Share

Bab 2. Kalah Telak

“Ada apa ini?” tanya seorang pria tiba-tiba.

Semua orang sontak langsung melihat ke arah pria itu. Termasuk Aruna dan juga Nathan.

“Ini nih, Mas. Dia ngelecehin saya!” ucap Aruna atasan yang sangat dekat dengannya itu datang.

“Enggak-enggak bohong! Saya tidak pernah melakukan itu! Apa buktinya huh?” tanya Nathan membela diri.

“Ya saya memang tidak mempunyai bukti! Tapi untuk apa saya berbohong! Gak ada untungnya!” ucap Aruna, dia lalu melihat ke arah pria yang baru saja datang tadi. “Mas Gerald. Mas Gerald tau sendiri kan aku ini orangnya bagaimana. Mas jauh lebih tau sifat aku itu bagaimana, walaupun aku kerja sebagai hostes di sini tapi kan dari awal kita udah bikin perjanjian kalau aku tidak pernah mau disentuh berlebihan. Hanya sebatas merangkul dan memegang tangan saja, selebihnya aku tidak pernah mau disentuh yang lain-lain. Dan tadi, pria ini dengan tidak punya akhlaknya malah melecehkan aku, Mas. Aku gak terima ya!”

Pria bernama Gerald yang tak lain ialah pemilik dari klub malam itu sontak langsung melihat ke arah Nathan.

“Hari ini kan aku libur, Mas. Aku sedang tidak bekerja di sini, tapi masa masih diperlakukan kayak begini sih? Sebagai seorang tamu, aku berhak dong untuk komplen. Aku gak terima diperlakukan kayak begini sama dia, Mas.” Ucap Aruna seraya menunjuk Nathan. “Aku kan bukan perempuan murahan, Mas.”

“Enggak-enggak, bohong! Dia berbohong!” ucap Nathan kembali membela diri, “Aku tidak pernah melakukan itu, aku tidak pernah melecehkan seorang wanita!” Nathan menatap Aruna, “Kapan aku melakukannya huh?” tanya Nathan pada Aruna, menatap Aruna dengan tatapan yang semakin kesal.

“Tadi saat aku akan ke toilet, kau mendorongku ke tempat yang mengarah ke arah dimana tidak ada CCTV di situ. Kau pasti sudah melihat sekitar dan melihat dimana letak-letak CCTV kan? Dan jalan ke arah toilet itu tidak ada CCTV. Kau sengaja mencari tempat yang tidak ada CCTV agar tidak ada bukti yang menyalahkanmu! Kau memang pria mesum!"

“What the fuck!” Nathan menatap Aruna dengan tatapan yang sangat kesal.

Aruna kembali menatap Gerald lagi. “Mas aku tidak terima diperlakukan seperti ini,” ucap Aruna memasang wajah sedih, “Pokoknya aku ingin pria ini di blacklist dan tidak diperbolehkan lagi masuk ke sini! Jika aku masih melihatnya ada di sini, aku akan resign bekerja di sini!” ancam Aruna.

“Cih!” Nathan mendecih sinis. “Ancamanmu itu sangat konyol! Pemilik club malam tidak mungkin memilihmu dan mengusirku dari tempat ini, aku ini tamu yang mempunyai banyak uang!” ucap Nathan dengan percaya diri.

Jika Nathan begitu percaya diri, Aruna juga sama percaya dirinya. Dia adalah seorang hostes yang mempunyai daya tarik yang luar biasa. Aruna pandai mengambil hati para tamu untuk kembali datang lagi di malam esok. Dia begitu sangat menguntungkan untuk club tempatnya bekerja jadi dia juga sangat yakin jika Gerald pasti akan mendengarkannya.

“Kau tadi mengatakan jika kau ini bekerja di tempat ini bukan? Cih! Kau hanya seorang pekerja, sedangkan aku? Aku ini tamu di sini! Pemilik club jelas akan memilih tamu yang mempunyai banyak uang dibandingkan pekerja sepertimu!”

