Share

48. Pesona Rengganis

Terik matahari sangat menyengat kulit, Rengganis mengikuti para bawahannya bersembunyi di balik pohon rindang. Tatapan tajam, busur telah siap di tangan, mengintai seekor kijang. Rengganis mengambil ancang-ancang, matanya menyipit, ada rasa tidak tega melihat kijang tersebut. Namun, sepersekian detik kemudian pikiran Rengganis seperti dikendalikan sesuatu dan …. Srash! Blesh! Anak panah melesat dan menancap di punggung kijang tersebut. Rengganis melebarkan mata saat melihat anak panah itu mengenai sasaran. Tangannnya gemetaran, busur panah luruh jatuh ke tanah.

“Astaga, aku membunuhnya,” keluh Rengganis memasang wajah pucat pasi. Ah, jantungnya berdegup kencang, rasa bersalah itu mengukung dirinya. Dia menoleh ke arah para bawahannya yang berlari menuju ke arah kijang tersebut dengan bersorak-sorai.

“Saya tidak menyangka Permaisuri sangat hebat,” ungkap salah seorang di antara mereka. Dua orang lain mengikat kijang tersebut pada sebuah batang kayu.

“Permaisuri?” pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status