mulia menemui Kaisar? Selama ini, Yang Mulia selalu takut dengan Kaisar. Tapi setelah mendengar cerita Shia, aku setidaknya harus mencoba agar Yang Mulia menjadi sedikit lebih berani. Ini semua agar orang-orang tidak meremehkan Yang Mulia lagi," batin Rumei.

Keesokan paginya, Yiang Xuan langsung meminta Kasim Duan datang menemuinya di Kediaman Phoneix.

"Ada perlu apa Selir Agung memanggil hamba?" tanya Kasim Duan.

"Kasim Duan, aku ingin bertemu dengan Yang Mulia Kaisar, bisakah kau menyampaikan hal itu?" tanya Ying Xuan.

"Mohon maaf Selir Agung. Karna sebentar lagi utusan dari Xianlong akan tiba, Kaisar saat ini tengah sibuk dengan urusan politik. Jadi, untuk sementara waktu, beliau tidak bisa menemui para Selir," ujar Kasim Duan.

"Jika itu utusan Xianlong, berarti akan ada penyambutan di Istana, bukan?" tanya Ying Xuan.

"Benar, Selir Agung. Seperti biasa, hanya Selir tingkat Lima dan di atasnya saja yang bisa hadir di acara penyambutan nanti," jelas Kasim Duan.

Karna tidak bisa menemui Kaisar sementara waktu ini, Ying Xuan kemudian meminta Kasim Duan pergi. Setelah Kasim Duan pergi, Ying Xuan terpikir suatu rencana, agar ia bisa lolos dari cengkraman Ibu Suri sambil memilih pelayan sesuka hati.

"Melihat wajah tersenyum anda, saya rasa, sekarang anda memiliki suatu ide bagus, Yang Mulia," ujar Shu.

"Tentu saja," sahut Ying Xuan.

"Sebenarnya Yang Mulia, sejak anda bangkit dari kematian, anda tidak lagi seperti diri anda. Bahkan tidak sekali saya berpikir kalau sekarang di tubuh anda ada jiwa orang lain," ujar Shia yang diikuti anggukan kepala Rumei dan Shu.

Mendengar pernyataan berani dari Shia barusan, Ying Xuan sedikit tertegun. Tapi tak lama setelah itu, Ying Xuan tenang kembali.

"Hal konyol apa yang baru saja kau katakan Shia. Jika aku bukan Ying Xuan, apa mungkin aku mengingat setiap orang yang mencelakaiku. Hanya saja, melihat gerbang kematian di depan mataku, membuatku berubah drastis," ujar Ying Xuan.

"Hhhh....itu benar Yang Mulia, yang saya ucapkan tadi hanya pikiran konyol saya. Anda yang sekarang lebih baik. Dan saya harap, kedepannya anda akan terus berani untuk melindungi diri anda sendiri," ujar Shia seraya tersenyum hangat.

Meski ketiga pelayan begitu perhatian, dalam benak Ying Xuan, ia tidak bisa benar-benar mempercayai ketiga orang terdekat sang pemilik tubuh. Itu karna, ia masih mengingat pengalaman ketika ia dulu dikhianati oleh teman yang sudah berjuang pahit dan manis bersamanya.

"Di kehidupan ini, aku hanya harus percaya pada diriku sendiri," batin Ying Xuan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   55. Peringatan Jenderal Qin

    Setelah Ying Xuan memberikan beberapa penjelasan kepada Jenderal Qin, dengan sedikit kepercayaan di hatinya dan demi memastikan Zian Rui tetap aman hingga akhir, Jenderal Qin memutuskan untuk menyarungkan kembali pedangnya. "Apa anda yakin, kalau hal ini adalah keputusan terbaik?" tanya Jenderal Qin. "Ya. Tidak ada tindakan yang lebih baik dari ini," sahut Ying Xuan dengan penuh keyakinan. Keesokan harinya, ketika pagi yang cerah membangunkan Zian Rui dari pingsannya, Zian Rui mendapati Jenderal Qin tengah menatapnya dengan sendu. "Jenderal?!" ujar Zian Rui seraya melirik ke arah kiri dan kanan, guna memastikan tidak ada siapa pun di kamarnya. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Jenderal Qin langsung memeluk Zian Rui dengan tangan dan tubuhnya yang gemetar. "Ada apa?! Apa kau terluka?" tanya Zian Rui cemas. "Maafkan aku, Rui'er. Kau benar, aku telah salah mempercayai seseorang. Karna kecerobohanku, kau hampir saja celaka," ujar Jenderal Qin. Mendengar hal itu, Zian Rui

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   54. Jenderal Qin dan Ying Xuan

    Pertempuran antara Jenderal Qin melawan para Assassin tiba-tiba menjadi begitu sengit. Karna Jenderal Qin tidak ingin merusak kamar Zian Rui, atau bahkan mencelakai kekasih hatinya itu, dengan kecepatan penuh ia melesat keluar jendela, yang kemudian diikuti oleh kedua Assassin yang tampak haus darah itu. "Zhang Qin!!" teriak Zian Rui. Tapi karna Jenderal Qin sudah pergi terlalu jauh, ia tidak bisa lagi mendengar teriakan Zian Rui. Ketika Zian Rui melihat kilatan cahaya yang seperti tebasan pedang sedang beradu, ia merasa sangat khawatir pada Jenderal Qin. "Tidak bisa! Aku harus..." "Jangan kemana-mana!" potong seseorang yang baru saja tiba di Kediaman Phoenix, lebih tepatnya di kamar Zian Rui. Saat Zian Rui berbalik, ia mendapati seorang wanita dengan rambut merah muda, sedang menatapnya dengan dingin. "Kau!.....Apa yang kau lakukan di sini, Ying Xuan?!" teriak Zian Rui. "Aku datang untuk memastikan, agar Jenderal Qin tidak membunuh semua Assassin nya," sahut Ying Xuan.