Aruna yang mendengar Nathan berucap itu semakin memicingkan mata. “Woaahh, sombong sekali anda ini Tuan! Kita lihat saja, siapa yang akhirnya akan pergi dari tempat ini. Aku yang hanya seorang pekerja, atau kau yang mempunyai banyak uang!” ucap Aruna.

Nathan tersenyum smirk, dia sangat yakin kalau pemilik club malam pasti akan berpihak padanya.

“Mas Gerald, sekarang aku tanya sama kamu Mas. Mas lebih memilih aku yang membuat tempat Mas ini ramai, atau memilih dia?” tanya Aruna menunjuk Nathan. “Inget ya, Mas, tamu ber-uang yang ada di sini itu kebanyakan mau datang ke sini karena aku. Kalau aku keluar dari tempat ini, sudah bisa dipastikan mereka yang datang ke sini juga akan pergi karena gak ada aku. Aku bisa bekerja di club malam lain dan membawa para tamu yang ada di sini untuk ikut denganku. Sedangkan dia? Dia saja baru pertama kali datang ke sini, bertahun-tahun aku kerja di sini, ini kali pertama aku melihat pria mesum ini! Jadi silahkan pilih, aku … atau dia!”

“What? Pria mesum? Cih!” Sudut bibir Nathan kembali terangkat.

Gerald sontak langsung melihat ke arah Aruna dan juga Nathan bergantian, dia tidak mungkin membiarkan Aruna pergi dan keluar dari club malam yang menjadi usahanya. Selama ini, Aruna lah yang memikat banyak tamu agar mau datang ke tempatnya. Aruna adalah kunci utama dalam usahanya. Jika Aruna pergi, club malamnya mungkin akan kembali sepi seperti dulu saat sebelum Aruna datang. Aruna begitu sangat menguntungkan untuknya.

Gadis itu pandai sekali menarik para tamu yang datang agar mau datang kembali dan bahkan membawa teman-temannya yang lain.

Tempatnya menjadi ramai karena kepiawaian Aruna dalam melayani para tamu yang datang.

“Kalau Aruna tidak ada di sini, aku akan pergi mengikuti Aruna kemanapun dia pergi,” ucap Seorang pria yang usianya sekitar 30 tahunan.

“Aku pun sama,” jawab Pria yang lain.

Pria lain menimpali. “Aku juga.” Dia melihat ke arah Nathan, “Kami semua di sini bahkan tidak pernah berani menyentuh dia terlalu jauh. Dan kau? Berani sekali melakukan hal seperti itu pada primadona kami.”

Mereka semua membela Aruna, mereka senang dengan cara kerja Aruna bukan karena tubuh Aruna. Tetapi karena Aruna pandai sekali membuat mereka nyaman dan asik diajak berbincang. Sebagian dari mereka bahkan ada yang berani dan tak segan menceritakan kehidupan pribadi mereka yang sangat rumit pada Aruna.

Aruna tersenyum puas saat beberapa tamu membelanya.

Nathan mengepalkan tangannya kuat.

Setelah mendengar para tamu menyeruakan suaranya, Gerald lalu menatap Nathan. “Maaf, Mas. Setelah ini sebaiknya Mas jangan pernah datang kembali ke tempat kami,” ucap Gerald pada Nathan.

“What?” Nathan menatap Gerald dengan tatapan kaget saat ternyata pemilik club malam itu malah lebih memilih Aruna daripadanya.

Aruna yang mendengar Gerald berucap itu sontak langsung tersenyum dengan sangat puas, dia merapatkan kedua tangannya di bawah dada terlipat dan menatap Nathan dengan senyum smirknya.

“Ini saya tidak salah dengar? Anda lebih memilih kehilangan saya, tamu yang membayar kalian dengan banyak uang, dibandingkan dia?” tanya Nathan tidak terima.

“Sudahlah, Tuan. Terima saja!” ucap Aruna, “Masih untung aku hanya meminta agar kau di blacklist dari tempat ini. Jika aku melapor pada polisi, namamu sudah pasti akan jatuh! Kau seorang pengusaha bukan? Kau mau namamu terpampang di media karena kasus pelecehan?”

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status