Share

128. Menyambangi Sarang Penyamun

Derap lompatan kaki kuda terdengar, sebagai pertanda sang empunya terlalu tergesa memacunya. Kayana menatap lurus ke arah depan, mulai membelah hutan yang mulai dingin nan lembab. Belum lagi guyuran hujan turut serta. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan langkah. Demi mencari pelaku kejhahatan yang sesungguhnya tidak peduli semak berduri maupun hujan lebar diterjang.

“Kayana, kita sudah berjalan terlalu lama, mari istirahatkan diri,” teriak salah seorang kawan.

Kayana menarik tali kuda membuat terhenti, dia menoleh sekeliling yang ditemui hanya pepohonan tertutup semak-belukar. “Kita istirahat jika menemukan perkampungan, akan sangat bahaya jika berada di hutan asing. Terlebih banyak bandit berkeliaran di saat cuaca seperti ini,” ujar Kayana.

“Baiklah, mari bergegas!” ajak salah seorang.

Hyat! Mereka kembali memacu kuda membelah semakin belukar, entah akan sampai mana mereka berjalan tanpa tentu arah tersebut. hutan terlalu mengerikan juga membuat tersesat.
KarRa

Halo, bab 128 sudah up dengan lebih panjang ya. Semoga puas 🥰🙏

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Khandra mulai posesif pada Rengganis Apa yg sedang dibakar oleh para penyamun ? Mengapa aromanya begitu tak sedap?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status