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   53. Situasi darurat

    Di situasi yang cukup menegangkan itu, Zian Rui yang tadinya jatuh terduduk karna menghindari para Assassin, langsung menerima uluran tangan Jendral Qin yang berniat membantunya berdiri. "Bagaimana kau bisa sampai di sini, Jendral? Bukankah saat ini seharusnya kau ada di perbatasan untuk memberantas para Bar-Barian?" tanya Zian Rui. "Permaisuri telah mengirim pasukan Menteri Yohan untuk urusan di sana. Jadi, aku bisa kembali ke Istana," sahut Jendral Qin. "Apa?! Permaisuri! Tapi, aku bahkan telah gagal mendapatkan hatinya. Aku juga tidak akan bisa meminta bantuannya mengingat aku telah memaksa Kaisar menjebloskannya ke penjara," ujar Zian Rui. "Ini bukan tentang bantuan. Tapi tentang keselamatanmu dan reputasi Permaisuri Permaisuri sendiri sudah menebak kalau rencana Ibu Suri untuk melengserkannya dari posisi Permaisuri, akan berbalik menyerang mu. Jadi, dia mengirim pasukan Ayahnya lalu membantuku terbebas dari tugas Perbatasan setelah aku setuju untuk ikut andil dalam rencan

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   52. Ying Xuan dan Assassin

    Beberapa hari telah berlalu sejak terbebasnya Ying Xuan dari penjara. Tapi selama beberapa hari itu juga, Ibu Suri telah merencanakan sesuatu yang buruk, guna menjebak Ying Xuan dan menjatuhkannya dengan tepat. "Bagaimana rencananya?" tanya Ibu Suri. "Sudah dirancang dengan sangat baik, Ibu Suri. Malam ini, akan kami pastikan Permaisuri dihukum mati," ujar Menteri yang menyampaikan informasi soal Ying Xuan waktu itu. "Baiklah. Kalau begitu, mari kita lihat bagaimana Permaisuri bodoh itu akan menghindar kali ini," ujar Ibu Suri. Begitu malam hari tiba, di Kediaman Phoenix dimana Selir Agung tinggal, beberapa Assassin menyusup masuk untuk membunuh sang Selir. Begitu pun di Kediaman Lotus, tempat Ying Xuan berada. Namun berbeda halnya dengan Selir Agung yang menjadi target pembunuhan, Ying Xuan didatangi Assassin hanya untuk mencegahnya keluar dari Kediamannya malam itu. "Dari mana datangnya para Assassin ini?!" ujar Rumei sembari melindungi Ying Xuan di belakangnya. "Ini hadi

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   51.Ying Xuan bebas

    DI AULA SIDANG..... Dengan mayat Pelayan diletakkan disampingnya, Ying Xuan diminta berlutut oleh Kaisar, dan menjelaskan detail situasi sebelum Pelayan itu kehilangan nyawanya. "Yang Mulia, saat itu, aku hanya berbicara dengannya dan mencoba mencari tahu siapa yang memerintahkannya untuk memfitnahku," ujar Ying Xuan. "Kalau itu hanya sebuah pertanyaan, kenapa Pelayan itu bisa mati tiba-tiba. Bahkan pihak dari Aula obat menyatakan, kematian Pelayan itu tanpa sebab. Tidak ada racun atau semacamnya," sahut Kaisar. "Saya juga kurang tahu, Yang Mulia. Yang jelas, Pelayan ini ingin mengatakan sesuatu kemudian ia tiba-tiba berteriak histeris sambil memuntahkan begitu banyak darah," jelas Ying Xuan. Mendengar pernyataan Ying Xuan yang terbilang tidak masuk di akal, para Menteri yang hadir di Sidang untuk ke dua kalinya, mereka menggeram marah dan membantah perkataan Ying Xuan. "Bagaimana bisa seseorang mati begitu saja. Kecuali ada orang yang memang ingin membunuhnya untuk menutup

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   50.Sidang ke dua

    Karna suara teriakan Pelayan tadi cukup nyaring, para penjaga yang mengawasi dari pintu depan penjara, langsung bergegas masuk untuk melihat situasi. Saat para Prajurit itu tiba di sel Ying Xuan dan si Pelayan, mereka dikejutkan oleh pemandangan si Pelayan bersimbah darah, dan dalam keadaan sudah tidak bernyawa. "Apa yang kau lakukan padanya?!" teriak salah satu Prajurit. "Dari pada sibuk meneriaki ku, sebaiknya hal ini segera kalian laporkan pada Komandan kalian agar beritanya segera sampai pada Kaisar," sahut Ying Xuan. Saat para Prajurit itu melihat tatapan Ying Xuan, entah kenapa perasaan terintimidasi yang sangat kuat, membuat mereka mau tidak mau mematuhi perkataan Ying Xuan. "Aku akan melaporkan hal ini pada Komandan. Untuk kalian berdua, tetap disini dan awasi wanita ini!" tunjuk salah seorang Prajurit ke arah Ying Xuan. Setelah Prajurit tadi pergi untuk melaporkan situasi. Sekali lagi, Ying Xuan memperhatikan Pola mantra yang terukir di leher bagian belakang si Pelay

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status